cover
Contact Name
Ahmad Ashifuddin Aqham
Contact Email
ahmad.ashifuddin@gmail.com
Phone
+6285753740095
Journal Mail Official
medlabjournal@stikeskesosi.ac.id
Editorial Address
Jl. Bojong Raya No. 58, Kel. Rawa Buaya, Kec. Cengkareng,, Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, 13210
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Medical Laboratory
ISSN : 28098250     EISSN : 28098269     DOI : 10.57213
Core Subject : Health,
Artikel dapat berasal dari Ruang Lingkup: Hematologi, Kimia klinik, Imunoserologi, Sitohitoteknologi, Mikrobiologi, Parasitologi, Toksikologi klinik.
Articles 23 Documents
PENGARUH PAPARAN LINEAR ALKALYBENZEN SULFONAT (LAS) TERHADAP KADAR PROTEIN TOTAL PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Ayu Putri Lestari; Tuti Alawiyah; Nur Hidayah
Jurnal Medical Laboratory Vol. 1 No. 2 (2022): Juli : Jurnal Medical Laboratory
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.277 KB) | DOI: 10.57213/medlab.v1i2.128

Abstract

Tilapia is a source of protein that is healthy and low in fat. Tilapia is a source of protein that is healthy and low in fat. Animal protein is found in fish, one of which is tilapia which has a protein content of more than 16.05%. One of the causes of protein denaturation is detergent. Razmi's research results, 2021 measuring the levels of laundry waste in Martapura river water in Sungai Lulut Village obtained concentrations at a distance of 100 meters of 3.4 mg/L, a distance of 200 meters of 2.4 mg/L and a distance of 300 meters of 1.6 mg/L. To determine the effect of exposure to Linear Alkalybenzen Sulfonate (LAS) on total protein levels in tilapia in the Martapura River and the effect of differences in time intervals of exposure to Linear Alkalybenzen Sulfonate (LAS) on total protein levels in tilapia in the Martapura River. This research uses Pre Experimental with Post Test Only Control Group Design approach. The test method was carried out qualitatively and quantitatively. The qualitative test method was carried out by the biuret test while the quantitative test method saw the difference in the time interval of exposure to Linear Alkalybenzen Sulfonate (LAS) on the total protein content of tilapia using Visible Spectrophotometric instruments. Data analysis using One-Way ANOVA. Based on the qualitative analysis, all samples were positive in the biuret test. The results of the quantitative analysis obtained were a decrease in total protein levels at intervals of 0.3,6,9 hours with an average control at 3 hours 2.26%, 3 hours to 6 hours 4.49%, and 6 hours to 9 hours. 4.5%. 501.64 ppm. The administration of LAS with different intervals of exposure (control, 3 hours, 6 hours, 9 hours) showed a significant effect on the total protein content of tilapia, namely a decrease in the total protein content.
UJI EVALUASI FITOKIMIA TUMBUHAN HERBAL BERDASARKAN INFORMASI EMPIRIS PADA MASYARAKAT LOMBOK Nurul Indriani; MUHAMMAD EKA PUTRA RAMANDHA; I Nyoman Bagus Aji Kresnapati
Jurnal Medical Laboratory Vol. 2 No. 1 (2023): Januari: Jurnal MedLab
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/medlab.v2i1.131

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi tumbuhan khas sasak dapat dijadikan bahan pengobatan atau obat alternatif oleh masyarakat. Uji yang dilakukan yaitu uji kulaitatif yaitu skrining fitokimia. Skrining dilakukan untuk mengetahui kandungan, alkaloid, flavonoid, terpenoid, tanin dan saponin. Penelitian ini merupakan penelitian dasar atau penelitian permulaan untuk menseleksi kandungan-kandungan obat dalam tumbuhan khas sasak. Preparasi sampel dilakukan pengeringan untuk mengurangi kadar air, dan masing-masing tumbuhan obat dilakukan maserasi dengan pelarut metanol 96% selama 2 x 24 jam. Ekstrak kental dilakukan pengujian menggunakan reagen menghasilkan warna tertentu. Hasil penelitian yaitu seluruh tumbuhan obat yang diuji berpotensi dijadikan obat dan dapat digunakan sebagai saran pengobatan oleh masyarakat.
IDENTIFIKASI BAKTERI PENYEBAB INFEKSI NOSOKOMIAL (Pseudomonas aeruginosa) PADA LANTAI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) Seftiwan Pratami Djasfar; Yuri Pradika
Jurnal Medical Laboratory Vol. 2 No. 1 (2023): Januari: Jurnal MedLab
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/medlab.v2i1.135

Abstract

Rumah Sakit adalah tempat pelayanan terapeutik, rawat inap, rawat jalan, dan berbagai aktivitas lainnya sebagai pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mencapai kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Selain untuk mencari kesembuhan, rumah sakit juga merupakan sumber berbagai macam penyakit baik bagi pasien maupun pengunjung. Penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme patogen, dimana patogen ini dapat menghuni dan berkembang biak di lingkungan rumah sakit seperti udara, air, lantai, makanan, peralatan medis dan non medis. Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu ruangan yang merupakan bagian dari rumah sakit dengan fasilitas khusus untuk observasi, perawatan dan pengobatan pasien. Pasien yang dirawat di unit perawatan intensif memiliki risiko penyakit yang mengancam jiwa, kegagalan organ, dan kematian. Salah satu infeksi yang didapat di rumah sakit paling umum terjadi di unit perawatan intensif (ICU) adalah infeksi nosokomial. Salah satu bakteri penyebab infeksi nosokomial adalah Pseudomonas aeruginosa. Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri patogen oportunistik yang menyebabkan infeksi nosokomial dan penggunaan ventilator juga menyebabkan infeksi saluran kemih dan pneumonia. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri Pseudomonas aeruginosa penyebab infeksi nosokomial pada lantai di Rumah Sakit Umum (RSU) X di kota Jakarta. Variabel penelitian adalah bakteri yang terdapat pada lantai Intensive Care Unit (ICU). Bakteri infeksi nosokomial diidentifikasi dengan cara diisolasi pada media MCA, kemudian dilanjutkan dengan uji biokimia dan diamati di bawah mikroskop. Hasil penelitian ditemukan adanya Pseudomonas aeruginosa pada lantai Rumah Sakit X.
IDENTIFIKASI TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA SAYURAN MENTAH DI PASAR TRADISIONAL Zahara Fadilla
Jurnal Medical Laboratory Vol. 2 No. 1 (2023): Januari: Jurnal MedLab
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/medlab.v2i1.144

Abstract

Infeksi cacing usus masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, yang sangat berkaitan dengan keadaan kebersihan pribadi, keadaan sosial ekonomi dan sanitasi lingkungan. Infeksi kecacingan ini masih banyak terjadi terutama rentan pada masyarakat perdesaan dan daerah perkotaan yang tinggal dipemukiman yang padat penduduk dan lingkungan yang kumuh. Cacing yang termasuk golongan Soil-transmitted Helminths (STH) merupakan nematoda yang memerlukan tanah untuk perkembangan bentuk infektifnya. Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan mengkonsumsi sayuran mentah (lalapan) untuk campuran makanan lain. Kebiasaan memakan sayuran mentah ini harus memperhatikan proses pencuciannya, jika pencuciannya kurang baik memungkinkan adanya protozoa dan telur cacing STH pada sayuran tersebut Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui ada tidaknya kontaminasi Soil Transmitted Helminths pada sayuran mentah di Pasar Tradisional. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan pengambilan sampel penelitian dilakukan secara random sampling di pasar tradisional. Sampel diambil dari pedagang yang menjual sayuran daung bawang, selada dan kangkung. Hasil penelitian menunjukan pada sayuran daun bawang ditemukan telur cacing Trichuris trichiura, serta larva cacing Hookworm dan larva cacing Strongyloides stercoralis, sedangkan pada daun selada dan kangkung tidak ditemukan kontaminasi parasit.
KESADAHAN TOTAL DAN KADAR KLORIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DARI DEPOT AIR MINUM SEKITAR KAMPUS STIK KESOSI Yuri Pradika; Seftiwan Pratami Djasfar
Jurnal Medical Laboratory Vol. 2 No. 1 (2023): Januari: Jurnal MedLab
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/medlab.v2i1.145

Abstract

Air minum merupakan kebutuhan penting bagi kehidupan manusia. Air minum isi ulang merupakan air alternatif untuk dikonsumsi karena harga yang murah. Meski lebih murah, tidak semua depot air minum isi ulang terjamin keamanan produknya. Oleh karena itu, masih ada kemungkinan air minum isi ulang yang dihasikan tidak sehat dan tidak layak konsumsi.  Beberapa parameter kimia penting yang harus dipenuhi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 492/Menkes/IV/2010 dalam persyaratan kualitas air minum adalah kesadahan dan klorida. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesadahan total dan kadar klorida dalam air minum isi ulang dari depot air minum sekitar kampus STIK KESOSI. Sampel air minum isi ulang diambil secara acak dari 6 depot air minum sekitar kampus STIK KESOSI. Analisis kesadahan total sampel A, B, C, D, E dan E ditentukan dengan metode titrasi kompleksometri berturut-turut yaitu 52 mg/L, 66 mg/L, 57 mg/L, 26 mg/L, 36 mg/L dan 36 mg/L, sedangkan analisis kadar klorida menggunakan metode titrasi argentometri berturut-turut yaitu 12,12 mg/L, 21,01 mg/L, 15,62 mg/L, 30,44 mg/L, 1,75 mg/L dan 5,79 mg/L.
ANALISIS SENYAWA PPD DAN LOGAM BERAT SECARA KUALITATIF PADA SAMPEL TATO TEMPORER DI BEBERAPA TOKO KOSMETIK OFFLINE DAN ONLINE Aulia Mutiara Hikmah
Jurnal Medical Laboratory Vol. 2 No. 1 (2023): Januari: Jurnal MedLab
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/medlab.v2i1.155

Abstract

Tato temporer digunakan oleh masyarakat terutama remaja sebagai alternatif ketika takut menggunakan tato permanen. Ketakutan akan bahaya tato permanen juga seharusnya menjadi awareness dari remaja itu terhadap penggunaan tato temporer. Tato temporer alami seperti henna seharusnya tidak berbahaya, namun, jika produsen memasukkan bahan aditif seperti para-phenylenediamin (PPD) dan logam berat, maka tato temporer tersebut dapat membahayakan para pemakainya. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis kualitatif untuk mengetahui apakah tato temporer yang digunakan memiliki kandungan PPD dan logam berat yang dapat membahayakan kesehatan para pemakainya. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif menggunakan beberapa reagen pereaksi spesifik terhadap senyawa PPD dan logam berat. Sampel yang digunakan adalah tato temporer yang dibeli di beberapa toko kosmetik offline maupun online. Dari 6 sampel tato temporer yang diuji, terdapat 2 sampel yang positif terhadap senyawa PPD, dan 1 sampel berbeda yang positif terhadap logam Kadmium. Dari pemeriksaan ini, perlu diperiksa lebih lanjut untuk mengetahui kadar dari senyawa PPD menggunakan alat HPLC dan kadar logam Kadmium menggunakan AAS.
WAWASAN BIOINFORMATIKA NEXT GENERATION SEQUENCING DALAM SAMPEL METAGENOMIK MIKOBIOMA USUS: Review Alfriana Margareta
Jurnal Medical Laboratory Vol. 2 No. 1 (2023): Januari: Jurnal MedLab
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/medlab.v2i1.151

Abstract

Mikrobiota usus terdiri dari bakteri, fungi dan virus yang memiliki peran penting dalam kesehatan manusia dan patogenesis penyakit. Komunitas bakteri usus telah banyak dipelajari dibandingkan fungi dan virus karena usus didominasi oleh bakteri. Meskipun, keragaman fungi atau mikobiom usus lebih rendah dibandingkan dengan komunitas bakteri, diketahui fungi juga berperan penting dalam penyakit usus manusia. Beberapa penelitian menunjukan keterlibatan fungi pada tumor gastrointestinal dan paru-paru. Diketahui, DNA fungi terkait tumor tersebut dapat berfungsi sebagai biomarker diagnostik atau prognostik. Metode kultur untuk mempelajari komunitas fungi secara komprehensif sulit untuk dilakukan. Next generation sequencing (NGS) merupakan teknik sekuensing yang dapat diterapkan secara luas untuk mempelajari mikrobioma usus. Data NGS dapat dianalisis berdasarkan marker-gene 18S rRNA, internal transcribed spacer (ITS) dan shotgun metagenomik yang membutuhkan wawasan bioinformatik didalam mengoperasikan datanya. Oleh karena itu, pada ulasan ini, dirangkum pipeline bioinformatika yang umum digunakan untuk analisis data mikobioma usus. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan cara mengulas jurnal-jurnal NCBI dan Frontiers sebanyak 65 jurnal dari tahun 2000 sampai dengan 2022. memberikan informasi tentang wawasan bioinformatika dalam analisis metagenomik fungi. Analisis metagenomik fungi berdasarkan amplikon dan shotgun memudahkan peneliti dalam mempelajari taksonomi dan fungsional fungi. Selain itu, juga dapat memprediksi gen atau protein tertentu sehingga dapat berguna untuk mempelajari suatu penyakit.
ANALISIS SENYAWA BORAKS DALAM URINE DENGAN METODE KURKUMIN (STUDI KASUS PENGONSUMSI KERUPUK PULI) Anik Eko Novitasari; Thalia Salsabilla Putri
Jurnal Medical Laboratory Vol. 2 No. 2 (2023): Juli: Jurnal MedLab
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/medlab.v2i2.185

Abstract

Kerupuk merupakan makanan ringan yang sangat digemari oleh masyarakat dan dijadikan sebagai bahan pelengkap makanan pokok. Kerupuk sendiri merupakan bahan olahan dari tepung yang biasanya ditambahkan ikan, bawang, atau bahan lainnya guna memperkaya cita rasa. Kerupuk akan terasa lebih nikmat apabila mempunyai tekstur renyah. Salah satu cara yang digunakan kerupuk agar menjadi renyah adalah dengan menambahkan bahan tambahan pangan. Bahan yang dimaksud adalah boraks. Ditambahkannya zat boraks yang dilarang pada bahan makanan bertujuan untuk memperpanjang masa simpan, menghambat pertumbuhan bakteri, mencegah bau tengik, tekstur menjadi renyah dan memperbaiki rasa serta warna pada makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan boraks dalam urine sebagai hasil akhir metabolisme boraks dalam tubuh. Metode penelitian ini menggunakan Uji Tumerik dengan Kertas Kurkumin. Hasil penelitian pada 20 responden didapatkan 6 urine positif mengandung senyawa boraks yang ditandai dengan warna merah kecoklatan pada kertas kurkumin. Oleh karena itu diperlukan pengawasan lebih lanjut terhadap pangan yang diduga mengandung boraks serta sosialisasi lebih kepada penjual dan konsumen agar lebih waspada terhadap bahan tambahan pangan berupa boraks.
ANALISIS CEMARAN BAKTERI E. coli PADA AIR KOLAM RENANG UMUM DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN METODE MPN (MOST PROBABLE NUMBER) Laili Safitri; Seftiwan Pratami Djasfar
Jurnal Medical Laboratory Vol. 2 No. 2 (2023): Juli: Jurnal MedLab
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/medlab.v2i2.192

Abstract

Air merupakan kebutuhan manusia, begitu juga dengan air kolam renang yang sering digunakan untuk rekreasi maupun olah raga. Kolam renang kini telah berkembang pesat di berbagai daerah termasuk Kabupaten Tangerang. Oleh karena itu, air kolam renang harus sesuai dengan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan berdasarkan Peraturan Departemen Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung cemaran bakteri E. coli pada air kolam renang umum di Kabupaten Tangerang berdasarkan Standar Permenkes No 32 Tahun 2017. Bakteri E. coli menjadi salah satu spesies utama dalam subkelompok fecal coliform karena sifatnya yang lebih spesifik karena umumnya tidak tumbuh di lingkungan secara bebas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode MPN yaitu suatu metode analisis kuantitatif untuk menentukan jumlah mikrooganisme target pada sampel yang dilakukan dengan dua tahapan, yaitu uji pendugaan dan uji penegasan. Uji pendugaan dilakukan dengan menggunakan media Lactose Broth (LB). Kemudian tabung dengan sampel yang positif dilanjutkan ke tahap dua yaitu uji konfirmasi yang dilakukan dengan media Briliant Green Lactose Broth untuk menghitung jumlah bakteri Coliform kelompok E. coli lalu dirujuk ke tabel Thomas. Pada penelitian ini didapatkan hasil berupa 2 dari 3 sampel positif E. coli dan 1 dari 2 sampel positif tersebut, nilainya berada di atas ambang batas ketentuan Peraturan Departemen Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017 yaitu < 1 colony form unit (cfu)/100 ml sampel yang diperiksa setiap bulan. Dimana kolam A adalah 0 CFU/100ml, kolam B adalah 0,911 CFU/100ml dan kolam C adalah 1,070 CFU/100ml.
ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT DALAM JAMU TRADISIONAL PEGAL LINU KEMASAN YANG BEREDAR DI MARKETPLACE Yuri Pradika
Jurnal Medical Laboratory Vol. 2 No. 2 (2023): Juli: Jurnal MedLab
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/medlab.v2i2.193

Abstract

Bahan kimia obat adalah zat-zat kimia yang biasanya ditambahkan dalam sediaan obat tradisional agar memperkuat indikasi dari obat tradisional tersebut dan memberikan efek kerja yang kuat cepat dalam menyebuhkan penyakit. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 007 tahun 2012 tentang registrasi obat tradisional. Obat tradisioanal dimana salah satunya adalah jamu tradisional dilarang mengandung bahan kimia obat yang merupakan hasil isolasi atau sintetik yang berkhasiat obat. Konsumsi obat tradisional dengan adanya bahan kimia obat keras dapat membahayakan kesehatan bahkan mematikan. Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi bahan kimia obat dalam jamu tradisional pegal linu kemasan yang beredar di marketplace. Sampel jamu pegal linu yang diteliti sejumlah 12 sampel. Analisis senyawa bahan kimia obat yaitu parasetamol, asam mefanamat dan deksametason menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang diamati di bawah sinar lampu UV 254 nm. Hasil penelitian mununjukkan sampel B dan D positif mengandung parasetamol.

Page 2 of 3 | Total Record : 23