cover
Contact Name
Elan Ardri Lazuardi,
Contact Email
humaniora@ugm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
humaniora@ugm.ac.id
Editorial Address
Humaniora Office d.a. Fakultas Ilmu Budaya UGM, Gedung G, Lt. 1 Jalan Sosiohumaniora, Bulaksumur, Yogyakarta 55281 Indonesia
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Humaniora
ISSN : 08520801     EISSN : 23029269     DOI : 10.22146/jh
Core Subject : Humanities,
Humaniora focuses on the publication of articles that transcend disciplines and appeal to a diverse readership, advancing the study of Indonesian humanities, and specifically Indonesian or Indonesia-related culture. These are articles that strengthen critical approaches, increase the quality of critique, or innovate methodologies in the investigation of Indonesian humanities. While submitted articles may originate from a diverse range of fields, such as history, anthropology, archaeology, tourism, or media studies, they must be presented within the context of the culture of Indonesia, and focus on the development of a critical understanding of Indonesia’s rich and diverse culture.
Articles 929 Documents
Pengayaan Budaya Nasional dalam Proses Transformasi Suhartono Suhartono
Humaniora Vol 10, No 1 (1998)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1668.855 KB) | DOI: 10.22146/jh.602

Abstract

Melalui catatan kecil ini akan dikemukakan dialog yang tidak kalah pentingnya dengan dialog yang akhir-akhir ini banyak dimediamasakan khususnya yang berhubungan dengan IPTEK. Bukan semata-mata pengajuan judul dengan tema budaya atau kebudayaan yang ada dalam lingkup ilmu humaniora itu menjadi warga kelas dua dalam jajaran ilmu pengetahuan di Indonesia setelah IPTEK, akan tetapi lebih menempatkan pada proporsi yang sebenarnya dimana kedudukan budaya nasional khususnya dalam PJP II.
Oral History Versus Oral Tradition Soegijanto Padmo
Humaniora Vol 10, No 1 (1998)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1066.241 KB) | DOI: 10.22146/jh.603

Abstract

When in 1974, a religious teacher tried to reopen a religious school in Kedung Turi Village, Plasa Sub-District which had been in operation in the northern area since the mid of the 19th century. Since there is no relation in many respects between the newly emerged kyai in Kedung Turi and the relatively settled-down older kyais of southern part, namely in Tebuirang, Tambakberas, and the surrounding villages, they declared that the kyai of Kedung Turi is not a genuine kyai. In this paper, an attempt is made to discover why the Kedung Turi religious school is considered as not a genuine pesantren and the kyai is not a genuine kyai and how it developed within period of relatively in relatively short period of time has been attracting so many followers.
The Economic Integration of Different Ecological Zones in Southern Sumatra in the Late Colonial Period Bambang Purwanto
Humaniora Vol 10, No 1 (1998)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2365.939 KB) | DOI: 10.22146/jh.604

Abstract

So far, the development of southern Sumatra has been explained by its integration into the world market. This view ignores the local ecological conditions, that offer opportunities of the world market. This article therefore gives an overview of the local ecological situation and the changing ways the people exploited their environment.
Beberapa Paradigma Diakronis dalam Arkeologi Pemukiman Heddy Shri Ahimsa-Putra
Humaniora Vol 10, No 1 (1998)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2303.907 KB) | DOI: 10.22146/jh.605

Abstract

Kesadaran tentang makna strategis studi pola pemukiman secara arkeologis, serta upaya untuk mengatasi kelemahan model sistemik dalam studi tersebut agar arkeologi lebih mampu mengungkapkan dan menjelaskan berbagai perubahan dalam masyarakat-masyarakat kuno melalui studi pola pemukimannya, telah mendorong para ahli arkeologi mengembangkan berbagai paradigma baru yang lebih diakronis sifatnya. Hasil studi dengan paradigma semacam ini biasanya berupa uraian tentang perubahan yang telah terjadi dalam masyarakat yang diteliti, prosesnya, serta berbagai macam dampaknya terhadap aspek-aspek sosial-budaya lainnya. Tidak mengherankan jika hasil kajiannya menjadi tampak lebih dinamis, dengan rentang waktu yang lebih panjang pula. Meskipun demikian, hal itu tidak berarti bahwa paradigma diakronis lebih baik dari paradigma sinkronis.
Wanita dan Pertanian (Suatu Tinjauan Berwawasan “Gender”) Tuty Gandarsih MRS
Humaniora Vol 10, No 1 (1998)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1524.715 KB) | DOI: 10.22146/jh.606

Abstract

Di Indonesia sektor pertanian pada saat ini dan di masa mendatang masih akan menjadi tempat bertumpu angkatan kerja wanita, akan tetapi secara proporsional ada kecenderungan menurun. Bila pada tahun 1971, 64,7% angkatan wanita bekerja di sektor pertanian, maka pada tahun 1985, presentasenya menurun menjadi 53,7%. Hal ini terjadi karena tendensi maskulinisasi sektor pertanian sebagai akibat penerapan teknologi pertanian yang baru (Moeljarto, 1996:6).
Semiotika: Teori, Metode, dan Penerapannya Rachmat Djoko Pradopo
Humaniora Vol 10, No 1 (1998)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1564.232 KB) | DOI: 10.22146/jh.607

Abstract

Makhluk hidup, khususnya manusia, untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan hidupnya, perlu berhubungan dengan makhluk atau manusia lainnya. Untuk berkomunikasi atau berhubungan itu perlu sarana komunikasi yang dapat dimengerti oleh manusia lainnya. Oleh karena itu, manusia menciptakan tanda-tanda yang saling dimengerti. Tanda-tanda itu berupa tanda-tanda yang dapat diindera oleh manusia, baik tanda berupa bunyi, tanda visual yang dapat dilihat, tanda yang dapat diraba, dirasakan, atau bahkan dapat dicium baunya. Tanda-tanda itu mulai dari yang sederhana sampai kepada yang makin lama makin ruwet. Tentu saja, manusia menciptakan tanda-tanda itu dengan sistem atau aturan-aturan tertentu yang saling dipahami. Karena manusia itu makhluk sosial, maka fenomena sosial dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda dengan sistemnya yang dimengerti bersama.
The Prairie and Deliverance: A Futile Search for a “Paradise Regained” Djuhertati Imam Muhni
Humaniora Vol 10, No 1 (1998)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.928 KB) | DOI: 10.22146/jh.608

Abstract

Through the fall of Adam and Eve, paradise was lost to human beings; the striving for its recovery never ends. The dream for a "paradise on earth" is a universal phenomenon which attracks writers. In this short essay I would attempt to show how two American novelists of different generations depict the futile effort to regain the lost paradise in this world. James Fenimore Cooper who wrotr The Prairie was born in the nineteenth century whereas James Dickey the writer of Deliverance was born in tyhe twentieth, yet both novelists deal with the tragic relationship between the ideal and the real. In their Respective novels, The Prairie and Deliverance, both James Fenimore Cooper and James Dickey describe humankind's futile search for a paradise regained. Both are bitter books, in the sense that the protagonists in each find out that wahat they are striving for is only an empty dream.
Kebebasan dan Ketidakbebasan dalam Cerita Pendek “Tembok” Karya Jean-Paul Sartre Kajian Sosiologi – Hegemonis Wening Udasmoro
Humaniora Vol 10, No 1 (1998)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1614.984 KB) | DOI: 10.22146/jh.609

Abstract

Le Mur, atau dalam hal ini diterjemahkan dengan "Tembok" adalah cerita pendek karya seorang sastrawan sekaligus filsuf Prancis yang terkenal dengan perenungannya tentang eksistensialisme yaitu Jean-Paul Sartre. "Tembok" menjadi penyekat dua ruang sosiologis seperti yang telah dijelaskan dalam teori Karl Marx. Cerita ini berlatar kehidupan Spanyol sekitar tahun 30-an. Tokoh-tokoh yang bermain dalam cerita ini mewakili kelompok anarki dan kelompok militer.
Proses Komunikasi Teks: Studi Kasus Teks-Stiker-Plesetan Sugihastuti Sugihastuti
Humaniora Vol 10, No 1 (1998)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1862.221 KB) | DOI: 10.22146/jh.610

Abstract

Melihat teks (kata dan kalimat)-nya, stiker plesetan menunjukkan kategori beraneka. Ada diantaranya berteks "baku", "standar", kata dan kalimatnya tidak diplesetkan, misalnya ojo dumeh. Akan tetapi, sebagian besar di antaranya adalah teks yang menyimpang dari konvensi.
Estetika Sinema Elektronik dalam Kasus Narasi Si Doel Anak Sekolahan Muslikh Madiyant
Humaniora Vol 10, No 1 (1998)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1617.904 KB) | DOI: 10.22146/jh.611

Abstract

Menyetarakan film dan narasi sebagai suatu pasangan, pada mulanya tidaklah jelas asal usulnya (Jaques Aumont, 1983) sebab ketika diketemukan kali pertama, film tidak begitu saja secara masif naratif. Film sebagai perangkat, pada mulanya, lebih cenderung memainkan penyelidikan ilmiah, memainkan perangkat pelaporan atau dokumentasi, perpanjangan lukisan, atau bahkan sekadar tontonan. Dalam kata lain, seni film pada awalnya lebih diterima sebagai alat perekam yang tidak ditujukan untuk menuturkan cerita dengan cara-cara spesifik.

Page 1 of 93 | Total Record : 929


Filter by Year

1989 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 35, No 2 (2023) Vol 35, No 1 (2023) Vol 34, No 2 (2022) Vol 34, No 1 (2022) Vol 33, No 3 (2021) Vol 33, No 2 (2021) Vol 33, No 1 (2021) Vol 32, No 3 (2020) Vol 32, No 2 (2020) Vol 32, No 1 (2020) Vol 31, No 3 (2019) Vol 31, No 2 (2019) Vol 31, No 1 (2019) Vol 30, No 3 (2018) Vol 30, No 2 (2018) Vol 30, No 1 (2018) Vol 29, No 3 (2017) Vol 29, No 2 (2017) Vol 29, No 1 (2017) Vol 28, No 3 (2016) Vol 28, No 2 (2016) Vol 28, No 1 (2016) Vol 27, No 3 (2015) Vol 27, No 2 (2015) Vol 27, No 1 (2015) Vol 26, No 3 (2014) Vol 26, No 2 (2014) Vol 26, No 1 (2014) Vol 25, No 3 (2013) Vol 25, No 2 (2013) Vol 25, No 1 (2013) Vol 24, No 3 (2012) Vol 24, No 2 (2012) Vol 24, No 1 (2012) Vol 23, No 3 (2011) Vol 23, No 2 (2011) Vol 23, No 1 (2011) Vol 22, No 3 (2010) Vol 22, No 2 (2010) Vol 22, No 1 (2010) Vol 21, No 3 (2009) Vol 21, No 2 (2009) Vol 21, No 1 (2009) Vol 20, No 3 (2008) Vol 20, No 2 (2008) Vol 20, No 1 (2008) Vol 19, No 3 (2007) Vol 19, No 2 (2007) Vol 19, No 1 (2007) Vol 18, No 3 (2006) Vol 18, No 2 (2006) Vol 18, No 1 (2006) Vol 17, No 3 (2005) Vol 17, No 2 (2005) Vol 17, No 1 (2005) Vol 16, No 3 (2004) Vol 16, No 2 (2004) Vol 16, No 1 (2004) Vol 15, No 3 (2003) Vol 15, No 2 (2003) Vol 15, No 1 (2003) Vol 14, No 3 (2002) Vol 14, No 2 (2002) Vol 14, No 1 (2002) Vol 13, No 3 (2001) Vol 13, No 1 (2001) Vol 12, No 3 (2000) Vol 12, No 2 (2000) Vol 12, No 1 (2000) Vol 11, No 3 (1999) Vol 11, No 2 (1999) Vol 11, No 1 (1999) Vol 10, No 1 (1998) No 9 (1998) No 8 (1998) No 6 (1997) No 5 (1997) No 4 (1997) No 3 (1996) No 2 (1995) No 1 (1995) No 1 (1994) No 3 (1991) No 2 (1991) No 1 (1989) More Issue