cover
Contact Name
-
Contact Email
evinurleni@fisip.upr.ac.id
Phone
+6285252726527
Journal Mail Official
evinurleni@fisip.upr.ac.id
Editorial Address
Jalan Yos Sudarso Jurusan Sosiologi FISIP UPR
Location
Kota palangkaraya,
Kalimantan tengah
INDONESIA
Jurnal Sosiologi
ISSN : 22392274     EISSN : 27760758     DOI : -
Jurnal SOSIOLOGI: dikelola oleh Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Palangka Raya. Jurnal SOSIOLOGI merupakan media bagi publikasi tulisan-tulisan ilmiah dengan fokus dan lingkup antara lain isu-isu aktual yang relevan dalam bidang Sosiologi, Politik dan Ilmu Budaya seperti Kritik sosial dalam hubungan masyarakat dan korporasi, Budaya dan masyarakat adat, Konflik dan integrasi, Masyarakat pluralisme, Politik multikultur, Gender dan feminisme dan Lingkungan Hidup.
Articles 56 Documents
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEWIRAUSAHAAN PADA INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM) di KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI SALAH SATU UNSUR DALAM PERUBAHAN SOSIAL : (Studi Pada Pengembangan Potensi Produk Rotan) Saputra Adiwijaya; Pipit Anggriati Ningrum
Journal SOSIOLOGI Vol. 1 No. 1 (2018): Journal SOSIOLOGI Volume 01, Edisi 01, Maret 2018
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1695.342 KB) | DOI: 10.59700/jsos.v1i1.751

Abstract

Changes in society through entrepreneurship have provided many opportunities for the community to go towards independence or in other words empowering the community. The opening of a society in the global era has placed the study of entrepreneurship as one of its pillars. In the end community empowerment through entrepreneurship provides benefits for community development in a positive direction, this also has a significant impact that the economy of the community through entrepreneurship is better. Government support through Bekraf (Creative Economy Agency) and supported synergistically with the Office of Industry and Trade and other supporting institutions has made entrepreneurship to date as one of the people’s choices in welcoming the global era. This paper tries to provide an analytical point of view that in Central Kalimantan Province the change of society through entrepreneurship by utilizing natural resources in the form of rattan products becomes an important thing in providing its own meaning to the community through the development of a creative economy by not leaving the potential of locality as Dayaks have the motivation to develop in a better direction. But on the side of empowerment in the context of entrepreneurship, especially the development of rattan products also received threats.
PERUBAHAN SOSIAL PADA MASYARAKAT PASCA PERESMIAN DERMAGA FLAMBOYAN BAWAH DI KELURAHAN LANGKAI KECAMATAN PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA Normiyatin Normiyatin
Journal SOSIOLOGI Vol. 1 No. 1 (2018): Journal SOSIOLOGI Volume 01, Edisi 01, Maret 2018
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.085 KB) | DOI: 10.59700/jsos.v1i1.752

Abstract

Penelitian ini mengangkat tentang Perubahan Sosial pada Masyarakat Pasca Peresmian Dermaga Flamboyan Bawah di Kelurahan Langkai Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Pembangunan Dermaga Flamboyan Bawah memberikan dampak positif bagi masyarakat dimana terciptanya lapangan pekerjaan. Selain itu, dengan dijadikannya wisata sungai justru membawa perubahan sosial bagi masyarakat setempat baik dari segi kehidupan sosial, mata pencaharian maupun kebudayaan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif yang menggambarkan atau mendeskripsikan sebagai gambaran perubahan sosial pada masyarakat pasca peresmian Dermaga Flamboyan Bawah. Metode yang digunakan adalah observasi dan wawancara secara langsung terhadap responden. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa masyarakat yang dahulunya tidak tahu betapa pentingnya menjaga lingkungan dan fungsi taman bagi kehidupan. Seperti ada yang merusak bunga dan mengambil pot tanaman di area taman, setelah diberikan arahan oleh pihak RT mereka mulai sadar betapa pentingnya untuk menjaga lingkungan. Mereka sudah dapat menjaga dan memanfaatkan taman itu sebagai lahan hijau dan tempat nongkrong masyarakat, karena taman ini sebagai daya tarik bagi pengunjung. Masyarakat juga menanamkan sikap kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Setelah dermaga memang sepenuhnya selesai di bangun dan sesuai dengan rencana yang ada. Hal ini akan menjadi persaingan bagi masyarakat maupun pihak luar, sehingga yang berkuasa nanti dari orang luar. Masyarakat disini harus bergerak lebih cepat supaya tidak terpinggirkan. Setiap sore masyarakat dapat menghabiskan waktu bersama keluarga, sehingga sangat terlihat peran dalam keluarga untuk memperkenalkan anak-anaknya dalam lingkup masyarakat. Masyarakat dapat bermotivasi dan berpikir lebih kreatif, sehingga dapat bermanfaat untuk mereka setelah adanya dermaga. Masyarakat disekitar Dermaga Flamboyan Bawah masih mempertahankan untuk tinggal di pinggiran sungai Kahayan.
MARITIME AXIS AS INDONESIA’S NEW ECONOMIC POLICY UNDER PRESIDENT JOKOWI A Zarkasi; Ahmad Baidawi
Journal SOSIOLOGI Vol. 1 No. 2 (2018): Journal SOSIOLOGI Edisi 02, Desember 2018
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.301 KB) | DOI: 10.59700/jsos.v1i2.761

Abstract

This paper wants to explain the maritime axis as Indonesia's new economic policy under President Jokowi. As is known, Indonesia is the largest maritime and archipelagic country in the world. Indonesia has more than 13,500 islands and 39 straits that are interconnected with other straits in Asian region.Under these conditions, actually Indonesia is a barometer and even the key to regional stability. The successful implementation of the maritime axis policy will have an impact on the welfare of Indonesian people and make Indonesia a maritime country that is sovereign, advanced, independent, strong, and able to make a positive contribution to regional and world security and peace. The Maritime Axis as a new economic policy under President Jokowi in this framework is realized through the marine economic potential that developed from various sectors, especially the capture fisheries sector, fisheries sector, fisheries processing sector, port service sector, exploration and exploitation of offshore energy resources, especially in the area of the Exclusive Economic Zone (EEZ), coastal forestry, trade, shipping and tourism. The results of this paper indicate that the successful implementation of a maritime axis policy as a new economic policy for Indonesia depends on the foundation of national security and is accompanied by the development of maritime infrastructure.This paper uses a qualitative descriptive approach with data and literature sources related to maritime axis policies.
DAYAK IDENTITY ETHNIC CLASH IN PALANGKA RAYA Ricky Zulfauzan
Journal SOSIOLOGI Vol. 1 No. 2 (2018): Journal SOSIOLOGI Edisi 02, Desember 2018
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.359 KB) | DOI: 10.59700/jsos.v1i2.762

Abstract

This study describes Dayak ethnic group is the majority ethnic resident of Palangka Raya city and most of Central Kalimantan area. As previously known, Dayak ethnicity is highly open in the matter of social interaction with different ethnic group. This is due to “Huma Betang” philosophy that the Dayak community adhered to. However, ethnic clashes due to intense and heterogenous intertribal interaction process cannot be avoided. For example, in the Dayak community, serving the best food they have is a form of respect towards guests (different ethnicity). Guests eating heartily together with host until none of the food left is an honor for Dayak people. Refusing the invitation to eat is a huge affront for them. However, different condition happens in the case of tradition, interaction, and courtesy of Javanese people. When they are offered invitation to eat, Javanese tends to consider refusing it. Even though they receive it, Javanese will behave as though they are forced to, by leaving a lot still in their plates to avoid presumption of being “serakatan” (avaricious). This paper would offer solution to minimalize the occurrence of ethnic clashes and conflicts in Palangka Raya, as this city is a candidate for new governance capital city of Republic of Indonesia (NKRI). This effort is important so that ethnic conflicts that claimed a lot of lives won't be repeated, as trauma of DayakMadura ethnic conflict during 2000s still well-remembered among Dayak community.
COUNTER-HEGEMONIC DISCOURSE: A CASE STUDY OF RELOCATION OF GOVERNMENT CAPITAL TO CENTRAL KALIMANTAN Linggua Sanjaya Usop
Journal SOSIOLOGI Vol. 1 No. 2 (2018): Journal SOSIOLOGI Edisi 02, Desember 2018
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.192 KB) | DOI: 10.59700/jsos.v1i2.763

Abstract

Counter to the hegemony of the Dayak community in Central Kalimantan, if it is being the capital government of the Republic of Indonesia is intended to safeguard the rights of the Dayak people who essentially have two opposing sides. On the one hand, it is counter hegemony, to give greater attention to development of indigenous Dayak lands, recognition of Dayak cultural identity, providing a large space to implement local authority. However on the other hand, it can be a kind of institutionalization to strengthen rights of natural and land resource management, in the sense that they continue to strengthen the ethnic spirit of Dayak and ethnic identity, which may be counterproductive with the aim of strengthening the sentiments of nationalism and Indonesian identity. Recognition and protection of indigenous people is part of a constitution that recognizes the existence of indigenous peoples and their rights. Recognition of customary law communities and their traditional rights must be based on the principle "remaining the frame of the Unitary State of the Republic of Indonesia". This principle emphasizes that indigenous peoples and tribes are part of the Indonesian state whose position is very influential and guaranteed by the constitution in developing political, social, economic, legal, and human rights to achieve defense and security.
TANTANGAN HIDUP PEREMPUAN GENERASI MILLENNIAL “BERKARIR ATAU MENIKAH” Juli Natalia Silalahi
Journal SOSIOLOGI Vol. 1 No. 2 (2018): Journal SOSIOLOGI Edisi 02, Desember 2018
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.023 KB) | DOI: 10.59700/jsos.v1i2.764

Abstract

Artikel ini merangkum dua hal. Pertama, Perempuan generasi millennial saat ini lagi bersemangat melanjutkan pendidikan tinggi bahkan sudah banyak terhitung perempuan melanjutkan ke tingkat magister bahkan doktor. Sangat berbeda sekali ketika masa sebelum generasi millennial, dimana pendidikan masih didominasi oleh laki-laki. Ciri khas dari generasi millennial adalah generasi yang menjunjung pendidikan tinggi, tidak terkecuali perempuan. Kedua, perempuan generasi millennial mengharapkan setelah mengecam pendidikan maka mereka akan mampu untuk mendapatkan kesuksesan melalui karir sesuai passion mereka. Namun, yang terjadi pada perempuan generasi millennial yang terlalu mendewakan akan pendidikan dan karir adalah banyak perempuan yang memutuskan untuk menunda pernikahan bahkan tidak menikah. Kedua hal tersebut dianalisis dengan menggunakan pendekatan pengarusutamaan gender. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif.
PEREBUTAN BATAS KEKUASAAN DALAM RUMAH : (THE GENDER RELATION AS A POWER RELATION IN SOCIETY OF SUB DISTRICT KERENG BANGKIRAI, CENTER OF BORNEO) Evi Nurleni; Merrisa Octora
Journal SOSIOLOGI Vol. 1 No. 2 (2018): Journal SOSIOLOGI Edisi 02, Desember 2018
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.264 KB) | DOI: 10.59700/jsos.v1i2.765

Abstract

Politik seksual merupakan relasi kekuasaan laki-laki dan perempuan yang menyebabkan perempuan memiliki status sebagai minoritas. Seksual dianggap sebagai status yang memiliki implikasi politik; dalam bentuk relasi kekuasaan dalam keluarga; dimana perempuan melakukan penyesuaian dan perlawanan budaya patriakhi. Kelurahan Kereng Bangkirai berbatasan langsung dengan Taman Nasional Sebangau (TNS); dimana Danau Kereng Bangkirai sebagai sumber mata pencaharian masyarakat sebagai nelayan, bersentuhan langsung dengan kebijakan negara dan dunia internasional. Perempuan Kereng Bangkirai berada dalam perjuangan antara kepentingan negara dan kepentingan ekonomi keluarga. Sehingga, terlihat relasi kekuasaan gender dalam perebutan akses dan kontrol perempuan dan laki-laki dalam pengelolaan sumber daya dalam rumah tangga; berhadapan dengan pembatasan wilayah jelajah di sekitar TNS. Fokus penelitian bagaimana profil peran kerja gender dilihat dari profil aktifitas, akses dan kontrol? Dan bagaimana kondisi relasi kekuasaan (gender) ruang domestik dan publik perempuan Kereng Bangkirai? Temuan bahwa masyarakat Kereng Bangkirai berada dalam perubahan relasi kuasa terhadap ruang publik. Perempuan merebut ruang kerja produktif, karena penghasilan suami tidak menentu, akibat perubahan status Danau Kereng Bangkirai sebagai wilayah konservasi (Taman Nasional Sebangau). Pada sisi lain, perempuan terus berjuang mendapatkan akses ruang publik untuk berpartisipasi dalam mengontrol keputusan penting dalam politik kemasyarakatan. Namun, tanggung jawab reproduktif mengurangi banyak kemungkinan perempuan di sektor produktif dan komunitas.
KONDISI KEHIDUPAN EKONOMI PETANI KARET: STUDI KASUS DI DESA TANJUNG JARIANGAU, KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR Nani Indrayanti; Katriani Puspita Ayu; Ester S.U. Lapalu
Journal SOSIOLOGI Vol. 1 No. 1 (2018): Journal SOSIOLOGI Volume 01, Edisi 01, Maret 2018
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.565 KB) | DOI: 10.59700/jsos.v1i1.864

Abstract

Rendahnya harga karet merupakan permasalahan yang ada di Desa Tanjung Jariangau dan rendahnya harga karet berdampak pada perekonomian masyarakat yang bekerja sebagai petani karet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kehidupan ekonomi petani karet yang ada di Desa Tanjung Jariangau dan upaya petani karet dalam mempertahankan ekonomi keluarga ketika harga karet rendah seperti yang terjadi sekarang ini.Fokus penelitian adalah meneliti tentang kondisi kehidupan ekonomi petani karet yang ada di Desa Tanjung Jariangau. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rendahnya harga karet saat ini membuat kondisi kehidupan ekonomi petani karet sangat memprihatinkan karena masyarakat desa yang mayoritasnya adalah petani karet sangat bergantung pada penghasilan bertani karet untuk memenuhi segala macam kebutuhan hidup sehari-hari. Jadi kesimpulan dari penelitia ini adalah dalam menghadapi kondisi tersebut, para petani karet melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan keberlangsungan penghidupan ekonomi keluarga yaitu dengan melakukan tindakan ekonomi, menghitung biaya bagi setiap pengeluaran, serta berusaha memaksimalkan pendapatan yang diperoleh agar dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Saran dari penelitian ini yaitu bahwa pemerintah harus memperhatikan tentang pembuatan kebijakan pengaturan harga karet yang tidak membuat perekonomian masyarakat yang berprofesi sebagai petani karet menjadi kesulitan.
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA LALAP KECAMATAN PATANGKEP TUTUI KABUPATEN BARITO TIMUR SETELAH ADANYA PERTAMBANGAN BATU BARA PT. GUNUNG EMAS ABADI (GEA) Risan Sri Leli
Journal SOSIOLOGI Vol. 1 No. 1 (2018): Journal SOSIOLOGI Volume 01, Edisi 01, Maret 2018
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.399 KB) | DOI: 10.59700/jsos.v1i1.866

Abstract

Latar belakang dari penelitian ini didasarkan kepada seperti apa bentuk perubahan sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat Desa Lalap Kecamatan Patangkep Tutui Kabupaten Barito Timur setelah berdirinya pertambangan batu bara milik PT. Gunung Emas Abadi (GEA) di desa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk perubahan sosial ekonomi masyarakat di Desa Lalap Kecamatan Patangkep Tutui Kabupaten Barito Timur, setelah adanya tambang batu bara PT. Gunung Emas Abadi (GEA). Yang menjadi fokus penelitian ini adalah perubahan mata pencaharian masyarakat Desa Lalap setelah adanya PT. Gunung Emas Abadi (GEA), perbandingan pendapatan/upah masyarakat non pekerja tambang dengan para karyawan tambang di PT. Gunung Emas Abadi (GEA) tersebut, serta perubahan nilai-nilai sosial budaya masyarakat setelah adanya PT. Gunung Emas Abadi (GEA). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa hasil wawancara dengan 5 orang informan dan data sekunder yang diperoleh dari dokumen-dokumen serta arsip yang berkaitan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi, wawancara mendalam, serta dokumentasi. Dan teknik analisa data yang peneliti gunakan adalah reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi hasil temuan lapangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi di Desa Lalap Kecamatan Patangkep Tutui Kabupaten Barito Timur setelah masuknya perusahaan tambang batu bara milik PT. GEA (Gunung Emas Abadi) ke desa ini meliputi perubahan yang terjadi pada mata pencaharian masyarakat, perubahan dari segi masyarakatnya yang bertransformasi dari masyarakat tradisional menuju tahapan awal dari masyarakat moderen atau yang dapat di istilahkan sebagai masyarakat transisi, dan perubahan pada nilai-nilai sosial dan budaya yang terjadi antara lain hubungan komunikasi atau kebersamaan antar masyarakat menjadi berkurang intensitasnya, adanya pergeseran makna dalam nilai-nilai kegotong-royongan di Desa Lalap, serta perubahan pada gaya hidup seperti gaya berpenampilan anggota masyarakatnya yang selalu mengikuti mode. Saran dari penelitian ini adalah masyarakat harus selalu siap terhadap perubahan yang bisa terjadi kapan saja serta perusahaan harus juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan hidup yang ada di desa ini, dan pemerintah juga harus melakukan pengawasan agar jangan sampai menghancurkan lingkungan hidup yang ada.
Ojo Mudik Disek: Dialektika Kepemimpinan Jawa: sak beja bejaning wong lali, iseh bejo wong eling lan waspada lan urip iku ojo tuno luput Dhanu Pitoyo
Journal SOSIOLOGI Vol. 3 No. 1 (2020): FENOMENA KEHIDUPAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (909.457 KB) | DOI: 10.59700/jsos.v3i1.974

Abstract

Mudik dalam tradisi orang Jawa begitu kuat tidak hanya dimaknai sebagai pelepas rasa rindu terhadap kampung halaman, namun juga sebagai wadah aktualisasi diri sebagai orang yang dianggap mampu keluar dari segala keterbatasan di kampung halamannya. Tradisi ini kemudian menjadi teracam gagal pada tahun 2020, akibat mewabahnya virus corona atau yang dikenal dengan COVID 19.  Tulisan ini bertujuan untuk memberikan sebuah pemahaman baru bagi orang Jawa (Wong Jowo) atau pemerhati sosiologi, tentang sebuah kepatuhan atau justru pelanggaran tradisi soal mudik bagi orang Jawa, dengan kemudian tetap memperhatikan arahan dari seorang pemimpin dalam hal ini Gubernur Jawa Tengah. Pada bagian lain ada sebuah harapan agar adanya diskusi yang membangun dalam memahami tradisi mudik bagi orang Jawa, terlebih lagi jika kajian ini bisa menambah wawasan dan khasanah baru dalam melihat sisi sosiologis orang Jawa.