cover
Contact Name
Siti Mar'atus Sholikah
Contact Email
sholikah@poltekkesdepkes-sby.ac.id
Phone
+628121670910
Journal Mail Official
hcepoltekkessby@gmail.com
Editorial Address
Jl. Pucang Jajar Tengah No. 56, Surabaya, Indonesia. Poltekkes Kemenkes Surabaya
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Health Community Engagement
ISSN : -     EISSN : 27237540     DOI : https://doi.org/10.36568/hce.v3i2.21
HCE accept and publish the result of community service and enterpreneurship in the field of health sciences. HCE has a focus and scope : Nursing, Midwifery, Electromedical Engineering, Dental Nursing, Nutrition Health, Environmental Health, Health Analysts, Medical Records and Health Information that focuses on articles of Community Service.
Articles 36 Documents
Pembinaan Kesehatan Ibu Dan Anak Melalui Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) AGUNG SUHARTO; Sulikah Sulikah; Tinuk Esti H; Suparji; Budi Joko S
Health Community Engagement Vol. 2 No. 1 (2021): July
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.352 KB)

Abstract

Implementation of SDIDTK, from information obtained that only around 30% of toddlers have implemented SDIDTK. There are 10 high-risk pregnant women. Exclusive breastfeeding data in Milangasri Village is quite low. The purpose of this community service is to help Milangasri Village in solving maternal and child health problems as a form of social care in the form of Community Development in Milangasri Village. This community service method is a survey and health education. From the data analysis, the formulation of the problem can be formulated as follows: Implementation of SDIDTK, from information obtained that only about 30% of children under five who have implemented SDIDTK therefore want to implement SDIDTK for toddlers who have not. There are 39 pregnant women, so they want to carry out continuity care for pregnant women, starting from the first trimester, during childbirth, after childbirth, until they decide to use family planning in the form of mentoring by students, under the guidance of lecturers and local village midwives. In conclusion, this community service is very much needed to improve the fulfillment of MCH/KB as well as the growth and development of children
Pemberdayaan Keluarga Dalam Meningkatkan Perawatan Mandiri Pasien Gagal Ginjal Kronik di Wilayah Kerja Puskesmas Paciran Lamongan Dyah Wijayanti; Wijayanti Dyah; Fadilah Nikmatul; Minarti Minarti; Cahyono Intim; Nurkholifah Siti; Windi Yohanes Kambaru; Sulistijono Heru; Heriyanto Bambang; Asnani Asnani; Tumini Tumini; As’ari Hasyim; Suriana Suriana; Baiq Dewi Harnani; Hilmi Yumni; Dinarwiyata; Eko Rustamaji; Ferry Kumala
Health Community Engagement Vol. 2 No. 1 (2021): July
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.945 KB)

Abstract

Tahap akhir penyakit gagal ginjal dengan terapi hemodialisis dilaporkan menyebabkan masalah yang kompleks bagi pasien dan keluarga yang merawat. Kondisi berupa peningkatan biaya pengobatan serta jumlah tenaga edukator yang tidak cukup juga turut andil menjadi alasan perawatan mandiri penting ditingkatkan sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup pasien dengan penyakit kronis beserta keluarganya. Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan, nilai dan penerimaan pasien terhadap program pengobatan yang seharusnya dijalani. Keluarga dapat memberi dukungan dan membuat keputusan mengenai perawatan dari anggota keluarga yang sakit Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah memberdayaan keluarga dalam meningkatkan perawatan mandiri pasien gagal ginjal kronik di wilayah kerja Puskesmas Paciran Kabupaten Lamongan. Komitmen keluarga dalam memelihara kesehatan bagi anggota keluarga yang sakit sangat diperlukan. Keluarga (pasangan/anak) adalah orang yang terdekat bagi pasien gagal ginjal kronik yang diharapkan dapat menjadi pendukung pasien dalam mencapai kemandirian perawatan. Pengabdian masyarakat ini diikuti oleh 40 orang anggota keluarga pasien gagal ginjal kronik. Kegiatan meliputi peningkatan pengetahuan dan dilanjutkan proses pendampingan keluarga terhadap perawatan mandiri pasien. Modul tentang perawatan mandiri sebagai media pendidikan kesehatan disosialisaikan terlebih dahulu kepada keluarga pasien. Hasil pengabdian masyarakat ini menujukkan peningkatan pengetahuan pada anggota keluarga pasien dan peningkatan peran keluarga dalam meningkatkan kemadirian perawatan mandiri pasien. Rekomendasi dari pengabdian masyarakat ini adalah pemberdayaan anggota keluarga sebagai pemberi perawatan perlu dikembangkan sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat berbasis keluarga di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dukungan dan pemantauan yang berkesinambungan dari anggota keluarga dapat meningkatkan kualtas hidup pasien gagal ginjal kronik dan keluarganya.
Pendampingan Bidan Dalam Memberikan Konseling Kontrasepsi Dengan Menggunakan Alat Bantu Pengambil Keputusan Di Wilayah Kerja Puskesmas Socah Kabupaten Bangkalan Wayanti Sri; Wayanti Sri; Suryaningsih; Fitriah; Badriyah; Sutio Rahardjo; Hendriyani Feftin; Choirin Moch.; Rodiyatun; Esyuananik; Khasanah Uswatun; Nurlaili Anis; Irawati Deasy
Health Community Engagement Vol. 2 No. 1 (2021): July
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konseling dalam KB merupakan proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara calon akseptor dan petugas untuk membantu mengenali kebutuhan kontrasepsi, memilih solusi terbaik dan membuat keputusan kontrasepsi yang akandigunakan dan paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi pasangan usia subur. Pengaturan jarak kehamilan selain untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak juga untuk menjamin terpenuhinya nutrisi bagi ibu dan anak serta menjaga perkembangan psikologi anak (WHO, 2005). Kebutuhan kontrasepsi ibu pasca persalinan akan terpenuhi dengan baik melalui pemberian konseling dengan berbagai metode kontrasepsi, mengatasi hambatan biaya serta menyediakan pelayanan metode kontrasepsi permanen dan metode jangkapanjang di berbagai fasilitas kesehatan (BKKBN,2014). Pelayanan KB yang berkualitas tidak hanya terkait dengan pelayanan 3 dalam pemasangan alat kontrasepsi akan tetapi juga terkait dengan pemberian konseling kepada akseptor maupun calon akseptor, sehingga calon akseptor semakin mantap dengan menentukan pilihan alat kontrasepsi. Informasi yang disampaikan oleh petugas konseling harus jelas, dapat dimengerti, serta terkait dengan masalah–masalah yang sedang dihadapi klien. Di samping itu untuk memudahkan dalam hal penyampaian materi konseling, petugas sebaiknya menggunakan alat bantu dalam proses konseling (Notoatmodjo, 2007). WHO telah mengembangkan Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) berupa lembar balik (Flifchart) dan telah diadaptasi untuk Indonesia yang digunakan dalam proses konseling kontrasepsi. ABPK ber-KB (Flifchart) ini tidak hanya berisi informasi mutakhir kontrasepsi namun juga standar proses dan langkah konseling KB yang berlandaskan pada hak klien KB, sehingga ABPK ini memudahkan provider dalam menjelaskan materi konseling agar lebih optimal.
Harmonisasi dan Akselerasi Desa Siaga (HADesi) pada Pengembangan Desa Mitra : (Integrasi pada Model Action Research Planner) Sunarto Sunarto; Suparji Suparji; Heru Santoso Wahito Nugroho; Nani Surtinah; Subagyo Subagyo
Health Community Engagement Vol. 2 No. 1 (2021): July
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan desa siaga digulirkan pada tahun 2006. Pada tahun 2012 capaian jumlah desa siaga aktif sebanyak 52.804 dari 81.253 desa di seluruh Indonesia atau sekitar (64,9%) dari target 80%. Saat ini program desa siaga terabaikan karena pemerintah menggulirkan program baru berupa GERMAS tahun 2015 dan program Indoensia Sehat melalui PIS-PK tahun 2016. Keberadaan desa siaga di desa Sidowayah tergolong tidak aktif. Akar penyebab masalah adalah kurangnya keberdayaan masyarakat (pemerintahan desa, pengurus, kader dan forum desa siaga) dan modal sosial seperti lemahnya manajemen pengurus desa siaga, rendahnya komitmen kader dalam menyelenggarakan UKBM. Dampaknya adalah keberadaan desa siaga di Sidowayah belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat. Partisipan kegiatan pengabdian masyarakat adalah kepala desa, bidan desa, perawat Ponkesdes, Juru Kesehatan Desa dan Mahasiswa. Sumber data diperoleh dari profil desa, profil kesehatan desa, rekapitulasi laporan PHBS dan hasil survei mawas diri. Metode kegiatan pengabdian masyarakat adalah integrasi Harmonization and Acceleration Models (HA-Models) kedalam model The Action Research Planner (ARP-Models) dari Kemmis&Taggart selanjutnya disebut HADesi-models. Harmonisasi menggunakan pelibatan masyarakat secara langsung dalam pemberdayaan. Akselerasi berupa dukungan pendampingan dan pelatihan untuk mempercepat target luaran kegiatan. ARP-Models digunakan untuk tahapan pembinaan desa siaga. Waktu kegiatan bulan Maret-Oktober 2021. Lokasi kegiatan di desa Sidowayah kecamatan Panekan Magetan. Hasil kegiatan pada tahap persiapan antara lain; 1) kesepakatan tim pengelola tentang rencana kegiatan, 2) penandatangan perjanjian kerjasama operasional dengan kepala desa. Tahap pelaksanaan menghasilkan kegiatan: 1) pembukaan kegiatan yang dihadiri oleh lintas sektor kecamatan Panekan, 2) Tersedianya modul pelatihan, 3) Pelatihan manajemen organisasi dan pemberdayaan pengurus desa siaga selama 30 JPL dari tanggal 24-26 Agustus 2021, 3) praktik survei mawas diri dan pengisian form PHBS, 4) praktik analisis data hasil survei, 5) praktik MMD, 6) inisiasi kelengkapan administrasi desa siaga berupa pendampingan penyusunan keputusan Kepala Desa tentang pengurus desa siaga, dan pembentukan UKBM. 7) praktik penyelenggaraan dan penilaian Posyandu Balita, dan 8) Rapat pengurus membicarakan program kerja. Tahap evaluasi menghasilkan kegiatan: 1) praktik monitoring dan evaluasi penyelenggaraan desa siaga, 2) menyusun laporan, 3) menyusun artikel publikasi hasil kegiatan dan 4) penandatangan kerjasama tindak lanjut kegiatan. Kesimpulan keberadaan desa siaga telah legal dengan diterbitkannya surat keputusan Kepala Desa tentang susunan pengurus desa siaga dan jenis-jenis penyelenggaraan UKBM. Pengurus desa siaga telah memiliki program kerja. Pengetahuan pengurus meningkat pasca pelatihan. Aspek modal sosial sebagai faktor penghambat bisa dikendalikan dengan aktifnya penyelenggaraan UKBM karena masing-masing kader sudah memahami tugas pokok dan kewenangannya sesuai fungsi manajemen. Saran kegiatan perlu pendampingan lanjutan sesuai naskah kerjasama untuk peningkatan status desa siaga menjadi desa siaga aktif mandiri dan terwujudnya desa sehat Sidowayah.
The Role of School in Improving Dental and Oral Hygiene Education in Primary School Children Sukolilo 250 Surabaya Sunomo Hadi; Imam Sarwo Edi; Endang Purwaningsih; Sri Hidayati; Ratih Larasati; Bambang Hadi Sugito; Ida Chairanna M; IGA Kusuma Astuti NP
Health Community Engagement Vol. 2 No. 2 (2021): December
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Oral and dental health is an important thing, so the efforts to maintain oral health need to be developed from an early age. Health education targets or targets and health services that serve certain groups or populations are very supportive of a health program. One of the program series is an effort to order cadres of small dentists who are part of the School Dental Health Business (UKGS), their existence needs maximum attention. The methods implemented were cadre orders, oral health education, training and mentoring. The number of cadres is 20 students consisting of grades 3, 4 and 5. The extension methods used are lectures, questions and answers and associations. The aids used are dental models, posters, and props. The targets and outputs achieved in this service were the knowledge of cadres of small dentists about dental and oral health and minor dentists in maintaining dental and oral hygiene, skills songs of cadres of small dentists about oral health and minor dentists in carrying out maintenance. teeth and mouth, dental and oral health status and elementary school students so that they can support general health. After this activity is completed, cadres of small dentists can transfer knowledge to friends at school and the environment at home, so that the health status of their teeth and mouth will be better. dental and oral health status and elementary school students so that they can support general health. After this activity is completed, cadres of small dentists can transfer knowledge to friends at school and the environment at home, so that the health status of their teeth and mouth will be better. dental and oral health status and elementary school students so that they can support general health. After this activity is completed, cadres of small dentists can transfer knowledge to friends at school and the environment at home, so that the health status of their teeth and mouth will be better.The result of community service activities was an increase in the knowledge of school cadres in maintaining dental and oral hygiene for students at SDN Sukolilo 250 Kenjeran about maintaining dental and oral hygiene before and after the intervention of community service activities through group and individual counseling, as well as the clown performance that adapted to the model. education in children is pedagogic, learning while playing
Pendampingan Ibu Hamil Dalam Upaya Pencegahan Anemia Melalui Metoda Small Group Discussion dan Demonstrasi Pembuatan Kudapan di Desa Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban Teresia Retna; Wahyuningsin TN; Roudlotul Jannah
Health Community Engagement Vol. 2 No. 2 (2021): December
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

During pregnancy, the need for nutrients increases, this is necessary to meet the needs of fetal growth and development, and maintenance of maternal health, nutritional deficiencies can lead to anemia. Data from the Tuban Health Office in 2017 of 17,655 pregnant women who suffer from anemia 4,638 (26,2701 %.), in 2018 out of 16,498 pregnant women, 3,331 (20,1903%), while data from Puskesmas Palang the total number of pregnant women in 2019 was 765 people, with 213 pregnant women (28%) experiencing restriction including anemia, while the year 2020 received 317 mothers, 37 mothers with anemia (11.7%), 21 pregnant women (6.6%). The purpose of this PKM-M activity is to provide information, to raise awareness for pregnant women about the importance of fulfilling nutrition for mothers and the fetus during pregnancy to prevent anemia so that they can change the behavior of pregnant women from those who do not understand to be more preventive during pregnancy.The activity was carried out for 2 days using the Small Group Discussion method, an evaluation activity using video calls, which was divided into 5 groups, 1 (one) student coordinating 10 pregnant women, this activity was carried out for 1 week after the meeting. The results of increased knowledge in pregnant women were obtained. with an average of 80,906 before mentoring after mentoring 81.3, discipline and skills in making snacks, there was an increase from before mentoring almost half (44%) who rarely made snacks, to most (56%) pregnant women were motivated and regularly made various forms of snacks, although a small proportion of pregnant women (22%) were still found, who were rarely and never wanted to make snacks.Assistance or interaction through the Small Group Discussion method as a substitute for visits by health workers can make it easier to detect the discovery of new cases of anemia in pregnant women, and the skills of pregnant women are needed, starting from selecting ingredients, food that meets nutritional requirements, processing and serving it as an effort to prevent anemia during pregnancy.
Aplikasi Pemberdayaan Kader Kesehatan Gigi Dalam Upaya Kesehatan Gigi Dan Mulut Sebelum dan Saat Kehamilan di Kelurahan Rungkut Tengah Surabaya Ida Chairanna Mahirawatie; I.G.A Kusuma Astuti NP; Sunomo Hadi
Health Community Engagement Vol. 2 No. 2 (2021): December
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penduduk yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut tentu saja termasuk ibu hamil. Berat lahir pada umumnya sangat terkait dengan kematian janin, neonatal dan pascaneonatal, morbiditas bayi dan anak serta pertumbuhan dan perkembangan setelah lahir saja, melainkan bisa dimulai sejak masih didalam kandungan. Ibu hamil merupakan kelompok yang memerlukan perhatian khusus berkaitan dengan kesehatan mulut mereka dan kesehatan calon bayi mereka. Oleh karena itu perawatan gigi dan mulut ibu hamil dimulai sejak sebelum masa kehamilan dan menyadari pentingnya menjaga kesehatan mulut selama kehamilan untuk dirinya sendiri serta janin yang dikandung sehingga dapat menghindari terjadinya penyakit mulut yang dapat mempengaruhi kehamilan. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat berupa pembentukan kader Kesehatan gigi. Kader adalah setiap orang yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah kesehatan perorangan atau masyarakat serta bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat pemberian pelayanan kesehatan. Tujuan Umum pengabmas ini adalah mengaplikasikan Pemberdayaan Kader Kesehatan Gigi dalam Upaya Kesehatan gigi dan mulut sebelum dan saat Kehamilan. Pelaksana kegiatan ini adalah tim Pengabmas Poltekkes Kemenkes Surabaya. Bentuk kegiatannya bekerjasama dengan Puskesmas Gunung Anyar Surabaya. Kegiatan ini berupa pemberdayaan kader posyandu dalam upaya Kesehatan gigi dan mulut sebelum dan saat Kehamilan. Sumber biaya dalam kegiatan ini dibebankan pada dana dari DIPA Poltekkes Kemenkes Surabaya. Luaran dari kegiatan ini adalah: 1) Menghasilkan Artikel Ilmiah akan dimuat pada jurnal nasional tidak terakreditasi maupun terakreditasi atau internasional yang ber ISSN dan e-ISSN, 2) Peningkatan dalam pengetahuan dan keterampilan dalam upaya Kesehatan gigi dan mulut, 3) Tersusunnya dan tercetaknya Buku Pegangan Kader posyandu, 4) Diharapkan kader posyandu mampu menjalankan perannya sebagai kader Kesehatan gigi
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bentuk Kelas Ibu Balita Di Desa Krowe Lembeyan Magetan Tahun 2020 Tutiek Herlina; Nurweningtyas Wisnu; Nuryani
Health Community Engagement Vol. 2 No. 2 (2021): December
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: program kesehatan yang diharapkan menurunkan angka kesakitan dan kematian anak balita adalah buku KIA. Upaya  strategis desentralisasi untuk meningkatkan kemandirian keluarga dan masyarakat dalam memelihara kesehatan anak adalah mengembangkan model peningkatan penggunaan buku KIA oleh masyarakat melalui Kelas Ibu Balita (1). Desa Krowe Kecamatan Lembeyan Kabupaten Magetan belum melaksanakan program kelas ibu balita sampai dengan tahun 2020. Hal ini dikarenakan kader belum memahami   program kelas ibu balita. Kader beranggapan  kelas ibu balita dapat dilaksanakan bersamaan  Posyandu. Kegiatan rutin posyandu hanya penimbangan, imunisasi, belum ada penyuluhan khusus terkait perawatan anak. Penyuluhan diberikan bersifat individu apabila ada anak yang bermasalah. Tujuan: Pengetahuan kader posyandu tentang pelaksanaan kelas ibu balita dan perawatan anak meningkat setelah mengikuti kegiatan sosialisasi kelas ibu balita. Kader menindaklanjuti melaksanakan kelas ibu balita dengan pendampingan dari tenaga kesehatan. Metode: Peserta 36  kader Posyandu. Fasilitator adalah dosen, mahasiswa, bidan puskesmas, bidan desa. Metode pembelajaran  ceramah, demonstrasi, dan praktek. Media pembelajaran  lembar balik kelas ibu balita, buku KIA,  food model,  model gigi,  alat permainan edukatif,  LCD. Tempat pelaksanaan di Balai Desa Krowe. Waktu  pelaksanaan tujuh  pertemuan. Evaluasi   dilakukan dengan pre tes dan pos tes  setiap materi.  Hasil: ada peningkatan rata-rata nilai post tes dibandingkan pretes. Kesimpulan: ada peningkatan pengetahuan kader tentang pelaksanaan kelas ibu balita dan perawatan bayi dan balita setelah mengikuti kelas ibu balita. Kader diharapkan dapat menindaklanjuti melaksanakan kelas ibu balita dengan pendampingan tenaga kesehatan.
Pelatihan Kader Dalam Peningkatan Cakupan ASI Ekslusif Melalui Kelompok Pendukung ASI Sukesi; Rekawati Susilaningrum
Health Community Engagement Vol. 2 No. 2 (2021): December
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: program kesehatan yang diharapkan menurunkan angka kesakitan dan kematian anak balita adalah buku KIA. Upaya  strategis desentralisasi untuk meningkatkan kemandirian keluarga dan masyarakat dalam memelihara kesehatan anak adalah mengembangkan model peningkatan penggunaan buku KIA oleh masyarakat melalui Kelas Ibu Balita (1). Desa Krowe Kecamatan Lembeyan Kabupaten Magetan belum melaksanakan program kelas ibu balita sampai dengan tahun 2020. Hal ini dikarenakan kader belum memahami   program kelas ibu balita. Kader beranggapan  kelas ibu balita dapat dilaksanakan bersamaan  Posyandu. Kegiatan rutin posyandu hanya penimbangan, imunisasi, belum ada penyuluhan khusus terkait perawatan anak. Penyuluhan diberikan bersifat individu apabila ada anak yang bermasalah. Tujuan: Pengetahuan kader posyandu tentang pelaksanaan kelas ibu balita dan perawatan anak meningkat setelah mengikuti kegiatan sosialisasi kelas ibu balita. Kader menindaklanjuti melaksanakan kelas ibu balita dengan pendampingan dari tenaga kesehatan. Metode: Peserta 36  kader Posyandu. Fasilitator adalah dosen, mahasiswa, bidan puskesmas, bidan desa. Metode pembelajaran  ceramah, demonstrasi, dan praktek. Media pembelajaran  lembar balik kelas ibu balita, buku KIA,  food model,  model gigi,  alat permainan edukatif,  LCD. Tempat pelaksanaan di Balai Desa Krowe. Waktu  pelaksanaan tujuh  pertemuan. Evaluasi   dilakukan dengan pre tes dan pos tes  setiap materi.  Hasil: ada peningkatan rata-rata nilai post tes dibandingkan pretes. Kesimpulan: ada peningkatan pengetahuan kader tentang pelaksanaan kelas ibu balita dan perawatan bayi dan balita setelah mengikuti kelas ibu balita. Kader diharapkan dapat menindaklanjuti melaksanakan kelas ibu balita dengan pendampingan tenaga kesehatan. 
STUNTING DENGAN ERUPSI GIGI SULUNG BATITA PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER KESEHATAN TENTANG KETERKAITAN ISNANTO; Imam Sarwo Edi; Siti Fitria Ulfah
Health Community Engagement Vol. 3 No. 1 (2022): July
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hasil penelitian Prasetyowati et al (2019) di wilayah Puskesmas Bugul Kidul Pasuruan diketahui bahwa sebanyak 53 % batita menunjukkan status gizi pendek dan 47 % dengan status sangat pendek. Berdasarkan hasil survey awal diketahui 90 % orang tua tidak mengetahui adanya keterkaitan antara stunting dengan erupsi gigi batita.Hasil observasi erupsi gigi pada batita dengan stunting diketahui sebanyak 77 % mengalami erupsi gigi yang lambat.Salah satu tugas kader adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang kesehatan. Program pengabdian masyarakat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader dalam mengetahui keterkaitan stunting dengan erupsi gigi. Meningkatnya pengetahuan kader diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam pencegahan stunting dan dampaknya terhadap kesehatan gigi anak. Metode kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan kepada kader. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat yaitu hampir 90% kader sudah mengetahui keterkaitan stunting dengan erupsi gigi. Kesimpulan yang dapat dirumuskan yaitu bahwa penyuluhan kepada para kader di wilayah Puskesmas Bugul Kidul Kota Pasuruan dapat meningkatkan pengetahuan kader.

Page 1 of 4 | Total Record : 36