cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Planologi Sultan Agung
ISSN : 26155257     EISSN : 26155257     DOI : -
Jurnal Planologi is a journal study of urban and regional planning issued by the Department of City and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, Indonesia. the articles are published every six months, that is, April and October (2 issues per year). The editor receives scientific articles and research results in accordance with the nature is Regional and City Planning
Arjuna Subject : -
Articles 104 Documents
Persepsi Anak Tentang Ruang Bermain Ramah Anak Di Bantaran Kali Banger Kelurahan Kemijen Mila Karmilah
Jurnal Planologi Vol 16, No 1 (2019): April, 2019. Thema Lahan dan Perkotaan
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v16i1.4387

Abstract

AbstractThe majority of the Indonesian population lives in Kampong in higher density, and one of them is living in the riverbank area. The characteristics of urban are having inadequate infrastructure conditions, lack of water supply, and lack of waste management. One of inadequate of infrastructure is  playing facilities for children. This study will look at children's perceptions regarding the location that responsive to children’s needs. The location of this study is the Kali Banger in the Kemijen sub-district. In Kemijen Sub district, there are 11 RW and eight of them are directly facing Kali Banger. This study uses a mixed approach (quantitative and qualitative) in extracting data. The study showed that children's perceptions of rivers are the convenient locations for playing, so they want the river to be clean. Children also have a good understanding of environmental hygiene, especially at Kali Banger. The locations that are often used to play are pump points, pump house roofs, playgrounds that located on RW 8, roads and railroad tracks. The choices of location for children's play was triggered by the condition of their houses, so they chosen to play in outdoor location until afternoon. This finding can be a reference for the development of Indonesian urban kampung that are more conducived to children, especially kampung on the riverbank. After mapping the existing location and location that children sugesting that responsive child’s needs and types of games, it was seen that the most desirable locations for playing locations were playgrounds (54.5%), then soccer fields (22.1%) and the rest are varied, while the types of games that were desired were swing (39%) and see saw of (18.2%). Key Words: Perception, Play Ground, Children and Responsive Children AbstrakMayoritas penduduk kota Indonesia tinggal di kampung dengan tingkat kepadatan yang tinggi, Salah satunya adalah keberadaan permukiman di kawasan bantaran sungai. Ciri kampung kota memiliki kondisi infrastruktur,  yang belum memadai salah satunya adalah fasilitas bermain bagi Anak. Studi ini akan melihat persepsi anak terkait lokasi bermain yang ramah (responsif) dengan kebutuhan usia anak. Lokasi penelitian ini adalah kawasan bantaran Kali Banger yang terletak di kelurahanKemijen, dari 11 RW yang terdapat di kelurahan Kemijen terdapat 8 RW yang langsung berhadapan dengan kali Banger. Studi ini menggunakan pendekatan campuran (kuantitatif dan kualitatif) didalam penggalian data-data. Temuan studi memperlihatkan bahwa persepsi anak tentang sungai/kali adalah sebagai lokasi yang nyaman sebagai tempat bermain, sehingga mereka menginginkan kali dalam kondisi bersih. Anak-anak juga mempunyai pemahaman yang baik mengenai kebersihan lingkungan khususnya pada kali Banger. Lokasi yang sering digunakan untuk bermain adalah beberapa titik pompa, atap rumah pompa, taman yang berada di RW 8, jalan lingkungan dan rel KA. Pemilihan lokasi bermain anak ini dipicu oleh kondisi rumah mereka yang sempit, sehingga mereka memilih keluar rumah sepulang sekolah sampai sore hari. Temuan ini dapat menjadi acuan bagi pengembanmgan kampung kota Indonesia yang lebih kondusif untuk anak, khususnya kampung bantaran sungai. Setelah dilakukan pemetaan baik eksisting dan rencana lokasi dan jenis permainan maka terlihat bahwa lokasi yang paling banyak diminat sebagai lokasi bermain adalah taman bermain (54.5%), kemudian lapangan sepakbola (22,1%) dan sisanya bervariasi, sedangkan jenis permainan yang banyak diinginkan adalah ayunan (39%) dan jungkat-jungkit sebesar (18,2%).Kata Kunci. Persepsi, ruang bermain,  anak, ramah anak
Karakteristik Perilaku Pengguna Ruang Publik Di Kota Semarang (Studi Kasus: Taman Progo, Taman Indonesia Kaya, Dan BKB) Mila Karmila; Agus Rochani
Jurnal Planologi Vol 17, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v17i1.9171

Abstract

ABSTRACTThe aims of this studi were (i) to describe negative motive of visitors in public space (ii) to explore the public space conditions that endorse the negative behaviour; (iii) the explore the positive behaviour; (iv) to explore positive variables related to public space; and (v) to describes dan mapping behaviour in public space in Semarang City. The methods of this study was mixed methods, combining between qualitative dan quantitative analyze. The number sampel were 243 respondens spreading in 3 public spaces location (Taman Progo, Taman Indonesia Kaya and Banjir Kanal Barat). The result of the research showed that the most user of public space were student and student of universities. The such motives were the public space is free of charge, easy access, nearby and open 24 hours. The variables that influence negative behaviour were the design of public space, lighting, operational timing, and availability of public space officers. The positive benefits of public space were depends on facilities and its design. The Positive public space were for education, socialization, sport activities, recreation and relaxation.Keywords : characteristic, public space and users ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah: (i) mendeskripsikan motif berperilaku negatif saat menggunakan ruang publik di Kota Semarang  terutama para remaja; (ii) mengeksplorasi  variabel  kondisi  ruang publik yang menjadi pendorong perilaku negatif; (iii) mengeksplorasi variabel kepribadian yang terkait dengan perilaku positif; (iv) mengeksplorasi variabel yang  terkait  manfaat  positif  ruang publik di Kota Semarang; dan (v) melakukan penggambaran (descriptif) dan pemetaan (mapping) perilaku pengguna ruang publik di Kota Semarang. Metode penelitian ini adalah mix method, yaitu gabungan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Responden dalam penelitian ini sebanyak 243 yang tersebar di 3 (tiga) taman yaitu taman Progo, Taman Indonesia Kaya dan Taman BKB. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Pengguna ruang publik sebagian besar merupakan usia remaja yang berprofesi sebagai mahasiswa/mahasiswi dan pelajar. Hal tersebut dikarenakan ruang publik merupakan tempat yang tanpa biaya (gratis), lokasinya dekat serta akses yang sangat bebas dengan waktu operasional 24 jam. Kondisi ruang publik di Kota Semarang bisa menjadi pendorong perilaku negatif pengguna ruang publik seperti design taman (kerindangan pohon, desain tempat duduk, smoking area, fasilitas persampahan), pencahayaan (kurangnya pencahayaan), waktu operasional, serta aparat dan fasilitas keamanan. Manfaat positif ruang publik yang dapat dirasakan oleh pengguna ruang publik didasari dengan adanya fasilitas-fasilitas di ruang publik itu sendiri maupun design ruang publik. Manfaat positif tersebut diantaranya ruang publik bermanfaat sebagai sarana edukasi dan sosialisasi (berkumpul ataupun mengerjakan tugas kelompok), sarana olahraga, rekreasi maupun relaksasi.Kata Kunci: karakteristik, ruang publik, pengguna
PERENCANAAN PERATURAN ZONASI DI KAWASAN KONSERVASI (STUDI KASUS PECINAN SEMARANG) Jamilla Kautsary
Jurnal Planologi Vol 15, No 2 (2018): Oktober, 2018. Thema Kawasan Cagar Budaya dan Perkembangan Kota
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v15i2.3526

Abstract

ABSTRACTZoning regulations for spatial planning in Indonesia are an integral part of the Spatial Detail Plan. The zoning regulation serves as a technical reference for the utilization and control of spatial utilization. This is done to maintain the use of space that develops in accordance with the characteristics of the zone and to minimize negative impacts. Traditional Chinatown settlements have certain characteristics that develop according to historical and spiritual factors of the community. Behind this characteristic is a meaning that is considered very important for this community, so that it cannot be arbitrarily arranged. This paper examines zoning regulations implemented in the Semarang Chinatown area and how far the local characteristics of the zone are used as a consideration of planning zoning regulations for spatial use in the region. This paper uses a rationalistic qualitative deductive approach with empirical description techniques. Some important findings identified from this paper are: first zoning regulations applied in the Spatial Detail Plan are still minimal and limited to the determination of spatial functions, the network system that serves related to the basic coefficient of build, height of the building. Both unique characteristics that must be considered in zoning arrangements in Chinatown such as activity grouping, spatial use rules, especially in skewers zones, and rules of space use around places of worship or sanctified spaces, building height and coefficient of existing buildings have not been considered at all. Recommendations that can be given from this paper are that the minimum zoning regulation components that apply in Indonesia according to the applicable standards are applied with special consideration of the unique characteristics of the region in the spatial arrangement.Keywords:  Zoning, Conservation, Traditional, Chinatown  ABSTRAKPeraturan zonasi dalam penataan ruang di Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Detail Tata Ruang. Peraturan zonasi tersebut berfungsi sebagai rujukan teknis untuk pemanfaatan dan mengendalikan pemanfaatan ruang. Hal ini dilakukan untuk mejaga agar pemanfaatan ruang yang berkembang tetap sesuai dengan karakteristik zona serta untuk meminimalkan dampak negatif. Permukiman tradisional Pecinan memiliki karakteristik tertentu yang berkembang sesuai faktor kesejarahan dan spiritual dari masyarakatnya. Dibalik karakteristik yang ada ini terselip makna yang dianggap sangat penting bagi komunitas ini, sehingga tidak bisa sembarangan untuk diatur. Tulisan ini mengkaji peraturan zonasi yang dilakukan di kawasan Pecinan Semarang dan seberapa jauh karakteristik lokal zona digunakan sebagai pertimbangan perencanaan peraturan zonasi pemanfaatan ruang di kawasan tersebut. Tulisan ini menggunakan pendekatan deduktif kualitatif rasionalistik dengan teknik deskripsi empiris. Beberapa temuan penting yang terindentifikasi dari tulisan ini adalah: pertama peraturan zonasi yang diterapkan dalam Rencana Detail Tata Ruang  masih minim  dan terbatas pada penentuan fungsi ruang, sisten jaringan yang melayani terkait koefisien dasar bangun, ketinggian bangunan. Kedua karakteritik unik  yang harus dipertimbangkan dalam pengaturan zonasi di Pecinan seperti  pengelompokan kegiatan, aturan pemanfaatan ruang khususnya di zona tusuk sate, dan aturan pemanfaatan ruang disekitar tempat peribadatan atau ruang-ruang yang disucikan, keinggian bangunan dan koefisien bangunan eksisting belum di pertimbangkan sama sekali.  Rekomendasi yang bisa diberikan dari tulisan ini adalah minimal komponen peraturan zonasi yang berlaku di Indonesia sesuai standarat yang berlaku diterapkan dengan pertimbangan khusus karakteristik unik kawasan dalam pengaturan ruang.Kata kunci:  Zonasi, Konservasi, Tradisional, Pecinan
Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Lokasi Permukiman di Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur Ogi Dani Sakarov
Jurnal Planologi Vol 16, No 1 (2019): April, 2019. Thema Lahan dan Perkotaan
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v16i1.3945

Abstract

Pada UUD 1945 pasal 28 disebutkan bahwa rumah atau hunian merupakan hak dasarbagi setiap warga negara. Hal tersebut dapat difahami bahwa undang-undang dasar mewajibkan pemerintah untuk memenihi kebutuhan rumah atau hunian bagi masyarakat Indonesia. Hingga saat ini pemerintah telah mencanangkan berbagai program pengadaan dan pengembangan perumahan dan permukiman baik dalam lingkup nasional, provinsi maupun daerah. Pada tingkat daerah, dimana pemerintah memegang peran sebagai pelaksana teknis program pembangunan perumahan dan permukiman hendaknya melakukan berbagai analisis untuk menentukan lokasi yang cocok untuk kawasan permukiman daerah. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan untuk membantu pemerintah dalam menentukan lokasi yang sesuai untuk kawasan permukiman di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah spasial kuantitatif dengan Teknik analisis kesesuaian lahan menggunakan software Arch GIS 10.2, dimana analisis dilakukan dengan  pengskoringan dan pembobotan terhadap variabel penentu kesesuaian lahan yakni aspek fisi, prasarana, aksesibilitas, kebencanaan dan sosial budaya. Hasil analisis ini adalah lahan pada wilayah Kabupaten Belu yang layak atau potensial sebagai lokasi untuk permukiman terdiri atas tiga kelas kesesuaian yakni kelas sangat sesuai (S1) seluas 3.566,38 ha, kelas sesuai (S2) seluas 5.933,49 Ha dan kelas cukup sesuai (S3) seluas 25.3166,59 Ha.
Konsep Pemanfaatan Ruang Terbuka Di Kawasan Kota Lama Semarang Ardiana Yuli Puspitasari; Jamilla Kautsary
Jurnal Planologi Vol 17, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v17i1.9170

Abstract

ABSTRACTMorphologically, the Semarang Old Town area has a very important role in the development of Semarang City and also has an important value for the development of urban area planning science. One urban element that has an important role in influencing the quality of the environment is the presence of green open spaces and non-green open spaces. The existence of open space as an inseparable part of buildings and historic environment in the Old City Region of Semarang provides space as a place of activity for the community and visitors. The objective to be achieved is to identify the potential use of open space in the Old City Region as a basis for designing the fulfillment of the availability of open space in this region, given the potential for tourism activities that continue to develop. This research approach uses qualitative descriptive empirical analysis methods. The results of this study are open space available in the old city at 18% of the core area of the old city and mostly in the form of road corridors (34%). Open space in the core area of the old city is still much that can be developed to accommodate the activities of visitors because until now the activity in the open space is still concentrated in the area of Taman Srigunting and Gereja Blenduk. The concept of open space utilization is directed at the river Kali Semarang area (riverfront) because in that area it still has great potential to be developed. The conclusion of this study is that the potential for open space utilization in the core area of the old city is still very large to facilitate the development of tourist activity which is increasing, so it is necessary to spread the gathering point of activities so that it is not concentrated in the area of the Taman Srigunting and Gereja Blendukg. The concept offered is riverfront open space along Semarang River.Keywords: concept, utilization, open space ABSTRAKSecara morfologi, kawasan Kota Lama Semarang memiliki peran yang sangat penting terhadap perkembangan Kota Semarang dan juga memiliki nilai penting bagi perkembangan ilmu perencanaan wilayah kota. Salah satu elemen perkotaan yang memiliki peran penting dalam mempengaruhi kualitas lingkungannya adalah keberaaan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau. Keberadaan ruang terbuka sebagai bagian yang tidak terlepaskan dari bangunan dan lingkungan bersejarah di Kawasan Kota Lama Semarang memberikan ruang sebagai wadah aktivitas bagi masyarakat dan pengunjung. Tujuan yang ingin dicapai yaitu teridentifikasi potensi pemanfataan ruang terbuka di Kawasan Kota Lama sebagai dasar untuk merancang pemenuhan ketersediaan ruang terbuka di kawasan ini, mengingat potensi kegiatan wisata yang terus berkembang. Pendekatan penelitan ini menggunakan kualitatif dengan metode analisis deskriptif empirik. Hasil dari penelitian ini adalah ruang terbuka yang tersedia di kota lama sebesar 18% dari luas kawasan inti kota lama dan sebagian besar berupa koridor jalan (34%). Ruang terbuka di kawasan inti kota lama masih banyak yang bisa dikembangkan untuk mewadahi aktivitas pengunjung karena sampai saat ini aktivitas pada ruang terbuka masih terpusat di area taman srigunting dan gereja blenduk. Konsep pemanfaatan ruang terbuka diarahkan pada  area sungai Kali Semarang (riverfront) karena pada area tersebut masih memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Kesimpulan penelitian ini adalah potensi pemanfaatan ruang terbuka di kawasan inti kota lama masih sangat besar untuk mewadahi perkembangan aktivitas wisatawan yang semakin meningkat, sehingga perlu persebaran titik kumpul aktivitas agar tidak memusat di area taman srigunting dan gereja blenduk. Konsep yang ditawarkan adalah riverfront open space di sepanjang Kali Semarang.Kata kunci: konsep, pemanfaatan, ruang terbuka
ARTEFAK DALAM KONTEKS PERKEMBANGAN KAWASAN HERITAGE ISLAM Karina Pradine Tucunan; Utari Sulistyandari; M Ilham Perkasa
Jurnal Planologi Vol 15, No 2 (2018): Oktober, 2018. Thema Kawasan Cagar Budaya dan Perkembangan Kota
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v15i2.3523

Abstract

ABSTRACTIslam is the majority religion in Indonesia, but unfortunately none of the historic sites of Islam in Indonesia became a common concern in the international world. The heritage of Islamic culture is a unique heritage because there is a process of acculturation and change of civilization in a fairly fast time (50 years) from the Hindu-Buddhist kingdom to the Islamic kingdom. Islamic cultural heritage so far only focusing in the existence of mosques and tombs and not focusing in spatial management. This indicates that there is a gap of knowledge on the disciplines of archeology and spatial planning, especially in the management of cultural heritage that should be a multi-disciplinary domain.The methods used in this study is qualitative studywith focus on building a spatial and archeology approaches to the heritage management. With the aim of space categorization and also the types of artifacts available, this paper finds that artifacts are divided into two namely those found or located in the core area and those in the supporting area.Keyword: Islamic Heritage, Artifacts ABSTRAKIslam merupakan agama mayoritas di Indonesia, namun sayangnya tidak satupun situs bersejarah islam menjadi concern bersama dalam dunia Internasional. Warisan kebudayaan islam merupakan sebuah warisan yang unik karena terjadi proses akulturasi dan perubahan peradaban dala waktu yang cukup cepat (50 tahun) dari kerajaan Hindu-Budha menjadi kerajaan Islam Kawasan cagar budaya dalam pengelolaan cagar budaya kawasan islam selama ini hanya teridentifikasi pada keberadaan masjid dan makam. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya kesenjangan pengetahuan terhadap disiplin ilmu arkeologi dan perencanaan ruang, terutama dalam pengelolaan cagar budaya yang seharusnya menjadi ranah multi disiplin ilmu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pengamatan tersetruktur dan konten analisis yang difokuskan pada data-data sekunder (literature review) yang menggabungkan antara ilmu arkeologi dan keruangan (spasial). Dengan tujuan dari kategorisasi ruang dan juga jenis artefak yang ada, makalah ini menemukan bahwa artefak terbagi atas dua yakni yang ditemukan atau berada di Kawasan inti dan yang berada di kawasan pendukung.Kata Kunci:Warisan Kebudayaan Islam, Artefak
PEMBENTUKAN RUANG AKTIVITAS SOSIAL PADA RUANG TERBUKA PUBLIK TAMAN MENTERI SUPENO Aggita Raras Putri; Eppy Yuliani; Boby Rahman
Jurnal Planologi Vol 14, No 2 (2017): Oktober 2017. Thema Open Space dan Pasar Tradisional
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v14i2.3870

Abstract

The Menteri Supeno Park is one of the  grounds are among the active line meeting Menteri Supeno Street, Mugas Street and Pahlawan Street. A strategic location to the City Centre makes the Park is used for a variety of activities such as art, social activity, livelihoods, recreation and culture. The interconnectedness of activities in the public space is important to sustained beauty and tranquillity, let alone see the existence of the Park is located between the areas of trade, education and office. The Park has become one of the grounds which support the activity of the people as well as his role as the face of the image or the city of Semarang. See the conditions, then an attempt to examine and organize the Garden Store to see the Minister forms the social spaces that occur in the Park store is Minister. This, the future can be used as a reference for the review and recommendation of policy and development of the Park store is additionally the Minister so that the role and functions optimized.The research use descriptive qualitative approach to rationalistic Unitarians with supported research methods using the technique of place-centered behavior mapping. Research used variables i.e. system activity and the system places. On the collection of data using the techniques of field observation, interview and documentary studies in support of the information-related information of the writing of this research. Based on the analysis that has been done with regard to space activities forming the Park store is also influenced by the Minister several factors namely the interconnectedness of the store along with Minister of Garden spaces in it with the surrounding environment; accessibility and circulation; completeness of the complementary elements; Security; the ability of attracting visitors; view; climatology; and visitor activity. As for, the activity space formed by the need for customized visitor activity on the grounds that the new spaces were found in the garden at the beginning of the planning of the Park. As for the findings, activities outside the spaces of functions including the existence of visitors who utilize wifi facility to work on tasks in Open Space Theater, the presence of tenant builders toys in Space Playground, the existence of deviant behavior of the visitors on the space Sitting Group, the existence of the visitors who played badminton at the Plaza, the presence of hawkers and visitors who urinate in the Skatepark.Key Word: Public Open Space , Activity Space
Kajian Kebijakan dalam Penetapan Ketentuan Umum Aturan Zonasi (KUPZ) Di Kawasan Karst (Studi Kasus: Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan) Jamilla Kautsary; Ardiana Yuli Puspitasari
Jurnal Planologi Vol 16, No 2 (2019): Oktober, 2019. Thema Pengelolaan Lahan dan Wisata
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v16i2.5248

Abstract

Kawasan karst di kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan, merupakan bagian dari kawasan Pegunungan Kapur Kendeng. Kawasan ini melalui peraturan menteri Energi Sumber Daya dan Mineral ditetapkan sebagai kawasan Lindung Geologi pada Tahun 2014. Penetapan ini didasarkan pada keunikan dan pentingnya peran kawasan karst untuk penyangga kehidupan. Sebagai kawasan lindung, kawasan ini tentu memiliki batasan dalam pemanfaatnnya. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji kebijakan dan aturan yang menjadi rambu-rambu pengarah pengembangan kawasan karst khususnya di Kecamatan Klambu, yang saat ini sudah berkembang menjadi kawasan permukiman. Data dan informasi kebijakan dikaji dengan pendekatan kualitatif rasionalistik, berdasarkan parameter kepentingan perlindungan. Pada bagian akhir artikel, akan disampaikan temuan rekomendasi arahan kebijakan yang bisa digunakan untuk Penentapan KUPZ.
Pengelolaan Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Kota Semarang Intan Muning Harjanti; Pratamaningtyas Anggraini
Jurnal Planologi Vol 17, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v17i2.9943

Abstract

ABSTRACTIndonesia's rapid population growth will indirectly affect the increase in waste production. Ineffective and efficient waste management systems will have an impact on the accumulation of waste at the final processing location. Large piles of garbage have the potential to produce gases that are harmful to health and the environment. Jatibarang Final Processing Site is the only final processing location in the city of Semarang, where the final processing location can accommodate sources of waste from 16 sub-districts in the city of Semarang. The purpose of this study is to determine the waste management activities in the Jatibarang final processing site, so that later it can become an input to improve future waste management in the Jatibarang final processing location. The research method used is descriptive qualitative, using primary and secondary data collection techniques.The results of the study explained that the waste management activities at the jatibarang final processing site are, the final scraping of compost, the use of methane gas (CH4) originating from the landfill as an alternative gas (biogas), reducing waste by herding cattle, and the methane canteen program.Keyword: waste, management, Jatibarang ABSTRAKPertumbuhan penduduk Indonesia yang cepat akan secara tidak langsung mempengaruhi peningkatan produksi limbah. Sistem pengelolaan limbah yang tidak efektif dan efisien akan berdampak pada akumulasi limbah di lokasi pemrosesan akhir. Tumpukan besar sampah berpotensi menghasilkan gas yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Situs Pengolahan Akhir Jatibarang adalah satu-satunya lokasi pemrosesan akhir di kota Semarang, di mana lokasi pemrosesan akhir dapat menampung sumber limbah dari 16 kecamatan di kota Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan pengelolaan limbah di lokasi pengolahan akhir Jatibarang, sehingga nantinya dapat menjadi input untuk meningkatkan pengelolaan limbah di masa mendatang di lokasi pengolahan akhir Jatibarang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, menggunakan teknik pengumpulan data primer dan sekunder. Hasil penelitian menjelaskan bahwa kegiatan pengelolaan limbah di lokasi pemrosesan akhir jatibarang adalah, pengikisan akhir kompos, penggunaan gas metana (CH4) yang berasal dari TPA sebagai gas alternatif (biogas), mengurangi limbah dengan menggembalakan ternak , dan program kantin metana.Kata kunci: limbah, pengelolaan, Jatibarang
USING SPACE SYNTAX TO DETERMINE THE FORM AND PATTERN OF HERITAGE SITE (Case Study: Sangiran Heritage Site) Mila Karmila; Nyandra Sari Magfiroh
Jurnal Planologi Vol 15, No 1 (2018): April, 2018. Thema Fasilitas Perkotaan dan Heritage
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v15i1.2762

Abstract

ABSTRACTThere are 10 criteria of world heritage sites that have been set by UNESSCO. The category is divided into two categories of cultural sites and natural sites. Area of Ancient Human Site in Sangiran is included in the category of cultural sites. Sangiran region has begun to develop since 2005. In 2012 the government to plan and develop on a large scale so that now the region currently has 5 museums with international standard. From this activity began to appear very significant changes to the region Sangiran. The growth of trade, settlements, tourism and service has influenced regional shape and form.To know the changes that occur in the region of Sangiran the studied used space syntax analysis method, which in its approach using a quantitative approach. The space syntax analysis method will be adjusted with the steps of configuration method. The analysis variables used are the characteristics of the region, the anatomy of the region and the blueprint of the expanse. Using various indicators such as scarcity, historicity and scientific value, and the road net. In conformity with the variables and indexes that have been brought up, is expected to produce research output in accordance with the title, the Form and Pattern of Ancient Site Site Sangiran, Sragen regency. The result of this study shows that Sangiran area tends to be fragmented cities, with space syntax R2 value of 0.012714 (intelligibility value). In addition, based on the pattern of development of the Sangiran region in the form of dispersing pattern. This is due to the development of homogeneous economic activities and parallel to the road network.Keywords : space syntax, determine, form and pattern, heritage site  ABSTRAK Terdapat 10 kriteria situs warisan dunia yang telah di tetapkan oleh UNESSCO dan dikatagorikan menjadi dua bagian yaitu katagori situs budaya dan situs alam. Kawasan Situs Manusia Purba yang ada di Sangiran ini termasuk dalam katagori situs budaya. Kawasan Sangiran mulai berkembang pada tahun 2005 kawasan ini hanya berdiri satu bangunan berbentuk joglo sehingga tidak berdampak besar di sekitar kawasan.  Pada  2012 pemerintah melakukan perencanaan dan pembangunan secara besar-besaran sehingga sekarang kawasan heritage ini telah memiliki 5 museum berstandar internasional. Dari kegiatan tersebut terjadi perubahan yang sangat signifikan terhadap kawasan pariwisata, permukiman, perdagangan dan jasa yang berpengaruh terhadap bentuk dan pola kawasan.Untuk mengetahui adanya perubahan di kawasan Sangiran, digunakan pendekatan kualitatif dengan metode space syntax. Metode ini akan  menggunakan analisis space syntax dan disesuaikan dengan langkah-langkah metode konfigurasi. Variabel analisis yang digunakan adalah karakteristik wilayah, anatomi wilayah dan cetak biru hamparan. Menggunakan berbagai indikator seperti kelangkaan, historisitas dan nilai ilmiah, dan jaring jalan. Sesuai dengan variabel dan indeks yang telah dikemukakan, diharapkan dapat menghasilkan output penelitian sesuai dengan judul, Bentuk dan Pola Situs Situs Kuno Sangiran, Kabupaten Sragen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa daerah Sangiran cenderung menjadi kota yang terfragmentasi, dengan nilai R2 sintaksis ruang 0,012714 (nilai kejelasan). Selain itu, berdasarkan pola perkembangan wilayah Sangiran dalam bentuk pola pendispersi. Hal ini disebabkan perkembangan kegiatan ekonomi yang homogen dan sejajar dengan jaringan jalan.Keywords : space syntax, determine, form and pattern, heritage site                                                                                                                                                                      

Page 2 of 11 | Total Record : 104