cover
Contact Name
Rahmat Syah
Contact Email
jurnal.vijjacariya@stabn-sriwijaya.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.vijjacariya@stabn-sriwijaya.ac.id
Editorial Address
Jalan Edutown BSD City Serpong, Pagedangan, Kec. Pagedangan, Tangerang, Banten 15339
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
VIJJACARIYA: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Buddhis
ISSN : 24426016     EISSN : 29855284     DOI : -
Vijjacariya Journal is a journal that contains Buddhist religious and religious education. The theme raised relates to the Development of Buddhist Education and Education. Vijjacariya journal is published regularly 2 times a year. 1. Development of Buddhist Education and Education 2. Learn and teach Buddhism 3. Development of Buddhist curriculum 4. Buddhist religious education technology 5. Evaluation of Buddhist religious education
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2018): December 2018" : 10 Documents clear
Kompetensi Literasi Media Digital Siswa Kelas X Pada Sma Beryayasan Buddhis Dl Tangerang Heriyanto Heriyanto
Vijjacariya: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Buddhis Vol 5, No 2 (2018): December 2018
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan penelitian ini adalah bagaimanakah kompetensi literasi media digital siswa kelas X pada SMA beryayasan buddhis di Tangerang. Tujuan penelitian untuk mengetahui kompetensi literasi media digital siswa kelas X. Tingkat kompetensi literasi media digital dilakukan dengan memberikan kategori (tinggi, sedang, dan rendah) yang diukur menggunakan dimensi digital literacy competencies. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian berjumlah 114 orang. Objek penelitian adalah kompetensi literasi media digital siswa kelas X pada SMA beryayasan buddhis di Tangerang. Penentuan sampel dilakukan dengan random sampling melalui area sampling. Pengumpulan data dengan teknik non tes menggunakan kuesioner menggunakan empat klasifikasi berdasarkan skala Likert. Lokasi penelitian di SMA Atisa Dipamkara, SMA Perguruan Buddhi, SMA Dharma Putra, dan SMA Ehipassiko School. Teknik analisis data dengan teknik statistik deskriptif menggunakan nilai rata-rata dan standar deviasi. Hasil penelitian menyatakan tingkat kompetensi literasi media digital siswa SMA kelas X pada sekolah beryayasan buddhis di Tangerang sebesar 72,39%. Sedangkan kategori tingkatan kompetensi Internet Searching untuk setiap responden berada pada 21,93% kategori tinggi, 64,04% sedang, dan 14,04% kategori rendah. Tingkat kompetensi literasi media digital siswa kelas X dilihat dari dimensi Hypertextual Navigation sebesar 64,73%, dengan kategori tinggi sebesar 17,54%, sedang 65,79%, dan 16,67% rendah. Tingkat kompetensi literasi media digital siswa kelas X dilihat dan dimensi Content Evaluation sebesar 70,87%, kategori tinggi sebesar 17,54%, sedang 65,79%, dan rendah 16,67%. Tingkat kompetensi literasi media digital siswa kelas X dilihat dan dimensi Knowledge Assembly sebesar 71,43%, sebesar 20,18% kategori tinggi, 64,91% sedang, dan 14,91% kategori rendah
Identifikasi Kesulitan Guru Pendidikan Agama Buddha Dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Di Tangerang Dan Dki Jakarta Tri Amiro; Iin Suwarni; Yogi Murdianto
Vijjacariya: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Buddhis Vol 5, No 2 (2018): December 2018
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan yang dialami oleh guru Pendidikan Agama Buddha di Tangerang dan DKI Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode survei. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari 125 item yang dibagi menjadi 4 aspek, yaitu: 1) Lingkup Kurikulum 2013; 2) persiapan pembelajaran; 3) pelaksanaan pembelajaran; dan 4) evaluasi. Untuk menjamin validitas, dilakukan penilaian oleh ahli, sementara reliabilitas diukur menggunakan indeks pencapaian Alpha Cronbach, yang nilainya sebesar 0,989. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1) tingkat kesulitan guru Pendidikan Agama Buddha dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 sebesar 58,10%; 2) tingkat kesulitan guru Pendidikan Agama Buddha dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada aspek sekitar Kurikulum 2013 sebesar 61,06%; 3) tingkat kesulitan guru Pendidikan Agama Buddha dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada aspek persiapan pembelajaran sebesar 59,91%; 4) tingkat kesulitan guru Pendidikan Agama Buddha dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada aspek pelaksanaan pembelajaran sebesar 55,32%; dan 5) tingkat kesulitan guru Pendidikan Agama Buddha dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada aspek hasil pembelajaran sebesar 58,24%, yang dibagi menjadi tiga indikator: a) ukuran sikap sebesar 59,02%; b) jumlah pengetahuan sebesar 57,71%; dan c) jumlah keterampilan sebesar 58,51%
Tantangan Profesi Guru Pendidikan Agama Buddha Di Tangerang Sugianto Sugianto
Vijjacariya: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Buddhis Vol 5, No 2 (2018): December 2018
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan artikel ini untuk mendeskripsikan tantangan profesi guru agama Buddha di Tangerang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2018 kepada guru agama Budha di Tangerang. Data dikumpulkan melalui wawancara. Keabsahan data melalui uji kredibilitas, ketergantungan, konfirmabilitas dan transferbilitas. Analisis data menggunakan model Miles Huberman. Berdasarkan hasil penelitian tantangan profesi guru agama Buddha di Tangerang adalah terkait penggugah, kualitas siswa, pembentukan karakter, berkurangnya jumlah siswa, dan fasilitas pendidikan. Untuk mengungkap tantangan tersebut, guru akan melakukan pembelajaran yang berkualitas melalui metode pembelajaran kooperatif, penggunaan media pembelajaran kekinian, kesabaran dan kehati-hatian dalam menghadapi siswa, serta memberikan tugas tambahan untuk mengikuti Sekolah Minggu Budha atau kebaktian. 
Implikasi Psikologi Perkembangan Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini Muawanah Muawanah
Vijjacariya: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Buddhis Vol 5, No 2 (2018): December 2018
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan implikasi psikologi perkembangan terhadap pendidikan anak usia diniadalah dapat memberikan rangsangan atau stimulasi pendidikan yang sesuaidengan tahap tumbuh kembang anak usia pra sekolah. Pendidikan anak usiadini_merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yangmenitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan danperkembangan fisik, kecerdasan, sosio emosional, bahasa dan komunikasi,sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anakusia dini. Adapun implikasi psikologi perkembangan terhadap pendidikananak usia dini adalah sebagai berikut: (1) terhadap pengembangan kurikulum;(2) sistem pembelajaran; dan (3) sistem penilaian. Metode yang digunakandalam penulisan ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif studikepustakaan. Diharapkan dengan psikologi perkembangan maka bisamenjadikan proses pendidikan pada pendidikan anak usia dini dapatberkembang dengan baik.
Implementasi Cooperative Learning Model Stad (Student Team Achievement Divisions) Dalam Meningkatkan Keterampilan Menyimak Estetik Sujiono Sujiono
Vijjacariya: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Buddhis Vol 5, No 2 (2018): December 2018
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan; (1) Implementasi cooperative learning model STAD dalam pembelajaran agama Buddha kelas V pada materi merawat orang sakit; (2) Seberapa efektif cooperative learning model STAD dalam meningkatkan keterampilan menyimak estetik pada materi merawat orang sakit. Tempat penelitian di SDN 3 Getas, Kec. Kaloran, Kab. Temanggung. Waktu penelitian ini Februari s.d Juli 2018. Validitas data menggunakan trianggulasi teknik dan trianggulasi sumber. Teknik analisis data model interaktif. Hasil penelitian bahwa Implementasi STAD (Student Team Achievement Divisions) dalam pembelajaran agama Buddha kelas V Belajar mampu mengkondisikan siswa belajar dengan penuh kebersamaan, menyenangkan, dan semangat. Hal ini mengkondisikan siswa tidak merasa bosan saat belajar. Guru tidak lagi mendominasi jalannya pembelajaran. Motivasi siswa belajar tumbuh dengan baik. Implementasi STAD (Student Team Achievement Divisions) sangat efektif diterapkan pada materi merawat orang sakit. Siswa merasakan lebih mudah menyimak kisah Puttigatissa Thera. Siswa mampu menceritakan kisah Puttigatissa Thera dengan baik
Makna Alat Dharma Bagi Umat Buddha Mahayana Nyoto Nyoto
Vijjacariya: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Buddhis Vol 5, No 2 (2018): December 2018
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aliran Buddha Theravada melakukan ritual dengan membaca Paritta dalam bahasa Pali sedangkan aliran Mahayana melakukan puja bhakti dengan bahasa mandarin dan sansekerta. Dalam melakukan Puja Bhakti Theravada masyarakat hanya membaca paritta, bermeditasi, menyanyikan lagu Budha, kemudian mendengarkan ceramah dhanima. Namun sekte mahaya menggunakan alat dharma dalam melakukan puja bhakti. Alat musik tersebut adalah gendang, in cing, genta, gong, tan ce, he ce, dan mu yi. setiap alat yang digunakan mempunyai sejarah, dan makna bagi puja bhakti Mahayana. Dalam penelitian yang diadakan bertujuan untuk mengetahui makna umat candi lalitavistara terhadap alat dharma. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan deskriptif. Agar data yang diperoleh memuaskan maka penulis mengadakan observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk memperoleh data yang diperoleh secara akurat. Hasil penelitian ini adalah mengetahui makna alat dharma bagi umat candi lalitavistara.
Ketidakwajaran Skor Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Ahsanul Khair Asdar
Vijjacariya: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Buddhis Vol 5, No 2 (2018): December 2018
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam pengukuran pendidikan, skor yang tidak sesuai harus dideteksi. Skor yang tidak sesuai dapat terjadi pada responden secara individu. Skor yang tidak sesuai menjadi fokus menarik karena informasi tersebut dapat memberikan masukan kepada penguji tentang kondisi peserta tes bahkan lebih dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini fokus pada gambaran ketidaksesuaian nilai calon mahasiswa STABN Sriwijaya Tangerang Banten tahun 2018 pada ulangan dasar-dasar agama Budha. Populasi penelitian ini adalah seluruh calon mahasiswa STABN Sriwijaya Tangerang Banten tahun 2018 sekaligus sebagai sampel. Data penelitian ini adalah data sekunder. Itulah tanggapan calon siswa terhadap setiap butir soal tes dasar-dasar agama Buddha. Hasil analisis data dengan menggunakan metode Donlon-Fisher menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 20,93% calon siswa yang mempunyai nilai kurang sesuai dan 79,07% calon siswa mempunyai nilai kurang sesuai. 
Peran Etika Buddha Dalam Menjaga Sistem Kehidupan Perumah Tangga Dalam Kajian Fungsionalisme Struktural Sapardi Sapardi
Vijjacariya: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Buddhis Vol 5, No 2 (2018): December 2018
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sila merupakan dasar utama dalam pelaksanaan ajaran agama Buddha. Sila mencakup semua perilaku dan sifat baik yang termasuk dalam ajaran moral dan etika agama Buddha. Pancasila Buddhis yang diajarkan Buddha kepada siswa-siswa-Nya dalam hal ini yang disebut sebagai upasaka dan upasika adalah suatu sikkhapada (peraturan-pelatihan). Pembahasan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Metode ini digunakan untuk mendeskriptifkan Etika Sebagai Pedoman Hidup Perumah Tangga dan Peran Etika Dalam menjaga Sistem Struktur Sosial. Dalam teorinya, Parson mengandaikan bahwa struktur fungsi akan berperan apabila fungsi dari bagiannya masing-masing bekerja dengan baik. Bila salah satu fungsi terganggu, maka akan mempengaruhi operasional tindakan yang lain. Parson mengandaikan bahwa struktur dan fungsi bagaikan tubuh badan jasmanai yang tidak dapat terpisahkan, yang terdiri atas berbagai struktur yang memiliki fungsi dan menjalankan fungsinya masing-masing dengan baik. Sturktur dan fungsi dari anggota badan berjalan dengan baik, maka dalam fisik atau badan manusia tidak terdapat masalah. Namun jika terdapat satu saja bagian tubuh mengalami gangguan maka akan mengganggu bagian yang lain. secara keseluruhan dan yang paling mendasar juga dapat ditemukan pada lima latihan moral (pañcasīla buddhis). Etika yang terkandung dalam lima latihan moral ini utamanya mengarah pada perbaikan diri pribadi seseorang. Lima disiplin moral ini menjadi sebuah pilihan atau kepatuhan umat Buddha perumah tangga dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kebahagiaan, baik dalam kehidupan berumah tangga maupun bersama-sama di masyarakat. Etika berperan untuk menjaga sistem stuktur sosial dalam kehidupan perumah tangga. Hal ini sejalan dengan pemikiran Parsons. Asumsinya bahwa setiap anggota keluarga memiliki fungsi masing-masing dan bekerja sesuai dengan fungsinya sebagai sebuah sistem.
Pelanggaran Kesantunan Berbahasa Maiiasiswa Pada Dosen Dalam Wacana Komunikasi Whatsapp Di Stab Negeri Sriwijaya Tangerang Suntoro Suntoro
Vijjacariya: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Buddhis Vol 5, No 2 (2018): December 2018
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemudahan berkomunikasi melalui jejaring sosial WhatsApp menyebabkan terjadinya banyak pelanggaran. kesantunan berbahasa, termasuk juga dalam dunia akademik. Penelitian iru mencoba mengkaji pelanggaran kesantunan berbahasa mahasiswa pada dosen dalam wacana komunikasi WhatsApp. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan pragmatik. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara dokumentasi dan wawancara dengan model analisis heuristik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terjadi pelanggaran kesantunan berbahasa mahasiswa pada dosen dalam wacana komunikasi WhatsApp pada prinsip kebijaksanaan, kedermawanan, penghargaan, kesederhanaan, kecocokan, dan kesimpatian; (2) secara umum pelanggaran tersebut disebabkan oleh faktor kemampuan berbahasa, kemampuan memahami konteks, dan kedekatan. Oleh karena itu, mahasiswa dan dosen hendaknya dapat menggunakan bahasa yang santun dan sesuai dengan situasi tuturnya.
Ornamen Dan Nilai-Nilai Karakter Cerita Pancatantra Pada Relief Candi Mendut Dan Candi Sojiwan Waluyo Waluyo
Vijjacariya: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Buddhis Vol 5, No 2 (2018): December 2018
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini didasarkan pada cerita bertema pañcatantra di Candi Mendut dan Candi Sojiwan yang mengandung nilai moral luhur dalam membentuk karakter seseorang, namun belum dimanfaatkan secara optimal, serta belum adanya penjabaran komprehensif persamaan dan perbedaannya pada kedua candi, baik pada ornamen dan analisis reliefnya maupun karakter yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ornamen dan nilai-nilai karakter cerita pañcatantra yang terdapat di Candi Mendut dan Candi Sojiwan. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dengan metode penelitian arkeologi yang mendasarkan pada analisis ikonografi. Relief bertema pañcatantra dilakukan analisis ikonografi dari segi narasi, bentuk, morfologi, teknologi, dan kontekstual. Data bersumber dari Candi Mendut dan Candi Sojiwan yang terpahat banyak relief bertema pañcatantra yang mengandung nilai-nilai karakter. Keabsahan data ditempuh melalui peningkatan ketekunan, diskusi dengan sejawat dan ahli, triangulasi, di samping proses dependability, transferability, dan confirmability. Analisis data menggunakan analisis relief sebagai bagian dari analisis ikonografi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) relief cerita fabel bertema pañcatantra yang terpahat pada Candi Mendut dan Candi Sojiwan yaitu "Garuda dan Penyu", "Buaya dan Kera", "Gajah dan Tikus Pengerat", "Kepiting dan Bangau", "Burung Berkepala Dua", dan "Serigala dan Lembu"; sedangkan cerita yang hanya terdapat pada Candi Mendut yaitu "Ular dan Luwak", "Penyu dan Angsa", "Seekor Kera", "Brahmana, Ular, dan Kepiting", "Rusa, Macan, dan Kera", "Ular dan Manusia Terbang", "Kera Pemarah", "Macan, Kera, dan Kambing", "Dua Rusa", dan "Kucing dan Tiga Tikus"; serta cerita yang hanya terdapat di Candi Sojiwan yaitu "Singa dan Manusia", "Serigala dan Manusia", "Anjing dan Manusia", dan "Gajah dan Kambing"; (b) persamaan ornamen relief pañcatantra pada Candi Mendut dan Candi Sojiwan mengambil bentuk monoscenic narratives, bentuk continuous narratives pada Candi Mendut; sebagian besar berbentuk empat persegi panjang, ada juga bentuk segitiga dan tak beraturan pada Candi Mendut; sedangkan pada analisis morfologi figur yang dipahatkan sebagian besar naturalis, pada Candi Sojiwan ditemukan tidak naturalis berupa garuda, hiasan kerang, dan kinnara; ukuran relief pada Candi Mendut bervariasi, pada Candi Sojiwan berukuran sama; pada kedua candi memiliki ukuran figur tokoh sentral yang diapit oleh hiasan flora dan atau fauna; dari segi teknologi, kedua candi termasuk kategori haut relief; analisis kontekstual kedua candi berbeda atas ditemukannya gana unik dan spesifik berupa gajah, singa, dan manusia menunggang singa di Candi Sojiwan; persamaannya yaitu terdapat makara dan gana dengan karakter yang sedikit berbeda; (c) nilai-nilai karakter cerita pañcatantra pada Candi Mendut dan Candi Sojiwan yang bernilai positif yaitu tanggung jawab, strategi, pengorbanan, pertolongan, kebersamaan, suka cita, usaha keras, kerja bertahap, belas kasih, balas budi, kebijaksanaan, persahabatan, saling menolong, persaudaraan, kecerdikan, berterima kasih, pemahaman sebab akibat, kesetiaan, kejujuran, kesabaran, tepat waktu, perjuangan, kewaspadaan, empati, dan siap menghadapi tantangan; sedangkan nilai-nilai negatif yang muncul di antaranya permusuhan, tipu daya, balas dendam, lupa diri, kesombongan, keras kepala, serakah, rakus, rencana jahat, pembunuhan, tipu muslihat, kebodohan, kekalahan, suka mengejek, kemarahan, mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin, bersama dalam kejahatan, kepura-puraan, keinginan lebih, iri hati, keinginan salah, dan menyia-nyiakan kesempatan.

Page 1 of 1 | Total Record : 10