cover
Contact Name
Teng Sutrisno
Contact Email
tengsutrisno@petra.ac.id
Phone
+6231-2983139
Journal Mail Official
tengsutrisno@petra.ac.id
Editorial Address
Gedung P lantai 5, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya, Jawa Timur 60236, Indonesia.
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Teknik Mesin
ISSN : 14109867     EISSN : 26563290     DOI : https://doi.org/10.9744/jtm
Jurnal Teknik Mesin (JTM) merupakan Jurnal Keilmuan dan Terapan Teknik Mesin yang dikelola oleh Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra. JTM terbit pertama pada April 1999. JTM telah mendapatkan akreditasi Jurnal Nasional oleh Dirjen Dikti Depdiknas dengan SK-Nomor: 02/Dikti/Kep/2002, SK-Nomor :43/DIKTI/Kep/2008. JTM diterbitkan setiap bulan April dan Oktober. Tujuan penerbitan jurnal ini antara lain adalah untuk: Menyebarluaskan pengetahuan, pengalaman/terapan dan temuan baru para ilmuwan atau praktisi di bidang teknik mesin. Meningkatkan motivasi para ilmuwan dan praktisi untuk melakukan penelitian dan pengembangan ilmu di bidang teknik mesin
Articles 277 Documents
Pemodelan Torque Vectoring Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Stabilitas Pengendalian Mobil Listrik Roche Alimin; Ian Hardianto Siahaan; Andre Saputra
Jurnal Teknik Mesin Vol. 18 No. 2 (2021): OCTOBER 2021
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/jtm.18.2.44-50

Abstract

Pesatnya perkembangan mobil listrik membuat banyak produsen otomotif berlomba mengembangkan teknologi mobil listrik mereka sendiri. Dari sisi pengaturan performa, mobil listrik lebih banyak menyediakan fleksibilitas daripada mobil konvensional, sehingga implementasi kontrol yang lebih mutakir menjadi lebih memungkinkan. Saat ini salah satu sistem kontrol yang tersedia dan dikembangkan pada mobil listrik adalah Torque Vectoring. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan algoritma sistem Torque Vectoring beserta sistem kontrolnya melalui pemodelan dan simulasi MATLAB-Simulink. Metode kontrol yang digunakan adalah kontroler PID. Variabel yang diukur untuk melihat keefektivitas sistem Torque Vectoring adalah yaw rate, sudut kemudi, sudut sideslip, traksi pada setiap ban, percepatan longitudinal dan lateral, kecepatan longitudinal, slip longitudinal di setiap ban, dan torsi output di setiap roda. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa algoritma sistem Torque Vectoring yang dikembangkan mampu meningkatkan stabilitas pengendalian mobil listrik. Sistem Torque Vectoring tersebut mampu beroperasi pada berbagai kondisi jalan dan manuver mobil, sehingga mobil dengan sistem Torque Vectoring lebih dapat dikendalikan dan stabil jika dibandingkan dengan mobil tanpa sistem Torque Vectoring.
Remanufacturing: Strategi dan Desain dalam Rantai Pasok Lingkaran Tertutup Gan Shu San; Didik Wahjudi; Yopi Yusuf Tanoto
Jurnal Teknik Mesin Vol. 18 No. 2 (2021): OCTOBER 2021
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/jtm.18.2.51-59

Abstract

Remanufaktur adalah proses pemulihan barang bekas yang memberikan preservasi tertinggi terhadap nilai tambah produk originalnya, proses ini mentransformasikan barang bekas menjadi “seperti baru” dan seringkali dikembalikan ke pasar dengan garansi yang ekuivalen seperti produk baru. Praktik remanufaktur ini dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan karena dapat mengurangi limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir. Namun remanufaktur juga memiliki banyak tantangan, tidak hanya dalam aspek teknikal dan operasional, tetapi juga pada aspek strategi dan desain. Makalah ini menyajikan pendekatan konseptual berdasarkan tinjauan literatur untuk menjawab tantangan remanufaktur dalam rantai pasok lingkaran tertutup, serta mengusulkan strategi dan desain implementasinya. Pendekatan yang digunakan adalah qualitative content analysis untuk mengidentifikasi berbagai konsep dan membagi dalam kategori yang sesuai. Hasil analisis menunjukkan bahwa implementasi remanufaktur dalam rantai pasok lingkaran tertutup dapat diterapkan dengan penentuan motif dan pendorong, dimensi keputusan remanufaktur, strategi implementasi remanufaktur, desain produk dan proses, serta desain jaringan.
Peningkatan Performance Motor Bensin 4 Tak 3 Silinder yang Menggunakan Bahan Bakar Gas dengan Penambahan Blower dan Sistem Injeksi Rahardjo Tirtoatmodjo; Willyanto Willyanto
Jurnal Teknik Mesin Vol. 1 No. 1 (1999): APRIL 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Replacing from gasoline to gas fuel (BBG) for automotive, in fact, decreases the motor’s power. By adding some equipments such as blower (+ inverter) and BBG injection, the pressure and density of BBG and air mixture into combustion chamber will be higher. This can make the power of combustion engine be equal even bigger than using gasoline. Abstract in Bahasa Indonesia : Penggantian BBM menjadi BBG untuk kendaraan bermotor ternyata mengakibatkan penurunan daya motor yang dihasilkan. Dengan menambahkan peralatan tambahan berupa blower (+ inverter) dan injeksi BBG, maka tekanan dan kepadatan campuran BBG dan udara yang masuk ke dalam ruang bakar bisa lebih tinggi dan daya yang dihasilkan motor bakar lebih meningkat dan bisa menyamai bahkan melebihi daya motor dari motor bakar pada waktu menggunakan bensin. Kata kunci : performance, bahan bakar gas, blower, sistem injeksi, inverter
Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller Ekadewi Anggraini Handoyo; Rahardjo Tirtoatmodjo
Jurnal Teknik Mesin Vol. 1 No. 1 (1999): APRIL 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A diesel engine that is used widely in a rice mill needs to be cooled by water that is circulated. One way to reduce the fuel used is to find the optimum cooling water entering the engine. A research is done in a rice mill in Lumajang. It is found that the optimum temperature to get the rice milled both for IR64 and IR70 is 65oC. The fuel is reduced as much as 13.6% for IR64 if the water enters the engine at 65oC compared to 40oC. Meanwhile, it is 14.3% for IR70. The temperature of the cooling water entering the engine is maintained at the optimum temperature by controlling the volume (or the height) of the water in the cooling pond, i.e. 220 liters for IR64 and 230.6 liters for IR70. Abstract in Bahasa Indonesia : Suatu motor diesel yang banyak dipakai di huller untuk menggiling gabah membutuhkan pendinginan oleh air yang bersirkulasi. Salah satu cara untuk menghemat bahan bakar adalah dengan mencari temperatur air pendingin masuk engine yang optimal. Dari penelitian di sebuah huller di Lumajang, didapat bahwa untuk menggiling gabah IR64 dan IR70 temperatur optimal tersebut adalah 65oC. Penghematan bahan bakar jika air masuk engine pada 65oC dibanding jika masuk pada 40oC adalah 13,6% saat menggiling gabah IR64 dan 14,3% saat menggiling gabah IR70. Untuk menjaga air pendingin masuk engine pada temperatur optimal dilakukan pengaturan volume (atau ketinggian) air pendingin dalam bak pencampur, yaitu 220 liter saat menggiling IR64 dan 230,6 liter saat menggiling IR70. Kata kunci : air pendingin, motor diesel stasioner
Mekanisme Gerak Translasi Bolak-Balik dengan Ulir Silang Joni Dewanto; Ninuk Jonoadji
Jurnal Teknik Mesin Vol. 1 No. 1 (1999): APRIL 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

It is very important to study mechanism in a machine design in order to get an effective and precise movement. There are many ways to convert rotation into reciprocating motion. Each way has unique characteristics. However usually not for long stroke and they have dynamics problem. This problem can be overcome by the cross-screw mechanism without alternating rotation input. Reciprocating motion is produce due to the changing of the screw angle from positive to negative gradually at the end of the screw. Dynamics effect can also be minimised by designing this changing parabolically in maximum rotation angle interval. Abstract in Bahasa Indonesia : Studi tentang mekanisme adalah hal yang sangat penting dalam merencanakan suatu mesin agar menghasilkan gerakan yang efektif dan tepat.Untuk mengubah gerak berputar menjadi gerak translasi bolak-balik pada dasarnya dapat dilakukan dengan beberapa cara. Masing-masing memiliki keunkan tersendiri. Akan tetapi biasanya tidak untuk langkah yang panjang dan memiliki efek dinamik yang besar. Problem tersebut dapat diatasi dengan mekanisme ulir silang sebagaimana power screw tanpa mengubah arah putaran masukannya. Gerak balik terjadi karena adanya peubahan sudut ulir dari poositif menjadi negatif dibagian ujung screw secara gradual. Dengan peubahan sudut ulir yang parabolik ( funsi kwadrat) pada interval sudut putar screw yang maksimum maka efek dinamik karena peubahan kecepatan tersebut dapat diminimalkan Kata kunci : mekanisme gerak bolak-balik
Pemakaian Thermal Storage pada Sistem Pengkondisi Udara Soejono Tjitro; Herry Sunandar
Jurnal Teknik Mesin Vol. 1 No. 1 (1999): APRIL 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air conditioning system consume 70 - 80 % of a building's energy requirement. Application of ice storage system can regulate electric load consumption so that its peak load can be controlled. Abstract in Bahasa Indonesia : Sistem pengkondisian udara memakai energi 70 - 80 % dari seluruh energy sebuah gedung. Penerapan ice storage pada sistem tersebut dapat mengatur pemakaian beban listrik sehingga pemakaian beban listrik pada beban puncak dapat dikontrol. Kata kunci : ice storage, chiller, sistem pengkondisi udara
Pemanfaatan Energi Gas Buang Motor Diesel Stasioner untuk Pemanas Air Rahardjo Tirtoatmodjo
Jurnal Teknik Mesin Vol. 1 No. 1 (1999): APRIL 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Exhaust gas from a diesel engine is having a big deal of energy. In a stationer diesel engine, the enthalpy of water will be increased by flowing the water in a spiral pipe which is located in the exhaust manifold of the engine. Using copper pipes in this heat exchanger, it's efficiency is found up to 69,5 %. Abstract in Bahasa Indonesia : Gas buang dari motor diesel masih memiliki sejumlah energi panas yang cukup tinggi. Pada motor diesel stasioner, dengan mengalirkan air pada pipa spiral yang diletakkan di dalam saluran buang akan dapat meningkatkan enthalpi dari air. Penggunaan pipa tembaga sebagai heat exchanger dapat mencapai efisiensi hingga 69,5 %. Kata kunci : motor diesel, energi gas buang, air, effisiensi energi
Pengujian Pengaturan dan Penyeimbangan dalam Sistem Pengkondisian Udara Herry Sunandar; Soejono Tjitro
Jurnal Teknik Mesin Vol. 1 No. 1 (1999): APRIL 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The design and installation of an air conditioning system may be carried out properly, but if it is not adjusted and balanced to meet design conditions, it will not perform satisfactorily. The complexity of modern air conditioning systems may make the balancing process quite involved. Even some experienced personnel frequently are unaware of the difficulties and requirements of balancing. In the past it was often possible to get by with making a few adjustments and checking if people were comfortable. This is no longer satisfactory on large systems. Organized procedures are required to balance a system so that it will result in comfort in all seasons. Furthermore, the increased need for minimizing energy waste also requires correct balancing techniques. An improperly balanced system will almost certainly use excess energy. The testing and balancing process is often carried out by the contractor upon completion of the installation but for large systems a whole new profession has grown, with organizations and specialist who do only this work. This has happened not only because of the complexity of the task, but it also means an independent organization verifies that the system is operating correctly. Abstract in Bahasa Indonesia : Desain dan pelaksanaan pemasangan sistem pengkondisian udara bisa saja sudah dilakukan dengan tepat, tetapi jika tidak diatur (adjusted) dan diseimbangkan (balanced) sesuai dengan kondisi desain, maka tidak akan menunjukkan hasil yang memuaskan. Kompleksitas sistem pengkondisian udara modern menjadikan proses penyeimbangan cukup rumit. Bahkan para ahli seringkali tidak sadar akan kesulitan dan persyaratan balancing. Pada masa lalu, seringkali mungkin mendapatkan penghuni merasa nyaman dengan sedikit pengaturan dan pemeriksaan. Hal itu tidak akan memuaskan untuk sistem yang besar. Prosedur yang terorganisir dibutuhkan untuk menyeimbangkan sistem tersebut sehingga menghasilkan kenyamanan sepanjang waktu. Terlebih lagi kebutuhan yang meningkat akan meminimalkan energi yang terbuang juga memerlukan teknik balancing yang benar. Sistem yang tidak diimbangkan dengan benar pasti akan memerlukan energi lebih besar. Proses testing dan balancing sering dilakukan oleh kontraktor pada penyelesaian instalasi tetapi untuk sistem yang besar, profesi baru muncul, dengan organisasi dan spesialis yang hanya khusus menangani pekerjaan ini. Hal ini terjadi bukan hanya disebabkan kompleksitas dari tugas, tetapi juga berarti organisasi mandiri memverifikasi bahwa sistem beroperasi dengan benar. Kata kunci : testing, adjusting, balancing, sistem pengkondisi udara
Pemilihan Metode Perakitan dan Desain Produk untuk Meningkatkan Kinerja Perakitan di P.T. Indoniles Electric Parts Didik Wahjudi; Gan Shu San
Jurnal Teknik Mesin Vol. 1 No. 1 (1999): APRIL 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research on assembly process of combination switch, which consists of 164 parts in 16 sub assy, covers the selection of assembly method and product design analysis. The method used in this research is a method that is developed by Boothroyd and Dewhurst. The research result shows that the suitable assembly method for this combination switch is manual assembly. To know whether the old design is good or not, the design efficiency of each sub assy is computed. After design efficiency of each sub assy is computed, the total design efficiency of old design is known. Then, redesign is done to get the new design efficiency. Design change on combination switch product results in efficiency improvement, with reduction in operation cost, assembly time, and the number of parts of combination switch Abstract in Bahasa Indonesia : Penelitian proses perakitan combination switch yang terdiri dari 164 komponen dalam 16 sub-rakitan ini meliputi pemilihan metode perakitan dan analisa desain produk. Metode yang dipakai dalam penelitian ini ialah metode yang dikembangkan oleh Boothroyd and Dewhurst. Dari hasil perhitungan didapat metode perakitan yang paling tepat untuk combination switch ini adalah manual assembly. Untuk mengetahui apakah desain yang lama sudah baik atau tidak, maka dicari efisiensi desain lama dari setiap sub-rakitan. Setelah diperoleh efisiensi desain dari masing-masing perakitan, maka dicari efisiensi desain lama total. Kemudian dilakukan desain ulang, dan setelah itu dicari efisiensi desain baru. Perubahan pada desain produk combination switch menimbulkan peningkatan efisiensi desain serta penurunan biaya operasi, waktu perakitan, dan jumlah komponen pada 11 dari 16 sub-rakitan pada combination switch. Kata kunci : desain untuk perakitan, efisiensi desain, metode perakitan
Pengaruh Besar Input Panas Pengelasan SMAW Terhadap Distorsi Angular Sambungan T Baja Lunak SS400 Juliana Anggono; Roche Alimin
Jurnal Teknik Mesin Vol. 1 No. 1 (1999): APRIL 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angular distortion has an effect not only on the weld quality but also on the size and dimension accuracy. The amount of angular distortion is affected by the welding heat input and the flange thickness (h). This research was conducted to analyze the influence of welding heat input (welding current and speed were varied)on the angular distortion in T weld joint of mild steel plate of SS 400 with various thicknesses welded by SMAW. Distortion is obtained from the deflection measured by the dial gauge. The result shows an increase in the number of weld layers for plates of 6 mm and 10 mm causes an increase in the measured deflection (angular distortion). On the plate of 2 mm due to its lack of rigidity, buckling distortion took place, which added the amount of measured deflection. It was found that an increase in the welding heat input causes an increase in the distortion. It goes to maximum when critical value ofx - 0.4-0.5 is reached. Based on analysis of variance (ANOVA), at significance level (a) = 5%, the factor that has significant effect on the amount of angular distortion is the flange thickness. Abstract in Bahasa Indonesia : Distorsi angular pada sambungan las T flange baja lunak SS400 yang dilas dengan SMAW selain berpengaruh pada kualitas basil lasan juga pada ketelitian ukuran dan dimensi. Besamya distorsi tersebut dipengaruhi oleh masukan panas pengelasan serta ketebalan flange (flange) yang dilas (h). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh parameter pengelasan yang berkaitan dengan masukan panas pengelasan, yaitu arus (I) dan kecepatan pengelasan (v) terhadap besamya distorsi angular yang terjadi pada tebal flange(h) yang bervariasi. Distorsi didapatkan dengan mengukur nilai simpangan yang terjadi setelah proses las dengan bantuan dial gauge. Bertambahnya jumlah lapisan las, pada flange dengan tebal 6 mm dan 10 mm mengakibatkan membesamya distorsi. Sedangkan tingginya distorsi pada flange 2 mm, dikarenakan rigiditasnya yang rendah sehingga terjadi distorsi buckling yang menambah besamya simpangan terukur dan menampakkan nilai yang relatif lebih besar dibandingkan flange yang lebih tebal. Peningkatan arus listrik las dan/atau berkurangnya kecepatan pengelasan meningkatkan besar simpangan yang terjadi hingga maksimum bila tercapai harga kondisi pengelasan kritis, x, sebesar = 0.4-0.5. Berdasarkan Analisa Variansi (ANOVA), pada tingkat keberartian (a) = 5%, faktor yang signifikan pengaruhnya atas besamya distorsi angular adalah ketebalan flange. Kata kunci: web, flange, distorsi angular

Page 4 of 28 | Total Record : 277