cover
Contact Name
La Ifa
Contact Email
la.ifa@umi.ac.id
Phone
+6285242203009
Journal Mail Official
jcpe@umi.ac.id
Editorial Address
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia Jl. Urip Sumohardjo km. 05 Kampus 2 UMI Makassar, 90231
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Journal Of Chemical Process Engineering
ISSN : 25274457     EISSN : 26552957     DOI : https://doi.org/10.33536/jcpe.v8i2.644
The Scope and focus of the journal are : Chemical and Process Technology Energy, Water, Environment and Sustainability Coal, oil and Gas Technology Bioreseurce and Biomass Technology Particle Technology Separation and Purification Technology Food Technology Catalyst & Kinetics Technology Essensial Oil Technology Sugar Technology Material and Biomaterial Technology Biomedical Engineering Mineral Processing Powder Technology
Articles 138 Documents
Pengaruh Konsentrasi dan Variasi Zat Pemutih terhadap Preparasi Mikrokristal Selulosa dari Batang Ubi Kayu Lismeri, Lia; Rizky, Agita Amy; Azhar; Darni, Yuli
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 9 No. 1 (2024): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jcpe.v9i1.82

Abstract

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 produksi ubi kayu di Provinsi Lampung sebanyak 6.683.758 ton. Dari tinggi batang ubi kayu, hanya 10% yang dimanfaatkan untuk di tanam kembali. Batang ubi kayu mempunyai kandungan selulosa sebesar 39,17% sehingga berpotensi menjadi sumber selulosa yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan mikrokristal selulosa sehingga meningkatkan nilai tambah pemanfaatan batang ubi kayu dan diharapkan dapat mengurangi jumlah limbah pertanian. Proses pembuatan mikrokristal selulosa meliputi isolasi α-selulosa (delignifikasi dan bleaching) dan perlakuan hidrolisis asam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan konsentrasi NaOCl dan H2O2 selama reduksi kadar lignin pada alfa-selulosa batang ubi kayu serta mengetahui karakteristik mikrokristal selulosa batang ubi kayu, meliputi indeks kristalinitas dan ukuran partikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan bleaching dengan pemutih NaOCl 4% v/v merupakan preparasi mikrokristal terbaik. Variasi mikrokristal selulosa ini memiliki kandungan selulosa hingga 78%, kristalinitas 80% dan volume partikel < 25% sebesar 26,30 µm. Oleh karena itu, peningkatan konsentrasi pemutih dapat meningkatkan kristalinitas dan memperkecil ukuran partikel mikrokristalin selulosa
The Effects of Adding CaCOᴣ and Glycerol as Filler in The Synthesis of Bioplastic Made from Corn Starch Safira, Ajeng Listiani; Suffah, Nurullia; Hendrawati, Tri Yuni; Astuti, Erna
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 9 No. 1 (2024): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jcpe.v9i1.97

Abstract

Plastic is one of the items widely used by the world's population, including in industry. Apart from being cheaper, plastic also has the advantage of being waterproof and having good strength to withstand the load carried. However, plastic has weaknesses in the decomposition process and can cause environmental pollution. Corn has a high percentage of starch content and is easy to cultivate in Indonesia, so corn has the potential to become one of the raw materials used in making bioplastics to reduce the plastic waste produced. This research aims to determine the effect of adding CaCOᴣ and glycerol fillers in synthesizing bioplastics from corn starch. The method applied in this research is pouring the solution. Based on research, the reaction to make bioplastic from corn starch with CaCO3 filler and glycerol is an esterification reaction. The higher the CaCO₃ content in bioplastics, the smaller the percent elongation value produced, the tensile strength properties will decrease, and this will result in the %w loss value decreasing. The low tensile strength is due to the presence of empty holes in the bioplastic product. Meanwhile, more glycerol will cause an increase in the percent elongation value, a decrease in tensile strength, and easy degradation. The bioplastic that has specification close to SNI standards was obtained using 5 ml of glycerol and 2 grams of CaCO₃ for 100 g of corn starch.
Pemisahan Metil Ester Minyak Goreng Bekas Menjadi Biokerosin A. Suryanto; Chintiya S. Katili; Erni, Erni; Alif, Rahmatullah; Resky, Muhammad
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 8 No. 2 (2023): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jcpe.v8i2.417

Abstract

Peningkatan kebutuhan energi yang dinamis menjadi perhatian dan ancaman akan menipisnya ketersediaan minyak mentah dan pentingnya menjaga kesehatan lingkungan masyarakat demi kesinambungan ekosistem mahluk hidup dalam menjaga perlunya energi yang sehat. Proses penggantian bahan bakar minyak fosil dengan minyak nabati perlu dikembangkan untuk menghasilkan biokerosin. Biokerosin adalah suatu bahan bakar minyak nabati yang diproduksi dengan bahan baku biomassa yang diyakini lebih unggul dari minyak bakar fosil atau minyak tanah. Minyak goreng bekas adalah minyak goreng yang telah digunakan berkali-kali oleh konsumen. Minyak goreng bekas dapat digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi biokerosin atau minyak tanah.  Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suhu pada proses distilasi vakum, untuk menghasilkan biokerosin. Sifat fisik pada biokerosin hasil destilasi metil ester dengan GC (Gas Choromatography). Hasil analisa umum menunjukkan bahwa volume destilat yang diperoleh pada suhu 250℃ adalah 26 ml. Dari hasil analisa uji sampel dan olah data menunjukkan bahwa biokerosin dapat diproduksi dengan metode destilasi vakum dengan kontrol suhu 250 ℃ menggunakan metil ester dari minyak goreng bekas.
Efektivitas Konsentrasi Spraysorbent Kitosan Berbahan Limbah Cangkang Bekicot (Achatina Fulica) pada Masker sebagai Pereduksi Asap Rokok Syam Suryanto Nusbah; Marina; Mutiara Dwi Puspitasari; Munira
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 8 No. 2 (2023): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jcpe.v8i2.521

Abstract

Perokok aktif menghirup asap rokok melalui saluran yang biasa disebut asap arus utama, terdapat penyaring pada rokok filter yang mampu mengurangi sampai 70% kadar bahan berbahaya, sehingga hanya sekitar 30% saja bahan berbahaya yang diserap oleh perokok aktif tersebut. Perokok pasif, akan menyerap seluruh asap rokok melalui saluran asap arus samping tanpa adanya penyaringan, sehingga resiko gangguan sistem pernapasan perokok pasif 4-6 lebih besar dari perokok aktif. Tujuan riset ini adalah untuk mengetahui efektivitas kitosan cangkang bekicot (Achatina Fulica) sebagai spraysorbent dan mengetahui konsentrasi optimum spraysorbent yang dapat mereduksi zat pada asap rokok. Riset diawali dengan preparasi cangkang bekicot, isolasi kitin dari serbuk cangkang bekicot melalui: deproteinasi, demineralisasi dan depigmentasi. Kitosan cangkang bekicot dihasilkan melalui deasetilasi. Kitosan yang diperoleh diuji kadar air, kadar abu, dan dikarakterisasi dengan FTIR secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui derajat deasetilasi. Dilanjutkan pembuatan spraysorbent, pengambilan sampel asap rokok, serta karakterisasi GC-MS dan SEM. Hasil yang diperoleh yaitu mutu kitosan cangkang bekicot yang dihasilkan telah sesuai mutu standar SNI No. 7949:2022 dengan derajat deasetilasi 87,98%. Konsentrasi spraysorbent optimal yaitu 100.000 ppm dengan persen penyisihan nikotin sebesar 92,14% dan morfologi permukaan masker yang dilapisi spraysorbent serta dilewatkan asap rokok terlihat partikel senyawa asap rokok menempel dan tereduksi
Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam Organik Terhadap Nilai Recovery Nikel Pada Proses Leaching Nikel Laterit Mubdiana Arifin; Syamsul Bakhri; Muhammad Idris Juradi; Suriyanto Bakri; Sitti Ratmi Nurhawaisyah; Muhammad Ilham Angga Mulia
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 8 No. 2 (2023): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jcpe.v8i2.624

Abstract

Nikel merupakan salah satu hasil pertambangan yang banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan. Nikel digunakan sebagai bahan paduan logam dan pelapis logam. Proses pengolahan nikel dari bijih nikel laterit jenis limonit dengan metode Atmospheric Pressure Acid Leaching (APAL) dinilai lebih murah dibandingkan metode hidrometalurgi lainnya, karena konsumsi energi dan biaya operasionalnya cukup rendah, sehingga dapat dijadikan salah satu metode pengolahan nikel alternatif. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi pelarut asam organik terhadap persen perolehan nikel. Media pelarut yang digunakan adalah larutan asam asetat (CH3COOH). Sebelum proses pelindian, dilakukan uji karakterisasi awal menggunakan analisis XRD, XRF dan AAS untuk mengetahui komposisi mineralogi dan kimia sampel bijih nikel yang akan digunakan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan konsentrasi asam asetat yaitu 2,5, 5, 7,5, dan 10 M, ukuran partikel -200 mesh, suhu operasi 90°C, kecepatan pengadukan 200 rpm, dan waktu pelindian selama 120 menit. Analisa kandungan nikel setelah proses pelindian menggunakan analisis AAS, kemudian dihitung persen pereolehan nikelnya. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi asam asetat berpengaruh terhadap perolehan nikel. Peningkatan konsentrasi asam asetat juga meningkatkan persentase perolehan nikel. Hasil terbaik pada proses pelindian yaitu pada konsentrasi asam asetat 10 M dengan perolehan nikel sebesar 96,159%.
Simulasi Dan Optimalisasi Ammonia Converter Terhadap Peningkatan Persen Mol Amonia Produk Pada Ammonia Plant Prahady Susmanto; Mareta Dwi Saharany; Riski Yona
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 8 No. 2 (2023): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jcpe.v8i2.644

Abstract

Ammonia converter merupakan reaktor berkatalis yang berfungsi untuk mereaksikan gas nitrogen dan gas hidrogen menjadi amonia. Kinerja yang dihasilkan dari ammonia converter sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan efisiensi pabrik ammonia. Hal tersebut dapat diketahui dari peningkatan produksi ammonia yang diperoleh dari ammonia converter. Untuk mendapatkan konversi amonia yang tinggi, maka perlu dilakukan proses optimalisasi ammonia converter dengan penambahan cooler dan heat exchanger. Simulasi dan optimalisasi dilakukan dengan menggunakan simulator Aspen HYSYS versi 10. Data yang digunakan untuk simulasi adalah data operasi ammonia converter berupa data desain dan data aktual. Hasil simulasi menunjukkan bahwa persen mol NH3 yang didapat sebelum optimalisasi dari data desain yaitu sebesar 17,02%, sedangkan persen mol NH3 rata-rata yang didapat pada data aktual yaitu 15,973%. Setelah optimalisasi, persen mol NH3 yang didapat dari data desain yaitu sebesar 19,02%, persen NH3 rata-rata yang didapat pada data aktual yaitu 17,738%. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh penambahan cooler pada ammonia converter yaitu meningkatkan persen ammonia outlet dengan menurunkan dan menjaga temperatur outlet bed converter. Pengaruh heat exchanger bertujuan menaikkan temperatur gas sebelum bereaksi di bed-2B dengan memanfaatkan panas gas outlet bed-2B. Akibatnya, temperatur gas outlet ammonia converter akan memiliki temperatur yang tidak terlalu tinggi menuju ke proses selanjunya yaitu proses pendinginan.
Pemanfaatan Aktivator Sari Buah Lontar (Borassus flabellifer L) untuk Produksi Pupuk Organik Padat Nurjannah; Ifa, La; Arief, Thahirah; Fadilla, Annisa; Ashar, Nurul Azifah Fauziah
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 9 No. 1 (2024): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jcpe.v9i1.653

Abstract

Siwalan atau dikenal juga dengan nama Lontar (Borassus flabellifer Linn) merupakan salah satu jenis palem yang serbaguna. Untuk meningkatkan kepraktisan pemanfaatan nira, peneliti harus fokus pada pengembangan teknologi pengolahan nira. Hal ini akan memungkinkan transformasi bahan tambahan ini menjadi produk pupuk yang bernilai ekonomis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan nilai kandungan unsur hara makro (N, P, K, C dan pH) pada pupuk organik padat dengan menggunakan aktivator sari lontar dan Effective Microorganisme 4 (EM4). Penelitian ini dimulai dengan pembuatan pupuk organik melalui proses fermentasi limbah organik pada berbagai variasi volume sari lontar dan EM4. Hasil fermentasi kemudian dikeringkan dan dihaluskan. Selanjutnya dilakukan uji kandungan unsur hara makro (N, P, K, C dan pH). Hasil uji kandungan kandungan N, P dan K terhadap pupuk organik padat yang menggunakan aktivator sari lontar dan EM4 dilihat dari nilai yang mendekati persyaratan teknis minimal pupuk organik (Peraturan Mentan, No.70/Permentan/SR.140/10/2011) adalah EM4 dengan jumlah 100 ml sebesar 3,89%. Sedangkan kandungan C dan pH dalam pupuk organik padat yang menggunakan aktivator sari lontar dan EM4 telah memenuhi persyaratan teknis minimal pupuk organik.
Performance of HNO3-Activated Water Hyacinth-Eichhornia crassipes Bioadsorbent in Adsorbing Lead Metal Ions (Pb2+) in Battery Industry Wastewater Discharge Wildan Aldiansyah; Dessy Agustina Sari; Aulia Wahyuningtyas
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 8 No. 2 (2023): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jcpe.v8i2.668

Abstract

Elemental lead is one of the pollutants generated from batteries. To overcome this problem, technologies such as the use of bioadsorbents have been developed to reduce heavy metal content in wastewater. This study aims to determine the adsorption of lead metal ions (Pb2+) through the use of a water hyacinth (Eichhornia crassipe) bioadsorbent activated with nitric acid (HNO3). Another objective is to obtain the optimum adsorption time on battery industry waste discharges. Post-treatment characterization using FT-IR. Contact time variations (20, 30, 40, 50, 60, 70, 140, 210, and 280 minutes) were used to carry out the lead metal adsorption process on a standard solution of metal ions (Pb2+), 20 ppm. The results showed that the optimum contact time was 210 minutes. This achievement was used as the contact time for reducing the levels of Pb2+ metal ions. The quantity of the remaining Pb2+ metal ion content was 0.4184 ppm. Indirectly, the bioadsorbent performance was 94.8655%. Characterization through FT-IR equipment before activation of water hyacinth bioadsorbent gave results of O-H, C-H, C=O, and C-HO functional groups. These findings indicated the presence of lignin, hemicellulose, and cellulose compounds in the sample before activation. Then, the involvement of 1 N HNO3 solution (as an activator) resulted in a decrease in the quantity of C=O and C-OH functional groups. The process of applying the solution was able to break a number of chains between lignin and hemicellulose. After the adsorption process was given, the waste left the vibrations of O-H, C-H, and ≡C-H groups at wave numbers shifted in a smaller direction. This can occur due to changes in functional groups that have bound metal ions first.
Karakteristik Karbon Aktif Teraktifasi HᴣPO4 dari Limbah Sereh (Cymbopogon S.P) Ni`mah, Lailan; Juliastuti, Sri Rachmania; Mahfud, Mahfud; Isna Syauqiah; Agus Mirwan; Harivram, Awali Sir Kautsar; Fitriati, Ulfa; Suryani, Agus
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 9 No. 1 (2024): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jcpe.v9i1.686

Abstract

Karbon aktif dapat diperoleh dari bahan-bahan alam (biomaterial) dengan penggunaan sebagai adsorben yang sering disebut dengan biosorben. Berbagai bahan biomaterial yang dapat dimanfaatkan sebagai karbon aktif yaitu yang memiliki kadar selulosa ataupun hemiselulosa, salah satunya yakni limbah sereh. Proses pembuatan karbon aktif dari limbah sereh melibatkan karbonisasi pada suhu 300 °C selama 2 jam dalam furnace, kemudian direndam dengan larutan H3PO4 20% selama 24 jam. Hasil pengarangan dan aktifasi dikarakterisasi dengan analisis kadar air, kadar abu, volatile matter, fixed carbon, dan bilangan iodin serta SEM-EDX untuk mengetahui topografi permukaan arang aktif, ukuran pori dan kandungan unsur pada karbon aktif. Nilai karbon (fixed carbon) pada hasil aktifasi yakni 65,47%; bilangan iodin sebesar 876,46. Rongga karbon aktif dari limbah sereh menggunakan Scanning Electron Microscopy-Energy (SEM) tampak lebih terbuka dan memanjang. Kandungan unsur dari karbon aktif limbah sereh menggunakan Dispersive X-Ray (EDX) sebesar 65,66% untuk nilai karbon (C) dan 32,45% untuk nilai oksigen (O2). Secara keseluruhan, hasil analisis proksimat dan SEM-EDX menunjukkan bahwa karbon aktif dari limbah sereh memenuhi standar SNI 06-3730-1995.
Karakterisasi Inklusi Terak Pada Pengelasan Pipa SA 106 Grade B Menggunakan Mikroskop Elektron Pemindai Fitrah, Muhammad Aqdar; Mardin; Balfas, Muhammad; Utami, Hermin Hardyanti; Thahir, Muhammad Taufiq; Hafid, Haeruddin
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 9 No. 1 (2024): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jcpe.v9i1.725

Abstract

Pentingnya peran Mikroskop Elektron Pemindaian (SEM) dalam menganalisis pengelasan pipa, khususnya dalam konteks penggunaan material SA 106 Grade B seamless untuk aplikasi industri dengan suhu tinggi, sangatlah signifikan. Pengelasan pipa memiliki peran vital dalam berbagai industri yang dihadapkan pada lingkungan ekstrem. Faktor utama yang mempengaruhi integritas dan kinerja sistem dalam kondisi operasi yang ekstrim adalah kualitas antarmuka las dan struktur mikro dari material tersebut. Artikel ini menguraikan prinsip dasar operasi SEM dan penggunaannya dalam mengobservasi fenomena terak (slag) pada antarmuka las pipa yang terbuat dari material SA 106 Grade B. Penjelasan difokuskan pada proses SEM yang menggunakan aliran elektron untuk memindai permukaan sampel dan mengungkap informasi tentang struktur mikroskopis melalui interaksi antara elektron dan material. Pengamatan SEM menghasilkan pemahaman mendalam tentang karakteristik terak yang muncul selama proses pengelasan pipa, termasuk pembentukan fase silikat dan oksida, dengan keberadaan oksida besi menunjukkan bahwa terak tidak sepenuhnya terhapus. Pemindaian pada perbesaran 24x memberikan gambaran awal tentang distribusi ukuran, sedangkan pada perbesaran 150x menyoroti keberadaan butiran pada permukaan inklusi terak yang menumpuk seperti buih. Identifikasi butiran ini menjadi fokus penting karena dapat memengaruhi integritas struktural dan kualitas antarmuka las pipa.

Page 1 of 14 | Total Record : 138