cover
Contact Name
Creani Handayani
Contact Email
creani.handayani@unars.ac.id
Phone
+6285158886512
Journal Mail Official
jurnal.mapel@unars.ac.id
Editorial Address
Program Studi Teknik Kelautan - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo Jl. PB. Sudirman No. 07 - Situbondo
Location
Kab. situbondo,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut
ISSN : 29874777     EISSN : 30217725     DOI : https://doi.org/10.36841/mapel.v1i01
Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut disingkat MAPEL adalah jurnal ilmiah di bidang manajemen pesisir dan teknologi kelautan yang diterbitkan secara offline dan online dua kali dalam setahun (Mei dan November) oleh Program Studi Teknik Kelautan, Universitas Abdurachman Saleh Situbondo. Jurnal ini bertujuan untuk menjadi media diseminasi penelitian dan catatan ilmiah yang berkualitas oleh para peneliti serta praktisi yang tertarik di bidang manajemen pesisir dan teknologi kelautan. Cakupan artikel pada jurnal ini fokus pada kajian ilmu teknik kelautan baik bangunan laut maupun bangunan sungai, termasuk di dalamnya menyangkut aspek permasalahan pesisir dan kajian terkait lainya. Jurnal ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa, dosen, praktisi dan pihak lainya untuk lebih memahami situasi dan kondisi yang ada di pesisir dan laut. Memberikan masukan atau ide yang menjadikan inspirasi untuk penelitian selanjutnya serta diharapkan memberikan kontribusi untuk solusi di bidang teknik kelautan. Jurnal ini dapat diakses dan diunduh secara bebas untuk semua orang.
Articles 17 Documents
Analisis Kinerja Operasional Dermaga Pelabuhan Jangkar Situbondo (Ditinjau berdasarkan nilai Berth Occupancy Ratio selama 6 bulan) Syifa Aulia; Nurul Amalia Silviyanti Siswoyo; Bodi Gunawan
Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut Vol 1 No 02 (2023): Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut
Publisher : Program Studi Teknik Kelautan Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/mapel.v1i02.3831

Abstract

Ports play an important role for a region. As an entry gate that connects regions, ports have a role in revitalizing the economy and regional development. Situbondo Regency has a main port, namely Jangkar Port. Located in Jangkar District, Situbondo Regency, this port connects the island of Java-Madura-Lombok. Having a strategic location and a large number of interested parties makes Jangkar Port worthy of consideration for development. Therefore,it is necessary to carry out an analysis of the dock as consideration for the future development of Jangkar Port. The analysis carried out by calculating the Berth Occupancy Ratio (BOR) value, namely calculating the comparison of the time for using the dock with the time available in the time period expressed as a percentage. Based on research, the results obtained were 15,1 % and showed that the use of docks at Jangkar Port still met standards because it did not exceed the 40% limit in accordance with UNCTAS provisions for dock with one berth.
Kajian Komoditas Unggulan Perikanan Tangkap Kabupaten Situbondo Berdasarkan Data Penangkapan Ikan Anita Diah Pahlewi; Creani Handayani
Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut Vol 1 No 01 (2023): Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut
Publisher : Program Studi Teknik Kelautan Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/mapel.v1i01.2753

Abstract

The capture fisheries sector is one of the sectors that play an important role in national economic development, provision of protein food, foreign exchange capture, and employment opportunities. The capture fisheries sector makes a major contribution as a leading commodity in Situbondo Regency with the longest coastline in East Java. Leading commodities are needed as an effort to determine development in the fisheries sector and can improve the regional economy. The purpose of this study is to discuss the calculation of superior fisheries commodities in 4 Districts of Situbondo Regency that have the greatest catch potential using the Location Quotient (LQ) method. LQ measures the specialization of economic activity through a comparative approach to get an overview in determining the leading sector as the leading sector of industrial economic activity. Based on the Location Quotient (LQ) method, the leading capture fisheries commodities in Besuki District are Layang, Teri, and Tongkol; Panarukan District, namely Kakap, Pari, Teri, Rajungan, Crab, shrimp, and other fish; Jangkar District, namely Petek, Beloso, Bambang, Kakap, Kurisi, Cucut, Bawal, Selar, Belanak, Teri, Crab, Layur fish; Banyuputih District, namely Petek, Beloso, Belanak, Teri, and Layur fish.
Analisis Perbedaan Kedalaman Air Terhadap Debit Air Sungai Di Sumberkolak Maklum Situbondo Ani Listriyana; Edi Supriyono; Yona Eka Pratiwi; Bodi Gunawan
Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut Vol 2 No 01 (2024): Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut
Publisher : Program Studi Teknik Kelautan Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/mapel.v2i01.4440

Abstract

Air merupakan sumber terpenting untuk kelangsungan hidup semua makhluk. Air sangat diperlukan dalam proses kegiatan perikanan, industri, pertanian serta usaha usaha lainnya termasuk di dalamnya untuk kebutuhan irigasi. Sungai merupakan tempat berkumpulnya air dari proses hujan yang jatuh dan proses mengalirnya simpanan air pada akar tanaman. Ketersediaan air pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) dipengaruhi oleh faktor iklim,topografi, geologi, vegetasi dan proses hidrologi seperti limpasan permukaan. Limpasan permukaan yang besar menghanyutkan butir-butiran tanah dan menyebabkan pendangkalan pada alur sungai. Beberapa waktu terakhir sungai Sumberkolak Maklum mengalami pendangkalan. Sehingga terjadi perbedaan kedalaman dalam satu garis sungai dari kiri tengah dan kanan. Oleh karena itu penulis akan melakukan pengukuran debit pada bagian sungai ini untuk melihat pengaruh dari kedalaman yang berbeda. Metode yang digunakan adalah Embody’s float method. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada bagian kanan sungai di mana terjadi proses penggerusan yang menyebabkan sungai menjadi lebih dalam (rata kedalaman 0,67 m- 0,68 m) daripada di tengah dan di pinggir kiri nilai debitnya paling besar yaitu 3,7 m3/s dan 4,2 m3/s. Area tengah dengan kedalaman 0,4 m- 0,58 m memiliki nilai debit sebesar 2,15 m3/s dan 3,08 m3/s. Sedangkan area pinggir kiri sungai dengan kedalaman 0,23 m – 0,25 m memiliki nilai debit sebesar 1,06 m3/s dan 1,25 m3/s.
Pemanfaatan Data Hidro-Oseanografi Untuk Menentukan Tipe Bangunan Pantai Menggunakan Analytical Hierarcy Process (AHP) di Dusun Laok Bindung, Situbondo Arifah - Arifah; Ani Listriyana; Creani Handayani
Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut Vol 1 No 02 (2023): Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut
Publisher : Program Studi Teknik Kelautan Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/mapel.v1i02.3593

Abstract

Permasalahan lingkungan pesisir di Indonesia seperti abrasi, erosi dan banjir rob menjadi salah satu tugas besar bagi pemerintah dan masyarakat karena mengancam pemukiman warga. Permasalahan abrasi dan erosi pantai menimbulkan dampak buruk yang memengaruhi berbagai sektor kehidupan. Untuk menanggulangi bencana alam yang akan terus terjadi di wilayah pantai maka dibutuhkan tipe bangunan pelindung pantai yang dapat menghalangi terjangan ombak besar dan mengatasi banjir rob sehingga daerah yang berada didekat pantai lebih aman. Lokasi penelitian dilakukan di Dusun Laok Bindung, Situbondo dan waktu penelitian dimulai pada bulan Februari-April 2023. Tujuan penelitian adalah untuk memberikan pilihan tipe alternatif bangunan pelindung pantai yang cocok dibangun di Dusun Laok Bindung, Situbondo dan untuk menentukan tipe bangunan pelindung pantai dengan metode Analytical Hierarcy Process (AHP) di Dusun Laok Bindung, Situbondo. Analisis yang digunakan adalah Analytical Hierarcy Process (AHP) merupakan suatu metode yang digunakan untuk menyederhanakan permasalahan kompleks yang tidak terstruktur, strategis dan dinamis ke dalam bagian dan mengaturnya dalam hirarki. Kriteria yang digunakan yakni kemampuan bangunan melindungi pantai dari serangan gelombang (K1), kondisi rentang pasang surut (K2), keterpaduan alternatif dengan bangunan eksisting (K3), keterpaduan alternatif dengan aktivitas masyarakat (K4), estetika (K5), kemudahan pelaksanaan (K6), biaya pembangunan (K7), kemudahan pemeliharaan (K8), dampak bangunan terhadap lingkungan sekitar (K9), dan ketersediaan material di lokasi (K10). Hasil analisis penentuan tipe alternatif bangunan pantai dengan program expert choice didapatkan alternatif Seawall berbobot 0,268, Revetment berbobot 0,226, Tanggul laut 0,205, Groin berbobot 0,184 dan Breakwater berbobot 0,116 dengan nilai konsistensi 0,01.
Analisis Pengaruh Ekowisata Terhadap Pendapatan Pengrajin Kerang Di Kawasan Kampung Blekok Situbondo Arif Rahman Firdaus; Ani Listriyana; Creani Handayani
Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut Vol 2 No 01 (2024): Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut
Publisher : Program Studi Teknik Kelautan Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/mapel.v2i01.4299

Abstract

Community welfare is greatly influenced by its economic conditions. In Indonesia, tourism is one of the main economic sectors, as evidenced by the high number of tourist and the income generated every year. Ecotourism, especially natural tourism, is developing as a form of environmentally friendly tourism. Kampung Blekok in Situbondo is an example of ecotourism development with a focus on mangrove forests and shell crafts. This research aims to evaluate the impact of ecotourism on the income of the shellfish craft community in Kampung Blekok. The method used is quantitative with descriptive data analysis. The research results show that Kampung Blekok ecotourism has a positive impact on the income of shellfish craftsmen. Before ecotourism existed, they only sold their products for export or sold outside the region. However, after ecotourism exists they can sell directly in tourist areas. The average income of craftsmen increased by 10.15% after the introduction of ecotourism.
Perbandingan Desalinasi Air Laut Berbasis Metode Evaporasi Dengan Tenaga Panas Api Dan Matahari Nurul Amalia Silviyanti; Helmilia Putri; Alfarish Ramadhan
Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut Vol 1 No 01 (2023): Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut
Publisher : Program Studi Teknik Kelautan Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/mapel.v1i01.2777

Abstract

Our Earth is a blue planet, two-thirds of which is water. However, 20% of the earth's human population suffers from a lack of clean water. Desalination is the process of converting seawater into fresh water. This research aims to convert seawater into potable fresh water by evaporation using heat energy. The heat energy used is heat from burning fire and heat from sunray. These two energy sources will be compared and analyzed for their efficiency in desalinating seawater into fresh water. Heating using fire is done by burning twigs and dry leaves, and then two glass bottles are connected to the mouth of the bottle so that there is no air in or out. The collected water vapor will flow into the empty bottle. The second method uses sunray for heating. The two clear bottles are connected with a small pipe at the mouths of the bottles. Seawater is collected in the bottle and then dried under direct sunlight. The evaporated water will pass through the connecting pipe and gather in the empty bottle above. Fresh water produced from heating using fire was collected as much as ±7 ml in a span of 20 minutes, while heating using sunray can produce ±2 ml of fresh water in a span of 70 minutes or 1 hour 10 minutes.
Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Wilayah Pengembangan Konservasi Mangrove Di Wilayah Pesisir Paluh Merbau Meilinda Suriani Harefa; Arbiansyah Arbiansyah; Della Fazera; Laurentina Putri Puspita Siboro; Rayhan Fadilah; Tri Wahyuni Nasution; Widya Astri Utami
Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut Vol 2 No 01 (2024): Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut
Publisher : Program Studi Teknik Kelautan Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/mapel.v2i01.4515

Abstract

Hutan mangrove di Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan ekosistem pesisir, namun menghadapi ancaman serius akibat aktivitas manusia yang tidak berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kerusakan hutan mangrove di Pantai Mangrove Paluh Merbau, Deli Serdang, Sumatera Utara, serta faktor-faktor yang menyebabkannya. Metode penelitian meliputi observasi lapangan, wawancara dengan masyarakat setempat, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan mangrove disebabkan oleh sampah di sekitar mangrove, kurangnya perawatan dari pemerintah dan pengelola, abrasi pantai, dan konversi lahan menjadi tambak. Faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga ekosistem mangrove. Untuk melindungi keberlangsungan hutan mangrove di Paluh Merbau, diperlukan tindakan konservasi yang lebih serius dan partisipasi aktif dari semua pihak. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tantangan yang dihadapi dalam menjaga ekosistem mangrove dan menekankan perlunya implementasi kebijakan yang efektif untuk mengatasi ancaman yang dihadapi.
Studi Eksperimen Pengaruh Ekstrak Kulit Nanas terhadap Laju Pertumbuhan Mikrofouling Wazirotus Sakinah; Achmad Ilham Dwi Prasetyo; Nugroho Jarot Dwi Ardiansyah; Rudianto Rudianto; Akhmad Ganefo; Yanuar Nurdiansyah
Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut Vol 1 No 02 (2023): Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut
Publisher : Program Studi Teknik Kelautan Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/mapel.v1i02.3671

Abstract

Biofouling often sticks to the ship's hull, even to the propeller parts and pipes that are submerged in water. The existence of this biofouling has an impact on the ship's performance, reducing it and requiring more fuel, which ultimately contributes significantly to increased costs. Microfouling is one of the stages of biofouling growth that appears in a matter of days to weeks with a size of up to 1 mm which can be characterized by the appearance of a slippery layer on the surface of the specimen. Until now, many antifouling paints, as a means of preventing the occurrence of biofouling, still contain TBT, which has serious side effects as a chemical pollutant. Pineapple peel is a waste that is often found in Indonesia and contains bromelain and tannin which are anti-bacterial. The appearance of bacteria is the first phase in the growth of biofouling which is usually called biofilm, so it is hoped that pineapple peel extract will be able to prevent the emergence of biofilm. To determine the effectiveness of pineapple peel extract, this experimental study was carried out. The method used was a Randomized Block Design on ASTM 36 steel plate which is a certified ship material with 3 variations and 1 control of specimen as follows, 3 specimens as controls, 3 specimens with a ratio of 30% pineapple peel extract, 3 specimens with a ratio of pineapple peel extract. 50%, and 3 specimens with a pineapple peel extract ratio of 70%. Immersion for 7 weeks was carried out at Boom Beach, Banyuwangi by calculating the DGR (Daily Growth Rate) once a week. The DGR results obtained were respectively 0.095 g/day at an extract ratio of 30%, 0.0727 g/day at an extract ratio of 50%, and 0.0730 g/day at an extract ratio of 70%.
Analisis Daya Dukung Ekologi Pantai Sedulur Situbondo Vina Dzurrotoon Nafisah; Ani Listriyana; Miftahur Rahmah
Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut Vol 2 No 01 (2024): Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut
Publisher : Program Studi Teknik Kelautan Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/mapel.v2i01.4326

Abstract

Ekowisata merupakan jenis pariwisata yang berfokus pada aspek pelestarian alam, keberlanjutan, dan juga partisipasi dari masyarakat lokal. Pantai Sedulur merupakan salah satu pantai yang terletak di Kota Situbondo. Pantai Sedulur memiliki potensi daya dukung ekologis yang masih baik, kondisi tersebut dapat dijadikan kawasan ekowisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan daya dukung ekologis yang berada di Pantai Sedulur sebagai upaya mendukung kegiatan wisata sekaligus melakukan pelestarian alam dan ekosistem yang terdapat di Pantai Sedulur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pantai Sedulur memiliki potensi daya dukung ekologis yang cukup baik, dimana ekosistem mangrove yang masih terjaga dengan baik dan cocok untuk dijadikan daya tarik dan destinasi kunjungan wisata berbasis edukasi. Kata Kunci: Ekowisata, Daya Dukung Ekologis, Konservasi.
Pemanfaatan Limbah Plastik Dan Serabut Kelapa Menjadi Paving Blok Vina Dzurrotoon Nafisah; Ani Listriyana; Moh. Syaifurrijal; Muhammad Nur Zuhudil Wahyudi
Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut Vol 1 No 01 (2023): Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut
Publisher : Program Studi Teknik Kelautan Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/mapel.v1i01.2779

Abstract

Plastic waste is still a problem that has not yet found a solution. The use of plastic-based objects is still in great demand so that waste from plastic waste needs good management measures so that it does not further contaminate land and waters. According to Indonesian domestic waste statistics, the type of plastic waste produced accounts for 5.4 million tons annually or 14% of total waste production. Plastic has a long carbon chain so it takes a very long time for plastic waste to decompose naturally. In this research, paving blocks will be made from plastic waste of the PET type (polyethylene terephthalate) mixed with coconut fiber, considering that Situbondo district has a long coastline of 150 km so the potential for the existence of coconut trees which are found in this area also produces a lot of coconut fiber waste. As for this study, it aims to determine the best composition of the combination of the amount of mixing between sand, plastic and coconut fiber in the manufacture of plastic paving blocks. The compressive strength test in this study was carried out manually using a gallon and water. The compressive strength test with good results was obtained on a composition of 210 grams of sand, 70 grams of plastic and 10 grams of fiber.

Page 1 of 2 | Total Record : 17