cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
iin_indrayani@polsri.ac.id
Editorial Address
Politeknik Negeri Sriwijaya Jurusan Teknik Sipil Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang - 30139 Telp: 0711-353414, Fax:0711-355918
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
PILAR
ISSN : 19076975     EISSN : 27222926     DOI : -
Jurnal Pilar adalah jurnal dibidang Teknik Sipil dengan Bidang kajian : Sumber Daya Air Manajemen Rekayasa Geoteknik Struktur Transportasi
Articles 142 Documents
PENDEFINISIAN ULANG NILAI KOORDINAT DAN KECEPATAN PERGERAKAN STATION AKTIF GNSS CORS GMU1 ( 6-11 ) Sri Rezki Artini
PILAR Vol. 13 No. 2 (2018): Pilar: September 2018
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi CORS berkembang mengingat keperluan positioning metode RTK terkendala kualitas koreksi differencing yang semakin menurun terhadap jangkauan jarak dan juga waktu yang digunakan untuk akuisisi data terutama setting up receiver di base station. Pengoperasian CORS bisa menggunakan satu atau beberapa stasiun referensi GNSS yang beroperasi secara terus menerus 24 jam tidak terputus. Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik UGM sudah mengoperasikan stasiun aktif GMU1 sejak tanggal 27 Juni 2009. Stasiun aktif tersebut dipasang dengan posisi tetap di atas gedung Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik UGM menggunakan antena Leica AT504GG dengan tipe choke ring yang berfungsi untuk menangkap sinya-sinyal satelit GPS maupun GLONASS. Antena tipe ini dapat meminimumkan efek multipath. Sedangkan tipe receiver stasiun aktif GMU1 yaitu JPS LEGACY dengan nomor seri 00084 dihubungkan ke ethernet menuju PC-webserver dan kemudian dihubungkan dengan LAN-internet. Dari PC-webserver ini user dapat mengunduh data RINEX stasiun aktif GMU1 melalui website layanan CORS. Dengan adanya layanan ini, akan didefinisikan koordinat stasiun aktif GNSS GMU1 serta kecepatan pergerakan stasiun aktif GMU1. Penelitian ini menggunakan doy 196 sampai dengan doy 202 tahun 2012 dengan sampling rate 30 detik. Hasil yang diperoleh adalah nilai koordinat stasiun GNSS GMU1 komponen X yaitu -2200210,82078 m; komponen Y yaitu sebesar 5924899,04121 m; dan komponen Z yaitu sebesar -855936,94699 m. Kecepatan pergerakan stasiun GNSS GMU1 yang diperoleh adalah Vx sebesar -0,00030 m/tahun; Vy sebesar 0,00015 m/tahun; dan Vz sebesar -0,00011 m/tahun.
DISAIN SALURAN IRIGASI Effendy Effendy
PILAR Vol. 7 No. 2 (2012): PILAR 07092012
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air merupakan benda yang sangat dibutuhkan oleh semua mahluk hidup di permukaan bumi ini. Oleh manusia, air digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti untuk memasak dan minum, mencuci, pembersihan, pengairan dan irigasi, industri, sarana transportasi dan lain-lain. Oleh karena itu perlu pengelolaan sumber daya air, agar bermanfaat yang sebesar besarnya serta tidak membawa dampak yang merugikan bagi kepentingan mahluk hidup lainnya. Salah satu bentuk pengelolaan sumber daya air adalah pemanfaatannya secara teknis untuk keperluan pengairan atau irigasi, yaitu dengan suatu usaha untuk mendatangkan air dengan membuat bangunan-bangunan dan saluran-saluran untuk mengalirkan air guna keperluan pertanian, membagi-bagi air ke sawah-sawah atau ladang-ladang dengan cara teratur dan jumlah yang cukup, kemudian membuang air yang tidak diperlukan lagi. Pekerjaan yang harus dilakukan untuk usaha tersebut di atas adalah perencanaan saluran irigasi yang meliputi perencanaan saluran induk atau saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier dan saluran kuarter. Perencanaan saluran yang dimaksud antara lain untuk mendimensi saluran dan kemiringan dasar saluran dengan model pendekatan-pendekatan. Dalam tulisan ini, untuk merencanakan saluran yang dimaksud digunakan standar dari Direktorat Jenderal Pengairan Kementerian Pekerjaan Umum dalam buku Pedoman Kriteria Perencanaan Teknik Irigasi, Edisi Agustus 1980.
PENILAIAN KONDISI BANGUNAN SEKOLAH PASCA GEMPA BUMI (STUDI KASUS PADANG PARIAMAN, SUMATERA BARAT) Hamdi Hamdi; Sudarmadji Sudarmadji
PILAR Vol. 10 No. 1 (2014): PILAR 10032014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gempa bumi merupakan suatu fenomena alam yang tidak dapat dideteksi kapan terjadi dan berapa besar kekuatannya, serta akan menimbulkan kerugian baik harta maupun jiwa pada daerah yang ditimpanya. Disamping menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit, jumlah kerusakan infrastruktur seperti gedung, jalan dan jembatan dan juga bangunan perumahan penduduk serta fasilitas umum lainnya juga tidak sedikit. Kajian ini hanya akan membahas dampak gempa terhadap kerusakan bangunan sekolah, khususnya bangunan SMP yang tersebar di berbagai lokasi yang ada di Kabupaten Padang Pariaman, provinsi Sumatera Barat. Fokus kajian lebih ditujukan pada penilaian kondisi bangunan yang dilakukan dengan survey langsung dan dianalisa pembobotan untuk menentukan tingkat kerusakannya; rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan atau roboh. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data skunder yang diperoleh dari hasil survey verifikasi kondisi kerusakan bangunan SMP di wilayah kabupaten Padang Pariaman provinsi Sumatera Barat. Hasil penilaian ini dapat dijadikan dasar penentuan besar-kecilnya biaya rehabilitasi yang dibutuhkan bagi setiap sekolah tersebut. Dari hasil analisis diperoleh bahwa dari 17 SMP yang disurvey, untuk ruang kelas 17.6% rusak ringan, 41.2% rusak sedang dan 41.2% rusak berat. Untuk bangunan perpustakaan, dari 17 sekolah yang disurvey, baru 12 sekolah yang memiliki ruang perpustakaan dengan kondisi 16,7% rusak ringan, 41,7% rusak sedang dan 41.6% rusak berat. Bangunan laboratorium sebanyak 13 SMP yang memiliki fasilitas laboratorium dengan kondisi 23% rusak ringan, 38.5% rusak sedang dan 38.5% rusak berat. Sedangkan untuk bangunan WC siswa sebanyak 18.75% rusak ringan, 18.75% rusak sedang dan selebihnya rusak berat atau roboh.
PENGARUH KADAR AIR DAN NILAI MATRIC SUCTION DALAM PENENTUAN PARAMETER TEKNIS TANAH JENUH SEBAGIAN Herlinawati Herlinawati
PILAR Vol. 11 No. 1 (2015): PILAR 05032015
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A change partially saturated soil conditions(unsaturated) becomes saturated(saturated) as a result of the changing seasons will cause problems in the geotechnical field. Changes in water contentdue to precipitation, evaporation and evapotranspiration will affect the soil shear stress. Partially saturated soil behavioris more complex than the saturated soil. The extent to which the influence of matric suction value, a measure of the soil saturated portion of the soil shear strength changes the purpose of this study.       The soil type is silt kelempungan used in Unggaran Sta18+600. Specimens made by field density(γd, field) with variations in water content. Measurement of matric suction values was conducted using filter paper which refers to the ASTM D5298-03. Direct shear testing performed by water content variation store present changes inthe value o fmatric suction.      According to the USCS , the soil including soil type MH with field water content in the soil subgrade 50.7 % did not meet highway subgrade . The relationship between water content and degree of saturation and matric suction can be described through the SWCC curve fitting and estimates contained in SoilVision 4.19. SWCC fitting is suitable for use while Brooks and Corey Fredlund and Wilson PTF suitable to represent the SWCC curve estimation . SWCC curve estimates are quite far from the experimental data to test the filter paper still needs to be done .SoilVision program is very useful for describing both the SWCC curve fitting and estimation methods . From the research , it was found that the water content contained in the soil will affect value of matric suction , shear strength parameters of the soil and its CBR value.The higher water content or degree saturation of the soil , the more  value of matric suction , the soil shear strength parameters ( cohesion and angle of friction in )as well as its CBR value will fall.
ANALISIS KUAT LENTUR CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN LIMBAH B3 SEBAGAI BAHAN ADIKTIF (58-63) Marguan Fauzi; Desti Ayu Lestari
PILAR Vol. 15 No. 2 (2020): Pilar: September 2020
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPermasalahan beton yang terjadi pada daerah pantai adalah beton akan bercampur dengan air garam yang mengandung Natrium Klorida yang dapat meresap ke dalam beton sehingga dapat merusak beton. Tujuan penelitian ini mengetahui presentase kuat lentur beton optimum dan pengaruh Fly Ash dan GGBFS sebagai zat additive Ordinary Portland Cement (OPC) terhadap kuat lentur beton rencana fs 5 Mpa dengan perendaman menggunakan air laut. Penelitian ini menggunakan benda uji berbentuk balok dengan 7 variasi campuran yaitu beton normal, beton dengan penambahan Fly Ash 2%, 4%, 6% dan GGBFS 2%, 4%, 6%. Berdasarkan hasil pengujian kuat lentur beton optimum didapat pada variasi Fly Ash 4% sebesar 3,98 MPa. Sedangkan kuat lentur beton optimum pada GGBFS didapat pada variasi GGBFS 6% sebesar 4,90 MPa. Bisa disimpulkan bahwa pengaruh yang dihasilkan pada penambahan Fly Ash 2% dan 6% dapat menurunkan kuat lentur beton karena sifatnya yang mudah menggumpal. Sedangkan pengaruh yang dihasilkan pada penambahan GGBFS 2%, 4%, 6% dapat meningkatkan nilai kuat lentur beton. Semakin bertambahnya persentase penambahan GGBFS mempengaruhi nilai kuat lentur beton dengan perendaman menggunakan air laut yang mengandung asam sulfat sebesar 57,1 Mg/L. Kata kunci : Fly Ash, GGBFS, Semen OPC, Kuat Lentur Beton.
PENGARUH DIAMETER PIPA KELUAR DAN DIMENSI BAK PENAMPUNG PADA ALIRAN AIR SISTEM VACUM Zainuddin Muchtar
PILAR Vol. 6 No. 2 (2011): PILAR 06092011
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Vakum merupakan suatu kondisi dari udara / gas sekitar lingkungan tertentu dimana tekanan udara dibawah tekanan atmosfir,  dimana proses sistem vakum pengambilan sumber air dari permukaan yang rendah ke tempat yang lebih tinggi dapat memberikan alternatif yang lebih efisien kepada masyarakat. Penelitian ini mempelajari pengaruh diameter pipa keluar dan dimensi bak penampung pada sistem vacum. Pembuatan sistem vacum  dilakukan pada beberapa variasi yaitu variasi diameter pipa keluar dengan ukuran ½”, ¾”, dan 1”.  Dan variasi dimensi bak penampung dengan volume 30/40 cm, 36/40 cm, 50/80 cm, 80/120 cm, 100/120 cm,dan 120/120 cm. Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa diameter pipa keluar harus sama atau lebih kecil dari diameter pipa masuk agar debit yang dialirkan akan terus-menerus. Semakin besar diameter pipa keluar, semakin kecil debit air yang dihasilkan. Leher angsa berfungsi untuk mencegah udara dari luar tidak masuk ke dalam tabung yang dapat menyebabkan kekosongan di dalam tabung. Untuk mengalirkan air pada beda tinggi 2 m, maka ukuran bak penampung adalah 120/120cm, dengan pipa masuk ½”; pipa keluar ½”.
PENGGUNAAN BETON STYROFOAM RINGAN DENGAN TULANGAN DARI TALI TAMBANG PLASTIK UNTUK PANEL PLAT ATAP Bastoni Hassasi
PILAR Vol. 8 No. 1 (2013): PILAR 08032012
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The utilization of lightweight material will decrease the structural weight that in turn will benefit to the overall structures. Styrofoam with specific gravity range from 13 to15 kg/m3 is appropriate to be used as aggregate for lightweight concrete among other as the material for roof slab. Prior to utilization research is required in order to  understood the feasibility of the material  for applicationThe aimed of this research is to study the characteristic of lightweight styrofoam concrete with string of plastic inside  the panel as a roof material. In this study, there are 6 pieces as testing material with 1500 mm long, 500 mm wide and 70 mm thick at various reinforcement; without string of plastic, with reinforced  diameter10 mm and14 mm. The slab panel is made up from sand, portland pozolan cement and styrofoam at 200, 350 and 15 kilograms, respectively with water cement ratio is 0.45 for 1 m3 and each specimens were reinforced by string of plastic with 10 mm diameter and distance 84 mm ; 14 mm diameter with distance 165 mm. The testing material is tested its flexural strength  with four–point loading at 450 mm from each bearings.Value of tension stress of string plastic 10 mm diameter = 51.938 MPa and 14 mm  diameter = 48.331 MPa, bond strength between the reinforcement and the concrete is 0.491 MPa for string plastic 10 mm diameter and  14 mm diameter is 0.341 MPa, value of modulus of rupture is 0.459 MPa. The result from the flexural test show that maximum loading for plate without string of plastic were 450 N; with string of plastic 10 mm diameter = 470 N and 14 mm diameter is 545 N and value maximum deflection of plate without string of plastic = 0.495 mm; with string of plastic 10 mm diameter = 4.745 mm and 14 mm diameter = 1.655 mm. Based on allowable maximum deflection specified by SK SNI, which is Dmax = 7.5 mm (L/180). Heavy of roof plate with reinforcement from string of plastic light progressively with existence reinforcement. 
PENGARUH PENGGUNAAN BATU KAPUR SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (AC-BC) Arfan Hasan; Sumiati Sumiati
PILAR Vol. 10 No. 2 (2014): PILAR 0902014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asphalt Concrete - Binder Course (AC-BC) merupakan salah satu bagian dari perkerasan yang berfungsi sebagai lapis antara yang menahan beban maksimum akibat beban lalu lintas. Batukapur merupakan salah satu bahan mineral industri yang banyak digunakan oleh sektor industri, tapi belum termanfaat secara optimal sebagai bahan penstabilan jalan raya. Selama ini sebagai bahan pengisi pada aspal beton biasanya digunakan batupecah, oleh sebab itu pada kesempatan ini penggunaan batupecah sebagai agregat halus akan diganti dengan batukapur.Dengan membuat benda uji marshall dengan variasi batu kapur sebagai pengganti agregat halus pada kadar 10%, 25%, 50%, 75%, dan 100% serta kadar aspal yang direncanakan adalah 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, 10%, 11%,12%, dan 13% yang kemudian dibandingkan dengan aspal beton lapis AC-BC yang menggunakan agregat halus batu pecah, maka akan diketahui Kadar Aspal Optimum, stabilitas, kelelehan, VIM, VMA, VFA, dan MQ pada campuran aspal beton AC-BC yang menggunakan batu kapur sebagai pengganti agregat halus.Berdasarkan hasil pengujian Marshall diperoleh KAO dengan proporsi batu kapur 0%, 10%, 25%, 50%,   75%, dan 100% adalah 6,5%, 7,4%, 7,55%, 8,05%, 9,25%, dan 10,05%. Nilai untuk stabilitas proporsi batu kapur 0%, 10%, 25%, 50%, 75%, dan 100% adalah 2400kg, 2600 kg, 2700 kg, 3200 kg, 2800 kg dan 2750 kg. Setelah dianalisa tentang kadar Aspal Optimum, stabilitas, kelelehan, VIM, VMA, VFA, dan MQ, bahwa penggunaan batu kapur sebagai pengganti agregat halus pada aspal beton AC-BC maksimum pada kadar 50%.
ANALISIS PERHITUNGAN MOMEN BALOK BAJA DENGAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN ( 1 - 4 ) fadhila firdausa; Puryanto Puryanto; Agus Subrianto
PILAR Vol. 15 No. 1 (2020): Pilar: Maret 2020
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam kemajuan zaman saat ini perkembangan aplikasi teknologi berkembang sangat pesat. Perkembangan aplikasi teknologi membuat penelitian mengalami persaingan dalam hal penelitian aplikasi teknologi terbarukan. Diperlukan penelitian-penelitian aplikasi teknologi terbaru untuk mengikuti perkembangan zaman. Aplikasi teknologi terbaru saat ini yang sering digunakan adalah pengembangan program Matlab.Banyak hal yang dapat dikembangkan melalui program Matlab. Salah satunya adalah metode jaringan saraf tiruan. Jaringan saraf tiruan merupakan bahasa pemograman yang digunakan mengikuti pola data yang diinputkan. Melalui proses pembelajaran maka jaringan saraf tiruan dapat membuat data sama yang telah diinputkan dan dapat membuat data baru selama masih berada didalam batasan data yang telah diinputkan. Oleh karena itu akan penelitian ini akan menganalisis hasil perhitungan momen balok baja menggunakan jaringan saraf tiruan. Adapun data yang akan dimasukkan adalah data momen balok baja yang telah didapat menggunakan aplikasi Structural Analysis Program (SAP) 2000. Data momen balok baja yang diinputkan sebanyak 10 data dengan variasi panjang balok dan variasi beban merata. Momen balok baja yang didapat dari hasil jaringan saraf tiruan selanjutnya dihitung erornya dengan perbandingan hasil momen menggunakan SAP 2000. Dari hasil analisis didapatkan eror terkecil 0,13% dan proses training mengalami eror pada bacaan ke 9. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya data yang diinputkan.Kata kunci : perkembangan aplikasi teknologi, jaringan saraf tiruan, momen balok baja
STUDI PRODUKTIFITAS DAN KUALITAS PEMBANGUNAN TAXIWAY PENINGKATAN BANDARA SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II Sulasman Sulasman
PILAR Vol. 9 No. 2 (2013): PILAR 09092013
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Palembang yang merupakan pusat perekonomian bagi wilayah Sumatera Selatan yang berpenduduk kurang lebih 8 juta jiwa tentunya membutuhkan keberadaan perhubungan udara untuk menunjang pertumbuhan perekonomiannya. Pengembangan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II ini bertujuan untuk meningkatkan Bandar Udara Palembang yang telah ada agar memenuhi standar internasional.    Untuk mendapatkan ini semua tentunya tidak terlepas dari kualitas yang dihasilkan dari pembangunan proyek dan tentunya ini akan berhubungan dengan produktifitas selama pelaksanaan proyek kontruksi. Hal inilah yang melatari penulis mengangambil studi terhadap produktifitas dan kualitas konstruksi pada Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II   khususnya pada pelaksanaan pembangunan Taxiway.Dengan dilakukannya pengendalian kualitas selama pelaksanaan pekerjaan Taxiway maka tingkat produktivitas yang dihasilkan menjadi tinggi dan tentunya hal ini akan memberikan manfaat yang besar terhadap investasi yang telah ditanamkan pada proyek peningkatan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II.Adanya sistem  kualits  terpadu pada pelaksanaan pekerjaan Taxiway sudah cukup baik dimana adanya kerjasama yang baik antara pihak-pihak yang terlibat.  Penggunaan tenaga kerja yang berasal dari luar daerah dipertimbangkan dalam pelaksanaan pekerjaan karena apabila tidak terkontrol akan menyebabkan rendahnya tingkat produktivitas.  Dan pada pelaksanaan K3 pada pelaksanaan proyek peningkatan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II sudah cukup baik.

Page 1 of 15 | Total Record : 142