cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
iin_indrayani@polsri.ac.id
Editorial Address
Politeknik Negeri Sriwijaya Jurusan Teknik Sipil Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang - 30139 Telp: 0711-353414, Fax:0711-355918
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
PILAR
ISSN : 19076975     EISSN : 27222926     DOI : -
Jurnal Pilar adalah jurnal dibidang Teknik Sipil dengan Bidang kajian : Sumber Daya Air Manajemen Rekayasa Geoteknik Struktur Transportasi
Articles 142 Documents
ANALISIS FEEDER SYSTEM MENUJU HALTE MUSI II TRANSMUSI KORIDOR VI KOTA PALEMBANG Sukarman Sukarman
PILAR Vol. 9 No. 2 (2013): PILAR 09092013
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A city will continue developing as long as there are activities in it. City development occurs due to the movement of people in carrying out the activities. The transportation system plays a very important role in supporting the movement of the people.Palembang as the Capital of South Sumatra Province, which is one of the centers of development, also relies on a transportation system for its development. The Settlement areas or housing areas grow everywhere with diffuse and irregular patterns. This leads to widespread demand for transportation. This condition is not easy for the public transport to serve, consequently the transport system used is predominantly private vehicles. Of course, the transportation system of this characteristic has broad impact on various aspects of life and urban environment. With the operation of transmusi buses, it is deemed necessary to study the transport feeder suitable for connecting the centers of settlements on the outskirts towards the path through which the transmusi buses run, so that the performance of transmusi buses can be optimized and the use of private vehicles in urban areas can be minized.The objective of this study is to develop a pattern of feeder transport services from residential location towards the transmusi bus stops along the routes of transmusi buses in Palembang, especially for the people living in the Sub-district of Gandus towards transmusi bus stop of Musi II. The method of study used is a descriptive method using a survey.The result of this study is to develop transport feeder from the settlement areas towards the Musi II bus stop by considering the habits of the people, the public demand, and the characteristics of the region. It will be the development of pedestrian facilities as far as 1 km from the bus stop, especially on the roads through which the heavy vehicles run, parking lots area for motorcycles of 5,682 m2, sufficient public transport, bus stop of medium size. The conclusion made is to respond to the pattern of sprawl (dispersed settlement) on the outskirts of the city. It is necessary to have a transport systems using feeder-line haul system (feeder-main freight transport). The main transport in urban areas is transmusi bus while freight feeder bus from the settlement towards transmusi bus stop is a variety of modes commonly owned and used by the community all this time with some improvement and additional facilities required.
PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH SERBUK BAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP STABILITAS LAPISAN AC WC ( 9-14 ) Kevin Libra Putra; Rachmat Yugo Prakoso; Zainuddin Muchtar; Hamdi Hamdi
PILAR Vol. 14 No. 1 (2019): Pilar: Maret 2019
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia, pertumbuhan kendaraan bermotor setiap tahunnya mengalami peningkatan. Dari data Badan Pusat Statistik, untuk rentan waktu 5 tahun pertumbuhan kendaraan rata-rata mencapai 9.1% tiap tahunnya Pertambahan jumlah kendaraan menjadi salah satu faktor utama dari kerusakan jalan. Hal ini disebabkan karena perkerasan jalan yang direncanakan dengan beban tertentu ternyata menerima beban lalu lintas yang melebihi beban rencana. Akibatnya, jalan tersebut mengalami kerusakan sebelum umur rencana tercapai.            Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalis karakteristik campuran Aspal Beton Lapisan (AC-WC)  yang mengandung butiran/limbah serbuk ban dan membandingkan dengan campuran beraspal tanpa limbah serbuk ban. Metode  pencampuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah batas tengah gradasi campuran AC-WC dalam persyaratan Bina Marga.            Berdasarkan analisis Marshall diperoleh kadar aspal optimum campuran 0%limbah serbuk ban adalah 5.49%, campuran dengan 50% limbah serbuk ban sebagai pengganti agregat pada fraksi No. 30 memiliki kadar aspal optimum 5.75% dan campuran dengan 100% limbah serbuk ban sebagai pengganti agregat pada fraksi No. 30 memiliki kadar aspal optimum 6.05%. Hasil pengujian Marshall Immersion menunjukkan indeks kekuatan sisa campuran AC-WC dengan 50% limbah serbuk ban sebagai pengganti sebagian agregat pada fraksi No. 30, memiliki nilai yang terbesar yaitu 95.49%. Campuran optimum diperoleh pada campuran yang mengandung serbuk ban bekas sebagai pengganti fraksi No. 30 sebanyak 56% sebesar 95.645% 
FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN ALUR(RUST) PADA LAPISAN PERKERASAN JALAN Sumiati Sumiati
PILAR Vol. 7 No. 1 (2012): PILAR 07032012
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the factor causing road damage that often occurs and can had to futher damage the groves without any cracks. This damage will be examined using the four samples taken from drill cores in a way that develoving cracks in street groove without cracks.  The sample is then carried out the testing of physical properties and testing of Marshall.The result showed that the factors that cause, such as: asphalt concrete mixtures by using asphalt concrete that’s too small, insufficient in weighing aggregate, because too much use of fine-grained aggregate and the amount of sand used is greater than fifteen percent, which is not in accordance with the specifications required. This resulted in unstable asphalt concrete mixtures, so that when traversed by vehicle will cause the grooves that made an impression of vehicle wheels.
PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR TERHADAP SETTING TIME SEMEN DAN KUAT TEKAN MORTAR YANG MENGGUNAKAN PASIR LOKAL Puryanto Puryanto; Moch Absor; Agus Subrianto
PILAR Vol. 10 No. 2 (2014): PILAR 0902014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Paper ini merupakan hasil penelitian tentang variasi campuran mortar yang mempertimbangkan pengaruh kadar semen, faktor air semen dan kadar gula pasir terhadap performa campuran. Pertama ditinjau pengaruh kadar gula yang diberikan terhadap berat semen pada waktu ikat awal dan ikat akhir semen. Kemudian ditinjau kuat tekan mortar dengan berbagai varian sampel yang merupakan kombinasi FAS (0,4; 0,45; 0,5), komposisi adukan  semen-pasir  (1:5;  1:6;  1:7)  dan  persentase  gula terhadap  berat  semen  (0%; 0,05%; 0,1%; 0,15%;0,2%).Pengujian menunjukkan bahwa penambahan gula membuat pengikatan semen semakin naik secara signifikan hingga kadar tertentu seiring penambahan kadar gula dan kembali turun setelah melewati kadar 0,15%. Tren yang hampir sama berlaku pada kuat tekan mortar akibat pengaruh kadar gula. Faktor air semen juga berpengaruh pada kuat tekan dimana kadar air yang terlalu sedikit menjadikan kekuatan mortar tidak baik karena workability yang rendah. Sedangkan jumlah semen yang lebih banyak menjadikan kekuatan tekan mortar lebih tinggi.
ANALISA VARIABEL – VARIABEL YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL RUMAH SEDERHANA DI KOTA PALEMBANG ( 29-34 ) Sazili Harnawansyah
PILAR Vol. 13 No. 1 (2018): Pilar: Maret 2018
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK : Tempat tinggal / rumah merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendasar (basic needs) bagi kehidupan manusia selain sandang dan pangan, tanpa tempat tinggal manusia tidak dapat hidup dengan layak, berkreasi, bekerja, berkumpul, membesarkan dan mendidik anak-anak, istirahat, dan berlindung dari cuaca (panas, angin dan hujan). Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah dari tahun ke tahun, merupakan salah satu faktor  penyebab kebutuhan akan rumah semakin terus bertambah  setiap tahunnya.Kota Palembang merupakan salah satu kota besar mempunyai permasalahan yang sama dengan kota-kota lain di Indonesia, yaitu masalah penyedian pembangunan perumahan yang layak dan terjangkau, untuk itulah maka tujuan riset atau penelitian ini dilakukan agar dapat diketahui variabel-variabel apa saja yang  mempengaruhi harga jual rumah di kota Palembang. Pada penelitian ini diteliti enam (6) variabel (X) yaitu: Lokasi (X1), Fasilitas (X2), Bangunan (X3), Lingkungan (X4), Tanah (X5) dan Ekonomi (X6)  yang mempengaruhi harga jual (Y), dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui penyebaran angket kuisioner pada masyarakat penghuni perumahan yang di teliti, data kemudian dianalisa secara kuantitas tingkat pengaruh variabel-variabel terhadap harga jual. Dari hasil analisa pengolahan data didapat bahwa keenam variabel tersebut memberikan pengaruh positif terhadap harga jual rumah, dengan urutan pengaruh yaitu: variabel Bangunan (X1) sebesar 21.118%, variabel Tanah (X5) sebesar 20.935, variabel Ekonomi (X6) sebesar 17.337%, variabel Lokasi (X1) sebesar 15.858%, variabel Lingkungan (X4) sebesar 13.737%, dan variabel Fasilitas (X2) sebesar 11.012%.
KUALITAS KEPUASAN PENGHUNI RUMAH SUSUN PERUM PERUMNAS PALEMBANG Dafrimon Dafrimon
PILAR Vol. 7 No. 2 (2012): PILAR 07092012
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The solution provided by the government to meet the residence habitable for residents on low incomes are flat, so that in the long term the government can concentrate on a simple home-based apartment rental (Rusunawa). in serving the needs of the people there are limitations that are still encountered.The aim of this study is determine the level of occupant satisfaction, by comparing the quality of service expected from residents and the quality of care received. Results from the adaptation of hosts with a jug of behavior influence and impact on the level of satisfaction.Locations used for research on the Flats are managed by Perum Perumnas (Perusahaan Umum Pembangunan Rumah Nasional) located in the Village 23 Ilir, 24 Ilir, 26 Ilir Bukit Kecil District.This study shows that residents in the Flats Perum Perumnas not satisfied with the quality of care they receive, because there are gaps and level of satisfaction based on dimensions of Tangibles -0.06 and 0.98, Realibility -0.07 and 0.97, Responsive -0.07 and 0.97, Assurance 0.03 and 0.99, Emphaty 0.07 and 0.97 In the analysis of a Cartesian diagram obtained Perumnas statement that residents of the 35 attributes/statement only 11 attributes/statements are satisfied and 6 attributes/ statements that must be addressed.To meet the satisfaction level of residents, managers Flats Perumnas/SP2J need to do a repair of the interior design and installation of water networks.
PENENTUAN KOORDINAT STASIUN GNSS CORS GMU1 DENGAN KOMBINASI TITIK IKAT GPS GLOBAL DAN REGIONAL Sri Rezki Artini
PILAR Vol. 10 No. 1 (2014): PILAR 10032014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stasiun GNSS CORS bekerja dengan menangkap sinyal-sinyal dari satelit GNSS secara terus menerus setiap hari yang dapat memberikan koreksi koordinat pada pengukuran posisi menggunakan  receiver  GNSS . Stasiun GNSS CORS ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penentuan posisi relatif, baik secara real-time maupun post processing. Di Jurusan Teknik Geodesi FT-UGM terdapat stasiun GNSS CORS yaitu GMU1 sudah beroperasi sejak tahun 2009. Penelitian ini mendefinisikan ulang koordinat stasiun GMU1 menggunakan data pengamatan GNSS selama tujuh hari yaitu tanggal 14 Juli 2012 sampai dengan tanggal 20 Juli 2012 menggunakan kombinasi titik ikat global IGS dan regional. Pengolahan menggunakan software ilmiah GAMIT/GLOBK. Hasil penelitian ini berupa panjang baseline beserta ketelitiannya. Baseline yang terbentuk dari stasiun BORB ataupun baseline yang menuju stasiun BORB memiliki simpangan baku lebih besar yaitu rata-rata simpangan bakunya sebesar 13,81 mm. Hasil penelitian ini juga diperoleh nilai koordinat kartesian 3D dari stasiun GNSS CORS GMU1 pada tahun 2012 menggunakan kombinasi titik ikat global dan regional adalah X (m) = -2200206,970 m ± 26,06 mm; Y (m) = 5924895,455 m ± 26,13 mm; Z (m) = -855932,576 m ± 191,11mm.Perbedaan koordinat yang dihasilkan project global dan project kombinasi adalah hingga fraksi centimeter.
ASPAL PANAS JENIS AC – WC DENGAN CAMPURAN LIMBAH KARBIT SEBAGAI FILLTER Djaka Suhirkam; Raja Marpaung; Lina Flaviana
PILAR Vol. 11 No. 1 (2015): PILAR 05032015
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aspal merupakan bahan pokok yang digunakan untuk pelapisan permukaan pada jalan raya yang berfungsi untuk pelapisan aus pada jalan yang berhubungan langsung dengan roda kendaraan yang melaluinya. Akan tetapi bila hanya digunakan aspal saja sebagai lapisan aus akan menimbulkan biaya mahal, sehingga perlu adanya campuran didalam penggunaan dalam lapisan ausnya. Campuran yang biasa digunakan adalah pasir, abu batu, limbah karbit dan beberapa bahan yang lainnya digunakan untuk filter. Kita mengetahui bahwa limbah karbit mempunyai kandungan kapur yang cukup besar sehingga baik sekali digunakan untuk mendapatkan Kadar Aspal Optimum ( KAO ).Salah satu jenis lapisan permukaan pada jalan raya adalah aspal panas jenis AC – WC untuk permukaan lentur dengan menggunakan campuran agregat menerus ( Continous grades ). Disini dicoba dengan  limbah karbit sebagai campuran aspal panas untuk konstruksi perkerasan jalan sehingga mendapatkan KAO yang diinginkan. Dalam penelitian ini dilalukan di laboratorium dengan menggunakan alat Marshall.Percobaan dengan alat ini digunakan untuk mengetahui tentan nilai kadar aspal optimum, stabilitas. Keleleha, VIM, VMA, VFA dan MQ pada campuran aspat panas jenis AC – WC yang mengandung limbah karbit atau yang tidak mengandung limbah karbit. Dari hasil pengujian didapat bahwa nilai KAO dengan campuran limbah karbit 0% sebesar 5,47% , 25% sebesar 5,7% , 50% sebesar 5,9% , 75% sebesar 5,61% dan 100% sebesar 5,55% . Sehingga dari hasil tersebut bahwa penggunaan limbah karbit sebesar 50% pada campuran aspal jenis AC – WC yang terbaik.   
TINGKAT PELAYANAN KORIDOR ANGKUTAN PUBLIK (STUDI KASUS DI KOTA PALEMBANG) (31-34) REVIAS NOERDIN; Hamdi Hamdi; Dafrimon Dafrimon; Soegeng Harijadi; Yusri Bermawi
PILAR Vol. 15 No. 2 (2020): Pilar: September 2020
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebijakan yang ditempuh dengan menambah jenis angkutan seperti Bus Rapid Transit serta jumlah armadanya, merupakan kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kota Palembang dalam rangka peremajaan angkutan publik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar BRT Transmusi berkontribusi terhadap pelayanan ruas jalan pada koridor yang di lalui serta bagaimana agar angkutan publik ini beroperasional dengan tingkat pelayanan yang optimal. Metoda pengamatan arus lalulintas langsung di ruas jalan/lapangan.  Hasil penelitian diperoleh rerata dari: Headway koridor PS Mall-Pusri, waktu tempuh /waktu perjalanan dari PS Mall-Pusri-Ps Mall,waktu pelayanan mengisi dan atau menurunkan penumpang, lebih kecil dari standar operational manjemen. Load factor rerata pada hari sibuk  dan rerata pada hari sepi/tidak sibuk: juga relative kecil.   Tingkat pelayanan (V/C) pada ruas jalan Cik Agung Kimas pada jamsibuk pada level : F. Kata kunci : BRT Transmusi, pelayanan ruas jalan, koridor angkutan
DRAINASE UNTUK MENINGKATKAN KESUBURAN LAHAN RAWA Effendy Effendy
PILAR Vol. 6 No. 2 (2011): PILAR 06092011
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki lahan rawa yang cukup luas, diperkirakan sekitar 39,4 juta hektar rawa potensial yang tersebar di beberapa pulau, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Lahan rawa merupakan suatu ekosistem yang masih menyimpan banyak misteri yang belum terungkap, sehingga dalam berbagai tulisan mengenai rawa, dikatakan memiliki opsi masa depan. Di sisi lain lahan rawa merupakan pilihan akhir setelah yang lainnya tidak memungkinkan lagi untuk dieksploitasi. Belakangan,  sumberdaya yang tersimpan di daerah rawa mulai terungkap dan opsi untuk berbagai kegiatan telah dijatuhkan ke daerah rawa. Sebagai contoh, reklamasi rawa dan pembukaan lahan dilakukan sebagai suatu upaya untuk meningkatkan fungsi dan untuk kepentingan masyarakat luas, terutama yang bermukim di daerah sekitar. Usaha ini dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan produksi pangan, meratakan penyebaran penduduk, mempercepat pembangunan di daerah dan ketahanan nasional. Produksi pangan akan meningkat, jika lahan rawa yang ada diberdayakan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan kesuburan tanahnya. Keberhasilan program peningkatan produksi pangan melalui pemberdayaan lahan rawa sangat dipengaruhi oleh sistim drainase yang ada. Drainase secara umum dapat mempengaruhi kondisi tanah pertanian, yaitu terhadap aerasi tanah, kelembaban tanah, transportasi dan keefektifan nutrien dan pestisida, temperatur atau suhu tanah, bahan-bahan racun dan hama penyakit, erosi tanah dan banjir, kesuburan tanaman dan hasil tanaman. Kesemua pengaruh adalah positif dari perspektif pertanian dan menggambarkan nilai teknologi drainase untuk produksi pertanian. Agar pengaruh positif dari perspektif pertanian tersebut muncul, maka ada 2 konsep sistem drainase yang dilakukan yaitu dengan pencucian lahan (leaching) dan pembuatan saluran drainase dangkal. Pencucian lahan (leaching) dimaksudkan agar air di lahan tidak asam, yaitu dengan membuang bahan beracun (toxi) yang ada di lahan rawa dengan proses drainase, tanah yang dicuci adalah tanah pada zona perakaran. Sementara pembuatan saluran drainase dangkal dimaksudkan untuk membuang bahan beracun (toxi) dengan oksidasi dari drainase zona perakaran. Elevasi muka air tanah dijaga pada kedalaman 0.40 – 0.60 m dari muka tanah melalui pembuatan saluran parit dangkal.

Page 2 of 15 | Total Record : 142