cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Matematika SoLuSi ( Tersohor Luas dan Berisi )
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 78 Documents
PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MEMECAHKAN SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN BERDASARKAN LANGKAH- LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECEMASAN MATEMATIKA (PENELITIAN DILAKUKAN DI SMPN 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016) Widaninggar, Nisita Nariswari; Mardiyana, Mardiyana; Kurniawati, Ira
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 1, Januari 2
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.902 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui proses berpikir siswa SMPN 16Surakarta yang memiliki kecemasan matematika tinggi dalam memecahkan masalah soal cerita pada pokok bahasan lingkaran berdasarkan langkah-langkah Polya, (2) mengetahui proses berpikir siswa SMPN 16 Surakarta yang memiliki kecemasan  matematika  sedang  dalam  memecahkan  masalah  soal  cerita  pada pokok bahasan lingkaran berdasarkan langkah-langkah Polya. (3) mengetahui proses berpikir siswa SMPN 16 Surakarta yang memiliki kecemasan matematika rendah dalam memecahkan masalah soal cerita pada pokok bahasan lingkaran berdasarkan   langkah-langkah   Polya.   Penelitian   ini   menggunakan   metode deskriptif kualitatif, subjek penelitian ditentukan melalui purposive sampling. Subjek pada penelitian ini adalah 6 orang siswa kelas VIII B SMPN 16 Surakarta yang terdiri dari 2 orang siswa dengan kecemasan tinggi, 2 orang siswa dengan kecemasan sedang, dan 2 orang siswa dengan kecemasan rendah . Teknik   pengumpulan   data   pada   penelitian   ini   menggunakan   angket   dan wawancara berbasis tugas yang dilakukan pada materi lingkaran. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validasi data dilakukan  dengan  triangulasi  waktu.  Hasil  dari penelitian ini  adalah:  (1) proses berpikir berdasarkan langkah-langkah Polya pada siswa dengan kecemasan tinggi   hanya   sampai   pada   tahap   memahami   masalah   (2)   proses   berpikir berdasarkan langkah-langkah Polya pada siswa dengan kecemasan sedang sampai pada tahap memeriksa kembali prosedur dan hasil penyelesaian (3) proses berpikir berdasarkan langkah-langkah Polya pada siswa dengan kecemasan rendah sampai pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SFE (STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING) DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS LISAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PADA SISWA KELAS X MIA 2 SMA MTA SURAKARTA TAH Nuryanto, Alif Rohma; Sutopo, Sutopo; Pramesti, Getut
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 2, Nomor 1, Januari 2
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.036 KB)

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe SFE (Student Facilitator and Explaining) dengan pendekatan problem solving yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis lisan dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X MIA 2 SMA MTA Surakarta dan mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis lisan dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe SFE (Student Facilitator and Explaining) dengan pendekatan problem solving. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK).Subyek penelitian terdiri dari 29 siswa kelas X MIA 2 SMA MTA Surakarta tahun akademik 2015/2016. Sumber data berasal dari guru dan siswa.Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi.Validitas data menggunakan triangulasi waktu dan triangulasi sumber.Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dengan masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe SFE (Student Facilitator and Explaning) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis lisan dan kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa X MIA 2 SMA MTA Surakarta tahun akademik 2015/2016.
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1SMA NEGERI GONDANGREJO PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN MODEL ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE AND SATISFACTION) Marcelina, Thea; Sujadi, Imam; Pramesti, Getut
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 3 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.341 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pembelajaran dengan model ARCS yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri Gondangrejo pada mata pelajaran matematika, mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri Gondangrejo pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran ARCS. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah datasecara deskriptif yang berisi tentang analisa terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti pada setiap pertemuan, presentase dari skor yang diperoleh dari beberapa indikator motivasi belajar siswa dan skor hasil tes akhir siklus yang diperoleh siswa. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif. Indikator keberhasilan penelitian ini adalahsetiap  indikator motivasi belajar memperoleh pencapaian minimal 70% dari jumlah seluruh siswa dan setidaknya 70% siswa telah mencapai KKM. Langkah pembelajaran dengan model ARCS yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar matematika adalah guru menyampaikan apersepsi yang menarik,  menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Guru menyampaikan kaitan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru membentuk beberapa kelompok dan memberikan LKS kepada masing-masing kelompok agar dikerjakan secara berdiskusi, setelah selesai berdiskusi dilakukan presentasi dan penghargaan kepada kelompok terbaik.  Guru memberikan kuis dan pekerjaan rumah, yang terakhir guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dan menutup pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, siklus I rata-rata perentasemotivasi belajar siswa sebesar55,4% dan siklus II menjadi 77,2%.  Persentase hasil belajar siswa yang tuntas pada siklus I sebesar 48% dan siklus II sebesar 72%.
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KOMPETENSI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BAGI SISWA KELAS VII B SMPN 14 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Anggraeni, Andini Setyo; Budiyono, Budiyono; Pramesti, Getut
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 5 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 5, September
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.579 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika siswa pada kompetensi segitiga dan segiempatdengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Matchbagi siswa kelas VII B SMPN 14 Surakarta. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMPN 14 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 29 siswa. Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, tes dan dokumentasi. Teknik Uji Validitas data adalah triangulasi sumber. Teknik analisis data adalah dengan teknik statistik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data tentang keaktifan siswa dan  pelaksanaan pembelajaran dengan model Make a Matchmelalui observasi, data tentang hasil belajar siswa melalui tes, dan data berupa gambar dan video pelaksanaan pembelajaran melalui dokumentasi. Penggunaan model pembelajaran Make A Match mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika siswa. Keaktifan siswa pada pra siklus 50,19% dan terdapat 10 siswa dengan persentase rata-rata keaktifan  ?60% , pada siklus I meningkat menjadi 59,00% dan terdapat 11 siswa dengan persentase rata-rata keaktifan  ?60%, dan pada siklus II meningkat menjadi 78,54% dan terdapat29 siswa dengan persentase rata-rata keaktifan ?60%. Hasil belajar siswa pada pra siklus 59,1 dan terdapat sebanyak  24,14% siswa yang memperoleh hasil belajar ?72, pada siklus I meningkat menjadi 71,45 dan terdapat sebanyak 51,72% siswa yang memperoleh hasil belajar ?72, dan pada siklus II meningkat menjadi 80,34 dan terdapat  89,66% siswa yang memperoleh hasil belajar ?72.
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK RUANG DIMENSI TIGA DITINJAU DARI KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 Fitriani, Dhika Asri; Mardiyana, Mardiyana; Pramesti, Getut
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 6 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 6, November
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.297 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis miskonsepsi dan mengetahui penyebab miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam materi pokok ruang dimensi tiga yang ditinjau dari kecerdasan visual-spasial siswa kelas X SMA Negeri 1 Klaten tahun ajaran 2012/2013.Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan strategi penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Subjek penelitian menggunakan pemilihan sampel bertujuan (puRrosive sample), dipilih 5 subjek penelitian, 1 subjek dengan kecerdasan visual-spasial tinggi, 2 subjek dengan kecerdasan visual spasial sedang dan 2 subjek dengan kecerdasan visual spasial rendah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah 1) metode observasi di kelas X-J SMA Negeri 1 Klaten, 2) metode tes yang meliputi tes diagnostic dan tes kecerdasan visual-spasial yang dilakukan kepada siswa kelas X-J SMA Negeri 1 Klaten, 3) metode wawancara dilakukan kepada siswa yang mengalami miskonsepsi disesuaikan dengan kecerdasan visual-spasial siswa tersebut. Pemeriksaan keabsahan data dengan teknik verifikasi dan triangulasi metode.Langkah-langkah dalam analisis data adalah reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.Hasil penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut. 1) Siswa dengan kecerdasan visual-spasial tinggi tidak mengalami miskonsepsi, siswa dengan kecerdasan visual-spasial sedang cenderung mengalami miskonsepsi teoritikal dan korelasional, sedangkan siswa dengan kecerdasan visual-spasial rendah cenderung mengalami miskonsepsi teoritikal, klasifikasional dan korelasional. 2) Penyebab miskonsepsi siswa dengan kecerdasan visual-spasial sedang (a) Jenis miskonsepsi teoritikal yaitu guru kurang menekankan dalam menerangkan alasan kedudukan dua bidang, dalam kasus ini alasan dua bidang sejajar (b) Jenis miskonsepsi korelasionak yaitu siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, kurang aktif bertanya dan aspek praktis. 3) Penyebab miskonsepsi siswa dengan kecerdasan visual-spasial rendah (a) Jenis miskonsepsi teoritikal yaitu siswa salah dalam memahami definisi dan guru kurang menekankan dalam menerangkan alasan kedudukan dua bidang, dalam kasus ini kedudukan dua bidang sejajar (b) Jenis miskonsepsi klasifikasional yaitu siswa tidak bisa membayangkan gambar pada soal dengan baik (c) Jenis miskonsepsi korelasional yaitu siswa kurang aktif bertanya, siswa terpengaruh dengan kata diperpanjang, aspek pratis dan siswa kurang tertarik dengan materi.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CPS DENGAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KEDAWUNG SRAGEN Budiyastuti, Novita Ening; Chrisnawati, Henny Ekana; Setiawan, Rubono
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 4 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 4, Juli 2017
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.448 KB)

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran CPS dengan pendekatan SAVI yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Kedawung, mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan  model pembelajaran CPS dengan pendekatan SAVI, dan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan model pembelajaran CPS dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data keterlaksanaan pembelajaran, data aktivitas belajar siswa, dan data hasil belajar siswa. Data keterlaksanaan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran. Sedangkan untuk data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes akhir siklus. Hasil penelitian diperoleh bahwa, persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pada pra siklus sebesar 43,55%, pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 18,33% menjadi 61,88% dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 16,05% menjadi 77,93%. Sedangkan dari hasil tes, persentase siswa yang tuntas pada siklus I adalah 56,67% dan pada siklus II persentase siswa yang tuntas adalah 66,67%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran CPS dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas belajardan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Kedawung tahun pelajaran 2013/2014.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN REPRESENTASIPADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 KARTASURATAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ayuningtyas, Winanti; Sutopo, Sutopo; Pambudi, Dhidhi
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 2, Maret 201
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.593 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan 1) Untuk mengetahui proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Number Head Together dengan pendekatan kontekstual; 2) Untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa dengan model pembelajaran Number Head Togetherdengan pendekatan kontekstual; dan 3) Untuk meningkatkan kemampuan representasi siswa dengan model pembelajaran Number Head Together dengan pendekatan kontekstual.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Kartasura. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu data pelaksanaan pembelajaran dan data kemandirian belajar siswa yang diperoleh melalui observasi, serta data kemampuan representasi siswa yang diperoleh melalui tes. Sumber data pada penelitian ini diperoleh  dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Teknik uji validitas data menggunakan triangulasi sumber dan member check. Teknik analisis data dengan teknik stastistik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Indikator keberhasilan dari penelitian ini yaitu rata-rata persentase kemandirian belajar siswa setidaknya 60% dan rata-rata persentase kemampuan representasi siswa setidaknya 60%.Pelaksanaan model pembelajaran tersebut dimulai dari guru menyampaikan materi secara global kemudian siswa akan mengkonstruk informasi yang diperoleh, guru membentuk kelompok, guru membagikan LKK yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan representasi siswa, kemudian guru memanggil nomor siswa untuk presentasi.Pada pra siklus diperoleh rata-rata persentase kemandirian belajar siswa 29,17% dan kemampuan representasi siswa 34,12%. Pada siklus I diperoleh rata-rata persentase kemandirian belajar siswa 40,62% dan kemampuan representasi siswa 51,25%. Pada siklus II diperoleh hasil rata-rata persentase kemandirian belajar siswa 60,54% dan kemampuan representasi siswa adalah 64,50%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Number Head Together dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemandirian belajar dan kemampuan representasi siswa.
UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA SMP WIDYA WACANA 2 SURAKARTA KELAS VIII TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Pratama, Mahendra Dany; Sujatmiko, Ponco; Setiawan, Rubono
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 3 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.95 KB)

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk Mendeskripsikan  model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) yang dapat meningkatkan kemandirian belajar matematikapada siswa kelas VIII SMP Widya Wacana 2 Surakarta dan mengetahui peningkatan kemandirian belajar matematika siswa kelas VIII SMP Widya Wacana 2 Surakarta setelah mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe TGT.Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data kemandirian belajar matematika siswa. Data kemandirian belajar matematika siswa diperoleh dari hasil observasi di setiap pertemuan dan hasil angket yang diberikan ke siswa di setiap akhir siklus. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah setidaknya 75% siswa termasuk kategori tinggi dalam kemandirian belajar matematika yakni diatas 75% menurut hasil observasi dan angket.Hasil penelitian meyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa adalah: 1) Kegiatan awal, yaitu: a) Guru membuka pelajaran dan mengajak siswa berdoa b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. c) Guru memberi motivasi mengenai kegunaan materi ataupun soal tantangan dari materi yang dipelajari d) Guru meminta siswa mengingat materi yang mendukung pembelajaran e) Guru memberikan penjelaskan mengenai teknis pelaksanaan model TGT. 2) Kegiatan Inti: a) Guru menyampaikan materi pelajaran secara umum. b) Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang heterogen. c) Guru meminta setiap kelompok mendiskusikan lembar kerja. d) Guru memantau kegiatan diskusi terus-menerus. e) Guru meminta seluruh kelompok untuk bergiliran presentasi. f) Guru meminta kelompok lain menanggapi atau bertanya. g) Guru mempersiapkan kelengkapan game dan tournament di setiap meja tournament. h) Guru mengelompokkan siswa secara homogen dari masing-masing kelompok di meja tournament i) Guru memantau jalannya game di masing-masing meja. j) Guru meminta pergeseran meja tournament ketika 1 set game selesai. k) Guru merekap hasil tournament untuk keperluan rekognisi tim 3) Penutup: a) Guru bersama-sama dengan siswa membuat simpulan. b) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mencatat dan bertanya. c) Guru memberikan kuis kepada siswa. d) Guru memberi umpan balik berdasar hasil kuis. e) Guru memberikan pekerjaan rumah atau tugas untuk siswa. f) Guru memberikan penghargaan kelompok sesuai hasil tournament. g) Guru memberikan informasi mengenai materi pertemuan selanjutnya. h) Guru menutup pelajaran. Berdasarkan hasil angket siklus II, jika dibandingkan dengan kemandirian belajar matematika sebelum tindakan diperoleh bahwa persentase siswa  yang termasuk kategori tinggi pada indikator Personal Atributtes meningkat sebesar 57,27% menjadi 77,27%. Untuk indikator Processes meningkat 36,36% menjadi 86,36%. Untuk indikator Learning Context meningkat 71,36% menjadi 86,36%. Sedangkan hasil observasi siklus II, jika dibandingkan dengan kemandirian belajar matematika sebelum tindakan diperoleh bahwa persentase siswa  yang termasuk kategori tinggi pada indikator Personal Atributtes meningkat sebesar 66,36% menjadi 86,36%. Untuk indikator Processes meningkat 42,27% menjadi 77,27%. Untuk indikator Learning Context 77,27%.
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DENGAN FONG’S SCHEMATIC MODEL FOR ERROR ANALYSIS PADA MATERI VOLUME PRISMA DAN LIMAS DITINJAU DARI GENDER SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2015/2016 Kholishoh, Faiha Nur; Pramudya, Ikrar; Kurniawati, Ira
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 1, Januari 2
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.982 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kesalahan dan faktor-faktor penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa dengan gender laki-laki ataupun perempuan dalam menyelesaikan soal cerita materi volume prisma dan limas menggunakan Fong?s Schematic Model for Error Analysis. Fong mengklasifikasikan kesalahan menjadi dua tahap. Tahap pertama dikategorikan dalam hal pendekatan skema ke dalam lima kategori, antara lain: (E1) skema lengkap dengan kesalahan, (E2) skema tidak lengkap dengan tidak ada kesalahan, (E3) skema tidak lengkap dengan kesalahan, (E4) menggunakan prosedur yang tidak relevan, dan (E5) tidak ada solusi. Tahap kedua, kesalahan dikategorikan menjadi empat kategori: (a) bahasa, termasuk membaca dan pemahaman, (b) operasional, termasuk encoding dan transformasi, (c) tema matematika seperti fakta-fakta dasar, algoritma, dan konsep, serta (d) faktor psikologis termasuk motivasi dan kecerobohan. Penelitian ini difokuskan pada kesalahan tahap dua jenis kesalahan bahasa, operasional, dan tema matematika. Sementara itu, pada tahap kesalahan kedua bisa dimasukkan pada kesalahan tahap pertama kategori E1, E3, atau E4. Subjek penelitian terdiri dari satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan kategori E1, satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan kategori E3, dan satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan kategori E4. Pengambilan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi, metode tes, dan metode wawancara. Langkah-langkah analisis meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa jenis kesalahan yang dilakukan siswa laki-laki lebih doinan pada kesalahan operasional, sedangkan jenis kesalahan yang dilakukan siswa perempuan lebih dominan pada kesalahan operasional dan tema matematika. Faktor penyebab kesalahan siswa laki-laki, antara lain : terburu-buru ingin segera menyelesaikan soal, kurang teliti, kebiasaan saat mengerjakan soal, lupa, kurang memahami soal, dan kurang memahami materi. Faktor penyebab kesalahan siswa perempuan, antara lain : kurang teliti, kebiasaan saat mengerjakan soal, lupa, kurang memahami soal, dan kurang memahami materi
PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PARTISIPASI SISWA KELAS VIII.I SMP NEGERI 3 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Veva, Ervina Yulias; Usodo, Budi; Pramesti, Getut
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 2, Nomor 2, Maret 201
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.262 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.I SMP Negeri 3 Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Data penelitian diperoleh melalui observasi dan tes. Teknik analisis data adalah dengan teknik analisis deskriptif. Validasi data dari partisipasi siswa dan proses pembelajaran dengan menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menyimpulkan penggunaan metode pemecahan masalah dengan pendekatan reciprocal teaching dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan partisipasi siswa. Pada siklus I, rata-rata persentase kemampuan komunikasi matematis yang berhasil dicapai siswa sebesar 57,03% dan pada siklus II rata-rata persentase kemampuan komunikasi matematis siswa mengalami peningkatan sebesar 11,53% menjadi 68,56%. Pada siklus I diperoleh rata-rata persentase partisipasi siswa mencapai 68,75% dan pada siklus II rata-rata persentase partisipasi siswa mengalami peningkatan sebesar 18,75% menjadi 87,50%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pemecahan masalah dengan pendekatan reciprocal teaching dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan partisipasi siswa kelas VIII.I SMP Negeri 3 Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.