cover
Contact Name
ahmad yani
Contact Email
ahmad.yani@bakrie.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
ahmad.yani@bakrie.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Journal Communication Spectrum: Capturing New Perspectives in Communication
  • Journal_Communication_spectrum
  • Website
Published by Universitas Bakrie
ISSN : 20878850     EISSN : 26226405     DOI : -
Journal Communication Spectrum Capturing New Perspectives in Communication, terbit dua kali setahun (Februari dan agustus) diiterbitkan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie (FEIS UB) sebagai media atau wacana persepektif baru di bidang ilmu Komunikasi.
Arjuna Subject : -
Articles 150 Documents
SHOPPING ON SOCIAL NETWORKING SITES: A Study on Facebook Consumers’ Psychological Characteristics Albert, Albert; Hersinta, Hersinta
Journal Communication Spectrum : Capturing New Perspectives in Communication Vol 2, No 2 (2012): August 2012 - January 2013
Publisher : Department of Communication Science, Bakrie University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/jcs.v2i2.278

Abstract

Saat ini, penggunaan media sosial seperti Facebook dan Twitter menunjukkan peningkatan pesat.  Di  Indonesia,  Facebook  menjadi  salah  satu  media  sosial  dengan  posisi  keempat sebagai negara dengan pengguna terbanyak di dunia. Pada perkembangannya, media social membuka prospek pasar bagi para pemasar di dunia maya atau wirausaha digital. Karena itu, dibutuhkan pemahaman mendalam mengenai karakteristik pembeli online, bagaimana konsumen  menginterpretasikan dan  menerima  stimuli  berupa  pesan  dan  informasi,  yang di tahap selanjutnya dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Penelitian  ini bertujuan untuk  memaparkan  faktor­faktor  yang  dapat  mempengaruhi  kelompok  konsumen  usia muda  dalam  berbelanja  di  Facebook.  Faktor  karakteristik  konsumen  online  yang  diteliti difokuskan  pada  faktor  psikologis.  Sebanyak  15  konsumen  pembelanja  online  dalam kelompok generasi Y (usia 20­30 tahun) diwawancara dan diobservasi. Hasilnya, terdapat perbedaan  antara  kelompok  pria  dan  wanita,  di  mana  pria  berbelanja  karena  factor keunikan  produk  serta  layanan  (reliabilitas  dan  keamanan  berbelanja).  Sementara  bagi wanita, faktor kenyamanan merupakan hal yang utama. Kata  Kunci:  media  sosial,  facebook,  online  shopping,  perilaku  konsumen. Nowadays,  social  media  like  Facebook  and  Twitter,  showed  increasing  number  rapidly from time to time. In Indonesia, Facebook has become the largest social media, being the fourth  place  in  user  number  in  2012,  comparing  to  other  countries.  As  a  result,  the development  of  social  media  provides a  developing  prospect  for E­marketers  and  digitalentrepreneurs. If E­marketers know the insights on their buyers’ characteristic, they could get  insights  on  how  customers  interpret  and  receive  stimuli  (messages/information), which could affect customers’ decisions. This paper focuses on interpreting factors which affect  young  people’s  online  shopping  in  Facebook,  as  well  as  finding  consumers  online characteristic factors which include cultural, social, personal and psychological factors. In this research, 15 consumers from various online shop in Facebook were interviewed and observed  as informants.  Those  informants  are in  Y  generation  category (age  20­30) who had experienced shops online,  male and  female, to  see  if  there any differences between gender in their psychological characteristics. From interviews and observations, male andfemale  have  different  perceptions;  female’s  reasons  to  buy  are  more  because  of convenience, while male’s reasons are mainly because of product uniqueness and customer service  factor, such  as reliability  and  security. Keywords:  social  media,  facebook,  online  shopping,  consumer  behavior. To cite this article (7th APA style):Albert, A. & Hersinta, H. (2012). Shopping on Social Networking Sites: A Study on Facebook Consumers’ Psychological Characteristics. Journal Communication Spectrum, 2(2), 119-132  
ANALISIS SOSIOLOGI MEDIA PADA KONSTRUKSI BERITA BERNUANSA PORNOGRAFI Widiastuti, Tuti
Journal Communication Spectrum : Capturing New Perspectives in Communication Vol 2, No 2 (2012): August 2012 - January 2013
Publisher : Department of Communication Science, Bakrie University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/jcs.v2i2.279

Abstract

Permasalahan  yang diangkat penulis dalam artikel ini adalah faktor­faktor apa saja  yangmemengaruhi atau mendorong penempatan berita­berita bernuansa pornografi sebagai berita utama di  surat kabar Lampu Merah dan Pos Metro. Segala sesuatu yang termuat pada sejumlah berita utama bernuansa pornografi itu tidak terlepas dari peran komunikator massa, yaitu para pekerja media yang ada di kedua media surat kabar tersebut.  Berita bukan hanya merupakan bagian atau obyek dalam realitas kehidupan sehari­hari individu,tetapi I a atau mereka juga bisa dipandang sebagai sebagai realitas sosial itu sendiri. Dalam hubungan  ini,  lebih  lanjut  berarti  bahwa  pengalaman  individu  tentang  sesamanya merupakan  hal penting  untuk ditelaah  dalam  pembicaraan tentang konstruksi  realitas sosial. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif den  prosedur­ prosedurnya dengan menggunakan wawancara mendalam dan observasi yang selalu terkait dengan narasumber penelitian, atau dalam penelitian kualitatif disebut dengan informan. Faktor­faktor yang memengaruhi konstruksi berita bernuansa pornografi di media,  yaitu keuntungan atau pertambahan modal (kapital), selera pasar atau peluang pada munculnya pembaca  baru  potensial  (new potensial reader),  ideologi/manajemen  media  yang diberlakukan, kharakteristik SDM dan media rutin yang berjalan, dan tidak memadainya perangkat hukum dan  aturan dari pemerintah dalam  membatasi isi muatan dari suatu koran. Katakunci: sosiologi media, konstruksi realitas sosial, pornografi.   In  this article,  author  raise  the  issue  concerning  what  factors  that  will  influence  or encourage the  publishing of  pornographic news as headlines in Lampu Merah and Pos Metro newspaper. Everything that is contained  in several pornographic headlines cannot be separated from the role of mass communicator, which in this case is media worker in those newspapers. News is not only a part of or an object in an individual’s daily life, but It can also be considered as social reality itself. In this context, it means that an individual experience about  others is  a very important thing  to be  researched in terms of social reality construction. This research uses qualitative descriptive method and its procedures along with in­depth interview and observation of research sources, known as informant in qualitative research. Factors that influence pornographic news construction in media are profit or capital increase, market demand  or the opportunity of  new potential reader, applied ideology/media management, human resource characteristics and routine ongoing media, and insufficient law or regulation from the government for restricting the contents of a newspaper. Keywords: media sociology, social contruction of reality, pornography.
GENDER AND POWER IN THE WORKPLACE: Challenges for Women as Leaders in Higher Education Sectors Kania, Dessy
Journal Communication Spectrum : Capturing New Perspectives in Communication Vol 2, No 2 (2012): August 2012 - January 2013
Publisher : Department of Communication Science, Bakrie University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/jcs.v2i2.280

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji bagaimana faktor gender dan kekuasaan dapat menentukan keberadaan perempuan sebagai pemimpin di lembaga pendidikan tinggi khususnya di daerah Jakarta dan Bandung, yang dianggap sebagai destinasi favorit untuk pendidikan tinggi. Dengan adanya dukungan dari pemerintah Indonesia yang didasari oleh hukum konstitusi yaitu Undang Undang 1945  pasal 28 (2) yang menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi, bisa dikatakan bahwa tidak ada hambatan bagi kaum pria dan perempuan untuk memperoleh tingkat tertinggi dalam karir mereka, terutama di sektor pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan tiga Dekan perempuan dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) dariuniversitas yang dipilih (swasta dan publik). Hasil penelitian menemukan keberadaanteori Glass ceiling yang masih dirasakan selama masa periode promosi jabatan dari ketiga Dekan MIPA yang diwawancara.  Gender, budaya, dan agama adalah tiga faktor yang memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan apakah perempuan bisa tampil sebagai pemimpin di lembaga pendidikan tinggi. Dengan demikian, masih terbentang tantangan bagi kaum perempuan sebagai pemimpin di sektor pendidikan dimana tantangan tersebut masih merintangi kemampuan akademik dan bekerja mereka. Kata  Kunci: gender, kekuasaan, pendidikan tinggi, glass ceiling.   The objective of this research is to examine how gender and power will determine whetherwomen can be leaders in higher education institutions particularly in Jakarta and Bandung areas; as considered to be most favorable destination for higher education purposes. With support from the Indonesian government under constitution law article 28 (2) 1945that states everyone has the right to be free from any kind of discrimination, there is almost no barrier for men and women to obtain the highest level in their career, especially in the educational sector.  This research used a qualitative approach with data collection through in­depth interviews with three women who were deans of the Faculty of Mathematics and Natural Sciences (MIPA) from selected universities (private and public). The interviews uncovered the existence of a thin glass ceiling theory that was still felt during their promotional period.  Gender, culture, and religion play very important roles in determining whether women can perform as leaders in higher education institutions. Thus, overcoming the challenges for women as leaders in education sectors are still overpowering their academic and working capabilities. Keywords: gender, power, higher education, glass ceiling.
ANALISIS KRISIS PADA ORGANISASI BERDASARKAN MODEL ANATOMI KRISIS DAN PERSPEKTIF PUBLIC RELATIONS Suharyanti, Suharyanti; Sutawidjaya, Achmad Hidayat
Journal Communication Spectrum : Capturing New Perspectives in Communication Vol 2, No 2 (2012): August 2012 - January 2013
Publisher : Department of Communication Science, Bakrie University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/jcs.v2i2.281

Abstract

Setiap organisasi, besar atau kecil, memiliki peluang untuk terkena krisis. Krisis dapat terjadi karena kesalahan internal organisasi, seperti kesalahan prosedur, kelalaian organisasi dan tindakan oknum dalam organisasi yang tidak bertanggung jawab. Disamping itu, krisis juga dapat disebabkan oleh faktor ekternal seperti kondisi ekonomi dan politik, atau bencana alam. Menurut Steven Fink, krisis melalui empat tahap penting yaitu tahap prodromal, tahap akut, tahap kronis dan tahap resolusi. Dalam perspektif public relations, setiap tahapan tersebut memerlukan strategi komunikasi yang berbeda­beda.  Artikel ini merupakan hasil penelitian mengenai krisis yang menimpa Citibank Indonesia pada tahun 2010. Analisis dalam peneltian ini  mengikuti tahapan  perkembangan krisis  dari Steven  Fink dan  aktivitas  komunikasi yang dilakukan oleh public relations Citibank pada masa pra krisis, masa krisis dan masa pasca krisis. Temuan dalam penelitian ini adalah adanya perkembangan isu  yang berdasarkan literatur  semakin memperburuk citra organisasi, namun pada kasus Citibank, isu yang berkembang justru mampu menggeser isu utama dan  menguntungkan Citibank. Kata Kunci: tahapan  perkembangan  krisis,  tahapan  komunikasi  penanganan  krisis, information gap.   An organization whether it’s large or small, has the opportunity to be exposed to the crisis. Crisis can occur due to an internal problem within the organization, such as procedural errors,  omissions  organization  and  unresponsible action  from  an  employee  in  theorganization.  Crisis can also be caused by external factors such as political and economic conditions, or natural disasters. According to Steven Fink, crisis in organization passing through four critical stages:  prodromal phase, acute phase, chronic phase and resolution phase. In a public relations perspective, each stage requires a communication strategy that is different in each stage. This article is the result of research on the crisis that hit Citibank Indonesia in 2010. The analysis in this research follow the stages of development of crisis explained by Steven Fink and communication activities undertaken by public relations Citibank in pre crisis, crisis and post­crisis period. The findings in this research is the development of issue­based  on literature will  worsened the image of the organization, but in the case of Citibank the issue development actually beneficial for Citibank since  the central issue was shifting from procedural error to personal issue of employee. Keywords: crisis  development stages,  phase  of  crisis  communication  management, information gap.
THE APPLICATION OF PR COMMUNICATION MODEL IN INVESTOR RELATIONS THROUGH WEB 2.0 Hanathasia, Mirana
Journal Communication Spectrum : Capturing New Perspectives in Communication Vol 2, No 2 (2012): August 2012 - January 2013
Publisher : Department of Communication Science, Bakrie University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/jcs.v2i2.282

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menganalisa sejauh mana investor relations bank sebagai bagian  dari perusahaan keuangan di Indonesia menggunakan teknologi Web 2.0 untuk menjangkau para pemangku kepentingannya melalui internet, sejauh mana model komunikasi publicrelations diterapkan untuk berkomunkasi dengan para pemangku kepentingan melalui  internet, dan sejauh mana komunikasi melalui website akan mempengaruhi pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan investasi.  Objek dalam penelitian ini adalah tiga institusi keuangan –bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitianadalah kualitatif dan klasifikasi penelitian berdasarkan tujuannya adalah penelitian deskriptif. Wawancara mendalam terhadap tiga Investor Relations Head dari bank pemerintah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model komunikasi yang  dilakukan oleh institusi keuangan terhadap para pemangku kepentingan melalui website  investor  relations adalah satu arah dan penggunaan teknologi Web 2.0 belumlah optimal. Namun, pada dasarnya komunikasi dua arah sudah dilaksanakan oleh staff investor  relations melalui Komunikasi yang lebih personal melalui telepon/conference  call, surat elektronik, dan pertemuan tatap muka. Simpulannya, penerapan model komunikasi public   relations dalam aktivitas investorrelations melalui teknologi Web 2.0 hanya sekedar untuk penyebaran informasi saja belum sampai tahap memengaruhi pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan investasi. Kata kunci: internet, website, teknologi Web 2.0, investor  relations, institusi finansial.   This paper aims to analyze the extent to which investor relations of  financial institutions in Indonesia are using Web 2.0 technologies in order to reach their stakeholders through internet,  the  extent  to  which  public  relations  communication  model  applied  in communicating  with  stakeholders  through  internet, and  the  extent  to  which  the communication via website will influence stakeholders to have the investing decision. The objects of this research are three banks as financial institutions listed on Indonesia Stock Exchange. The method is  a qualitative research  and the nature of this research is descriptive. Depth­interview was held by interviewing three Investor Relations Heads of state banks. The result of this research shows that the communication model applied from financial institution to its stakeholders on investor relations Website is one­way and the use of Web 2.0 technologies in banks has not been maximum. Moreover, the information on the website does not influence the stakeholders in making investment decision. However, two­way communication is managed personally, through phone/conference call, email, and one­on­ one meeting. In conclusion, the application of public relations communication model for the investor relations activities in Indonesia through the usage of Web 2.0 technologies is is only to disseminate information, not to persuade stakeholders in making investment decision. Keywords: internet, website, Web 2.0 technology, investor relations, financial institution.
PESAN IKLAN TELEVISI DAN PERSONAL SELLING: Alat Promosi Untuk Peningkatan Keputusan Pembelian Fortunisa, Ananda; Agassi, Andrew Arief
Journal Communication Spectrum : Capturing New Perspectives in Communication Vol 2, No 2 (2012): August 2012 - January 2013
Publisher : Department of Communication Science, Bakrie University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/jcs.v2i2.283

Abstract

Industri rokok adalah salah satu industri dengan tingkat belanja iklan  yang tinggi dan penggunaan personal selling terbanyak dalam strategi promosinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah iklan yang dibelanjakan dan kegiatan  personal selling yang dilakukan oleh salah satu produsen dengan total belanja iklan terbesar yaitu Djarum Black dapat berpengaruh pada keputusan pembelian. Unsur iklan yang akan diteliti adalah pesan iklan yang ada pada iklan televisi Djarum Black versi menyeberangi jalan. Data diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada para perokok di Cilandak Town Square. Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah variabel pesan iklan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel personal selling juga berpengaruh signifikan  terhadap keputusan pembelian. Variabel pesan iklan dan  personal selling  juga secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian, di mana nilai pengaruh personal selling lebih besar daripada pengaruh pesan  iklan. Implikasi  manajerial dari  penelitian ini adalah dikarenakan personal selling yang memiliki pengaruh terkuat untuk keputusan pembelian konsumen, maka produsen rokok dapat melakukan kampanye produknya melalui konsep ini. Konsep ini akan lebih mudah di aplikasikan jika target konsumennya adalah para perokok baru (new comers consumen). Namun dilain pihak, jika target konsumennya adalah mereka yang  sudah  loyal  kepada  sebuah  merek  rokok,  produsen  akan  lebih  sulit  untuk mempromosikannya dengan konsep personal selling. Kata Kunci: pesan iklan, personal selling, keputusan pembelian.   Cigarette industry spent large amount of advertising expenditure and applied massive personal selling strategy compared to other industries. The purpose of this research is to examine the effect of advertising message and personal selling strategy on purchase intention of Djarum Black. The advertisement which was included in this study was TV advertising with theme of “crossing the road”. The data were collected from 150 cigarette smokers at Cilandak Town Square through a survey which used structured questionnaires. The  results  showed  that  advertising  message  and  personal  selling  positively  andsignificantly associated with purchase intention, which is personal selling is more affectingthan advertising message. Managerial implications of this study are due to personal sellingthat  has  the  strongest  influence  on  consumer  purchasing  decisions;  the  cigarette manufacturers can perform their products through the personal selling concept. This concept will be easier to apply if the target customers are the new smokers (new comers’ consumen). But on the other hand, if your target customers are those who are loyal to abrand of cigarettes, manufacturers will be more difficult to promote it through the concept of personal selling. Keywords: advertising message, personal selling, purchase decision. To cite this article (7th APA style):Fortunisa, A., & Agassi, A. A. (2012). Pesan Iklan Televisi dan Personal Selling: Alat Promosi Untuk Peningkatan Keputusan Pembelian. Journal Communication Spectrum, 2(2), 200-214. 
KORUPSI KOMUNIKASI DALAM DIMENSI PESAN, MEDIA, KONTEKS, DAN PERILAKU: SEBUAH PROPOSISI TEORETIS UNTUK RISET Wijaya, Bambang Sukma
Journal Communication Spectrum : Capturing New Perspectives in Communication Vol 3, No 1 (2013): February - July 2013
Publisher : Department of Communication Science, Bakrie University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/jcs.v3i1.763

Abstract

Dalam komunikasi, hak publik atau khalayak adalah menerima pesan yang disampaikan komunikator secara utuh sesuai fakta, balk fakta normatif maupun fakta kontemplatif yang mengacu pada kaidah kebenaran berdasarkan hati nurani dan tanggung jawab moral. Korupsi komunikasi adalah perbuatan atau peristiwa dalam proses komunikasi yang mengurangi hak publik atau khalayak dalam menerima pesan secara utuh dan benar sesuai fakta, balk fakta normatif maupun fakta kontemplatif dengan memanfaatkan kekuasaan, kekuatan atau kewenangan yang dimiliki. Tulisan ini memaparkan dan membahas berbagai dimensi koruptivitas komunikasi, baik dari dimensi pesan, media, konteks dan perilaku yang kerap dijumpai ,di berbagai lingkup aktivitas komunikasi seperti komunikasi politik, komunikasi pendidikan, komunikasi pemasaran, komunikasi korporat, komunikasi media massa, bahkan dalam lingkup komunikasi antarpribadi. Untuk menggambarkan tinggirendahnya tingkat koruptivitas suatu komunikasi, maka penulis menawarkan sebuah rumus Koruptivitas komunikasi yang terdiri dari unsur-unsur N (communication Needs) plus P (power) pangkat 0 (opportunity) kurang Ar (audience right) yang dikalikan dengan Cs (conscience) plus R (moral responsibility). Katakunci :  korupsi komunikasi, koruptivitas komunikasi, pencitraan, manajemen kesan,pencucian kesan. In communication, public or audience right is receiving the message from communicator as a whole fit the facts, both normative fact or contemplative facts which refers to the rules of truth based on conscience and moral responsibility. The corruption of communications is the act or event in the communication process that reduces the public or audience rights (to receive the message fully and correctly fit the facts, both normative and contemplative facts) by leveraging the power or authority possessed. This paper describes and discusses the various dimensions of the corruptiveness of communication, both the dimensions of message, media, context and behavior that are often encountered in various spheres of communication activities such as political communication, educational communication, marketing communications, corporate communications, mass media communication, even in the sphere of interpersonal communication. To illustrate the level of the corruptiveness of an act or event of communication, the authors offer a formula of the corruptiveness of communications consisting of the elements: N (communication needs) plus P (power) rank 0 (opportunity) minus Ar (audience rights) is multiplied by Cs (conscience) plus R (moral responsibility). Keywords:  the corruption of communications, the corruptiveness of communication,imaging, impression management, impression laundering.
APPLYING ICTs APPROACHES IN MANAGING COMMUNICATION PROCESS DURING ORGANIZATIONAL CHANGES Masyhuri, Muhammad
Journal Communication Spectrum : Capturing New Perspectives in Communication Vol 3, No 1 (2013): February - July 2013
Publisher : Department of Communication Science, Bakrie University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/jcs.v3i1.764

Abstract

Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menganalisis proses komunikasi selama terjadinya perubahan organisasi pada organisasi studi kasus yang dipilih. Metode riset kualitatif dengan memakai kerangka kerja model komunikasi   dan kerangka kerja analisis kesenjangan. Temuan/hasil Penulis menyimpulkan bahwa implementasi Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) belumlah cukup untuk memperbaiki proses komunikasi dan kinerja perusahaan. Untuk itu dibutuhkan kerangka komunikasi tingkat tinggi atau pendekatan teknologi komunikasi tingkat rendah yang mencakup program loka karya, pelatihan dan edukasi serta pelaksanaan boundary spanners. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu perusahaan studi kasus.  Penelitian lanjutan dibutuhkan untuk memahami dan mengembangkan model dari  pandangan kerangka kerja proses komunikasi. Studi tentang penerapan TIK telah banyak dilakukan di negara-negara maju, untuk itu riset ini berkontribusi kepada tinjauan pustaka dengan menguraikan isu tersebut di negara yang sedang berkembang yang memiliki perbedaan kondisi dan lingkungan dibandingkan dengan kondisi di negara maju. Katakunci : kerangka kerja komunikasi Eunson, analisis kesenjangan, perubahan organisasi, pendekatan TIK, boundary spanners. The purpose of this paper is to analyze communication process during organizational changes within the organization's case study. Qualitative research method is using the communication framework model and a gap analysis framework. The author concludes that implementing Information, Communication and Technologies (ICTs) approaches were not enough to improve the company's communication and performance processes, especially during organizational disruptions.  It needs more high-context communication framework or low-tech communication approaches including workshops, training and education programs as well as implementing boundary spanners programs. The research only conducted in a one company's case study. Further research is needed to understand and expand the model from a communication framework process perspective. Studies on the ICTs implementation in the organization have many conducted in the developed countries; therefore this research contributes to the literature by examining such an issue in a developing country that has a different environment from that of developed countries. Keywords : Eunson communication framework, gap analysis, organizational changes, ICTs approaches, boundary spanners
PERAN MEDIA ONLINE DALAM PEMBANGUNAN PROVINSI BANTEN Putri, Dianingtyas Murtanti
Journal Communication Spectrum : Capturing New Perspectives in Communication Vol 3, No 1 (2013): February - July 2013
Publisher : Department of Communication Science, Bakrie University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/jcs.v3i1.765

Abstract

Perkembangan Provinsi Banten menjadi sorotan saat ini. Media online Republika Online (ROL) memberitakan bahwa Provinsi Banten mengalami krisis air, pencemaran air yang disebabkan limbah industri di empat sungai besar yang merupakan sumber kehidupan masyarakat dalam bidang pertanian, transportasi, dan kehidupan sehari-hari. Kinerja Gubernur Banten dan jajarannya dinilai telah gagal dalam menjaga lingkungan dan menangani masalah lingkungan tersebut. Tujuan dari penulisan ingin memaparkan peran media online sebagai medium dalam penanganan pencemaran air sebagai bagian dari pembangunan daerah Provinsi Banten. Dengan metode kualitatif analisis wacana menggunakan perspektif Foucault pada media online nasional yakni ROL dan Suara Pembaruan online menemukan bahwa informasi yang dikemas oleh media online tersebut membentuk realita yang terjadi di. Provinsi Banten, sebagai hasil temuannya adalah dapat memberikan pengaruh terhadap persepsi dan penilaian negatif dari pembaca, sehingga dari wacana media online tersebut membentuk struktur diskurtif, di mana struktur ini membatasi pembaca untuk melihat aspek lainnya. Katakunci: media online, perspektif Foucault, analisis wacana, pencemaran air sungai.The development of Banten province is becoming the highlight recently. Online media, Republika Online (ROL), reported that Banten province is experiencing water crisis, and water pollution caused by industrial waste at 4 large river stream which acts as the source for daily life, farming, and transportation. The performance of Banten's governor and her staff is considered to be a failure in preserving the environment and mitigating those environmental issues. This research aims to explore the role of online media as a medium to mitigate water pollution as part of Banten's regional development. With qualitative discourse analysis method using Foucault perspective on national online media, namely ROL and Suara Pembaruan Online, it is found that the information packaged by those online media has shape the reality at Banten. Research's result also shows that online media can influence the perspective and negative appraisal of its readers. Therefore, it can be concluded that the discourse from online media is able to shape a discursive structure, whereas this structure limits the readers from seeing matters under different aspects.
TWITTER: KAWAN, SEKALIGUS LAWAN BAGI REDAKSI BERITA Eddyono, Aryo Subarkah
Journal Communication Spectrum : Capturing New Perspectives in Communication Vol 3, No 1 (2013): February - July 2013
Publisher : Department of Communication Science, Bakrie University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/jcs.v3i1.766

Abstract

Twitter telah memberi warna bagi ruang redaksi. Keberadaannya membuat media massa harus berbenah untuk memanfaatkannya, sekaligus menandinginya. Sebagai salah satu media sosial, bagi redaksi, Twitter berperan sebagai sumber informasi baru, media promosi- interaksi, dan media yang digunakan untuk melihat trend topic. Hingga kini peran tersebut masih melekat pada Twitter. Tapi, bagaimana peluangnya di masa datang, bagaimana redaksi menyikapinya, maka penelitian ini menganalisis dua jenis data, yakni: data primer yang diperoleh dari wawancara petinggi redaksi yang mewakili empat media massa (online, cetak, radio, dan TV) dan data sekunder yang terdiri dari literatur dan dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Twitter masih berpeluang menjadi sumber informasi baru sekaligus media sosialisasi dan interaksi. Twitter juga berpeluang menjadi pesaing bagi media massa mainstream. Media  massa  memiliki beragam strategi untuk memanfaatkan secara optimal keberadaan Twitter, sekaligus mengimbanginya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah terus berinovasi memanfaatkan fitur-fitur yang ditawarkan Twitter. Katakunci: Twitter, ruang redaksi, media sosial, berita, jurnalisme.  Twitter has given "color" to the newsroom. Its presence makes the mass media should adapt wheter to use it and/or match it. As one of social media, for newsroom, Twitter acts as a new news source, media promotion—interaction, and media used to see a trend topic. Until now, the role is still attached to Twitter. But, what about his chances in the future, how do editors respond, then this study is a qualitative research method by utilizing two types of data to be analiyzed, namely: primary data obtained from interviews senior editors who represent four mass media (online, print, radio, and TV) and secondary data obtained from literature and documents. The results showed that Twitter is still likely to be a new news source as well asa medium of socialization and interaction. Twitter is also likely to even become a competitor to the mainstream mass media. The mass media has variety of strategies to use Twitter. One thing to do is constanly innovating in utilizing the feature offered Twitter

Page 3 of 15 | Total Record : 150