cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Teknik ITS
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Teknik ITS merupakan publikasi ilmiah berkala yang diperuntukkan bagi mahasiswa ITS yang hendak mempublikasikan hasil Tugas Akhir-nya dalam bentuk studi literatur, penelitian, dan pengembangan teknologi. Jurnal ini pertama kali terbit pada September 2012, dimana setiap tahunnya diterbitkan 1 buah volume yang mengandung tiga buah issue.
Arjuna Subject : -
Articles 3,621 Documents
Radio Resource Management dalam Multihop Cellular Network dengan menerapkan Resource Reuse Partition menuju teknologi LTE – Advanced Theresia Dwi Lestari Londong; Gamantyo Hendrantoro; Devy Kuswidiastuti
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.152 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.66

Abstract

Multihop Cellular Networks (MCN) dengan relay adalah teknologi yang sedang diteliti untuk diterapkan pada komunikasi LTE – Advanced. Berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan oleh 3GPP untuk IMT-Advanced, diantaranya adalah peak data rate (maksimum kecepatan transfer data) untuk downlink adalah sebesar 1 Gbps dan 500 Mbps untuk uplink, operator telekomunikasi harus menyediakan arsitektur komunikasi pendukung teknologi LTE-Advanced dengan kualitas layanan yang tinggi dan cost efficient. Teknik MCN dengan pengaturan nilai daya pancar Relay Node dapat mengurangi jarak tempuh transmisi dan meningkatkan kualitas kanal komunikasi seiring dengan peningkatan nilai SINR. Pada skenario daya pancar Relay Node sebesar 27 dBm terlihat bahwa SINR sitem dengan relay mengalami penigkatan sebesar 0.0194% dibanding sistem tanpa rela. Metode Resource Reuse Partition (RRP) mampu menekan masalah pemborosan sub carrier akibat penerapan teknik MCN. Dari hasil skenario simulasi dengan variasi nilai Threshold SINR dan nilai pancar Relay Node dapat menekan masalah interferensi dan meningkatkan jumlah User yang mampu dilayani sistem. Nilai pemborosan terkecil pada skenario daya pancar  RN sebesar 27 dBm yaitu 32.55%. Jumlah User yang mampu dilayani sistem mengalami peningkatan 89.46% dibanding sistem dengan skenario daya pancar 40 dBm.
Kinerja Sistem Komunikasi FSO (Free Space Optics) Menggunakan Cell-site Diversity di Daerah Tropis Octiana Widyarena; Gamantyo Hendrantoro; Achmad Mauludiyanto
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.695 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.67

Abstract

Kebutuhan masyarakat akan adanya layanan komunikasi multimedia seperti video conference, high speed internet, video streaming, dan lain sebagainya, saat ini terus meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perlu adanya suatu sistem komunikasi nirkabel dengan kecepatan tinggi. Salah satunya yaitu dengan menggunakan FSO (Free Space Optics). FSO merupakan sistem komunikasi yang memungkinkan memiliki koneksi layaknya serat optik, namun media transmisi yang digunakan yaitu melalui atmosfer. Penggunaan FSO di daerah tropis memiliki kendala yang cukup serius yaitu tingginya intensitas curah hujan yang dapat mempengaruhi kinerja dari FSO. Semakin tinggi intensitas curah hujan, maka nilai redaman hujan juga semakin besar. Untuk mengatasi dampak redaman hujan tersebut, maka digunakan teknik cell-site diversity dengan selection combining. Penerapan teknik cell-site diversity pada sistem komunikasi FSO menggunakan variasi panjang lintasan 0,5 km, 1 km, 1,5 km, dan 2 km serta variasi sudut antar link sebesar 45°, 90°, 135°, dan 180°. Hasil dari penerapan teknik cell-site diversity menunjukkan bahwa adanya peningkatan kualitas sinyal FSO, dalam hal ini yaitu nilai SNR. Peningkatan nilai SNR terbesar didapatkan pada panjang lintasan 2 km dengan sudut antar link 180° serta pada link availability 99,9 %. Untuk konfigurasi cell-site diversity terbaik didapatkan pada sudut antar link sebesar 90° dan 180°.
Teknik Mitigasi ICI Menggunakan FIR-MMSE FEQ Pada Sistem OFDM Bergerak Harinto Mukti Legowo; Gamantyo Hendrantoro; Titiek Suryani
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.375 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.198

Abstract

Efek Doppler yang ditimbulkan pada komunikasi bergerak (mobile communications) menyebabkan terjadinya ICI yang dapat menurunkan kinerja sistem OFDM. Pengaruh ICI dapat dimitigasi dengan menggunakan frequency-domain equalizer (FEQ) dimana koefisien-koefisien tap filter tersebut didapatkan dari hasil perhitungan invers matrik kanal domain frekuensi (matrik G) berukuran NxN. Namun semakin besar ukuran N, perhitungan invers matrik G akan semakin rumit. Sifat banded dapat dimanfaatkan untuk menyederhanakan perhitungan invers matrik G. Dengan mengasumsikan sifat banded pada matrik G, maka hanya Q (Q << N) diagonal pada matrik G yang digunakan pada perhitungan invers matrik G. Berdasarkan sifat banded tersebut, teknik mitigasi ICI yang bernama finite impulse response (FIR) MMSE FEQ dengan koefisien tap sebanyak Q dapat didesain.
Desain Antena Microstrip dengan Tapered Peripheral Slits untuk Payload Satelit Nano pada Frekuensi 436,5 MHz Alan Sujadi; Eko Setijadi; Gamantyo Hendrantoro
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.457 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.65

Abstract

Pada penelitian ini akan dibuat desain antena microstrip untuk satelit nano yang bekerja pada frekuensi UHF 436,5 MHz dengan fitur utama miniaturisasi ukuran. Patch yang akan digunakan berbentuk square dengan tapered peripheral slits dan teknik-teknik yang memungkinkan untuk miniaturisasi ukuran antena. Teknik desain tapered peripheral slits digunakan karena dapat secara efektif memperkecil ukuran antena. Air gap diterapkan untuk menghilangkan back lobe dan meningkatkan gain. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan spesifikasi dan rancangan umum dari antena microstrip untuk payload satelit nano dengan desain dan ukuran yang lebih compact.Hasil simulasi serta implementasi menunjukkan bahwa antena microstrip telah memenuhi kriteria desain termasuk ukuran yang sesuai untuk diterapkan pada satelit nano dengan asumsi dimensi Cube-Sat 10 cm × 10 cm. Antena ini menggunakan dual coaxial feeding. Pola radiasi yang dihasilkan merupakan omnidirectional dengan polarisasi horizontal. Nilai return loss dari hasil pengukuran bernilai -21.085 dB dengan VSWR 1.206. Bandwidth yang didapatkan adalah 12.8 % dari frekuensi tengah 436.5 MHz atau sebesar 55.9 MHz. Impedansi hasil pengukuran sebesar 55.706 Ω. Gain antena microstrip 436,5 MHz berdasarkan hasil pengukuran adalah 3.105 dBi.
Rancang Bangun Server Learning Management System Menggunakan Load Balancer dan Reverse Proxy Sirajuddin Sirajuddin; Achmad Affandi; Eko Setijadi
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.751 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.85

Abstract

Salah satu solusi untuk mengatasi masalah beban pada web server adalah dengan menggunakan lebih dari satu web server. Trafik internet akan dikendalikan oleh load balancer yang akan membagi request yang diterimanya ke masing-masing web server. Selain load balancer bisa juga dipasang reverse proxy untuk men-cache halaman web sehingga bisa di-load lebih cepat lagi. Rancang bangun sistem yang diuji dalam tugas akhir ini meliputi dua web server Learning Management System (LMS) yang dikontrol oleh satu load balancer dan reverse proxy (cluster). Pengujian juga dilakukan pada server LMS single untuk dijadikan tolok ukur perbandingan. Pengujian dilakukan untuk mengamati perbedaan performansi yang dicapai server LMS cluster dibandingkan dengan server LMS single. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa server LMS cluster mampu meningkatkan performansi secara signifikan ketika jumlah user yang mengakses berjumlah lebih dari 40 user. Peningkatan tersebut terutama terlihat pada parameter throughput, packet retransmission dan page load time yang mampu meningkat sampai 57.93%.
Desain Antena Array Mikrostrip Tapered Peripheral Slits Pada Frekuensi 2,4 Ghz Untuk Satelit Nano Widyanto Dwiputra Pradipta; Eko Setijadi; Gamantyo Hendrantoro
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.893 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.64

Abstract

Saat ini ITS sedang berpartisipasi dalam sebuah komunitas bernama INSPIRE yang mengerjakan sebuah proyek pembuatan satelit nano.  Salah satu kriteria dari satelit tersebut adalah memiliki antena mikrostrip dengan frekuensi 2,4 GHz. Pada tugas akhir ini akan dibuat antena mikrostrip square agar sesuai dengan bentuk satelit nano dan susunan array secara paralel. Subtrat yang dipakai adalah FR04 Epoxy dengan konstanta dielektrik 4,3, ukuran subtrat adalah 10x10 cm. Patch square yang digunakan akan mengunakan pola Tapered Peripheral Slit untuk minimalisasi ukuran patch. Antena mikrostrip ini beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz dengan parameter Return Loss < -10 dB, VSWR < 2 dan gain < 3,7 dBi. Untuk menghasilkan gain yang tinggi, antena mikrostrip ini menggunakan pencatuan aperture coupled. Teknik cross slot dikombinasikan dengan pencatuan aperture coupled agar menghasilkan polarisasi sirkuler pada antena.Hasil simulasi menunjukkan return loss antena sebesar -15,708 dB dengan bandwidth 34,4 MHz, VSWR 1,3922 dan gain 4,413 dBi. Sedangkan pengukuran pada antena yang telah direalisasikan menghasilkan return loss sebesar -30,894 dB dengan bandwidth 588,67 MHz, VSWR 1,191 dan gain 7,104 dBi.
Desain Antena Helix dan Loop Pada Frekuensi 2,4 GHz dan 430 MHz Untuk Perangkat Ground Station Satelit Nano Muhammad Hasan Mahmudy; Eko Setijadi; Gamantyo Hendrantoro
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (793.446 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.63

Abstract

Desain antena helix 2,4 GHz digunakan untuk downlink sedangkan antena loop 430 MHz digunakan untuk uplink satelit IiNUSAT-02. Namun dalam perkembangan penelitian terjadi perubahan frekuensi kerja untuk uplink satelit IiNUSAT-02 menjadi 436,5 MHz. Supaya Antena loop dapat digunakan pada satelit IiNUSAT-02 maka dilakukan perubahan frekuensi pada antena loop menjadi 436,5 MHz. Dari hasil simulasi menggunakan software CST 2012 untuk antena helix 2,4 GHz didapatkan nilai return loss sebesar -64,65 dB, VSWR 1,007, bandwidth 0,7 GHz, dan gain sebesar 7,4 dBi. Untuk antena loop 436,5 MHz didapatkan nilai return loss sebesar -37,608 dB, VSWR 1,02669, bandwidth 5,34 MHz, dan gain sebesar 8,91 dBi. Sedangkan dari hasil pengujian antena helix 2,4 GHz didapatkan nilai return loss sebesar    -26,364 dB, VSWR 1,184, bandwidth 0,33 GHz, dan gain sebesar 5,454 dBi. Untuk antena loop 436,5 MHz didapatkan nilai return loss sebesar -23,154 dB, VSWR 1,197, bandwidth 64,08 MHz, dan gain sebesar 4,148 dBi. Dari hasil simulasi dan pengujian memungkinkan antena tersebut dapat direalisasikan pada ground station satelit IiINUSAT-02.
Protokol Interchangeable Data pada VMeS (Vessel Messaging System) dan AIS (Automatic Identification System) Farid Andhika; Trika Pitana; Achmad Affandi
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.978 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.86

Abstract

VMeS (Vessel Messaging System) merupakan komunikasi berbasis radio untuk mengirimkan pesan antara VMeS terminal kapal di laut dengan VMeS gateway di darat. Dalam perkembangan sistem monitoring kapal di laut umumnya menggunakan AIS (Automatic Identification System) yang telah digunakan di seluruh pelabuhan untuk memantau kondisi kapal dan mencegah tabrakan antar kapal. Dalam penelitian ini akan dirancang format data yang sesuai untuk VMeS agar bisa dilakukan proses interchangeable ke AIS sehingga bisa dibaca oleh AIS receiver yang ditujukan untuk kapal dengan ukuran dibawah 30 GT (Gross Tonnage). Format data VmeS dirancang dalam tiga jenis yaitu data posisi, data informasi kapal dan data pesan pendek yang akan dilakukan interchangeable dengan AIS tipe 1,4 dan 8. Pengujian kinerja sistem interchangeable menunjukkan bahwa dengan peningkatan periode pengiriman pesan maka lama delay total meningkat tetapi packet loss menurun. Pada pengiriman pesan setiap 5 detik dengan kecepatan 0-40 km/jam, 96,67 % data dapat diterima dengan baik. Data akan mengalami packet loss jika level daya terima dibawah -112 dBm . Jarak terjauh yang dapat dijangkau modem dengan kondisi bergerak yaitu informatika ITS dengan jarak 530 meter terhadap Laboratorium B406 dengan level daya terima -110 dBm.
Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability-Centered Maintenance untuk Gardu Induk Putra, Farid Rafli; Gamayanti, Nurlita; Alkaff, Abdullah
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.89

Abstract

Kinerja gardu induk (substation) akan mengalami penurunan kondisi setelah beroperasi dalam jangka waktu tertentu sehingga berdampak pada kerugian operasional maupun non-operasional. Gardu Induk memiliki peranan penting dalam proses transmisi listrik dan proteksi sistem kelistrikan terhadap gangguan. Pada penelitian ini, dibangun perangkat lunak dengan pemrograman PHP dan MySQL yang berisikan informasi berupa database dan modelbase meliputi fungsi, kegagalan fungsi, bentuk kegagalan, efek kegagalan, konsekuensi kegagalan, data kerusakan dan teknis dari tiap peralatan serta komponen pada gardu induk untuk kegiatan perawatan dengan metode reliability-centered maintenance (RCM). Hasil pengujian menunjukkan bahwa metode RCM merekomendasikan sebanyak 75 proposed task untuk diterapkan pada gardu induk. Perangkat lunak yang dibuat dapat mempermudah pengguna dalam menentukan kegiatan perawatan gardu induk serta dapat diperbaharui dan diakses pada cakupan area tertentu.
Optimasi Single Frequency Network pada Layanan TV Digital DVB-T dengan Menggunakan Metode Simulated Annealing Destya Arisetyanti; Gamantyo Hendrantoro
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.029 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.90

Abstract

Standar Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T) diimplementasikan pada konfigurasi Single Frequency Network (SFN) dimana seluruh pemancar pada sebuah jaringan beroperasi pada kanal frekuensi yang sama dan ditransmisikan pada waktu yang sama. SFN lebih dipilih daripada sistem pendahulunya yaitu Multi Frequency Network (MFN) karena menggunakan frekuensi yang lebih efisien serta jangkauan area cakupan yang lebih luas. Pada sisi penerima memungkinkan adanya skenario multipath dengan menggabungkan sinyal dari pemancar yang berbeda karena konfigurasi SFN ini berbasis Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). Pada penelitian ini, data ketinggian dan jumlah gedung melalui model prediksi propagasi free space dan knife edge akan diterapkan untuk memperkirakan nilai daya terima dan delay sinyal. Perhitungan nilai carrier (C) dan carrier to interference (C/I) dilakukan untuk mengetahui kualitas sinyal pada sisi penerima. Selanjutnya, optimasi parameter lokasi pemancar diterapkan oleh algoritma Simulated Annealing dengan menggunakan tiga cooling schedule terbaik. Simulated Annealing merupakan algoritma optimasi berdasarkan sistem termodinamika yang mensimulasikan proses annealing. Simulated Annealing telah berhasil memperluas daerah cakupan SFN. Hal ini dibuktikan dengan berkurangnya sebagian besar titik receiver dengan kualitas sinyal dibawah threshold.

Page 1 of 363 | Total Record : 3621