cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL ITENAS REKARUPA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 106 Documents
Peran Agen Perubahan Pada Masyarakat Tradisional Untuk Diversifikasi Produk Mandau Sebagai Bentuk Perubahan Sosial Andry, Andry
Jurnal Rekarupa Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.117 KB)

Abstract

Teori perubahan sosial pada dasarnya terbagi pada dua keyakinan, yaitu pertama bahwa perubahan masyarakat terjadi secara revolusioner, dan yang kedua terjadi secara evolusioner. Salah satu faktor kesulitan yang cukup signifikan pada masyarakat indonesia untuk memulai sebuah perubahan adalah masih kuatnya tradisi yang melekat pada kehidupan sehari hari. Masyarakat kerajinan adalah salah satu contoh kelompok masyarakat yang masih memiliki ikatan kuat dengan nilai-nilai tradisi, hal ini sangat terlihat jelas pada sulitnya para pengrajin menghasilkan kreasi-kreasi yang memiliki nilai kebaruan. Melalui program pelatihan singkat terhadap pengrajin mandau di Melawi, Kalimantan Barat, diperoleh kesimpulan bahwa dengan perubahan dapat dilakukan dengan mengenalkan pendekatan baru dalam memulai kreasi, yaitu pendekatan yang selama ini umum dilakukan pada dunia akademik, khususnya pada bidang akademik seni-rupa dan desain. Inisiasi ini merupakan salah satu upaya terjadinya perubahan yang bersifat revolusioner, yang seolah bersebrangan dengan keadaan masyarakat yang cenderung mengalami perubahan secara evolusioner. Konsep yang dikenalkan adalah ‘konsep bermain’. Dengan penerapan konsep tersebut dihasilkan kolaborasi antara ketrampilan yang dimiliki dengan kesadaran adanya peluang baru yang memiliki nilai ekonomi melengkapi nilai yang selama ini dianut.Kata kunci : perubahan sosial, konsep bermain, tradisi, mandau.AbstractThe theory of social change is basically divided in two convictions: first is a revolutionary change, and the second occurred evolutionarily. One of the most significant difficulties in Indonesian society to initiate a change in the strength of the tradition is inherent in daily life. Craft community is one example of communities that still have strong ties with traditional values, it is clearly visible on the difficulty of the craftsmen produce creations that have novelty value. Through short training programs to the craftsman Mandau in Melawi, West Kalimantan, it is concluded that the changes can be done by introducing a new approach in starting the work, which is the approach that has been common in the academic world, especially in the academic field of fine art and design. This initiation is one attempt to make the changes that are revolutionary, as in contrast to the state of society which tends to be evolutionary changes. The concept introduced is the ‘Game Concept’. With the application of these concepts resulting collaboration between the skills, and awareness of the new opportunities that have complementary economic value for the embraced values.Keyword : Social Changes, Game Concept, Tradition, Mandau
Visualisasi Tulisan 14 Hanzi Dasar Berupa Piktograf Sebagai Metode Belajar Mudah Mengenal Aksara China Mohammad Ihsan, Sri Retnoningsih, Naomi Haswanto,
Jurnal Rekarupa Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1407.822 KB)

Abstract

Metode belajar penulisan Hanzi/Aksara China yang umum digunakan adalah menuliskan Hanzi berkali-kali, namun metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mempelajarinya. Metode pengajaran lain yaitu dengan cara menceritakan bagaimana sebuah Hanzi terbentuk, ternyata dapat memudahkan siswa dalam mengingat Hanzi. Oleh karena itu, metode tersebut dapat diterapkan dalam perancangan media bahan ajar Aksara China, yaitu dengan bercerita menggunakan metode visualisasi tulisan yang dikaitkan dengan evolusi, sehingga siswa mendapat kemudahan dalam mengingat arti dan bentuk Hanzinya serta mendapat kemudahan juga dalam belajar menuliskannya. Selain itu digunakan juga metode mnemonic untuk memudahkan mengingat 14 Hanzi dasar terpilih berupa piktograf yang dianjurkan dipelajari oleh pemula untuk pertamakalinya. Kata Kunci : Belajar Hanzi, Hanzi, Karakter China, Tulisan China, Visualisasi Tulisan.   AbstraCT A common method in learning Hanzi is writing continually in order to memorize each shape of the characters and how to write it with strokes. This method took quite a long time to learn. Another teaching method is to tell the history about how a Hanzi take form, this method allows students to better memorize the Hanzi. Thus, the method was applied to this teaching medium, a storytelling using character visualization related to evolution. This way, the student found it’s easier to remember the meaning and shapes, also in writing the Hanzi. Mnemonic method also used to help memorize 14 chosen basic Hanzi in pictograph, which is recommended for beginners to learn at first steps. Keywords : Learning Hanzi, Hanzi, Chinese Charaters, Chinese Writings, Letters Visualization.
Penyesuaian Ruang dalam membentuk Behavioral Setting Lingkungan Pembelajaran di Ruang Kelas TKQ Ulul Ilmi – MUI Kota Bandung PRATIWI, DYAH ARIANI; ADHITAMA, G. PRASETYO; SARI, NEDINA
Jurnal Rekarupa Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1626.571 KB)

Abstract

Ruang kelas sebagai lingkungan pembelajaran bila berada pada ruangan yang bukan diperuntukkan khusus sebagai ruang kelas, maka terjadi kecanggungan dalam menggunakan ruang yang tidak sesuai dengan peruntukkan aktivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyesuaian ruang pada bangunan aula serbaguna MUI Kota Bandung menjadi ruang kelas TKQ Ulul Ilmi agar tercapai lingkungan pembelajaran optimal dalam memfasilitasi perkembangan dan cara belajar anak usia prasekolah. Metode penelitian merupakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Berlandaskan ruang interior dan pola perilaku melalui behavior mapping, kemudian dikaitkan dengan perkembangan dan cara belajar anak usia prasekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setting ruang kelas yang luas sekaligus memanjang mengakibatkan aktivitas di dalamnya menjadi bebas, tetapi karena suasana lingkungan pembelajaran yang dihadirkan belum sesuai, maka pola perilaku anak usia prasekolah menjadi tidak terlalu bervariasiKata kunci: behavioral setting, lingkungan pembelajaran, penyesuaian ruang, interior ruang kelas, ruang kelas PAUDABSTRACTClassrooms as a learning environment when in a room that is not specifically designated as a classroom, then there is awkwardness in using space that is not appropriate for the purpose of its activities. This research aims to determine the adjustment of space in the multipurpose hall of MUI Bandung City into the TKQ Ulul Ilmi classrooms in order to achieve an optimal learning environment in facilitating the development and learning methods of preschoolers. The research method is qualitative with a descriptive approach. Based on interior spaces and behavior patterns through behavior mapping, then associated with the development and learning methods of preschoolers. The results of the study showed that a large and elongated classroom setting  resulted in free activities within it, but because the atmosphere of the learning environment presented was not appropriate, the pattern of preschoolers' behavior was not too varied.Keywords: Behavioral setting, learning environment, adjustment space, interior classrooms, early childhood classrooms
Ragam Bentuk Akulturasi Arsitektur Lokal dan Modern pada Bangunan Islamic Centerdi Kabupaten Tulang Bawang Barat Lampung Bachtiar Fauzy, Agung Nugraha,
Jurnal Rekarupa Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.511 KB)

Abstract

Perkembangan arsitektur saat ini menunjukkan situasi dan kondisi yang memprihatinkan, dengan muncul banyaknya fenomena perkembangan arsitektur modern tanpa mengindahkan budaya dan nilai-nilai lokal dan menjadikan arsitektur tanpa nilai budaya, akhir dari kondisi ini akan meruntuhkan ciri, karakteristik dan identitas  lokal. Tujuan penelitian ini tentang ragam bentuk akulturasi arsitektur lokal dan modern pada bangunan Islamic Center di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung yang ditinjau dari aspek dominansi ragam bentuk akulturasi arsitektur lokal dan modern pada kasus studi. Teori yang diterapkan merujuk pada (1) teori budaya dan arsitektur Lampung, (2) teori budaya dan arsitektur modern, (3) teori fungsi, bentuk dan makna (fbm), (4) teori ordering principle, (5) teori archetypes, disamping metoda yang digunakan adalah deskripsi, analitik dan interpretatif yang dapat digunakan dalam melakukan kajian dan penelusuran mendalam terhadap kasus studi. Penelitian ini menunjukkan bahwa ragam bentuk akulturasi arsitektur memiliki dominansi yang terjalin erat antara unsur lokal dan modern yang terlihat pada ekspresi bentukan arsitekturnya. Manfaat penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap masyarakat, pentingnya lokalitas dalam melestarikan budaya dan arsitektur lokal dalam perkembangan arsitektur modern, sehingga teori ini dapat memberikan sumbangan untuk proses pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kegiatan merancang arsitektur. Kata kunci : Ragam, bentuk, akulturasi, arsitektur, budaya, lokal, modern.  ABSTRACT The current development of architecture is showing alarming situation and conditions, with the emergence of many phenomena of modern architectural development that do not heed local culture and values. They are creating architecture without cultural value. The final destination of current condition will undermine local traits, characteristics, and identity. This research is about various forms of acculturation involving local and modern architecture in Islamic Center building of Tulang Bawang Barat Regency, Lampung. It is viewed from the dominance aspects of the various forms of acculturation in a case study. This research shows that the various forms of architectural acculturation have a strongly interwoven dominance between local and modern elements that are seen in the expression of the architectural formation. This research can contribute the importance of locality in preserving local culture and architecture in the development of modern architecture. Therefore, this theory can contribute to the learning process that can be applied in architectural design activities. Keywords: Variety, form, acculturation, architecture, culture, local, modern.
Persepsi dan Citra Identitas Visual Logo Bank Mandiri Atsar, Fanhas
Jurnal Rekarupa Vol 2, No 1 (2014): rekarupa
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Every companies and organizations are aware about how very important having a logo as a visual identity to expression and show their personalities and vision mission to target audience. Logo consist of elements form, color, tipography and all out perform of logo. All that logo elements, designed and have concepts and meanings to express and show company vision and mission, company persona, company philosophy, standard and goals of company. Every elements on logo making response and perceptions on target audience or stakeholder is mind. Stakeholder are respons and perceptions is an image about what or how company visual identity looks. And that image company, should be same or fit with company visual identity to show company vision and mission, company persona, company philosophy, standard and goals of company. This research is to know and analize response and perceptions about Bank Mandiri Logo image in stakeholder or consumer is mind, by using kualitative descriptive method. All the answers and response consumers on quesitioners about concepts and meanings form, color, tipography and all out perform of logo Bank Mandiri get descriptive analize to having a result for this visual identity image and perceptions reserach. Keywords: logo, visual identity, corporate image, perception ABSTRAK Setiap organisasi dan perusahaan menyadari bahwa logo sebagai identitas visual merupakan hal yang sangat penting dan utama dalam menunjukan, memperlihatkan dan mengekspresikan kepribadian dan visi misi mereka kepada khalayak yang dituju atau target sasaran. Logo yang terdiri dari elemen bentuk, warna, rangkaian huruf dan penampilan keseluruhan logo tersebut tersebut, dirancang sedemikian rupa untuk mengekspresikan, memvisualisasikan dan mengkomunikasikan visi misi, nilai-nilai perusahaan, filosofi, standar dan tujuan perusahaan. Elemen-elemen yang terdapat dan membentuk logo sebagai identitas visual perusahaan tersebut memicu dan menimbulkan respon atau tanggapan dan persepsi didalam benak stakeholder atau pelanggan. Persepsi yang muncul dan terbentuk didalam benak pelanggan adalah citra merek perusahaan yang harus sesuai dan mampu serta mewakili, menyimbolkan dan mewujudkan visi misi, nilai-nilai perusahaan, filosofi, standar dan tujuan perusahaan. Penelitian didalam makalah ini adalah untuk mengetahui persepsi dan citra yang terbentuk didalam benak stakeholder atau pelanggan terhadap identitas visual merek logo Bank Mandiri dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu menggunakan angket kuesioner dengan berisikan pernyataan-pernyataan konsep makna bentuk, warna, tipografi dan penampilan keseluruhan logo, dan hasil jawaban pertanyaan angket kuesioner tersebut akan dianalisa secara deskriptif, sehingga dihasilkan sebuah kesimpulan yang menjawab tujuan penelitian. Kata kunci: logo, identitas visual, citra perusahaan, persepsi
Furniture Bergaya Tradisional Indonesia pada Restoran Kampung Daun Taufik Firdaus, Boyke Arief; ., Sakinat
Jurnal Rekarupa Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Use of furniture not just seen from side of function requirement or just its usefulness, but rather from that its also attend as one of space component which can become the atmosphere creation expected at the space. Furniture as one of space component, along with other space component designed become one union in the space utilize to reach the space atmosphere expected. Style represent one of determinant appliance in instructing every space component visually in reaching the space atmosphere, so that style union between space and furniture become one of measuring rod in determining according to form, colour, material and construction of every space component. That way the things of furniture design used at restaurant of Kampung Daun of Culture Gallery & Café. The atmosphere expected by attend at this restaurant is Indonesian traditionaly countrified atmosphere, what at one blow become the theme and style which have been determined by since the early concept its development. Hence furniture design which the using of even also shall owning same style, is so that expected can be created that atmosphere. The style of furniture which designed ought to the style of Indonesian traditionaly furniture where used in Indonesian countrified. Keyword: Indonesian Traditional Furniture style, Restaurant of Kampung Daun. Abstrak Penggunaan furnitur tidak hanya sekedar dilihat dari sisi kebutuhan akan fungsi atau kegunaannya saja, tetapi lebih dari itu ia juga hadir sebagai salah satu komponen ruang yang dapat menjadi bagian dalam terciptanya suasana yang diharapkan pada ruang tersebut. Furnitur sebagai salah satu komponen ruang, bersama dengan komponen ruang lainnya didesain menjadi satu kesatuan pada ruang tersebut guna mencapai suasana ruang yang diharapkannya. Gaya atau style merupakan salah satu alat penentu dalam mengarahkan setiap komponen ruang secara visual dalam mencapai suasana tersebut, sehingga kesatuan gaya antara ruang dan furniturnya menjadi salah satu tolok ukur dalam menentukan kesesuaian bentuk, warna, material dan konstruksi pada masing masing komponen ruangnya. Demikian halnya pada desain furnitur yang digunakan pada restoran Kampung Daun Culture Gallery & Café. Suasana yang diharapkan hadir pada restoran ini adalah suasana perkampungan tradisional Indonesia, yang sekaligus menjadi tema dan gaya yang telah ditentukan sejak konsep awal pembangunannya. Maka desain furnitur yang digunakanyapun haruslah yang memiliki gaya yang sama, sehingga diharapkan dapat tercipta suasana tersebut. Gaya furnitur yang didesainnya harusnya gaya furnitur tradisional Indonesia yang digunakan di perkampungan Indonesia. Kata kunci: Furniture Gaya Tradisional Indonesia, Restoran Kampung Daun.
Hubungan Kemampuan Sketsa Freehand dan Digital dengan Kreativitas Mahasiswa dalam Proses Pendidikan Desain, Studi Kasus Mahasiswa Tingkat Akhir Desain Interior FSRD Itenas Bandung Kusnaedi, Iyus; Widodo, Pribadi; Guntur, Triyadi
Jurnal Rekarupa Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk  mendeteksi tingkat kreativitas yang terdapat pada gambar sketsa freehand/manual dan gambar digital mahasiswa pada proses perancangan serta mengukur tingkat kreativitas yang dihubungkan dengan kemampuan sketsa mahasiswa bila kegiatannya bertumpu pada sketsa freehand/ manual & gambar digital. Kegiatan membuat sketsa freehand sebagai cara mengembangkan gagasan di lingkungan mahasiswa Desain Interior di semester atas semakin menurun, diganti dengan penggunaan gambar digital dengan tanpa melalui proses sketsa terlebih dahulu. Penelitian ini akan menjawab pertanyaan apakah kreatifitas yang dicapai mahasiswa melalui sketsa freehand  dapat juga dicapai oleh non-freehand/digital? Studi ini mengkaji hubungan antara kreativitas dengan  gambar sketsa dan digital yang dihasilkan mahasiswa melalui simulasi eksperimen tes gambar yang diberikan.  Menggunakan Teknik Penilaian Konsensual  (Consensual Assessment Technique, CAT) pengukuran kreativitas ditentukan oleh penilaian hasil gambar  proyek yang dihasilkan oleh assesor. Regresi linear merupakan suatu metode untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara satu variabel dengan variabel-variabel yang lain, digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel elemen interior dengan parameter pengukuran kreativitas pada gambar sketsa dan digital yang dihasilkan. Hasil penelitian diharapkan dapat mengukur tingkat kreativitas yang dihubungkan dengan kemampuan sketsa mahasiswa bila kegiatannya bertumpu pada sketsa manual dan gambar digital. Kata kunci:  sketsa tangan bebas , gambar digital, kreativitas,  Teknik Penilaian Konsensual ABSTRACT This study aimed to detect the level of creativity that is contained in the image freehand sketch / manual and digital pictures of students in the design process as well as measure the level of creativity that is associated with the ability of the student sketch when its activity is based on freehand sketch / manual and digital images.  The freehand activity freehand sketching as a way to develop ideas in the Interior Design students in the upper semester decline, replaced by the use of digital images without going through the process of preliminary sketches. This study will answer the question is student creativity achieved through freehand sketches can also be achieved by non- freehand/digital? This study examines the relationship between creativity with sketches and digital images generated through the simulation experiment students were given a test image. Using the Consensual Assessment Technique (CAT) is determined by measuring the creativity of outcomes assessment project images generated by the assessors. Linear regression is a method for determining causal relationships between the variables with the other variabler, is used to determine the relationship between the variable element of the interior with the parameter measurement of creativity in the digital image and the resulting sketch. The results are expected to measure the level of creativity that is associated with the ability of the student sketches when activities rely on manual sketches and digital images. Keywords:  free hand sketches, digital images, creativity, Consensual Assessment Technique
Studi Rancangan Konsep Produk Brassiere Melalui Pendekatan Nilai Emosi Dan Perasaan Menggunakan Kansei Engineering Method Wahyuning, Caecilia Sri; Desrianty, Arie; Rahmawati, Rika
Jurnal Rekarupa Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Complexities of customer needs for buying or using new products ensue the need of customer oriented product designs. Customer’s emotions and feelings give influences in choosing and deciding new products, therefore these should be considered in product design processes. A brassiere is an article of clothing that covers, supports, and elevates breasts. To design the brassiere, a company needs to develop the brassiere concepts that could satisfy the women’s feelings and emotions in deciding to buy or use brassiere. Kansei Engineering is a method for translating feelings and impressions into product parameters that can "measure" feelings and show relationships to certain product properties. As consequences, products might be designed to bring in the intended feelings. The experiments show that six brasseries concepts developments could be implemented in accommodating the market conditions and company capabilities in brassiere productions. Keywords: brassiere, Kansei Engineering, emotional design   Abstrak Dalam pemilihan suatu produk sampai keputusan pembelian, konsumen sesungguhnya dipengaruhi oleh emosi dan perasaan. Ekspresi dari emosi dan perasaan ini akan menimbulkan suatu nuansa, kesan, rasa suka, nyaman ketika konsumen memilih suatu produk (Norman, 2004). Dengan kondisi tersebut mereka akan membeli produk jika merasa senang, nyaman, dan sesuai dengan selera yang diinginkan. Menurut Damasio (1995), aspek emosi dipandang menjadi fokus perhatian yang cukup penting mengingat segala tindakan dan pengambilan keputusan manusia tidak bisa dilepaskan dari aspek emosi. Adanya keterlibatan emosi dan perasaan konsumen dalam pemilihan suatu produk sebaiknya menjadi bahan pertimbangan bagi para perancang ketika akan merancang suatu produk. Konsumen akan memilih suatu produk jika kesan yang ingin dirasakan oleh konsumen ada pada produk tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelusuran terhadap emosi dan perasaan yang ingin dirasakan oleh pengguna terhadap suatu produk, yang pada akhirnya akan diimpelentasikan ke dalam suatu rancangan konsep produk. Breast Holder (Brassiere/ Bra) merupakan salah satu produk yang digunakan oleh seluruh wanita di dunia. Para pengguna produk ini dapat berasal dari berbagai kalangan masyarakat, mulai dari remaja putri sampai dengan wanita lanjut usia. Fungsi utama dari bra adalah sebagai penyangga payudara. Berdasarkan fungsinya yang melindungi bagian sensitif dari wanita, maka kesesuaian emosi dan perasaan yang dirasakan ketika menggunakan produk bra akan sangat mempengaruhi kesan terhadap produk tersebut. Oleh karena itu, dalam perancangan produk bra perlu melibatkan aspek emosi dan perasaan yang ingin dirasakan pengguna, sehingga akan memberikan kepuasan kepada pengguna. Emosi menurut Damasio (1999) adalah antitesis/ kebalikan dari logika. Unsur emosi dalam diri manusia berbeda dengan perasaan. Perasaan menghubungkan aspek-aspek fisik dan berada dalam tataran tingkat kesadaran yang lebih rendah. Terdapat dua macam perasaan/ feeling, yaitu internal feeling dan external feeling. Internal feeling adalah perasaan yang berkaitan dengan masalah fisik, sedangkan external feeling adalah perasaan yang berhubungan dengan aspek sosial. Emosi dipandang jauh lebih subjektif dan lebih kompleks dari pada perasaan. Aspek emosi dipandang menjadi fokus perhatian yang cukup penting mengingat segala tindakan dan pengambilan keputusan manusia tidak bisa dilepaskan dari aspek emosi. Orang-orang sering kali tidak mampu memilih alternatif-alternatif, khususnya pilihan-pilihan yang satu sama lain hampir serupa. Kondisi ini berbeda dengan orang-orang yang memiliki kondisi emosi yang baik. Aspek rasa suka, senang, sering menjadi faktor penentu akhir pengambilan keputusan. Kansei Engineering atau disebut juga Kansei Ergonomics merupakan sebuah metode dari Jepang yang ditemukan lebih dari 30 tahun yang lalu, yaitu sebuah metode yang mempelajari cara/ pola pikir konsumen untuk diterapkan dalam pembuatan suatu produk baru. Kansei Engineering pertama kali diperkenalkan oleh Nagamachi pada tahun 1970-an. Nagamachi sendiri tidak secara spesifik menyebutnya sebagai Kansei Engineering pada saat memperkenalkan konsepnya, tetapi menyebutnya dengan Emotional Engineering. Tumbuhnya konsep Kansei Engineering sendiri tidak terlepas dari konsep perancangan produk yang memperhatikan aspek emosi konsumen. Tidak mengherankan istilah Kansei sebagaimana saat ini banyak didengar orang, pada mulanya dikembangkan berdasarkan konsep emotional design. Emotional design adalah konsep dalam desain yang mempertimbangkan unsur emosi konsumen sebagai pengguna produk. Dalam konsep emotional design, unsur komersialitas bukan hanya menjadi fokus perhatian utama (Norman, 2004). Istilah Kansei berasal dari bahasa Jepang, yang secara umum berarti Psychological feeling or image of product atau gambaran perasaan psikologis terhadap suatu produk. Tujuan dari kajian studi Kansei adalah untuk mengetahui struktur emosi yang hadir dalam perilaku manusia. Struktur ini dikenal dengan Kansei seseorang. Sementara itu, dalam kajian studi desain, Tuntutan konsumen terhadap suatu produk yang semakin kompleks menyebabkan perlunya dilakukan perancangan produk yang berorientasi pada konsumen/ pengguna.  Dalam pemilihan suatu produk sampai keputusan pembelian, konsumen dipengaruhi oleh emosi dan perasaan, sehingga hal ini sebaiknya menjadi bahan pertimbangan bagi para perancang ketika akan merancang suatu produk.  Brassiere, sebagai produk yang digunakan oleh para wanita, memerlukan  rancangan konsep produk bra yang disesuaikan dengan aspek-aspek emosional yang dirasakan penting sehingga dihasilkan suatu rancangan produk brassiere yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kansei Engineering Method merupakan suatu metode yang menggunakan image atau feeling secara psikologis dari pengguna terhadap suatu produk untuk digunakan dalam merancang suatu produk, sehingga dengan menggunakan metoda ini produk brassiere yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan emosional para wanita. Berdasarkan penelitian diperoleh 6 konsep produk brassiere, sehingga dapat digunakan dan diimplementasikan, dengan tetap menyesuaikan terhadap kondisi pasar (trend) yang ada dan keterbatasan yang dimiliki oleh perusahaan dalam proses manufaktur produk brassiere. Kata kunci: brassiere, Kansei Engineering, emotional design
Pemanfaatan Pencahayaan Siang pada Interior Gedung Kampus PT Dahana sebagai Strategi Penerapan Prinsip Bangunan Berkelanjutan Subkirman, Anwar; Larasati, Dwinita; Isdianto, Budi
Jurnal Rekarupa Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Salah satu krisis lingkungan yang kita hadapi sekarang adalah Pemanasan Global akibat meningkatnya hasil emisi Gas Rumah Kaca mengharuskan kita untuk segera berpikir dan bertindak melakukan upaya pencegahan agar krisis tidak berlanjut terus menerus. Konsep Bangunan Berkelanjutan (sustainable building) adalah salah satu upaya sektor jasa konstruksi untuk turut berkonstribusi dalam usaha mitigasi krisis lingkungan tersebut dengan prinsip penghematan energi dan mengurangi dampaknya terhadap lingkungan serta harapan agar desain dapat bekerja dengan alam (pasive design), terutama pada aspek konsumsi listrik pada gedung. Prinsip ini dapat diterapkan dengan melakukan pemanfaatan cahaya siang secara optimal sebagai penerangan utama gedung pada siang hari, seperti yang dilakukan oleh bangunan kantor Gedung KAMPUS PT Dahana Subang. Bagaimana strategi dan metode pemanfaatan cahaya siang pada gedung ini diuraikan dan dikaji dalam penelitian ini secara deskriptif analitis. Didapatkan faktor, elemen desain, dan berbagai pertimbangan yang menyokong upaya penghematan energi ini. Kajian juga membandingkan penerapan yang dilakukan dengan panduan teknis dari GREENSHIP GBCI serta pendekatan Pencahayaan Siang untuk Bangunan Berkelanjutan dari Mary Guzowksi. Dengan demikian, maka diharapkan penelitian ini dapat mengingatkan para perancang pada paradigma desain yang berkelanjutan sebagai panduan setiap praktik perancangannya dalam rangka turut melakukan mitigasi krisis lingkungan. Kata kunci: pencahayaan siang, bangunan berkelanjutan, penghematan energi.   AbstraCT One of the environmental crisis we are facing today is global warming caused by rising greenhouse gas emissions requires us to think and act immediately to take steps to prevent that crisis does not goes on forever. The concept of Sustainable Building  is one of the efforts of the construction sector also contribute to mitigating the environmental crisis with the principle of saving energy and reducing the impact on the environment as well as the hope that the design can work with nature (passive design), especially in the aspect of power consumption in building. This principle can be applied to make use of daylight optimally as the main lighting in the building during the day, like the office building of PT Dahana Subang Gedung KAMPUS does it. How the strategy and methods of use of daylight in this buildings is described and studied in this research with descriptive analisys. The research finds some factors, design elements, and the various considerations that underpin these energy saving measures. The study also compares the Gedung KAMPUS's application with the technical guide from GBCI GREENSHIP and Daylighting approach to Sustainable Building of Mary Guzowksi. Thus, it is expected that this study can alert the designer to the paradigm of sustainable design as practical guide in order to contribute in mitigation of the environmental crisis. Keywords: daylighting,  sustainable building, energy efficiency.
Sistem Produksi Sederhana Pengolahan Bonggol Jagung Sebagai Bahan Baku Dalam Perancangan Produk Ismail, Dedy
Jurnal Rekarupa Vol 2, No 1 (2014): rekarupa
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak   Berbagai material sisa produksi pertanian seperti bonggol jagung memiliki potensi untuk dijadikan bahan baku produk-produk fungsional, khususnya produk-produk kriya (craft). Bonggol jagung memiliki karakteristik yang khas, sehingga pengolahannya harus mempertimbangkan karakteristik khas tersebut. Melalui pendekatan ekperimen dengan menggunakan berbagai mesin yang ada, potensi tersebut dapat digali sehingga dihasilkan   berbagai kemungkinan bentuk berupa modul dari bonggol jagung yang dapat dipakai sebagai bahan baku produk kriya. Eksplorasi dilakukan berdasarkan pada potensi olahan bonggol jagung sebagai bahan baku produk kerajinan yang merupakan dari eksperimen material. Eksperimen yang dilakukan adalah dengan menggunakan mesin-mesin sederhana yaitu mesin serut, mesin ampelas (belt and disc sander), dan mesin gerinda. Produk-produk yang dihasilkan dengan mesin-mesin sederhana itu merupakan bukti nyata bahwa melalui pendekatan eksplorasi material dapat diperoleh peluang kreatif pengembangan produk yang memiliki potensi komersial, sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan ekonomi masyarakat. Melalui penelitian ini diperoleh bahwa karakteristik bonggol jagung dapat dimanfaatkan menjadi bermacam produk karena keunikannya, sehingga dapat menjadi bahan baku alternatif untuk memperkaya potensi eksplorasi bahan alam secara optimal. Kata kunci : bonggol jagung, explorasi, kebaruan, sistem produksi sederhana. Abstract Various agricultural waste materials such as corncob  has the potential to be used as raw materials of functional products , especially craft  . Corncob has distinctive characteristics , so the processing must consider the distinctive characteristics . Through experimental approach using a variety of existing simple machines , the potential can be explored to produce a variety of possible forms of corncobs module that can be used as raw material craft products . Exploration carried out based on the potential of processed corncobs as feedstock handicraft products which are of experimental material . Experiments are performed using simple machines like belt and disc sander , and grinding machines . The products are produced with simple machines it is clear evidence that the approach through the exploration of materials can be obtained creative product development opportunities that have commercial potential , which is expected to be used to support the local economy . Through this study showed that the characteristics of corncob can be harnessed into a variety of products because of its uniqueness , so that could be an alternative raw material to enrich the exploration potential of natural materials optimally. Keywords: corncob, exploration, novelty, simple production system

Page 4 of 11 | Total Record : 106