cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
REKA RACANA
ISSN : -     EISSN : 24772569     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 477 Documents
Studi Penggunaan Limbah Las Karbit Untuk Bahan Tambah Pada Perkerasan Laston Gradasi AC-WC Shezy Nurhayati; Dwi Prasetyanto; Rahmi Zurni
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 2: Juni 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i2.94

Abstract

ABSTRAKJalan merupakan prasarana transportasi yang menghubungkan satu daerah ke daerah lainnya serta meningkatkan proses perkembangan ekonomi masyarakat. Seiring berkembangnya kendaraan semakin bervariasi mulai dari jenis kendaraan dan berat kendaraan, hal tersebut mengakibatkan lapisan perkerasan sering mengalami kerusakan, oleh karena itu diperlukan adanya penelitian perkerasan yang kuat menahan deformasi pada beban lalu lintas.Penelitian ini dilakukan pada Laston AC-WC menggunakan aspal pen 60 bercampur dengan limbah las karbit 2,5 % dan 5 %. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui parameter Marshall dari karakteristik beton aspal dengan jenis aspal yang berbeda. Hasil dari parameter Marshall didapat kadar aspal optimum (KAO) untuk aspal 0 % sebesar 6,6 %, aspal karbit 2,5 % didapat 6,7 %, dan untuk aspal karbit 5 % sebesar 6,8 %.Kata kunci : Limbah Las Karbit, Laston AC-WC, Bahan Tambah. ABSTRACTThe road is the infrastructure of transportation which connects an area to the others, then able to increase economic development. By increasing the number of vehicles, the projection plan of pavement could not be the reference, where the layer of pavement having decay considerably is the surface of the layer. Therefore, it is necessary to have a study of pavement which is able to sustain deformations regarding to loads of traffic.This research was conducted for Laston AC-WC using penetration 60 of asphalt mixing waste carbide of weild 2.5% and 5%. The purpose of this study is to understand the Marshall parameter as characteristic of the asphalt concretes and samples. The results of Marshall parameter showed that  the Optimum Asphalt Content, which was obtained were 6.6%;6.7%; and 6.8% for asphalt 0%; waste of carbide of weild 2.5% and 5%.Keywords : asphalt modification, waste carbide of weild, Laston AC-WC
Tinjauan Mengenai Penentuan Proporsi Pasir dalam Agregat Gabungan pada Perancangan Campuran Beton Cara SNI Gungun Gunawan; Priyanto Saelan
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 2: Juni 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i2.104

Abstract

ABSTRAK Penentuan proporsi pasir pada perancangan campuran beton cara SNI hanya digunakan untuk mencapai nilai slump yang direncanakan dan tidak mempengaruhi kuat tekan beton. Mengingat kuat tekan beton pada perancangan campuran beton cara SNI hanya dipengaruhi faktor air-semen saja. Jika kuat tekan beton pada perancangan campuran beton cara SNI dianalisis menggunakan cara Dreux Gorisse, maka kuat tekan yang direncanakan berpeluang tidak tercapai. Hal ini dapat terjadi karena berdasarkan rumus Drex Gorisse, kuat tekan beton tidak hanya ditentukan oleh factor semen-air, tetapi juga oleh volume pasir dan rasio volume pasir terhadap volume agregat gabungan. Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kuat tekan beton dicapai pada pasir dengan modulus kehalusan antara 2,5 dan 3,0.Kata kunci: SNI, Dreux Gorisse, modulus kehalusan, proporsi pasir. ABSTRACT Determination of sand proportion in concrete mix design by SNI methode only used to achieve the design slump and does not affect the compressive strength of concrete. Consider of the compressive strength of concrete at mix design by SNI methode only influenced by water-cement ratio. If the compressive strength of concrete at mix design by SNI methode analized by Dreux Gorisse methode, the compressive strength will not be achieved. This happen because on Dreux Gorrise methode, the compressive strength of concrete is not only determined by water-cement ratio, but also sand volume and ratio of sand volume to total aggregate volume. The test results in this research show that the compressive strength of concrete is achieved by sand with fineness modulus between 2,5 and 3,0.Keywords: SNI, Dreux Gorisse, finenesse modulus, sand proportion.
Kinerja Persimpangan Jl. Ibrahim Adjie – Jl. Jakarta Dengan Beroperasinya Flyover Jl. Jakarta, Kota Bandung Aan Wijaya; Sofyan Triana
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 2: Juni 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i2.117

Abstract

ABSTRAKPermasalahan transportasi di daerah persimpangan banyak terjadi di berbagai kota. Pergerakan transportasi memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Tujuan penelitian adalah menganalisa kinerja simpang APILL persimpangan Jl Jakarta - Jl Ibrahim Adjie Bandung sebelum dan setelah Flyover beroperasi. Digunakan PKJI 2014 sebagai pedoman analisa. Analisa dilakukan pada 7 kondisi yaitu Kondisi 1: Dj antara 0,762-1,357, tundaan rerata 249 det/smp. Kondisi 2: Dj antara 0,772-1,422, tundaan rerata 343,96 det/smp. Kondisi 3: Dj 0,666, tundaan rerata 50,99 det/smp.  Kondisi 4: Dj = 0,88, tundaan rerata 117,12 det/smp. Kondisi 5: Dj 0,564, tundaan rerata 28,46 det/smp. Kondisi 6: Dj 0,829, tundaan rerata 95,23 det/smp. Kondisi 7: Dj 0,745, tundaan rerata 69,79 det/smp. Kondisi 5 yaitu Simpang APILL Setelah Beroperasinya Flyover (2 Fase Pagi) menghasilkan kinerja lebih baik untuk pagi hari. Kondisi 7 yaitu Simpang APILL Setelah Beroperasinya Flyover (2 Fase Sore) menghasilkan kinerja lebih baik untuk sore hari.Kata kunci: waktu siklus, derajat kejenuhan, kinerja persimpangan, PKJI 2014. ABSTRACTThe problems in the transportation sector is a problem in many cities. This transportation movement requires the adequated facilities and transportation infrastructures. The purpose of this study was to analyze the performance of signaled intersection at the junction of the Jakarta Rd – Ibrahim Adjie Rd, Bandung at condition before and after Flyover operates. The guidelines used is PKJI 2014. The performance calculation based on 7 conditions. The 1st condition: DS varied 0.762 to 1.357, the average delay is 249 sec/pcu. The 2nd condition: DS varied between 0.772 to 1.422, the average delay 343.96 sec/pcu. The 3rd condition: DS 0.666, the average delay is the intersection of 50.99 sec/pcu. The 4th condition: DS = 0.88, the average delay 117.12 sec/pcu. The 5th condition: DS 0.564, the average delay of 28.46 sec/pcu. The 6th condition: DS 0,829, an average delay of 95.23 sec/pcu. The 7th condition: DS 0.745, the average delay of 69.79 sec/pcu. The 5th condition is APILL intersection (2 phase in morning) produce better performance for the morning. The 7th condition is APILL intersection (2 phase in afternoon) produce better performance for the afternoon.Keywords: cycle time, the degree of saturation, the performance of intersection, PKJI 2014.
Perbandingan Peramalan Gelombang dengan Metode Groen Dorrestein dan Shore Protection Manual di Merak-Banten yang di Validasi dengan Data Altimetri Sofwatillah Sofwatillah; Yati Muliati
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 2: Juni 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i2.1

Abstract

ABSTRAK Perhitungan besaran peramalan gelombang dapat dilakukan dengan berbagai macam metode. Namun, semua metode peramalan gelombang menggunakan parameter yang sama, yakni kecepatan (W), durasi (t) dan jarak seret (fetch). Hasil perhitungan peramalan gelombang divalidasi dengan data hasil pengukuran atau data hasil satelit altrimetri. Metode Shore Protectfon Manual (SPM) berlaku untuk mengolah data yang fetch terbatas maupun data dengan durasi yang terbatas Metode Groen Derrestein (GD) meru,aakan perhitungan peramalan gelombang dengan menggunakan graft. Kedua metode tersebut menghasilkan data tinggi gelombang dan periode gelombang di perairan dalam. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode SPM dan GD dl Merak (Banten), tinggi gelombang dominan adalah 0,0 - 0,6m, sedangkan berdasarkan hasil data satelit, tinggi gelombang dominan adalah 0,9 - 1,2m , Faktor koreksi dengan metode SPM adalah 4,37 dan Faktor koreksi dengan metode GD adalah 4, 00. Berdasarkan dari faktor koreksi, maka metode GD lebih sesuai untuk digunakan pada lokasi studi. Kata kunci: peramalan, gelombang, SPM, Groen-Dorrestein, altimetri ABSTRACT Forecasting waves can be done by various methods However, all the methods of forecasting using the same parameters, which is speed (W), duration (t) and fetch. The wave forecasting calculation results are validated with measurement data or satellite altimetry data. Shore Protection Manual (SPM) method applies to situations where the data limited fetch or limited duration. Groen Dorrestein (GD) method is a wave forecasting calculations by using charts Both methods produce the wave height and wave period in the deep waters: Based on the results of analysis by using SPM and GD in Merak (Banten), the dominant wave height is 0, 0 - 0, 6m. While biased on satellite data, the dominant wave height is 0.9 - 1.2m. The correction factor is 4.37 SPM method and correction factor by Me method of GD is 4.00. Based on correction factor, the GD method is more suitable for use in the study area.Keywords:  forecasting, waves, SPM, Groen-Dorrestein, altimetry
Perbandingan Kendala dan Tantangan Penerapan Konsep Green Campus di Itenas dan Unpar Nenes Anggi Puspadi; Mia Wimala; Rangga Sururi
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 2: Juni 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i2.23

Abstract

ABSTRAKKonsep green campus merupakan suatu upaya pengelolahan lingkungan yang melibatkan civitas kampus dalam mewujudkan lingkungan kampus berwawasan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kendala dan tantangan penerapan konsep green campus di Itenas dan Unpar. Kuesioner, wawancara dan observasi langsung dilakukan untuk memperoleh data yang diinginkan. Analisis varians (Anova) untuk mengetahui perbedaan pemahaman dan perenapan konsep green campus diantara kedua PTS tersebut.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai pemahaman dan penerapan konsep green campus. Secara umum, kendala terbesar yang dihadapi adalah tingkat pemahaman pengguna kampus yang masih rendah dan masih lemahnya kebijakan pimpinan kampus terkait konsep ini. Solusi yang dapat direkomendasikan adalah dengan memperbanyak sosialisasi kepada pengguna kampus baik secara kurikulum, penelitian dan organisasi kemahasiswaan peduli lingkungan serta memperkuat komitmen perguruan tinggi dalam melaksanakan konsep ini.Kata kunci: green campus, kendala dan tantangan, analisis varians ABSTRACTGreen campus concept is an environmental management efforts involving the campus community in creating environmentally friendly campus. This study aimed to compare the obstacles and challenges in the application of green campus at Itenas and Unpar. Survey through questionnaire, interview and site observation were conducted to obtain the desired data. Analysis of variance (ANOVA) was used to determine differences of understanding and implementation of the concept between both campuses. The result showed that there were no significant differences regarding the understanding and implementation of green campus at itenas and unpar. In general, the biggest obstacle was the poor understanding of green campus concept and lack of policies related to the concept issued by each campus. The recommended solutions to these problems were to socialize the green campus concept either through curriculum, research and student organizations concerning the environmental issues, and enhace the campus commitment to implement the green campus concept.Keyword: green campus, obstacle and challenge, analysis of variance
Perbaikan Tanah Untuk Meningkatkan CBR Dengan Bahan Aditif Serbuk Bata Merah Dan Abu Sekam Padi Erway Herfiantino; Yuki Ahmad Yakin
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 2: Juni 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i2.12

Abstract

ABSTRAKTanah berjenis lempung relatif tidak stabil untuk pembangunan struktur diatasnya, karena lempung bersifat kembang dan susut tinggi. Adiktif Abu Sekam Padi dan Serbuk Bata Merah menjadi alternatif perbaikan tanah, karena bahan mudah didapat juga ekonomis. Bahan adiktif ini mengandung unsur kimia silikat dan aluminat yang berguna sebagai bahan pengisi pori, pengikat, dan penyerapan kadar air berlebih. Dalam penelitian ini, perbaikan tanah dilakukan untuk meningkatkan nilai CBR dengan menggunakan persentase variasi campuran bahan adiktif 5%, 10%, dan 15% dalam tiga kondisi campuran. Hasil analisa pengujian CBR campuran adiktif 5% Abu Sekam Padi adanya peningkatan persentase pada nilai CBR. Hasil untuk perbandingan yang menggunakan Abu Sekam Padi 10% terjadi penurunan dan juga penggunaan Serbuk Bata Merah 5% tidak optimal dibandingkan Abu Sekam Padi 5%. Kata kunci:Lempung, Adiktif, CBR, silikat, aluminat ABSTRACTSoildiversified clay relatively unstable for on structure development, because clay has the quality swelling and high shrinkage. Addictive of ash rice husks and red brick powder become alternative for soil improvement, easliy obtainable materials also economical. This addictive materials contain chemical elements silicate and aluminate of use as pore filler, fastener, and absorption excess of water content. In this research, soil improvement is done to increase the value of CBR with as the percentage of mix variation addictive materials 5%, 10%, and 15% in three mix condition. Examination analysis value of mix addictive 5% ash rice husks existence increase in value CBR. Result for comparison shows that use ash rice husks 10% decrease and use red brick powder 5% not optimal compared to ash rice husks 5%.Keywords: Clay, addictive, CBR, silicate, aluminate
Pemodelan Vertical Drain Dengan Menggunakan Model Elemen Hingga Pada Analisis Konsolidasi Di Bendungan Marangkayu Kalimantan Timur Raden Wahyu Mulyana; Indra Noer Hamdhan; Bemby S.
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.1

Abstract

ABSTRAKAnalisis penurunan tanah pada kondisi setelah dilakukan perbaikan tanah berdasarkan data settelement plate pada proses preloading dan vertical drain Bendungan Marangkayu (2012- 2013) menunjukan penurunan sebesar -1,366 meter. Parameter tanah diperoleh dengan cara coba-coba menggunakan Plaxis 2D AE, dimana parameter tanah yang mendekati penurunan lapangan yang akan digunakan dalam analisis. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh besarnya penurunan dan waktu selama proses preloading dan vertical drain dengan jarak antar vertical drain yang sesuai untuk mempercepat proses konsolidasi dan mempercepat penurunan nilai Pore Water Pressure (PWP). Hasil analisis konsolidasi dengan software Plaxis 2D AE pada kondisi tanah jenuh air dengan kombinasi preloading dan vertical drain menunjukan bahwa jarak antara PVD yang sesuai dengan output analisis data lapangan adalah dengan jarak PVD 1 meter dengan kedalaman PVD 10 meter dari total kedalaman tanah lunak 30 meter atau (floating pvd).Kata Kunci : preloading, vertical drain, metode elemen hingga. ABSTRACTAnalysis of soil settlement after improved soil conditions based on the settlement plate data on the preloading and vertical drains Marangkayu Dam (2012-2013) shows a decrease of - 1.366 meters. Soil parameter was analysed by trial and error method using Plaxis 2D AE, where the parameters are closer to field settlement that will be used in the analysis. This analysis aimed to obtain the reduction in magnitude and time during the process of preloading and vertical distance between the vertical drain with drain corresponding to speed and accelerate the consolidation process Pore Water Pressure dissipation (PWP). The consolidation analysis using Plaxis 2D AE with PVD 1 meter spacing and 10 meter depth show good agreement with the field data, which total of soft soil 30 meter (floating PVD).Keywords: preloading, vertical drains, finite element method.
Analisis Konsolidasi Dengan Prefabricated Vertical Drain Untuk Beberapa Soil Model Menggunakan Metode Elemen Hingga Ketut Devy Apriyani; Ikhya Ikhya; Indra Noer Hamdhan
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.17

Abstract

ABSTRAKPembangunan di atas tanah lunak merupakan tantangan di bidang konstruksi. Sifat tanah lunak yang memiliki kuat geser rendah, kompresibilitas tinggi, dan koefisien permeabilitas rendah menjadi kendala untuk dimanfaatkan dalam pekerjaan tanah sehingga diperlukan adanya perbaikan tanah. Dua metode perbaikan tanah yang umum digunakan untuk mempercepat waktu konsolidasi adalah preloading dan vertical drain. Penelitian ini bertujuan menganalisis konsolidasi menggunakan PLAXIS 2D untuk mengetahui soil model mana yang paling mampu menggambarkan kondisi tanah di lapangan. Pemodelan yang dilakukan akan menggunakan tiga dari banyak soil model yang dimiliki PLAXIS 2D yaitu Mohr Coulomb model dan dua Advanced Soil Model: Hardening Soil, dan Soft Soil. Selanjutnya nilai penurunan yang dihasilkan ketiga soil model tersebut akan dibandingkan terhadap pengukuran di lapangan dan dianalisis. Berdasarkan hasil analisis, disimpulkan bahwa Hardening Soil model merupakan model yang paling cocok digunakan untuk menganalisis konsolidasi karena mengghasilkan selisih nilai penurunan paling kecil bila dibandingkan dengan dua soil model lainnya.Kata kunci : prefabricated vertical drain, tanah lunak, konsolidasi, soil model, PLAXIS 2D ABSTRACTConstruction on soft soil is a challenge in construction’s world. Soft soil is characterized by a low shear strength, a high compressibility, and a low coeffiecient of permeability which makes it difficult for soil engineering so ground improvement is needed. Vertical drain combined with preloading have become common technique for speeding up time of consolidation. The purpose of this study is to analyse consolidation with PLAXIS 2D and define which soil model is closest to the field condition. PLAXIS 2D has so many soil models that can be used for modelling soil condition but this study will only use three models and those models are Mohr Coulomb model and two Advanced Soil Model:  Hardening Soil, and Soft Soil. Settlement value from those models will be compared to field measurement and being analysed. Based on the analysis, Hardening Soil model is the most suitable model for analysing consolidation because it generates settlement value closest to the field measurement.Keywords: prefabricated vertical drain, soft soil, consolidation, soil model, PLAXIS 2D
Kajian Eksperimental Kapasitas Sambungan Material Fiber Reinforced Polymer Euneke Widyaningsih; Bernardinus Herbudiman; Setyo Hardono
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.29

Abstract

ABSTRAKMaterial Fiber Reinforced Polymer (FRP) adalah alternatif baru dalam perencanaan struktur yang memiliki keunggulan rasio strength terhadap berat sendiri yang sangat tinggi. Khususnya pada pembangunan jembatan yang hingga saat ini memiliki waktu perakitan yang lama dan material yang sulit dibawa tanpa alat berat, FRP menjadi pilihan dalam mendapatkan suatu struktur jembatan yang ringan, cepat dalam instalasi, dan memiliki kapasitas terhadap beban lalu lintas yang cukup besar.  Pada pengujian ini menggunakan 9 buah benda uji berupa pelat FRP dengan dimensi 100 mm x 400 mm x 9 mm dengan variasi lubang baut sebanyak 3 buah, yaitu 2, 4, dan 5 buah. Parameter yang dikaji adalah pola keruntuhan, nilai P, dan nilai stroke. Pengujian dilakukan di Laboratorium Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan di Puslitbang Jalan dan Jembatan Bandung. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pola kerusakan pada FRP didominasi oleh kerusakan pada arah geser, nilai P hasil pengujian terhadap nilai P hasil perhitungan memiliki faktor koreksi sebesar 0,2%, 23%, dan 32%.Kata kunci : Fiber Reinforced Polymer, variasi jumlah lubang baut, pola keruntuhan, nilai P, nilai stroke ABSTRACTFiber Reinforced Polymer is a new alternative in the design of structure that has advantage of a very high strength to weight ratio. Especially in the construction of the bridge which has long time to assemble and difficult to transport the material without using heavy equipment, FRP is an option in getting a bridge structure that is lightweight, fast in installation, and has the capacity to load large amount of traffic. This study uses 9 specimens of FRP plates with dimensions of 100 mm x 400 mm x 9 mm and variations bolt holes of 2, 4, and 5 holes. The parameters studied is the collapse pattern, the value of P, and the value of the stroke. The test has been done at the Laboratory of Center of Bridge and Roads Complementary Buildings at The Center of Roads and Bridges Bandung. The results showed that the pattern of damage for the FRP dominated by shearing failure, as P value from the test result to P value from the calculation have correction factors of 0.2%, 23%, and 32%.Key words: Fiber Reinforced Polymer, bolt holes variation, damage pattern, P value, stroke value
Pemilihan Metode Sistem Drainase Berkelanjutan Dalam Rangka Mitigasi Bencana Banjir Di Kota Bandung Dicky Nurhikmah; Nursetiawan Nursetiawan; Emma Akmalah
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.39

Abstract

ABSTRAKKota Bandung adalah ibukota Provinsi Jawa Barat dan mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar, hal ini  mengakibatkan kurangnya ruang terbuka hijau karena pengalihfungsian tata guna lahan menjadi permukiman, kantor, industri dan lain-lain. Hal tersebut akhirnya mengakibatkan limpasan air permukaan berlebih pada saat musim hujan dan berkurangnya cadangan air tanah pada saat musim kemarau. Pada saat ini Kota Bandung masih menerapkan sistem drainase konvensional, sehingga potensi banjir menjadi tinggi karena dimensi saluran drainase yang kecil. Mengacu pada metode sistem drainase berkelanjutan yang telah diterapkan di negara-negara maju, diharapkan Kota Bandung dapat mengelola air hujan dengan baik dan terhindar dari bencana banjir. Pada penelitian ini dipilih beberapa metode yang cocok bagi kondisi Kota Bandung saat ini, metode tersebut adalah rain garden, infiltration strips, water roofs, rainwater tanks, cistern, swales, kolam detensi, infiltration trenches, eco- corridor dan kolam retensi. Metode-metode tersebut dipilih berdasarkan berbagai aspek seperti fungsi, kriteria teknis, kemudahan pembuatan dan kemudahan pemeliharaan.Kata kunci: Sistem Drainase Berkelanjutan, Bandung, limpasan air ABSTRACTBandung is the capital of West Java Province with a large population. This condition impacted to the decreasing of open green spaces due to conversion of land use into residential, offices, industrials and others. Consequently surface water run off increases during the rainy season and groundwater reserves decreases during the dry season. At this time Bandung still apply the conventional drainage system, so the potential for flooding is high because the dimension of the drainage channel is too small. Based on the method of sustainable drainage systems that has been applied in developed countries, Bandung is expected to manage rain water and prevent flood. This study is using a few suitable methods for Bandung’s current condition. The methods are rain garden, infiltration strips, water roofs, rainwater tanks, cistern, swales, detention pond, infiltration trenches, eco-corridor and retention pond. These methods are selected based on various aspects such as functionality, technical criteria, ease of construction and maintenance.Keywords: Sustainable Drainage System, Bandung, Run Off

Page 1 of 48 | Total Record : 477