cover
Contact Name
Mirsa Umiyati
Contact Email
mirsa.umiyati2@gmail.com
Phone
+6281237083338
Journal Mail Official
mirsa.umiyati2@gmail.com
Editorial Address
Jl. Terompong No. 24, Sumerta Kelod, Kec. Denpasar Timur., Kota Denpasar
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa
Published by Universitas Warmadewa
ISSN : 24069019     EISSN : 24430668     DOI : 10.22225
Core Subject : Education,
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, 2406-9019 (Print ISSN), 2443-0668 (Electronic ISSN) is the Journal of Linguistics who published research articles and of theoretical articles in linguistic science which published by Linguistic Department, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa. The journal is published twice a year every April and October published by Warmadewa Press. This journal encompasses original research articles, review articles, and short communications, including: Morphology Syntax Phonology Semantic Pragmatic Language Typology Discourse Analysis Translation Comparative Linguistics History Linguistic Anthropology Linguistic Ecology Applied Linguistic Language Learning
Articles 226 Documents
Diplomasi Bahasa Menjembatani Keragaman Bahasa Daerah Dan Pengutamaan Bahasa Indonesia Robert Masreng
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 1 No. 1 (2015): April 2015
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.454 KB) | DOI: 10.22225/jr.1.1.21.155-167

Abstract

Makalah ini membahas tentang diplomasi bahasa yang dalam tulisan ini, istilah tersebut merujuk pada suatu cara, suatu strategi,  suatu kiat, atau suatu taktik atau suatu kebijkan yang dirancang secara sitematis dan terstruktur untuk mengembangkan dan membina bahasa (Indonesia) baik secara internal maupun eksternal. Hasil analisis menunjukkan bahwa diplomasi bahasa mampu dijabarkan dalam tiga poin berikut yang terbukti sangat efektif untuk mempertahankan dan melestarikan bahasa daerah dalam rangka memperkaya keragaman bahasa nasional. Ketiga hal dimaksud adalah (1) pemodelan solusi konflik komunitas atau multibahasa, (2) penyebaran bahasa negara dan peningkatan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, khususnya pada forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menguatkan identitas ke-Indonesia-an melalui penyebaran bahasa Indonesia dan (3) peningkatan kompetensi berbahasa asing strategis dan penerjemah. 
Wacana Apec: Legitimasi Dan Signifikasi Perekonomian Bali (Kajian Wacana Kritis Parawisata) Hugo Warami; Putu Chrisma Dewi
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 1 No. 1 (2015): April 2015
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.048 KB) | DOI: 10.22225/jr.1.1.22.168-184

Abstract

Wacana APEC dalam kajian ini akan dieskplorasi melalui paradigma kritis untuk melakukan konstruksi refleksif terhadap pengalaman wacana-wacana pariwisata yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat pelaku pariwisata di Bali. Fokus kajian pada wacana APEC ini mencakup (1) legitimasi dan (2) signifikasi konstruksi wacana yang berdampak langsung pada perekonomian Bali melalui perspektif critical discourse analysis (CDA). Perspektif ini memberikan penekanan pada determinasi pariwisata dan ekonomi kreatif, yakni segala sesuatu yang sedang, akan, dan nanti terjadi melalui wacana APEC, dan berdampak langsung pada kekuatan-kekuatan ekonomi. Legitimasi akan membantu membuat objektivasi yang sudah dilembagakan menjadi tersedia secara objektif dan masuk akal secara subjektif. Sedangkan signifikasi merupakan salah satu struktur wacana yang mengacu pada sistem, mengharuskan adanya relasi yang tidak dapat dipisahkan antara sebuah tanda dan realitas yang menjadi rujukannya serta bersifat ikonis. APEC 2013 yang diwacanakan berlangsung di Bali, akan berdampak besar pada pembangunan sektor pariwisata.  Setidaknya, signifikasi perubahan dan dinamika yang terjadi di tingkat nasional, regional dan internasional akan dikonstruksi dan didayagunakan secara bersama dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang sama pada sesama negara anggota APEC. Untuk analisis CDA, fakta bahasanya diperoleh dari media massa (surat kabar lokal Bali), yakni (1) Bali Post dan (2) Media Bali Promosi.
Peran Semantis Pronomina Persona Bahasa Muna La Ode Sidu Marafat
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 1 No. 1 (2015): April 2015
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.767 KB) | DOI: 10.22225/jr.1.1.23.185-200

Abstract

Tujuan  penulisan artikel ini ialah untuk mengungkap dan menganalisis hubungan  peran semantis dengan pronomina persona (PP) bahasa Muna (BM) bentuk terikat.  Metode yang digunakan ialah metode kajian distribusional.  Hasil analisis yang diperoleh  ialah  ada tiga tipe preverbal PP BM  bentuk terikat, yakni tipe a-, tipe ae-, dan tipe  ao-. Tipe a- berhubungan dengan  peran semantis  penindak (agentif),  tipe  ae- berhubungan dengan peran semantis  pelaku (aktor), dan tipe ao-  berhubungan dengan peran semantis pengalami.  Selanjutnya terdapat dua tipe posverbal yakni, tipe –kanau berhubungan dengan peran semantis benefaktif, peruntung,  sasaran, pasien; dan tipe –ko berhubungan dengan peran semantis  sasaran, pasien. Hanya terdapat satu tipe posnominal PP BM, tipe –ku berhubungan dengan peran semantis posesif.
Konteks Situasi Teks Ritual Ala Baloe (Makan Baru Padi) Masyarakat Bampalola Oce A. Langkameng
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 1 No. 1 (2015): April 2015
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.495 KB) | DOI: 10.22225/jr.1.1.24.201-219

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konteks situasi atau mendaftar ala baloe ( upacara panen padi ) teks ritual masyarakat Bampalola. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan metode wawancara khususnya dengan menggunakan teknik rekaman . Data ala baloe ( panen padi ) teks ritual dianalisis dengan deskriptif kualitatif berdasarkan teori Linguistik Fungsional Sistemik. Kemudian, data dianalisis dengan menggunakan prosedur berikut : (1) transkripsi dan verifikasi data, (2) memodifikasi teks, dan (3) menganalisis konteks situasi teks. Hasilnya menunjukkan bahwa konteks situasi ala baloe teks ritual meliputi lapangan, tenor, dan modus .
Menerjemahkan Permainan Bahasa Dalam Novel Anak Judy Moody, Girl Detective Indah Sulistyowati
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 1 No. 1 (2015): April 2015
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.198 KB) | DOI: 10.22225/jr.1.1.25.220-232

Abstract

Novel anak merupakan suatu karya fiksi. Dalam novel anak banyak ditemukan permainan bahasa. Permainan bahasa tersebut terjadi pada tataran ejaan (permainan ejaan), bunyi (permainan bunyi), dan kata (permainan kata).  Ketika menerjemahkan permainan bahasa dalam novel anak (karya fiksi), penerjemah harus memertahankan efek yang ditimbul oleh permainan bahasa tersebut. Penerjemah harus menggunakan prosedur penerjemahan yang tepat dalam menerjemahkan permainan bahasa tersebut. Dalam novel anak Judy Moody, Girls Detective, prosedur penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan permainan ejaan adalah prosedur penerjemahan adaptasi. Sedangkan prosedur penerjemahan kuplet, padanan budaya, dan adaptasi digunakan untuk menerjemahkan permainan bunyi. Terakhir, prosedur penerjemahan parafrasa, kuplet, dan penjelasan tambahan digunakan untuk menerjemahkan permainan kata.
Kajian Modalitas Linguistik Fungsional Sistemik Pada Teks Debat Capres-Cawapres Pada Pilpres 2014-2019 Dan Relevansinya Dengan Pembelajaran Wacana Di Sekolah Adul Aziz Faradi
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 1 No. 2 (2015): October 2015
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.369 KB) | DOI: 10.22225/jr.1.2.31.233-249

Abstract

This study research is the text about  debate candidate of President and Vice President election of the Republic of Indonesia in the year of 2014-2019  by using the theory of Systemic Functional Linguistics (LFS) which relevanced with text learning at school. This study deals with three functions of  languages. The are:   exposure, exchange and coupling experience, but on the vice presidential candidate debate is focused on the function of which is realized in the exchange rate system and the modalities of the value message in the context of ideology, culture, and situations that are at a frequency that dominates the text candidate debates in the year of 2014-2019 presidential and vice presidential election, and then a message describing the values behind the dominant frequency in the modalities that were realized in the context of ideology, cultural context and the context of the situation. Data was collected by the methods of formal and informal, with a note technique, consider doing the stage read the text carefully, analyzing the data in the form of the clause, and the classification of the data and the verification and validation of the data carefully and throughly, concluding the results of the research. Results of this study can be relevanced through discourse in school-related learning content and technical aspects and how to analyze the discourse of the text with LFS. Based on the analysis of text, fifth presidential and vice presidential debate in the Republic of Indonesia.  Presidential Election in the year of  2014-2019, found that in the text there are 1,150 clause consisting of 563 clauses for couples PS- HR and 587 clauses for couples JW -JK. From the number of the clauses contained modalities of 562 words with the details of the realization of modalities types of modulation (modulation) of 428 or 76.16%, while the type modalization  of 134 or 23.84%.  The result of the research on the text of the first debate using the whistleblower or the realization of modalities that the lowest at 77 or 13.71%. The second debate text using the revealer of modalities as much as 103 or 18.33%. The third debate text using the revealer of the most dominant modality that is equal to 149 or 26.51%. The fourth debate whistleblower text using modalities were 106 or 18.86% and the text of the fifth debate using whistleblower modality by 127 or 22.59%. The use of the realization of the most dominant modalities used in the fifth text of the debate is the realization of modalities categories * must, * Usuality * need, * should be included into the modalities of modulation types must * high, amounting to 218 or 38.79% compared with whistleblower or the realization of other modalities. Realization of modalities atleast  amount of occurrence is  more into the category of modality types modalities #medium frequency , # sometimes that includes modality type ^ low modalities frequency with each of 1 or 0.18%. From the analysis of the social context of language use in text-vice presidential candidate debate was found that both partners-vice presidential candidates both PS - HR and JW - JK uses modulation modality must be a* high level is the most dominant. This indicates that both partners-vice presidential candidates are using expressions filled with firmness values of leadership, high confidence value for the win, and religious values with intermediate modalities #Insya Allah and that aim to convince and attractive the sympathy of the audience in the presentation program -Program to be implemented. If they are elected. So, the message character values with high confidence and a spirit of optimism in reaching an expectation, the value of simplicity, democracy, courage and moral values have relevenasi about 85% with the discourse of learning in school tobe integrated based text or based on the  Curriculum of 2013.
Pemerolehan Morfem Afiks Bahasa Indonesia Anak Usia 2-6 Tahun Di Paud Buana Desa Banyu Urip Kabupaten Lombok Tengah Aris Akbar
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 1 No. 2 (2015): October 2015
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.845 KB) | DOI: 10.22225/jr.1.2.32.250-257

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemerolehan morfem afiks yang mencakup prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, dan konfiks dalam bahasa Indonesia di PAUD Buana Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan melibatkan 30 anak sebagai sampel. Teori yang digunakan dalam menganalisis fenomena pemerolehan morfologi. Data dikumpulkan dengan, wawancara, observasi, pencatatan dokumen, dan tebak gambar. Berdasarkan analisis, temuan penelitian ini adalah bahwa anak-anak di PAUD Buana hanya bisa mengucapkan kata-kata yang dibentuk dari bentuk dasar yang dilekatkan dengan prefiks {N-}, {b«r-}, {t«r-}. Infiks yang dilibatkan dalam membentuk kata turunan adalah {-«l-} dan {-«m-}, seperti dalam /telunjuk/ dan /gemetar/. Sufiks {-an} adalah sufiks yang paling dominan dipergunakan oleh anak-anak usia 2-6 tahun. Uniknya, sufiks {-i} telah menjadi {-in} dalam kata-kata yang diucapkan oleh mereka, seperti kata /ikatin/, //beliin/, /mandiin/, dan seterunya. Dalam penelitian ini, tidak ditemukan data yang memunculkan kata-kata yang berbentuk simulfiks dan konfiks.
Syntactical Marker {-Nya} In Indonesian I Nyoman Sedeng
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 1 No. 2 (2015): October 2015
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (975.936 KB) | DOI: 10.22225/jr.1.2.33.258-278

Abstract

This study discusses the syntactic marker {-nya} in Indonesian, and aims at finding the answers to the three research questions; (i) what hosts can be appended by {-nya},(ii)what syntactic functions can be filled by {-nya}, and (iii) what is the meaning of {-nya}contextually. The data to support the analysis was collected from the source with the help of a data collection tool [antconc3.2.1w window2007]. Two theories are relevant to the discussion of {-nya}, namely; morphosyntactic theory that searched the occurrence of {-nya} in a text and discourse theory to discover the meaning of {-nya} contextually.The result of analysis showed three occurrence of {-nya}; pronoun clitics, determiner, and as adverbial formation. As a core argument {-nya} can be attached to the nasal verbs, passive verbs, zero intransitive verbs, and category of nouns, prepositions, and reflexive pronouns. As adverbial formation {-nya} is attached to the adjective, bound root, and is combined with {se-} to form confix {se-baik-nya}. As pronoun, {-nya} can serve as; Grammatical Subjects and Objects, Possessive determiner, Oblique Agent, Reflexive pronoun. As determiner it is always attached to the noun, forming nouns from verbs, and as an adverbial it can serve as an adjunct, conjunct, and disjunct. The meaning of {-nya} with pronominal category should be traced in the text and always refers to the third person singular. Keywords: syntactic markers, pronouns, argument, adverbial, discourse
Prioritas Aspek-Aspek Tipologi Linguistik Pada Pemetaan Masalah-Masalah Kebahasaan Mirsa Umiyati
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 1 No. 2 (2015): October 2015
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.339 KB) | DOI: 10.22225/jr.1.2.34.279-297

Abstract

Tulisan ini memberikan tinjauan teoretis mengenai kajian tipologi linguistik yang dibedakan dari kajian tipologi bahasa secara struktural yang selama ini lebih akrab di kalangan linguist. Fokus penjabaran teoretis dimaksud adalah penjabaran prinsip-prinsip kerja kajian tipologi linguistik sampai dengan jabaran aspek-aspek tipologi linguistik bahasa Lokal di Indonesia yang diprioritaskan untuk dikaji. Instrumen penjaringan data lapangan, proses identifikasi sampai pemetaan masalah pada aspek ini juga dijabarkan untuk memberi jawaban dari suatu pertanyaan, Bagaimana paradigm teori tipologi linguistik melihat bahasa sebagai objek dan bagaimana melakukan penelitian pada tipologi linguistik pada bahasa manusia untuk mencapai keuniversalan bahasa?.Jabaran pemetaan masalah ranah ini juga disertai dengan jabaran solusi dan strategi menjawab pemetaan masalah-masalahnya.Pada akhirnya, tulisan ini menyimpulkan suatu rumusan tentang kontribusi kajian tipologi linguistik dalam mendesain riset proses dan produk aspek kebahasaan terutama bahasa-bahasa lokal di Indonesia. Kata kunci: tipologi bahasa, tipologi linguistik, prinsip dan parameter keuniversalan.
Fitur Linguistik Dan Non-Linguistik Penggunaan Bahasa Sms Pada Siswa Smpn 4 Mataram Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Endang Sriningsih
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 1 No. 2 (2015): October 2015
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.249 KB) | DOI: 10.22225/jr.1.2.35.298-308

Abstract

Isu sentral yang dikaji dalam penelitian ini adalah 1) bagaimanakah fitur linguistik dan non-linguistik yang digunakan siswa dalam berbahasa SMS? dan 2) Bagaimanakah implikasi fitur linguistik dan non-linguistik penggunaan bahasa SMS pada siswa kelas VIII 10 SMPN 4 Mataram tahun pelajaran 2014/ 2015 terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah? Data yang dipergunakan untuk menjawab tiga persoalan tersebut diperoleh dari para siswa berupa fitur linguistik dan non-linguistik penggunaan bahasa SMS. Teknik pengumpulan data dengan cara: memotret (Capture atau Screenshot) dari HP mereka, observasi, mencatat kejadian di lapangan, kuesioner, dan wawancara. Seluruh data yang ada diidentifikasi, dikodifikasi, diklasifikasi, dan dianalisis. Data dianalisis berdasarkan bentuk, fungsi, makna, kontak sosial, dan implikasinya terhadap pembelajaran di sekolah. Hasil analisis menunjukkan bahwa fitur bahasa SMS para siswa berupa pesan verbal, yang terdiri dari fonem, morfem, leksikon, frasa, dan kalimat dan pesan non-verbal berupa emoticon (tanda rasa).Kata kunci: fitur, linguistik, dan SMS

Page 2 of 23 | Total Record : 226