cover
Contact Name
PAIR BATAN
Contact Email
pair@batan.go.id
Phone
-
Journal Mail Official
pair@batan.go.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop Radiasi
ISSN : 19070322     EISSN : 25276433     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi terbit dua kali setahun setiap Bulan Juni dan Desember. Penerbit khusus dilakukan bila diperlukan
Arjuna Subject : -
Articles 242 Documents
Dinamika Fosfat Pada Aplikasi Kompos Jerami-Biochar dan Pemupukan Fosfat Pada Tanah Sawah Dr. Ania Citraresmini, MP; Taufiq Bachtiar
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 12, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.012 KB) | DOI: 10.17146/jair.2016.12.2.3547

Abstract

Produktivitas tanah ditentukan oleh karakteristik tanah, yang terdiri dari sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Keterkaitan di antara ketiga sifat tersebut dapat diwakili oleh satu indikator yaitu kandungan karbon dalam tanah.Salah satu dampak dari pemenuhan kebutuhan bahan organik tanah adalah terpenuhinya kebutuhan unsur hara, terutama hara utama yang menjadi pembatas pada pertanaman padi sawah. Dalam hal ini unsur hara P menjadi faktor pembatas, karena seringkali berada dalam jumlah berlimpah namun dalam bentuk yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Percobaan dilakukan dengan tujuan mempelajari dampak aplikasi bahan organik kompos jerami yang diintegrasikan dengan Biochar, terhadap ketersediaan hara P pada tanah sawah. Interaksi kompos jerami+Biochar dengan inokulan BPF dan sumber-sumber P menjadi rancangan perlakuan yang diujikan dalam percobaan. Disain percobaan menerapkan rancangan acak kelompok dengan pola faktorial, menetapkan dosis aplikasi kompos jerami+Biochar sebagai taraf pertama yang terdiri dari 5 taraf level : 0; 1; 2; 3; 4 t ha-1. Faktor kedua adalah sumber P, yang terdiri dari 5 taraf level : tanpa fosfat (p0); 100 kg ha-1 pupuk SP-36 (p1); fosfat alam pada dosis 163 kg ha-1 (p2); inokulan BPF pada dosis 2 kg ha-1 (p3); dan fosfat alam berinokulan BPF (p4). Percobaan dilaksanakan di rumah kaca kebun percobaan PAIR – BATAN, Jakarta, pada bulan Maret 2014. Dinamika P akibat perlakuan yang diujikan, digambarkan dari hasil penelusuran menggunakan radioisotop 32P aktivitas 30 mCi melalui serapan P pada tanaman padi varietas Sidenuk. Hasil percobaan menunjukkan perlakuan yang diberikan menyebabkan perbedaan signifikan pada respons kandungan C-organik tanah, jumlah populasi BPF, cacahan 32P tanaman dan serapan P dari berbagai sumber di dalam tanaman padi.
RADIONUCLIDIC SEPARATION OF RADIOACTIVE INDIUM FOR MEDICAL AND BIOLOGICAL RESEARCH APPLICATIONS FROM TARGET MATRIX BASED ON NUCLEAR REACTION OF NATCd (n,γ) 115Cd ???? 115mIn Sunarhadijoso Soenarjo; Kadarisman Wisnukaton; Sriyono .; Abidin .; Herlina .
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 5, No 2 (2009): Desember 2009
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.671 KB) | DOI: 10.17146/jair.2009.5.2.531

Abstract

Radioisotope 115mIn has been considered to be a very potential radioisotope formedical purposes and biological researches. Its physical properties are comparable to those of the radioisotope 99mTc. Although 115mIn is very potential for application innuclear medicine and biological researches, it is not widely explored for domestic use due to domestic limitations on its production technology. Accordingly, the objective of the present works is to master a production processing technology of 115mIn for medical and biological research applications. As the daughter of 115Cd, 115mIn is produced by neutron activation on cadmium target followed by separation in a radioisotope generator based on nuclear reaction of 114Cd (n,γ) 115Cd → 115mIn. In thisstudy, natural CdO was used as a target while the irradiation was carried out in the G.A. Siwabessy reactor. The separation of radioisotope 115mIn from the irradiated target was carried out by means of solvent extraction and anion exchange columnchromatography. In terms of solvent extraction, the post-irradiated target solution was extracted using two extractants namely 8-hydroxy-quinoline in chloroform and 2-ethylhexyl-phosphate in toluene. The resulting radioindium(III)-organo-complexwas then stripped from the organic phase to release the radioisotope 115mIn. Meanwhile in anion exchange column chromatography, the cadmium fraction in the post-irradiated target solution was conditioned to form anion complex, CdI42-, which was then bound on AG 1X8 (Cl¯, 100 — 200 mesh) resin column. The formed 115mIn, the daughter of 115Cd, in the form of 115mIn3+ was then eluted from the column using 0.05 M HCl. It was found that the radioactive indium obtained from the solventextraction using 8-hydroxyquinoline in chloroform was chemically contaminated by the extractant, while that obtained from the solvent extraction using 2-ethylhexylphosphate in toluene was significantly contaminated by 115Cd. The anion exchangecolumn chromatography was found to be the best method for separation of 115mIn from post-irradiated target solution because this method produced pure 115mIn. This was indicated by the resulting 115mIn fraction that gave a mono-energetic γ-rayspectrum peaking at 336 keV and a half-life of 4.486 hours which were related to 115mIn. The quantitative aspect which was regarded as a radioactivity of the produced 115Cd was found to give a fluctuated result. This result was suspected to be inflicted by irradiation parameters such as inaccuracy in irradiation time, thechanges of reactor power and neutron flux as well as inter-irradiation-position load, which varied from one irradiation to another irradiation.
PELUANG MUTASI INDUKSI PADA UPAYA PEMECAHAN HAMBATAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI Sobrizal .; Moch. Ismachin
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 2, No 1 (2006): Juni 2006
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.274 KB) | DOI: 10.17146/jair.2006.2.1.564

Abstract

Pada World Rice Research Conference yang diselenggarakan di Tsukuba, Jepang, 4-7 November 2004, ramai dibicarakan mengenai upaya peningkatan produksi padi. Umumnya para pemuliasepakat bahwa potensi produksi varietas padi sampai sekarang belum berhasil ditingkatkan secara nyata sejak dilepasnya varietas IR8. Pembentukan varietas baru hanya mampu mempertahankan potensi IR8 dengan memperbaiki umur, dan daya adaptasinya terhadap stres lingkungan. Peningkatan produksi padi bagi para pemulia adalah peningkatan potensi produksi dari suatu varietas. Ada dua pendekatan yangmeskipun sudah cukup lama dilaksanakan, tetapi masih tetap belum mencapai sasaran yang diinginkan. Kedua pendekatan tersebut adalah pembuatan padi hibrida dan pembuatan padi tipe baru (new plant ideotype). Kedua pendekatan ini merupakanpendekatan utama saat ini yang dipandang mampu untuk meningkatkan potensi produksi varietas padi. Ide pembuatan padi hibrida muncul terdorong oleh keberhasilan tanaman hibrida jagung, sorghum, dan bawang merah dalam meningkatkan produksi. Di antara beberapa negara yang melakukan penelitiantentang padi hibrida, ternyata Cina yang lebih dahulu berhasil membuat varietas padi hibrida, dan telah ditanam secara luas sampai sekarang. Keberhasilan Cina tersebut telah memicu negara lain, termasuk Indonesia, untuk membuat padi hibrida. Sampai saat ini, Indonesia sudah melepas 11 varietas padi hibrida. Idepembuatan padi tipe baru muncul dari kajian terhadap koleksi varietas padi yang ada dewasa ini yang mempunyai berbagai sifat yang bila digabungkan idealnya akan menjadi padi tipe baru. Sayang kedua cara pendekatan yang secara teori bisa diujudkan, masih ada hambatan, sehingga sampai sekarang sasaran kegiatannya belum sepenuhnya dapat dicapai. Dalam tulisan ini dibahas seberapa besar peluang mutasi induksi dapat menyumbang pada keberhasilan kedua cara pendekatan tersebut.
Perbaikan Genetik Padi Gogo Beras Merah Sumatera Utara melalui Pemuliaan Mutasi Rahmad Setia Budi; Irfan Suliansyah; Yusniwati Yusniwati; Sobrizal Sobrizal
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 15, No 1 (2019): JUNI 2019
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.507 KB) | DOI: 10.17146/jair.2019.15.1.4723

Abstract

Padi lokal masih banyak ditemukan dan merupakan aset sumber daya genetik dalam penyediaan varietas unggul yang adaptif, sehingga pengembangannya masih terus diupayakan. Salah satu jenis padi gogo lokal di Sumatera Utara yang banyak ditanam masyarakat adalah padi gogo beras merah, selain memiliki keunggulan baik sebagai makanan pokok maupun fungsi kesehatan bagi tubuh. Varietas lokal biasanya beradaptasi baik pada daerah asalnya dengan rasa nasi dan aroma sesuai selera masyarakat setempat. Namun demikian padi lokal memiliki kekurangan seperti umur dalam, batang tinggi sehingga mudah rebah, tidak responsif terhadap pemupukan dan produksi rendah. Penelitian ini dilaksanakan sejak April 2016 sampai Juni 2017 bertujuan untuk memperbaiki genetik padi beras merah lokal Sumatera Utara (Sigambiri merah) khususnya terkait umur tanaman agar lebih genjah dan postur pendek/semi pendek melalui pemuliaan mutasi (mutasi induksi). Untuk mendapatkan dosis optimum, benih padi diiradiasi dengan sinar gamma Co-60 dosis 0, 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, 900, dan 1000 Gy di Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-Badan Tenaga Nuklir Nasional (PAIR - BATAN), Jakarta. Penanaman M1 dan M2 dilaksanakan di BPTP Sumatera Utara. Dari hasil pengamatan persentase tumbuh bibit, tinggi tanaman dan panjang akar pada fase pembibitan, dan persentase kehampaan gabah pada tanaman M1 diperoleh dosis iradiasi 200 - 300 Gy merupakan dosis yang efektif dalam menghasilkan keragaman genetik. Hal ini juga terlihat pada populasi tanaman M2 hasil iradiasi 200 Gy menghasilkan jumlah mutasi klorofil yang tergolong luas dengan 8 macam tipe mutasi dari 8 tipe, yaitu albina, xhanta, viridis, tigrina, spotting leaf, alboviridis, marginata, dan striata. Juga menghasilkan keragaman genetik yang luas pada variabel karakter tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan umur panen. Hasil seleksi yang dilakukan pada populasi M2 diperoleh kandidat mutan genjah sebanyak 69 kandidat dengan frekuensi mutasi sebesar 1,09%. Tanaman genjah dan postur pendek (dwarf)/semi-pendek (semidwarf)  terseleksi tentu akan sangat berguna sebagai bahan tanaman awal dalam perbaikan varietas padi beras merah dalam program pemuliaan tanaman ke depan.
Studi Awal Penentuan Sumber Sedimen DAS Cisadane Hulu dengan Radionuklida Alam Barokah Aliyanta; Nita Suhartini; Bungkus Pratikno
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 11, No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.846 KB) | DOI: 10.17146/jair.2015.11.1.2702

Abstract

Pengembangan perunut untuk penentuan kontribusi sumber sedimendi daerah aliran sungai Cisadane telah dilakukan. Penentuan kontribusi sumber sedimendilakukan dengan pengukuran kandungan radionuklida alam dalam tanah permukaan dandifokuskan pada daerah aliran sungai (DAS) Cisadane Hulu, yang terdiri dari sub DASCisadane Hulu dan sub DAS Cianten. Pengambilan sampel tanah permukaan (0-2 cm)dilakukan secara transek pada sumber sedimen potensial yaitu lahan olah, kebun campurandan lapisan sub soil yang ada di ke dua sub DAS. Sedimen suspensi diambil di pertemuanaliran kedua sub DAS yaitu di Dusun Tamilung. Pengambilan sedimen suspensi hanyadilakukan satu kali dengan sampling selama 10 jam. Analisis kontribusi sedimen dilakukanberdasarkan persamaan multivariate mixing model dan statistik distribusi. Kontribusi sumbersedimen dari sedimen suspensi di Dusun Tamilung adalah 0-5,2 %, 0,7-13,3 %, 0-4,2 %, 1,2-19,4 %, 28,5-55,5 % dan 25,3-45,1% masing-masing berasal dari kebun campuran di sub DASCianten, lahan olah di sub DAS Cianten, Kebun Campuran di sub DAS Cisadane Hulu, lahanolah di sub DAS Cisadane Hulu, Lapisan sub soil di sub DAS Cianten dan lapisan sub soil disub DAS Cisadane Hulu.Kata kunci : sumber sedimen, DAS Cisadane Hulu, proporsi kontribusi
Sintesis Hidrogel Campuran Poli (Vinil Alkohol) (PVA)— Natrium Alginat dengan Kombinasi Beku-Leleh dan Radiasi Gamma untuk Bahan Pembalut Luka Erizal .; Zainal Abidin
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 7, No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.143 KB) | DOI: 10.17146/jair.2011.7.1.490

Abstract

Penelitian ini bertujuan menaikkan sifat mekanik hidrogel campuran poli (vinil alkohol) (PVA) - natrium alginat (NaAlg) untuk aplikasi pembalut luka yang diproses dengan kombinasi beku-leleh dan iradiasi gamma serta dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform Infra Red (FT-IR). Fraksigel, rasio swelling dan persentase penguapan air hidrogel diuji secara gravimetri, perpanjangan putus hidrogel diuji dengan Instron meter. Spektra FT-IR secara jelas menunjukkan terjadinya ikatan silang antara PVA dengan NaAlg melalui ikatan hidrogen. Kombinasi proses beku-leleh dan iradiasi dapat meningkatkan fraksi gel dan perpanjangan putus hidrogel secara signifikan dibandingkan hanya proses beku-leleh. Hidrogel PVA-NaAlg hasil kombinasi beku-leleh dan iradiasi selayaknya dapat dimanfaatkan untuk pembalut luka.
Potensi Pemuliaan Mutasi untuk Perbaikan Varietas Padi Lokal Indonesia Dr. Sobrizal
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 12, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.893 KB) | DOI: 10.17146/jair.2016.12.1.3198

Abstract

Potensi Pemuliaan Mutasi untuk Perbaikan Varietas Padi Lokal Indonesia. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman sereal penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi manusia. Padi terbagi kedalam dua sub-spesies yaitu Indika dan Japonika. Sub-spesies Japonika terdiri dari Temprate dan Tropical Japonika (disebut dengan Javanika). Sebagian besar Javanika berasal dari Indonesia yaitu sebagai varietas lokal dengan jumlah lebih dari 8000 varietas. Tulisan ini bertujuan untuk membahas potensi pemuliaan mutasi, keberhasilan dan kegiatan yang sedang berjalan untuk perbaikan genetik varietas padi lokal Indonesia. Secara alami varietas lokal telah teruji ketahanannya terhadap berbagai cekaman biotik dan abiotik sehingga merupakan kumpulan sumberdaya genetik yang sangat bermanfaat. Varietas lokal biasanya beradaptasi baik pada daerah asalnya dengan rasa nasi dan aroma sesuai selera masyarakat setempat. Namun demikian padi lokal memiliki kekurangan seperti umur dalam, batang tinggi sehingga mudah rebah, tidak responsif terhadap pemupukan dan produksi rendah. Pengadaan benih biasanya dilakukan dengan menyisihkan dari hasil panen petani sendiri sehingga mutu benih, terutama tingkat kemurniannya sangat rendah. Perbaikan mutu benih diupayakan melalui pemurnian dan pelepasan varietas. Bahkan beberapa varietas diperbaiki terlebih dahulu melalui pemuliaan mutasi radiasi sebelum dilepas, seperti varietas Pandan Putri yang lebih genjah dibandingkan varietas asalnya Pandan Wangi dari Kabupaten Cianjur. Keberhasilan memperbaiki varietas Pandan Wangi telah memicu Pemerintah Daerah lainnya untuk ikut memperbaiki sifat-sifat agronomis padi lokal mereka melalui teknologi nuklir, karena diyakini pemuliaan mutasi radiasi mampu memperbaiki kelemahan varietas padi lokal tanpa merubah sifat lain yang disukai.
A SINGLE RECESSIVE MUTATED GENE (sd237-1) CONTROLING SEMI-DWARF PLANT STATURE OF RICE Sobrizal .
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 5, No 1 (2009): Juni 2009
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.787 KB) | DOI: 10.17146/jair.2009.5.1.522

Abstract

Dwarfism is a valuable trait in crop breeding, because it increases lodging resistance and decreases damages due to wind and rain. During the course of this study, a semi-dwarf mutant was successfully induced through 200 Gy gamma ray irradiated KI 237 seeds. KI 237 is a pure line with high yield potency, developed through an Indica-Japonica cross of IR36 / Koshihikari. The selected semi-dwarf plant reached 60 — 62 % of plant height oforiginal plant KI 237 at the mature stage. The length of internodes, panicle, and seed were also compared between these two plants. The retardation of the 1st (uppermost) internodes was 24 %, moreover, the retardation of panicle and seed length were only 10 % and 2 %, respectively. The elongation pattern of the internodes in this mutant was almost the same as sd1 (Dee-geo-woo-gen), the original parent of the first release modern rice variety, but their performances were different. Based on the segregation analysis in M2 and M3 generation it was concluded that this mutant was controlled by a single recessive mutated gene. This gene was designated as sd237-1. This mutantshould be useful as a genetic resource for the improvement of KI237 line through back-cross breeding as well as be developed further in breeding program directly to be a new high yielding mutant variety.
TEKNOLOGI ISOTOP ALAM UNTUK MANAJEMEN EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI AIR TANAH Zainal Abidin; Hudi Hastowo
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 3, No 2 (2007): Desember 2007
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.29 KB) | DOI: 10.17146/jair.2007.3.2.555

Abstract

Indonesia secara iklim dan kondisi hidrogeologi mempunyai banyak kantong akifer yang merupakan sumber air tanah. Pada berbagai daerah banyak muncul mata air mulai debit skala kecil hingga besar yang menandai adanya potensi air tanah. Air tanah merupakan cadangan air yang potensial untuk digunakan semaksimal mungkin bagi berbagai keperluan seperti air minum, industri dan pariwisata. Kota besar seperti Jakarta, Bandung dan lainnya sebagian besar mengandalkan air tanah untuk keperluan industri dan hotel. Eksploitasi pemanfaatan air tanah untuk hal tersebut perlu dikontrol dan dilakukan sistem manajemen monitoring. Penelitian eksplorasi secara geofisik dan hidrogeologi yang menunjukan besarnya cadangan air tanah belum cukup untuk dapat digunakan sebagai justifikasi untuk eksploitasi, masih perlu parameter lain yaitu tentang asal-usul dan umur air tanah. Kedua faktor tersebut merupakan bagian pertimbangan dari sistem konservasi dan kesetimbangan air. Teknologi alternatif yang sangat cepat untuk menentukan kedua parameter tersebut adalah tenik isotop alam 18O, 2H dan 14C yang telah dikembangkan lebih dari tiga dekade dan digunakan di banyak negara diberbagai belahan dunia. Teknik isotop 18O dan 2H digunakan sebagai sidik jari untuk menentukan asal usul air (origin) sedangkan isotop 14C digunakan untuk menentukan umur air tanah. Isotop 18O dan 2H merupakan isotop stabil dalam bentuk senyawa air dan ikut dalam siklus hidrologi. Konsentrasinya yang sangat spesifik dalam air hujan pada berbagai elevasi digunakan sebagai sidik jari untuk menentukan daerah imbuh air tanah dan asal usulnya. Isotop 14C merupakan isotop alam bersifat radioaktif dengan waktu paruh 5730 tahun ikut dalam siklus hidrologi dan masuk ke dalam sistem air tanah melalui senyawa gas CO2 terlarut. Isotop 14C dapat menentukan umur air tanah dan mengindikasikan potensi/jumlah air tanah. Studi eksplorasi dan monitoring eksploitasi air tanah terpadu secara geohidrologi, geofisik dan isotop merupakan solusi untuk manajemen pengelolaan air tanah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Berbagai contoh studi terpadu tersebut telah dilakukan pada berbagai sumber air tanah seperti Jakarta, Bontang dll dan memberikan sumbangan yang berarti untuk sistem manajemen pengelolaan terpadu sistem akifer.
Perunutan Serapan Fosfor (P) Tanaman Sorgum Berasal dari 2 Jenis Pupuk yang Berbeda Menggunakan Teknik Isotop (32P) Anggi Nico Flatian; Sudono Slamet; Ania Citraresmini
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 14, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.54 KB) | DOI: 10.17146/jair.2018.14.2.4529

Abstract

Seberapa besar tanaman menyerap hara fosfor (P) yang berasal dari pupuk dapat diketahui dengan teknik perunutan menggunakan isotop 32P. Informasi ini memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai mekanisme penyerapan P oleh tanaman, sehingga dapat bermanfaat untuk menentukan pengelolaan pemupukan yang tepat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya serapan P tanaman sorgum berasal dari dua jenis pupuk P yang berbeda. Serapan P dirunut menggunakan isotop 32P metode tidak langsung. Pupuk P yang diuji pada penelitian ini yaitu pupuk P kimia sintetis (SP-36) dan pupuk P alami berasal dari fosfat alam yang ditingkatkan kelarutannya menggunakan pendekatan biologis (Eco-Fos). Percobaan pot dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah pemupukan SP-36 dengan dosis 20 ppm P (P 25%), 40 ppm P (P 50%), 60 ppm P (P 75%) dan 80 ppm P (P 100%) serta pemupukan Eco-Fos dengan dosis 80 ppm P. Perlakuan tanpa pemupukan P dijadikan sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar P yang diserap tanaman sorgum umur 46 hari setelah tanam (HST) berasal dari tanah. Pada perlakuan SP-36, sebanyak 5.7%-45.7% serapan P berasal dari pupuk dan 54.3%-94.3% lainnya berasal dari tanah. Serapan P dari perlakuan pupuk Eco-Fos adalah 24.7% dan 75.3% lainnya berasal dari tanah. Perlakuan SP-36 dosis tertinggi (80 ppm P) menyumbang P terbesar bagi tanaman, secara statistik berbeda nyata dengan perlakuan lainnya kecuali perlakuan SP-36 dosis 60 ppm P. Sumbangan P dari SP-36 dan Eco-Fos tersebut secara statistik tidak mampu meningkatkan berat kering tanaman sorgum.

Page 2 of 25 | Total Record : 242