cover
Contact Name
PAIR BATAN
Contact Email
pair@batan.go.id
Phone
-
Journal Mail Official
pair@batan.go.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop Radiasi
ISSN : 19070322     EISSN : 25276433     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi terbit dua kali setahun setiap Bulan Juni dan Desember. Penerbit khusus dilakukan bila diperlukan
Arjuna Subject : -
Articles 242 Documents
Penguraian Zat Warna Cibacron Orange Menggunakan Mesin Berkas Elektron Agustin Sumartono
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 7, No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.708 KB) | DOI: 10.17146/jair.2011.7.2.81

Abstract

Penguraian Zat Warna Cibacron Orange Menggunakan Mesin Berkas Elektron. Zat warna Cibacron Orange merupakan zat warna reaktif yang banyak digunakanuntuk mewarnai serat selulosa pada industri tekstil. Zat warna tersebut mempunyaisifat larut dalam air dan tahan terhadap biodegradasi aerob, sehingga agak sulitdiuraikan dengan cara-cara konvensional. Oleh karena itu, sebelum dibuang ke lingkungan, harus diuraikan menjadi senyawa yang tidak mengotori lingkungan. Mesin berkas elektron adalah mesin yang dapat menghasilkan arus elektron yang dipercepat sehingga diperoleh elektron berenergi yang dapat menguraikan bahan organik. Penguraian zat warna Cibacron Orange menggunakan mesin berkas elektron telah dilakukan dengan dosis 15, 20 dan 25 kGy dan dua variasi konsentrasi (i) konsentrasi rendah 2, 4, 6, dan 8 ppm dan (ii) konsentrasi tinggi 60, 80 dan 100 ppm dan dua variasi volume yaitu 100 ml dan 150 ml. Parameter yang diamati antara lain perubahan intensitas spektrum, perubahan pH dan hasil penguraian zat warna. Pada konsentrasi rendah (2, 4, 6 dan 8 ppm) zat warna telah berubah menjadi tidak berwarna. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa zat warna Cibacron Orange dapat diuraikan dengan mesin berkas elektron. Persentase penguraian tergantung pada konsentrasi dan ketipisan larutan yang diiradiasi.
Dinamika Hasil Fermentasi Rumen Pada Konsentrat yang Mengandung Suplemen Pakan Baru (SPB) Suharyono Suharyono; Shintia NW Hardani; Teguh Wahyono
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 11, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.202 KB) | DOI: 10.17146/jair.2015.11.2.2789

Abstract

Isotop 32P digunakan untuk mengukur pembentukan protein mikroba dalam cairan rumen serta untuk mendapatkan formula suplemen pakan baru (SPB). Suplemen ini merupakan generasi baru untuk pakan ternak ruminansia yang dihasilkan oleh BATAN. Suplemen ini diaplikasikan untuk melengkapi fungsi konsentrat komersial sebagai pakan ruminansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk menguji SPB dan limbah kelapa sawit sebagai suplemen dan bahan pakan ruminansia serta mengetahui dinamika hasil fermentasi rumen konsentrat yang mengandung SPB. Kegiatan penelitian dibagi menjadi dua yaitu pengukuran pembentukan protein mikroba dalam cairan rumen dengan isotop 32P dan pengukuran dinamika hasil fermentasi yang diinkubasi di dalam RUSITEC. Studi pertama menggunakan lima macam perlakuan yaitu : pelepah (P), tandan (TKS), kernel cangkang kelapa sawit (KC), P+TKS+KC dan SPB. Peubah yang diamati adalah pembentukan protein mikroba (mg/jam/l). Perlakuan pakan pada studi kedua yaitu pakan kontrol (K) (konsentrat komersial); KS 30 (konsentrat komersial 70% + SPB 30%) dan KS 40 (konsentrat komersial 60% + SPB 40%). Peubah yang diamati adalah hasil fermentasi rumen (24 jam inkubasi) berupa pH, konsentrasi amonia (N-NH3) (mg%), volatile fatty acid (VFA) total (mM), populasi protozoa (sel/ml), produksi gas total (ml) dan produksi gas metan (CH4) (ml). Dinamika fermentasi rumen direpresentasikan secara deskriptif pada enam hari inkubasi. Rata-rata peubah dianalisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 12 ulangan (enam hari inkubasi x dua ulangan) dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil pembentukan protein mikroba perlakuan P, TKS,  KC, P+TKS+KC dan SPB berturut-turut: 11,90; 0,67; 1,87; 42.55 dan 67,60 mg/jam/l. Hasil uji RUSITEC adalah nilai pH ketiga perlakuan berkisar normal antara 6,4-7,15. Dinamika konsentrasi NH3 dan produksi VFA total konsentrat komersial selalu lebih rendah dibandingkan KS 30 dan KS 40. Perlakuan KS 40 menghasilkan produksi VFA total sebesar 56,7% lebih tinggi dibanding konsentrat komersial. Penambahan SPB sebesar 40% pada konsentrat komersial dapat menstabilkan pH efluen RUSITEC. konsentrasi NH3, produksi VFA total dan produksi gas total cenderung tinggi tanpa meningkatkan produksi gas CH4 sebagai representasi dari efisiensi pakan ruminansia. Kata kunci: Fermentasi rumen, konsentrat komersial, limbah kelapa sawit, RUSITEC
PEMANFAATAN IRADIASI UNTUK MEMPERPANJANG DAYA SIMPAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) KERING Idrus Kadir
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 6, No 1 (2010): Juni 2010
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.909 KB) | DOI: 10.17146/jair.2010.6.1.513

Abstract

Iradiasimerupakan salah satu teknologi alternatif untuk memperpanjang daya simpan bahanpangan. Jamur tiram putih merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable)sehingga memiliki daya simpan rendah. Pengaruh iradiasi gamma dengan dosis 5kGy pada kualitas higienis jamur tiram putih kering selama penyimpanan telah diteliti. Jamur tiram putih segar dibersihkan, disortir dan dicuci, lalu ditiriskan. Selanjutnya jamur dibagi dua, sebagian dikeringkan dengan matahari pada jam 9.00-16.00 dan sebagian lainnya dikeringkan dengan oven listrik pada suhu 55OC. Jamur tiram putih kering kemudian dikemas di dalam kantong Polypropilene (PP) (divakum) lalu diiradiasi pada dosis 5 kGy dan tanpa iradiasi sebagai kontrol. Selanjutnya jamur disimpan pada suhu ruangan berpendingin pada suhu 18-20oC dengan kelembaban (RH) 65-70%. Pengamatan dilakukan secara berkala setelah penyimpanan 0, 1, 2, dan 3 bulan. Parameter pengujian meliputi angka bakteri, angka kapang dan khamir, kadar air, pH, Aw, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, kadar karoten serta pengujian secara subyektif terhadap sifat organoleptik bahan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa iradiasi 5 kGy dapat menekan secara nyata pertumbuhan mikroba jamur baik bakteri maupun khamir 2 log cycle dengan tidak mengubah sifat-fisiko dan kualitas organoleptiknya sampaipenyimpanan 3 bulan, sedangkan kontrol (0 kGy) hanya bertahan sampai 2 bulan
Evaluation on The Supplementation of Fermented Garlic Extract in Protecting Human Lymphocytes In Vitro From The Negative Impact of Gamma-Rays Mukh Syaifudin; Nila Dariska Adha; Sofiati Purnami; Sasmito Wulyoadi; Edy Marwanto; Suyanto Suyanto; Ahmad Marasabessy; Gany Herianto; Devita Tetriana
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 13, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.386 KB) | DOI: 10.17146/jair.2017.13.2.3911

Abstract

Garlic (Allium sativum) contains a wide range of phytocompounds that produce various responses in human body. However the knowledge on the potential of fermented form of garlic in protecting negative impacts of radiation is very limited. In this research in vitro efficacy of fermented garlic in protecting negative impact of gamma ray was studied using cytogenetic test. A set of culture of human lymphocytes was irradiated with 60Co gamma rays at dose of 2 Gy (dose rate of 2 Gy/min) and fermented garlic extract at four working concentrations of 0, 125, 250 and 500 mg/mL were added to these cells and then were incubated at 37oC for 48 hrs. Colcemid was added at 3 hr before harvest to collect metaphase cells and it was done by standard methodology for cytogenetic analysis. The fermented garlic extract significantly (p<0.05) did not exhibited antigenotoxic effect of gamma rays and its effectiveness was same as in control (without extract treatment) group. In contrary all concentration of chemicals (125, 250 and 500 mg/mL) were seemingly tend to induce higher number of dicentric and fragment chromosomes than control under microscopic observation. Mitotic index of the cell that was determined with programmed metaphase finder also did not influenced by garlic addition. It was concluded that aqueous garlic extract did not possesses its efficacy in protecting impact of ionizing radiation.
GAMMA RADIATION PROCESSING ON TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) AND OTHER ZINGIBERACEAE Rahayuningsih Chosdu
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 4, No 2 (2008): Desember 2008
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.672 KB) | DOI: 10.17146/jair.2008.4.2.546

Abstract

Indonesia, as tropical country has high ambient temperature and humidity which make raw materials and herbal medicines vulnerable to damage. Gamma irradiation processing offers a widerange of application to reduce post harvest losses of medicinal plants and it can also be used to improve the hygienic of raw materials as well as herbal medicine products. The research activities on radiation processing of zingiberaceae in Indonesia in 1980s were intended for: sprouting inhibition of fresh rhizome,microbiological reduction and elimination of pathogenic microbes in raw materials and herbal medicines. The samples used in this experiments were temu-lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb), temu-hitam (Curcuma aeruginosa), turmeric (Curcuma domestica) and galanga (Kaemferia galanga). Physico-chemicals characteristics of samples were studied to support the application of radiation processing as a preservation technique of medicinal plants as raw material or its products. The results indicated that gamma irradiation at dose of 10 kGy was sufficient to reducemicrobes by 2 — 4 log cycles which contaminated the dried rhizome. Sprouting of fresh rhizome of 4 samples in the study could be retarded at dose range of 0.06-0.08 kGy. The effect of gamma irradiation at the maximum dose of 0.25 kGy (sproutinginhibition dose) and maximum dose of 10 kGy (pasteurization dose) on physicochemicalcharacteristics of four samples were studied and reported in this paper.
Preparasi dan Karakterisasi Kitosan-Karboksi Metil Selulosa Iradiasi untuk Scaffold basril abbas; Yessy Warastuti
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 14, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.175 KB) | DOI: 10.17146/jair.2018.14.1.3537

Abstract

Scaffold umumnya digunakan sebagai matrik pelepasan obat, penelitian perilaku sel dan material dalam bidang rekayasa jaringan. Scaffold berdimensi tiga (3D) biasanya berupa material berpori, biokompatibel, biodegradable dan berfungsi untuk memberikan lingkungan mikro yang cocok, yaitu dukungan mekanik, fisik, dan rangsangan biokimia untuk pertumbuhan sel optimal. Pada penelitian ini scaffold dibuat dari kitosan dan karboksimetil selulosa (KMS) dengan teknik liofilisasi. Selanjutnya, scaffold diiradiasi dengan sinar gamma dan dikarakterisasi dengan Fourier-Transform- Infrared, Scanning Electron Microscope (SEM), serapan air dan porositas. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa  pada spektrum FTIR  diperoleh kedua bahan tersebut tanpa terjadi reaksi, ukuran pori berkisar 130-467 µm, serapan air 803-1722%, dan porositas berkisar 70-74%. Iradiasi mempengaruhi ukuran pori, porositas, dan serapan air. Berdasarkan besaran porinya, komposit ini layak menjadi scaffold.
Studi Intervensi Pangan Olahan Siap Saji Steril Iradiasi pada Residen Rehabilitasi Narkoba. Bona Simanungkalit; Zubaidah Irawati; Carmen M. M. Siagian; Lucy Widasari
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 9, No 1 (2013): Juni 2013
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.913 KB) | DOI: 10.17146/jair.2013.9.1.1200

Abstract

Penurunan daya imun tubuh dapat terjadi akibat malnutrisi kurangnya unsur makro dan mikro nutrien yang berfungsi sebagai faktor primer dalam meregulasi respon imun seseorang. Fenomena tersebut banyak dijumpai pada pasien immunocompromised seperti penderita HIV yang dikenal sebagai Nutritionally Acquired Immune Deficiency Syndromes (NAIDS). Salah satu upaya untuk memperbaiki status gizi pada pasienimmunocompromised adalah memberikan makanan bermutu tinggi yang dapat meningkatkan status imun, sehingga menurunkan angka morbiditas dan mortalitasnya. Jenis pangan olahan siap saji yang steril, aman dan bermutu tinggi dengan komposisi nutrisi lengkap dan citarasayang cukup baik, merupakan produk pangan yang dapat diberikan. Proses sterilisasi dengan menggunakan teknologi radiasi pengion pada bahan pangan merupakan salah satu sarana untuk mengeliminasi bakteri patogen sekaligus mengawetkannya tanpa merusak kecukupan gizi yang terkandung di dalamnya. Lauk bermutu tinggi berbasis protein dan lemak yang berasal dari ikan, daging sapi dan daging ayam yang di i radia s i dengan dosis 45 kGy dalam bentuk pepes ikan mas, pepes ikan teri, semur daging sapi, rendang daging sapi, dan berbagai ayam olahan seperti bumbu kuning, bakar dan manis diberikan selama 21 hari kepada residen UPT Terapi dan Rehabilitasi (UPT T & R) Badan Narkotika Nasional (BNN). Kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini meliputi seleksi responden yang terdiri dari evaluasi kesediaan untuk berpartisipasi, kriteria inklusi, dan uji darah responden di laboratorium yang dilakukan sebelum dan sesudah mengkonsumsi pangan olahan siap saji steril tersebut. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa berbagai jenis pangan olahan siap saji dalam kemasan laminasi yang di vakum kemudian diiradiasi dengan dosis 45 kGy pada suhu rendah dapat meningkatkan status gizi dan status imunitas residen terseleksi sebagai penderitaimmuno compromised.
Pengaruh Iradiasi Gamma Pada Toksisitas Akut Oral Ekstrak Etanol Jahe Merah (Zingiber officinale) Ermin Katrin; Winarti Andayani; Susanto Susanto; Hendig Winarno
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 10, No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1386.608 KB) | DOI: 10.17146/jair.2014.10.1.2733

Abstract

Jahe merah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Evaluasi sifat toksik jahe merah sangat penting untuk mengetahui dampak negatif (yang membahayakan) terhadap kesehatan pasien. Oleh karena itu, sebelum dikonsumsi oleh manusia, perlu dilakukan penelitian toksisitas akut oral jahe merah pada mencit. Rimpang tipis jahe merah dalam kemasan plastik poli etilen diiradiasi dengan sinar gamma pada dosis 10 kGy dengan laju dosis 10 kGy/jam. Ekstrak etanol dari jahe merah yang tidak diiradiasi maupun yang diiradiasi lalu diuji toksisitas akut oral menggunakan metode OECD Guideline test. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sepanjang 14 hari perlakuan terdapat perubahan pola perilaku, gejala klinis dan berat badan mencit kontrol dan perlakuan kelompok. Pemeriksaan histopatologi sampai dosis kurang dari 1250 mg/kg berat badan (bb) menunjukkan normal dan tidak ada efek samping yang signifikan diamati pada ginjal, jantung, hati, paru-paru dan limpa. Kerusakan vena central dan berkurangnya jumlah sel hepatosit pada mencit jantan terjadi pada kelompok dosis uji > 2000 mg/kg bb, sedangkan pada mencit betina terjadi pada kelompok uji dosis > 1250 mg/kg bb. Berdasarkan histologi ginjal mencit jantan dan betina pada dosis > 1250 mg/kg bb terjadi kerusakan pada kapsul bowman, glomerulus, pembuluh proksimal dan pembuluh distal. LD50 ekstrak etanol jahe merah yang tidak diiradiasi adalah 1887 mg/kg bb dan yang diiradiasi 10 kGy adalah 2639 mg/kg bb mencit dan dapat dikategorikan toksik sedang. Pemberian oral ekstrak etanol jahe merah dosis 1250 mg/kb bb pada mencit menunjukkan efek pada organ mencit. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pemberian oral ekstrak etanol jahe merah yang tidak diradiasi (0 kGy) maupun yang diiradiasi 10 kGy dapat dinyatakan aman pada pemberian dosis kurang dari 1250 mg/kg bb. Kata kunci: iradiasi gamma, toksisitas akut oral, jahe merah (Zingiber officinale)
Galur Mutan Harapan Kedelai Super Genjah Q-298 dan 4-Psj Arwin .; Harry Is Mulyana; Tarmizi .; Masrizal .; Khavid Faozi; Mukhlis Adie
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 8, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.348 KB) | DOI: 10.17146/jair.2012.8.2.504

Abstract

Salah satu upaya peningkatan produksi kedelai (Glycine max L. Merr.) di dalam negeri adalah penyediaan varietas unggul yang berumur super genjah (< 70 hari) dan produksi tinggi sehingga waktu tanam dapat lebih dipersingkat dan juga bisa mengisi pola tanam “padi-padi-kedelai”. Metode untuk meningkatkan variasi genetik dan mendapatkan varietas unggul diantaranya adalahdengan menggunakan teknik mutasi radiasi. Sebagai materi induk digunakan varietas Tidar yang diiradiasi dengan sinar γ yang bersumber dari 60Co dengan dosis 200 Gy. Setelah ituditanam dilapangan dan dilakukan seleksi mutan genjah mulai generasi M2. Galur terpilih dimurnikan sampai generasi M7 atau sampai tanaman homogen, galur terpilih dilanjutkan dengan uji daya hasil pendahuluan dan uji daya hasil lanjutan. Berdasarkan data uji daya hasil pendahuluan dan uji daya hasil lanjutan dipilih 5 galur terbaik yang selanjutnya masuk pada uji multilokasi bersama 5 galur dari UNSOED dan 4 varietas kontrol (Tidar, Argomulyo, Grobogan dan Burangrang). Dari analisis data uji multilokasi, 2 galur dari 14 genotipe yang diuji, menunjukkan perbedaan yang nyata pada produktivitas. Galur Q-298 dan 4-Psj memiliki umur super genjah yaitu 66 dan 68 hari, produktivitas tinggi (rata-rata 2,41 ton/ha dan 2,42 ton/ha). Galur mutan Q-298 dan galur mutan 4-Psj mempunyai indeks stabilitas masing 0,84dan 0,79 yang berarti kedua galur tersebut stabil ditanam untuk semua lokasi pengujian. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka galur mutan Q-298 dan 4-Psj diusulkan untuk dilepas sebagai varietas unggul kedelai baru dengan nama Gamasugen 1 dan Gamasugen 2.
Pengaruh penambahan Aspergillus niger Iradiasi Sinar Gamma Dosis Rendah pada Jerami Padi Fermentasi dan Evaluasi Kualitasnya sebagai Pakan Ternak Ruminansia Secara In Vitro Crhisterra E. Kusumaningrum; Arthalia Poetri Yunisa; Nana Mulyana; Suharyono Suharyono
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 13, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.288 KB) | DOI: 10.17146/jair.2017.13.1.3581

Abstract

Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian Aspergillus niger iradiasi sinar gamma dosis rendah pada jerami padi fermentasi dan potensinya sebagai pakan ternak ruminansia secara in vitro. Proses fermentasi dilakukan dengan teknik Solid State Fermentation (SSF) menggunakan A. niger yang diiradiasi sinar gamma dosis rendah untuk meningkatkan kemampuan memecah ikatan selulosa. Orientasi dosis iradiasi sinar gamma sebesar 0, 125, 250, 375, 500, 625 dan 750 Gy dilakukan pada A. niger untuk mengetahui kondisi yang optimum dalam menghasilkan aktivitas enzim selulase. A. niger iradiasi sinar gamma pada dosis yang optimum digunakan untuk pembuatan jerami padi fermentasi dan dilakukan evaluasi kemampuan jerami padi fermentasi sebagai pakan ternak ruminansia secara in vitro. Perlakuan jerami padi fermentasi yaitu P0. Jerami Padi, P1. Jerami padi fermentasi A. niger 0 Gy dan P2. Jerami padi fermentasi A. niger 500 Gy. Hasil menunjukkan bahwa dosis optimum iradiasi sinar gamma pada A. niger dalam menghasilkan enzim selulase (3,24 U/ml) adalah 500 Gy. Pada jerami padi fermentasi A. niger 500 Gy menunjukkan aktivitas enzim selulase tertinggi yaitu sebesar 48,5384 U/g bahan kering (BK) dan kadar glukosa sebesar 247,33 mg/g BK pada hari ke-14. Proses fermentasi dengan A. niger iradiasi sinar gamma (500 Gy) mampu meningkatkan kandungan proein kasar, acid detergent fiber (ADF), neutral detergent fiber (NDF) dan bahan kering, namun menurunkan kandungan lemak kasar dan bahan organik (BO). Hasil fermentasi dalam cairan rumen dari jerami padi fermentasi dengan dengan A. niger iradiasi sinar gamma (500 Gy) menunjukkan nilai pH sebesar 7,01; konsentrasi ammonia dan volatile fatty acid (VFA) masing-masing sebesar 3,92% dan 4,73 mmol/100.

Page 3 of 25 | Total Record : 242