cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jstni_batan@batan.go.id
Editorial Address
PSTNT BATAN Bandung Jalan Tamansari 71
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology)
Focus of Publication in Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology : Result of experiment in the field of nuclear science and technology and its applications in various fields. Acceptable topics include: Radioisotope, Radiopharmacy, Nuclear Medicine, Nuclear Radiation and its Measurement, Nuclear Physics and Reactors, Nuclear Instrumentation and Radioactive Waste including its applications in the fields of health, biology, industry, agriculture, metallurgy and environment
Articles 280 Documents
PENGARUH RADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KEMAMPUAN DEGRADASI LIGNIN PHANEROCHAETE CHRYSOSPORIUM DAN GANODERMA LUCIDUM Tri Retno D.L.; Nana Mulyana; Nurhasni Nurhasni; Uswatun Hasanah
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 17, No 1 (2016): Februari 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.525 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2016.17.1.2400

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas enzim ektraseluler fungi lignoselulotik yakni Phanerochaete chrysosporium dan Ganoderma lucidum dalam mendegradasi limbah lignoselulosa.  Lignoselulosa sulit didegradasi karena terdiri dari lignin, selulosa dan hemiselulosa. Phanerochaete chrysosporium dan Ganoderma lucidum dari kelompok White Rot Fungi dapat mendegradasi lignin karena mampu mensintesa  enzim  lignin peroksidase (LiP). Iradisi sinar gamma dosis rendah mampu menstimulasi peningkatan aktivitas enzim ekstraselular. Fungi Phanerochaete chrysosporium dan Ganoderma lucidum dalam medium slent dipapar dengan iradiasi gamma pada dosis 0 (kontrol), 200, 400, 600, 800 dan 1000 Gy. Di dalam medium cair mengandung Potatoes Dextrose Broth (PDB), garam mineral dengan substrat Lignin Alkali 0 dan 5%b/v, fungi  Phanerochaete  chrysosporium yang dipapar sinar gamma dosis 600 Gy memiliki aktivitas LiP  (30U/mL) sebesar 2,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (12 U/mL). Sedangkan Ganoderma lucidum  yang dipapari radiasi gamma dengan dosis 800 Gy memiliki aktivitas LiP (34U/mL) sebesar 1,7 kali lebih tinggi dibandingkan  kontrol (20 U/mL). Fermentasi padat substrat serbuk kayu jati putih (Gmelina arborea Roxb.) selama 12 hari dengan pH 6,4; dan kadar air 79%  oleh fungi Phanerochaete chrysosporium  yang diradiasi sinar gamma dosis 600 Gy memiliki efisiensi degradasi lignin sebesar 42%, sedangkan  pada fungi Ganoderma lucidum yang diradiasi sinar gamma dosis 800 Gy  memiliki efisiensi degradasi lignin sebesar 21% dengan kondisi optimal pH 7,6 dan kadar air 71,3%. INFLUENCE OF GAMMA RAYS RADIATION ON LIGNIN DEGRADATION POTENCY OF PHANEROCHAETE CHRYSOSPORIUM AND GANODERMA LUCIDUM. This research aims to increase the activity of extracellular enzymes lignolitik fungi Phanerochaete chrysosporium and Ganoderma lucidum to degrade lignocellulosic waste. Lignocellulosic difficult to degrade because it is composed of lignin, cellulose and hemicellulose. Phanerochaete chrysosporium and Ganoderma lucidum group White rot fungi can degrade lignin because it is able to synthesize enzymes lignin peroxidase (LiP). Iradisi low dose gamma rays capable menstimulsi increase extracellular enzyme activity. Fungi Phanerochaete chrysosporium and Ganoderma lucidum in medium slent exposed to gamma irradiation at doses of 0 (control), 200, 400, 600, 800 and 1000 Gy. In a liquid medium containing Potatoes Dextrose Broth (PDB), mineral salts with the substrate Lignin Alkali 0 and 5% w / v, fungi Phanerochaete chrysosporium were exposed to a dose of 600 Gy of gamma rays have LiP activity (30U / mL) by 2.5 times higher compared with controls (12 U / mL). While Ganoderma lucidum that are exposed to gamma radiation at a dose of 800 Gy has LiP activity (34U / mL) was 1.7 times higher than the control (20 U / mL). On a solid substrate fermentation of  white teak powder  (Gmelina arborea Roxb.) For 12 days at pH 6.4 and  water content of 79% by fungi Phanerochaete chrysosporium were exposed to gamma ray dose of 600 Gy has an efficiency of lignin degradation by 42%, whereas on fungi Ganoderma lucidum that are exposed gamma ray dose of 800 Gy has an efficiency of lignin degradation by 21% with optimal conditions of pH 7. And ; water content of 71.3%.
ANALISIS DIFRAKSI SINAR-X DAN KARAKTERISASI ZnxFe(3-x)O4SEBAGAI PENYERAP GELOMBANG MIKRO OLEH PADA PERALATAN TELEKOMUNIKASI Yunasfi Yunasfi; Siti Nurfadilah; Mashadi Mashadi; Wisnu Ari Adi
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 19, No 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.388 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2018.19.2.3955

Abstract

ANALISIS DIFRAKSI SINAR-X DAN KARAKTERISASI ZnxFe(3-x)O4SEBAGAI PENYERAP GELOMBANG MIKRO OLEH PADA PERALATAN TELEKOMUNIKASI. Telah dilakukan analisis dan karakterisasi ZnxFe(3-x)O4 sebagai penyerap gelombang mikro pada peralatan telekomunikasi.. Sistem ZnxFe(3-x)O4 (dengan x = 0,50; 0,75; 1,0 dan 1,25) disintesis dengan mencampurkan serbuk Zn(NO3)2 dan Fe(NO3)3 sesuai dengan perbandingan molnya dengan metode sol-gel dan kemudian disintering pada suhu 1000 ºC selama 5 jam. Hasil refinement dari pola difraksi sinar-X menunjukkan bahwa sampel dengan nilai x<1 membentuk fasa ZnFe2O4 dan Fe2O3, untuk nilai x=1,0 membentuk fasa tunggal dari ZnFe2O4, sedangkan untuk nilai x>0 membentuk fasa ZnFe2O4 dan ZnO. Fasa ZnFe2O4 memiliki struktur spinel kubik (space group F d -3 m), parameter kisi  a = b = c = 8.428 Å, a = b = g = 90º. Fasa Fe2O3 memiliki struktur trigonal (space group R-3c),  parameter kisi  a = b = 5,03 Å dan c= 13,7 Å, a = b = 90º dan g=120º.  Fasa ZnO memiliki struktur kristal heksagonal (space group P 63 mc), parameter kisi a = b = 3,246 Å dan c = 5.198 Å, a = b = 90º dan g=120 º. Hasil pengukuran serapan gelombang mikro menunjukkan bahwa sistem ZnxFe(2-x)O4 dengan nilai x = 1,0 (ZnFe2O4) memiliki serapan gelombang mikro paling tinggi, yaitu ~ 91 %. Dengan demikian, ZnFe2O4 dapat diaplikasikan sebagai bahan penyerap gelombang mikro.
PREDIKSI KARAKTERISTIK TERMOFLUIDA PROSES PERPINDAHAN PANAS DI DALAM RUANG BAKAR INCINERATOR Veronica Indriati Sri Wardhani
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 16, No 1 (2015): Februari 2015
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (954.08 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2015.16.1.2356

Abstract

ABSTRAK PREDIKSI KARAKTERISTIK TERMOFLUIDA PROSES PERPINDAHAN PANAS DI DALAM RUANG BAKAR INCINERATOR. Penanganan limbah padat dengan proses pembakaran merupakan salah satu cara yang efektif sampai saat ini, instalasi incinerator masih menjadi perlatan pilihan yang dipergunakan untuk proses pembakaran. Namun penggunaan incinerator sebagai alat pembakaran sampah harus direncanakan dengan baik, karena efek yang dihasilkan adalah produk-produk destruktif yang justru bernilai negatif terhadap lingkungan. Mengingat proses pembakaran yang sangat kompleks di dalam incinerator, maka dilakukan simulasi dengan membuat suatu pemodelan menggunakan perangkat lunak compu-tational fluid dinamics (Fluent). Simulasi ini bertujuan untuk melihat karakteristik termo fluida yang terjadi di dalam ruang bakar incinerator meliputi variabel-variabel antara lain distribusi temperatur, sifat-sifat fisik fluida dan jenis aliran ( laminer atau turbulen ). Variabel-variabel tersebut akan mempengaruhi harga koefisien perpindahan panas konveksi (h). Perhitungan karakteristik termofluida yang meliputi panas yang mengalir (Q) dan koefisien perpindahan panas (h) pada tiga (3) titik pengukuran arah aksial diperoleh hasil koefisien perpindahan panas konveksi di ruang bagian dalam lebih besar 10 kali dari koefisien perpindahan panas konveksi di ruang bagian luar antara bata dalam dan bata luar. ABSTRACT THERMOFLUID characteristic prediction oF heat transfeR in the combustion chamber of incinerator. Handling of solid waste with the combustion process by installing the incinerator, is one effective way at present. However, the use of incinerators as a means of burning waste should be well planned, because of the resulted destructive products that have a negative impact to the environment. Considering the complexity process of combustion in the incinerator, the process simulation is done by using Computational fluid Dynamics software (Fluent). This simulation is proposed to obtain thermofluid characteristics such as variable temperature distribution, physical properties of the fluid and flow pattern (laminer or turbulent). These variables will affect the convection heat transfer coefficient (h). The Calculation characteristics of termofluida such as heat  flow (Q) and coefficient heat transfer (h) on three (3) points in axial direction obtained the coefficient heat transfer convection inner space is greater 10 times  than the coefficient heat transfer convection outer space  between the inner brick  and the outer brick.
THE ASSESSMENT OF BANDUNG TRIGA REACTOR TANK RADIOACTIVITY IN THE PERIOD 2000-2014 USING ORIGEN-2 Sudjatmi Kustituantini Alfa; Reinaldy Nazar; Ketut Kamajaya; Putranto Ilham Y
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 18, No 2 (2017): Agustus 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.184 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2017.18.2.3622

Abstract

THE ASSESSMENT OF BANDUNG TRIGA REACTOR TANK RADIOACTIVITY IN THE PERIOD 2000-2014 USING ORIGEN-2            In accordance with the regulation of the regulatory body of Indonesia related to the decommissioning of nuclear reactors, the management of the Bandung TRIGA reactor have to prepare a decommissioning plan document of the Bandung TRIGA research reactor. Decommissioning program documents shall be regularly updated every five years of the operation of nuclear reactor. In year 2000, Bandung TRIGA reactor tank have been lined using aluminum alloy 6061-T6 and has activated during reactor operation. Aluminum alloy 6061-T6 contains impurities that can produce high radioactivity and has a long half-life. This paper describes the radioactivity of the reactor tank after activation during the period from 2000 to 2014 using the software ORIGEN-2. Total radioactivity of the reactor tank bottom after decay for 5 years was 1.83 10-7 Curie, while the total radioactivity of reactor tank wall was 3.2 10-3 Curie.
Cover dan Redaksi, Vol 18, No:1, 2017 - Februari 2017 Muhamad Basit Febrian
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 18, No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.4 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2017.18.1.3639

Abstract

PENENTUAN PROFIL ELUSI IODIUM-125 SEBAGAI PERUNUT UNTUK TUJUAN RADIOIMMUNIASSAY (RIA) Maiyesni Maiyesni; Mujinah Mujinah; Dede Kurniasih; Witarti Witarti; Triyatno Triyatno; Herlan S
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 17, No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.899 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2016.17.2.2404

Abstract

Manfaat iodium-125 (125-I) sudah banyak diketahui. 125-I  dapat digunakan antara lain sebagai perunut dalam teknik Radioimmunoassay (RIA) untuk deteksi dini berbagai penyakit kanker, menentukan kesuburan hewan ternak serta cemaran mikotoksin di dalam pangan secara invitro.  125-I  yang dibutuhkan dalam teknik ini disamping harus mempunyai kemurnian radiokimia > 95%,  konsentrasi radioaktifitas   juga tinggi, sehingga volume  125-I  haruslah sekecil mungkin. Dengan demikian perlu dipelajari profil elusi 125-I dari kolom reduktor Jones saat proses peningkatan kemurnian  radiokimia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan volume optimal  eluat dengan efisiensi dan kemurnian radiokimia yang dapat diterima. Pada penelitian ini kondisi kolom yang dipilih adalah kolom dengan pH basa. Kolom reduktor Jones yang mengandung  125-I dielusi dengan larutan  NaOH 0,01N secara  fraksinasi volume 1 ml. Radioaktifitas  masing-masing fraksi diukur menggunakan  dose calibrator. Penentuan kemurnian radiokimia dilakukan pada fraksi yang memiliki radioaktifitas  tertinggi dan fraksi gabungan  dengan  metode kromatografi kertas. Radioaktifitas  tertinggi ditunjukkan pada  fraksi kedua  yaitu  16,59  mCi dengan efisiensi 33,95% dan fraksi gabungan yaitu 50,19 mCi dengan efisiensi 92,26%. Kemurnian radiokimia 125-I bulk, fraksi kedua dan fraksi gabungan berturut-turut adalah 41,50, 97,5  dan  98,50%.  Volume optimal eluat adalah 7 ml serta  pH 125-I sebelum dan sesudah fraksinasi adalah 10 -11.  Determination of  Elution Profile the Iodine-125 as a tracer for Radioimmunoassay (RIA). The benefits of the Iodine-125 (125I ) isotope was well known. 125I are used as radiotracer in Radioimmunoassay (RIA) technique for early detection of cancer, determine of hormone content which related with fertility of livestock and also for contamination detection of mycotoxins on food by in vitro.  125I which is needed in this technique not only must have high radiochemical purity above 95% but also high radioactivity concentration, so that  125I volume which is use must as little as possible. Therefore, 125I elution profile for increasing radiochemical purity using a reductor Jones column should be studied. Aim of this study is to determine the optimum volume of eluate which have efficiency and radiochemical purity that can be accepted. The preliminary study was conducted to determine the optimal conditions of reductor Jones  column. Reductor Jones column is conditioned on neutral and alkaline pH. At this elution study, the columns conditions selected is alkaline pH. Reductor Jones column which containing 125I eluted with NaOH 0,01 N solution by fractionated in 1mL. The radioactivity of each fraction is measured with dose calibrator.  Determination of the radiochemical purity of carried out on the fraction which have the highest radioactivity and the combined fractions using paper chromatography. Highest radioactivity is shown in the second fraction at 16,59 mCi with efficiency 33,95%  and combined fractions at 50,19 mCi with efficiency 92,26%. The radiochemical purity of 125-I bulk, second fraction and combined fractions are 41,50%, 97,5 % dan  98,50%, respectively.  Optimum fraction is 7 mL and pH of 125-I before and after fractination are 10-11. By studying the elution profile can be known that the optimal volume is the smallest total volume of eluent with efficiency and radiochemical purity level that can be accepted. 
STUDI AWAL ESTIMASI DOSIS INTERNAL 177Lu-DOTA TRASTUZUMAB PADA MANUSIA BERBASIS UJI BIODISTRIBUSI PADA MENCIT Nur Rahmah Hidayati; Sri Setyowati; Mrs Sutari; mrs Triningsih; mr Karyadi; Sri Aguswarini; Titis Sekar Humani; Basuki Hidayat; Martalena Ramli; Stepanus Massora; Veronika Yulianti Susilo; Abdul Mutalib; Herry Sastramihardja; Johan S. Masjhur
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 16, No 2 (2015): Agustus 2015
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.903 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2015.16.2.2362

Abstract

ABSTRAK STUDI AWAL ESTIMASI DOSIS INTERNAL 177Lu-DOTA TRASTUZUMAB PADA MANUSIA BERBASIS UJI BIODISTRIBUSI PADA MENCIT. Radiofarmaka baru untuk pengobatan penyakit kanker payudara tipe HER-2, 177Lu-DOTA Trastuzumab, telah berhasil diproduksi oleh Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) BATAN. Demi keamanan produk dan keselamatan pasien, radiofarmaka baru tersebut perlu dilengkapi dengan data studi dosis internal yang dilakukan setelah uji praklinis pada hewan coba selesai. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk melakukan estimasi dosis pada pasien yang dihitung berdasarkan data uji biodistribusi pada mencit. Studi Uji biodistribusi dilakukan pada 25 ekor mencit dan diamati biodistribusinya pada organ-organ, diantaranya otak, perut, usus, jantung , ginjal, hati, paru-paru, otot, tulang, limpa dan kandung kemih. Pengamatan cacahan organ dilakukan pada jam ke 1, 2, 3, 4, 24, 48 pasca injeksi radiofarmaka 177Lu DOTA-Trastuzumab sebesar 100mCi. Hasil yang diperoleh dari uji biodistribusi adalah % ID/gram organ tikus, kemudian dilakukan konversi perhitungan ke % ID/gram organ manusia. Untuk mengestimasi dosis ke manusia, hasil %ID/gram organ tersebut dipakai sebagai input pada software dosimetri internal OLINDA/EXM, dengan cara melakukan plotting %ID/gram versus waktu, yang akan menghasilkan residence time di masing-masing organ. Setelah residence time diperoleh, dosis internal radiasi pada masing-masing organ dan seluruh tubuh dapat diketahui. Hasil studi menunjukkan bahwa tiga  organ yang memiliki dosis internal tertinggi 177Lu DOTA Trastuzumab adalah : paru-paru, hati dan ovarium dengan dosis masing-masing 0,063; 0,046 dan 0,025 mSv/MBq. Disimpulkan bahwa hasil estimasi dosis internal radiasi total yang diperoleh manusia pada penyuntikan radiofarmaka 177Lu-DOTA Trastuzumab adalah 0.21 mSv/MBq. ABSTRACT   INTERNAL DOSE ESTIMATION OF 177Lu-DOTA TRASTUZUMAB IN HUMAN BASED ON THE BIODISTRIBUTION DATA OF MICE: A PRELIMINARY STUDY. A new radiopharmaceutical for treating Breast Cancer of HER-2 type, 177Lu DOTA-Trastuzumab, had been successfully produced by The Centre for Radioisotope and Radiopharmaceutical Technology-BATAN. With regard to the patient safety, the new drug development process need internal dosimetry data obtained of preclinical study in animal. Hence, this study has been objected to estimate the internal radiation dose in human by performing the biodistribution test in mice. In this study, the biodistribution test was done for 25 mice and sacrificed at 1, 2, 3, 4, 24, 48 hour after the injection of 177Lu DOTA-Trastuzumab. There were 11 organs, namely brain, stomach, intestine, heart, kidneys, liver, lungs, muscle, bone, spleen, and urinary bladder, have been investigated by observing the uptake in each organ during the proposed time. The result of biodistribution test then were being calculated into injection dose per gram human organ (%ID/gr). To estimate the internal dose in human, the data of % ID/gram in human need to be plotted to calculate the residence time which will be need as the input for OLINDA/EXM, a tool for calculating internal dosimetry in Nuclear Medicine fields. As a result, three organs that have been estimated receiving the highest internal radiation dose due to the administration of 177Lu DOTA Trastuzumab are: lungs, liver, and ovaries at approximately 0,063; 0,046 and 0,025 mSv/MBq respectively. To conclude, the total internal dose in human reference model due to the administration of 177Lu-DOTA Trastuzumab has been estimated to be 0,21 mSv/MBq.
STUDI PENINGKATAN RADIONUKLIDA ALAM KARENA LEPASAN ABU TERBANG DI SEKITAR PLTU LABUAN Niken Hayudanti Anggarini; Dadong Iskandar; Megi Stefanus
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 19, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.97 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2018.19.1.3758

Abstract

Abu terbang dan abu dasar hasil pembakaran batu bara mengandung radionuklida alam dengan konsentrasi tertentu. Hal ini menyebabkan lepasan abu terbang ke lingkungan berpotensi meningkatkan konsentrasi radionuklida alam di sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur konsentrasi radionuklida alam di tanah dan menganalisis kemungkinan adanya peningkatan konsentrasi radionuklida alam di tanah sekitar PLTU Labuan. Metode penelitian diawali dengan pengambilan sampel tanah yang lokasinya disesuaikan dengan sampling sebelum PLTU Labuan beroperasi. Langkah selanjutnya adalah preparasi dan pengukuran sampel tanah menggunakan spektrometer gamma detektor HPGe. Hasil konsentrasi yang didapat dibandingkan dengan data konsentrasi sampel tanah yang terukur saat sebelum PLTU Labuan beroperasi. Perbandingan ini menggunakan komparasi dengan uji-t. Hasil penelitian, yaitu rata-rata konsentrasi radionuklida alam di sampel tanah saat ini adalah Ra-226 sebesar 23,15±3,05 Bq/kg; Th-232 sebesar 35,89±4,07 Bq/kg; dan K-40 sebesar 153,52±16,71 Bq/kg. Ketiga nilai konsentrasi radionuklida ini tidak berbeda signifikan dibandingkan dengan konsentrasi radionuklida di tanah sebelum PLTU Labuan beroperasi. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada peningkatan rata-rata konsentrasi radionuklida alam di sekitar PLTU Labuan yang signifikan.
PEMBUATAN RADIOIODIDA-131 (131I) BEBAS PENGEMBAN BERDASARKAN KOLOM RESIN AMBERLIT Dara Alfathia; Iwan Hastiawan; Duyeh Setiawan
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 18, No 2 (2017): Agustus 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.1 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2017.18.2.3519

Abstract

Saat ini metode yang sering digunakan dalam pembuatan radioiodida-131 (131I) bebas pengemban (carrier-free) yaitu radioisotop tanpa tambahan pengemban (non-carrier-added radioisotopes) adalah menggunakan metode pemisahan distilasi basah atau distilasi kering. Kelemahan metode distilasi diantaranya membutuhkan peralatan yang rumit dan kemungkinan besar terjadi kontaminasi akibat penguapan serta pelepasan 131I. Untuk mengatasi kelemahan metode distilasi dan supaya pengerjaannya sederhana, dikembangkan pemisahan berbasis kolom berisi resin penukar ion (Amberlit). Metode teknik pengocokan terhadap perilaku pertukaran radioiodida-131 dan telurium-130 dalam resin penukar ion di media larutan asam dan basa serta parameter-parameter yang berpengaruh terhadap proses pemisahan seperti kapsitas tukar ion, koefisien distribusi (Kd), waktu kontak dan massa resin Amberlit akan dipelajari. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai kapasitas tukar ion 1,15 meq/gram berat basah resin,  Kd 130Te dan 131I pada pelarut NaOH 2 M dengan waktu kontak 20 menit adalah 47 mL/g dan 113 mL/g. Persen yield pemisahan 131I diperoleh sebesar 60,70 ± 0,09 % dengan menggunakan resin amberlit sebanyak 2 gram. Radioisotop dalam bentuk kimia Na131I  memiliki kemurnian radiokimia sebesar 95,27 ± 0,06 % dan kemurnian radionuklida sebesar 99,5 ± 0,02 %. Hasil uji kualitas Na131I berupa larutan jernih, pH 7, kadar Pb<40 ppm, kadar Te<10 µg/mL, kadar reduktor 0,2844 mg/0,1 mL Na131I.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PROSES RADIOISOTOP MEDIS 131I MENGGUNAKAN METODE KOLOM RESIN PENUKAR ION UNTUK APLIKASI KEDOKTERAN NUKLIR Duyeh Setiawan, MT; Azmairit Aziz; Muhamad Basit Febrian; Yanuar Setiadi; Iwan Hastiawan
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 18, No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.563 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2017.18.1.3138

Abstract

.  Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia.  Upaya untuk mengatasi penyakit kanker dilakukan dengan cara diagnosis dan terapi.  Teknik kedokteran nuklir menggunakan radioisotop iodium-131 (131I) merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam diagnosis dan terapi beberapa jenis kanker terutama kanker endokrin. Diagnosis dan terapi menggunakan radioisotop 131I telah banyak digunakan di beberapa rumah sakit di Indonesia, namun pasokan 131I saat ini terhambat. Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan – Badan Tenaga Nuklir Nasional telah memiliki kemampuan untuk memproses radioisotop 131I menggunakan metode destilasi basah.  Untuk meningkatkan yield proses dan memperbaiki aspek keselamatan, perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengembangkan teknologi proses radioisotop 131I.  Salah satu metode yang dapat diaplikasikan pada teknologi proses adalah metode pemisahan menggunakan kolom resin penukar ion.  Pada penelitian menggunakan metode kolom, target telurium hasil iradiasi dilarutkan bersama dengan 131I yang terbentuk, telurium dan 131I dipisahkan menggunakan kolom berisi resin penukar ion.  Kondisi optimasi hasil penelitian menggunakan pelarut NaOH 2 N, jenis resin Dowex 1x8  (Cl- form), 100 – 200 mesh dan eluen NH4NO3 0,5 N. Karakteristik produk akhir yang memenuhi standar acuan kedokteran nuklir hasil proses pemisahan diperoleh yield lebih besar 70 %, kemurnian radionuklida > 99 %, kemurnian radiokimia > 95 %, radioisotop 131I berupa larutan jernih pada pH 7.

Page 4 of 28 | Total Record : 280


Filter by Year

2000 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 2 (2023): August 2023 Vol 24, No 1 (2023): February 2023 Vol 23, No 2 (2022): Agustus 2022 Vol 23, No 1 (2022): February 2022 Vol 22, No 2 (2021): Agustus 2021 Vol 22, No 1 (2021): February 2021 Vol 21, No 2 (2020): Agustus 2020 Vol 21, No 1 (2020): Februari 2020 Vol 20, No 2 (2019): Agustus 2019 Vol 20, No 1 (2019): Februari 2019 Vol 19, No 2 (2018): Agustus 2018 Vol 19, No 1 (2018): Februari 2018 Vol 18, No 2 (2017): Agustus 2017 Vol 18, No 1 (2017): Februari 2017 Vol 17, No 2 (2016): Agustus 2016 Vol 17, No 1 (2016): Februari 2016 Vol 16, No 2 (2015): Agustus 2015 Vol 16, No 1 (2015): Februari 2015 Vol 15, No 2 (2014): Agustus 2014 Vol 15, No 1 (2014): Februari 2014 Vol 14, No 2 (2013): Agustus 2013 Vol 14, No 1 (2013): Februari 2013 Vol 13, No 2 (2012): Agustus 2012 Vol 13, No 1 (2012): Februari 2012 Vol 12, No 2 (2011): Agustus 2011 Vol 12, No 1 (2011): Februari 2011 Vol 11, No 2 (2010): Agustus 2010 Vol 11, No 1 (2010): Februari 2010 Vol 10, No 2 (2009): Agustus 2009 Vol 10, No 1 (2009): Februari 2009 Vol 9, No 2 (2008): Agustus 2008 Vol 9, No 1 (2008): Februari 2008 Vol 8, No 2 (2007): Agustus 2007 Vol 8, No 1 (2007): Februari 2007 Vol 7, No 2 (2006): Agustus 2006 Vol 7, No 1 (2006): Februari 2006 Vol 6, No 2 (2005): Agustus 2005 Vol 6, No 1 (2005): Februari 2005 Vol 5, No 2 (2004): Agustus 2004 Vol 5, No 1 (2004): Februari 2004 Vol 4, No 4 (2003): Agustus Edisi Khusus 4 2003 Vol 4, No 3 (2003): Agustus Edisi Khusus 3 2003 Vol 4, No 2 (2003): Agustus Edisi Khusus 2 2003 Vol 4, No 1 (2003): Agustus Edisi Khusus 1 2003 Vol 4, No 1 (2003): Februari 2003 Vol 3, No 2 (2002): Agustus 2002 Vol 3, No 1 (2002): Februari 2002 Vol 2, No 2 (2001): Agustus 2001 Vol 2, No 1 (2001): Februari 2001 Vol 1, No 2 (2000): Agustus 2000 Vol 1, No 1 (2000): Februari 2000 More Issue