cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teknik PWK
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 478 Documents
Persepsi Motivasi Menetap Atau Pindah Masyarakat Terhadap Dampak Perubahan Pemanfaatan Lahan Di Kampung Baterman dan Petempen Adistianti Syahrani; Sugino Soetomo
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 8, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1149.371 KB)

Abstract

Petempen and Baterman villages are one of the villages located in Kembangsari Village, Semarang City. As a village located in the center of the city, this village has been targeted by investors so that it is one of the goals to develop investments in the commercial business sector. The limited land caused the construction of hotels and apartments around the village to take up land in the surrounding villages. The impact of this phenomenon triggered the growth of new economic activities in the neighborhoods of Kampung Petempen and Baterman. Changes in land use that occur leads to the growth of small businesses. Both villages are very vulnerable to the impact of development from the surrounding environment. The purpose of this study was to analyze the motivation of settling or moving people towards the impact of changes in land use around the village. This research includes descriptive research with a quantitative approach. Data collection is done by questionnaires, interviews and observations. The sampling technique is done by random sampling. The results of this study are known that the community's permanent perception of 75% wants to survive, 25% of the community wants to move. Sedentary motivation is influenced by strategic location while the motivation to move is influenced by the inconvenience of staying. The development around the village did not affect the development of other investments (development) in Petempen and Baterman villages. The impact caused leads to the development of small business growth in the location of residential settlements.
ANALISIS TINGKAT RESIKO ERUPSI GUNUNG MERAPI TERHADAP PERMUKIMAN DI KECAMATAN KEMALANG, KABUPATEN KLATEN Ariyadi Nugroho Susilo; Iwan Rudiarto
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 1 (2014): Februari 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1544.508 KB)

Abstract

Erupsi gunung merapi pada tahun 2010 telah menimbulkan dampak yang serius pada lahn permukiman di kota-kota di sekitar gunung merapi, salah satunya adalah kota Klaten. Kerugian yang ditimbulkan antara lain lahan permukiman, lahan pertanian, sumber air, dan juga kerugian ekonomi. Dengan kondisi tersebut diperlukan adanya kebijakan dari pemerintah mengenai rehabilitasi dan relokasi permukiman penduduk di kabupaten Klaten yang terkena erupsi gunung Merapi dengan mempertimbangkan rencana tata ruang sebagai dasar penetapan lokasi yang aman untuk permukiman. Melihat kerugian yang ditimbulkan erupsi Gunung Merapi tidaklah kecil, maka perlu adanya upaya penanggulangan bencana erupsi Gunung Merapi untuk mengurangi kerugian tersebut. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi jumlah korban jiwa pada saat terjadi bencana adalah dengan perencanaan mitigasi yang efektif. Dengan adanya perencanaan mitigasi yang baik, setidaknya penduduk yang menjadi korban erupsi akan terbantu dalam menemukan tempat tinggal yang aman dari erupsi Merapi. Penanggulangan erupsi Merapi juga dapat dilakukan dengan merencanakan mitigasi bencana dengan membuat jalur evakuasi penduduk korban bencana merapi tersebut. Jalur evakuasi yang direncanakan dapat membantu penduduk korban erupsi merapi yang berada di sekitar lereng gunung Merapi untuk menuju tempat yang aman. Dengan menggunakan jalur evakuasi tersebut diharapkan semua penduduk yang berada pada daerah rawan bahaya erupsi merapi dapat dievakuasi ke tempat yang aman.
STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BERBASIS KOMODITAS SALAKDI KECAMATAN MADUKARA KABUPATEN BANJARNEGARA Eka Dyah Wahyu Prasetyaningsih; Widjonarko .
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 4 (2015): November 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.374 KB)

Abstract

Kecamatan Madukara (Kabupaten Banjarnegara) memiliki komoditas unggulan berupa buah salak. Kecamatan Madukara merupakansentra perkebunan dan produksi salak terbesar di Kabupaten Banjarnegara, bahkan Jawa Tengah. Produksi salak di Kecamatan Madukara rata-rata mencapai 135.958 ton per tahun.Namun, salak yang dihasilkan Kecamatan Madukara hanya dijual dalam bentuk buah segar. Belum banyak masyarakat yang mampu mengolah salak menjadi produk turunan yang memiliki nilai tambah. Selain itu,terbatasnya akses mengenai informasi harga dan jaringan pemasaran memaksa petani menjual hasil panen kepada pengepul desa dengan harga yang ditentukan secara sepihak, hal ini yang menjadi penyebab petani tidak mendapatkan keuntungan secara maksimal. Tujuan dari penelitian ini yaitu merumuskan strategi pengembangan ekonomi lokal berbasis komoditas salak di Kecamatan Madukara untuk menciptakan daya saing guna meningkatkan ekonomi masyarakat. Metode yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan didukung analisis LQ, Shift-Share, dan Nilai Tambah. Untuk merumuskan startegi digunakan analisis SWOT, untuk menentukan program dilakukan dengan mengkomparasikan kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan dan mengacu pada hasil analisis SWOT. Hasil kajian menunjukkan bahwa di Kecamatan Madukara sudah mulai berkembang industri rumahan pengolahan salak, produk turunan salak mampu menghasilkan nilai tambahpada pendapatan petani sebesar 17-28%untuk 1 kuintal salak yang diolah apabila dikembangkan secara maksimal. Komoditas salak terbukti memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif sehingga mampu bersaing di pasar yang lebih luas. Berdasarkan analisis tersebut maka rumusan startegi yang dapat dikembangkan di Kecamatan Madukara yaitu meningkatkan produksi dan kualitas salak, pembentukan lembaga riset, inovasi produk turunan salak, penguatan promosi penjualan, penguatan kapasitas lembaga penunjang, pengembangan teknologi, mobilisasi sumber dana, membangun forum kemitraan dengan pemda lain, serta pembentukan klaster industri salak sebagai strategi pendukung untuk menciptakan kegiatan ekonomi yang berkelanjutan.
PENGARUH KEGIATAN KOMERSIAL TERHADAP FUNGSI BANGUNAN BERSEJARAH DI KORIDOR JALAN MALIOBORO YOGYAKARTA Cipto Murti; Holi Bina Wijaya
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1268.103 KB)

Abstract

Koridor Jalan Malioboro merupakan bagian dari fungsi bangunan bersejarah yang memiliki fungsi komersial. Sebagai bagian dari fungsi bangunan bersejarah, sudah seharusnya bangunan bersejarah yang ada di sepanjang Jalan Malioboro dijaga kelestariannya. Tuntutan komersial yang bertentangan menimbulkan masalah terhadap penampilan visual kawasan di kedua sisi jalan. Fungsi bangunan bersejarah merupakan cikal bakal dari pertumbuhan suatu kota. Namun modernisasi perlahan menggeser keaslian budaya yang dimiliki oleh suatu kota seiring perkembangan kota tersebut. Salah satu fungsi bangunan bersejarah yang merupakan aset penting kota Yogyakarta dan selalu mengalami perkembangan adalah sepanjang jalan Malioboro. Jalan tersebut merupakan urat nadi kota Yogyakarta. Terdapat beberapa obyek bersejarah di jalan ini yang merupakan simbol atau penanda perkembangan bagi kota Yogyakarta namun telah mengalami banyak perubahan. Malioboro saat ini menunjukkan kemajuan dan perubahan lebih modern secara fisik. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui pengaruh kegiatan komersial terhadap bangunan bersejarah di Koridor Jalan Malioboro. Perkembangan zaman membawa pengaruh terhadap perkembangan dan perubahan fisik bangunan, sehingga untuk mengusahakan upaya manajemen pelestarian berkelanjutan dan bangunan di Malioboro terlebih dahulu menemukan permasalahan yang ada dan perubahan fisik yang terjadi pada bangunan-bangunan bersejarah di koridor jalan Malioboro. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan teknik analisis berupa deskriptif kualitatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis penelusuran sejarah dan perkembangan kawasan, analisis perubahan fungsi kawasan karena pengaruh kegiatan komersial di sepanjang Jalan Malioboro. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan data primer yaitu berupa wawancara dan observasi lapangan serta data sekunder berupa kajian literatur dan survei instansi. Metode penarikan sampel untuk masyarakat dengan menggunakan teknik sampling. Diketahui adanya pengaruh kegiatan komersial terhadap fungsi bangunan bersejarah dan telah terjadi perubahan fungsi bangunan bersejarah di Koridor Jalan Malioboro seiring perkembangan zaman. Pengaruh kegiatan komersial dan perubahan fungsi yang terjadi dikelompokkan menjadi beberapa karakteristik berdasarkan indikator yang disusun pada variabel fungsi karena munculnya kegiatan komersial yang bersifat modern. Dengan temuan tersebut, dapat disimpulkan adanya pengaruh kegiatan komersial terhadap fungsi bangunan bersejarah dan telah terjadi perubahan fungsi pada bangunan bersejarah di Koridor Jalan Malioboro yang seharusnya dilestarikan. Untuk itu diperlukan suatu upaya pelestarian berkelanjutan yang nyata terkait pemeliharaan dan pengelolaan bangunan bersejarah tersebut agar tidak menghilangkan keaslian nilai bangunannya. Selain itu juga ditentukan jenis kegiatan pelestarian yang tepat untuk masing-masing bangunan bersejarah sesuai dengan permasalahan perubahan yang terjadi pada tiap bangunan tersebut.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG Erlangga Ariesta PP; Holi Bina Wijaya
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 3 (2014): Agustus 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.335 KB)

Abstract

Persampahan merupakan salah satu sektor yang menjadi permasalahan di dalam perkembangan suatu daerah karena masih kurangnya sistem pengelolaan sampah yang baik. Kelurahan Tugurejo mempunyai permasalahan yang tidak jauh berbeda yaitu pengelolaan sampah yang kurang baik yang ditandai dengan kurang efektifnya sistem pengelolaan sampah sehingga masih terdapat sampah-sampah yang berserakan di lingkungan. Hal ini dapat diminimalisasi dengan melibatkan potensi-potensi yang sudah ada untuk menuju kualitas lingkungan yang lebih baik. Pengelolaan daur ulang sampah berbasis masyarakat merupakan salah satu alternatif untuk memperbaiki kualitas lingkungan di Kelurahan Tugurejo. Dalam hal ini, masyarakat merupakan unsur utama sebagai pengelola, sehingga partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis partisipasi masyarakat dalam pengelolaan daur ulang sampah, dan diharapkan dapat menghasilkan temuan tentang bagaimana bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan daur ulang sampah di Kelurahan Tugurejo. Bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan daur ulang sampah yaitu dengan memberikan sumbangan berupa pikiran dan tenaga dalam kegiatan yang dilaksanakan dua minggu sekali. Selain itu, mereka juga melakukan pertemuan secara rutin setiap malam Minggu guna membahas kinerja, evaluasi, dan rencana ke depan. Pertemuan itu dihadiri juga oleh perwakilan dari pihak pemerintah. Dalam pelaksanaan program, masyarakat cenderung tidak terpaksa sama sekali. Dari aspek karakteristik masyarakat yang mempengaruhi tingkat partisipasi pengelolaan daur ulang sampah di Kelurahan Tugurejo adalah  usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, penghasilan, dan status kepemilikan tempat tinggal.
Soft Infrastruktur Model Untuk Mobilitas Masyarakat di Kawasan Universitas Diponegoro (Studi Kasus: Aplikasi YOKA) Muhammad Pradytio Nugroho; Maryono Maryono
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 5, No 3 (2016): Agustus 2016
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1079.888 KB)

Abstract

Kawasan Universitas Diponegoro yang berada di Kecamatan Tembalang merupakan kawasan yang menjadi representatif dari kawasan perkotaan. Kawasan ini memiliki tingkat mobilitas tinggi, tingkat mobilitas yang tinggi di kawasan tersebut dikarenakan banyaknya pergerakan yang dilakukan menuju kawasan tersebut dan adanya  pusat-pusat  aktivitas  baru  yang  terletak  di  kawasan  tersebut.  Contoh tempat-tempat aktivitas yang ada antara lain perumahan, kos-kosan, pusat jajanan makanan (kuliner), pusat perbelanjaan, pendidikan dan lain-lain. Dalam  melakukan  mobilitas  tersebut,  sebagian  besar  masyarakat  di  kawasan Universitas Diponegoro menggunakan moda transportasi pribadi dibandingkan dengan moda transportasi umum. Hal itu dikarenakan beberapa faktor diantaranya adalah adanya selisih yang cukup besar antara biaya menggunakan moda transportasi  pribadi  dengan  moda  transportasi  umum,  yaitu  dengan  rata-rata sebesar Rp 10.648 dimana menggunakan moda transportasi umum jauh lebih mahal selain itu faktor kenyamanan dan kehandalan juga mempengaruhi pemilihan moda tersebut  (Nasruddin,  2014).  Namun,  penggunaan  moda  transportasi  pribadi  oleh m. asyarakat di kawasan tersebut akan berdampak terhadap aksesibilitas dan tingkat efisiensi jalan sehingga dapat menimbulkan kemacetan. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut semakin membesar, perlu dibuat suatu alat (infrastruktur) yang mendukung mobilitas masyarakat.Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  pemodelan  dan  kuantitatif.  Pendekatanpemodelan digunakan karena laporan berusaha memberikan alat bantu untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan merepresentasikan kondisi sebenarnya. Sedangkan  pendekatan  kuantitatif  digunakan  karena  proses  analisis yang dilakukan menggunakan indikator atau variabel terukur. Pengumpulan data dilakukan untuk menguji aplikasi tersebut kepada masyarakat. Sehingga diharapkan aplikasi tersebut dapat membantu masyarakat dalam melakukan mobilitasnya dan dapat mengurangi volume pergerakan yang ada di kawasan Universitas Diponegoro.
KAJIAN TINGKAT PELAYANAN PUSKESMAS DI KABUPATEN BANJARNEGARA Umi Musrifatun Khoeriyah; Sri Rahayu
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.031 KB)

Abstract

Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diukur dengan indikator tingkat kesehatan masyarakat. Fasilitas kesehatan merupakan salah satu jenis fasilitas umum yang dibutuhkan masyarakat yang berfungsi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Puskesmas sebagai salah satu dari fasilitas kesehatan bertanggung jawab untuk setiap masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerjanya di kecamatan terutama di Kabupaten Banjarnegara. Faktor topografi, jumlah penduduk, kualitas pelayanan kesehatan, ketersediaan, tenaga kesehatan, jangkauan pelayanan dan tingkat pelayanan yang beragam dan tidak sama, merupakan masalah yang dihadapi sehingga akan berpengaruh pada status kesehatan dan tingkat pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat di kabupaten Banjarnegara.Sehingga saat ini puskesmas di Kabupaten Banjarnegara masih kurang diminati oleh masyarakat dibanding dengan fasilitas kesehatan lain yang berada di lingkungan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat pelayanan puskesmas di Kabupaten Banjarnegara berdasarkan pendapat masyarakat yang ada di wilayah kabupaten Banjarnegara. Metode pengambilan data yang digunakan yaitu dengan penyebaran kuesioner, dokumentasi dan observasi. Variabel tingkat pelayanan yang digunakan dalam penelitian ini yang ditanyakan kepada responden diantaranya yaitu biaya berobat, kualitas pelayanan puskesmas, kelengkapan peralatan, ketersediaan puskesmas, akses menuju puskesmas, lokasi, sarana (kondisi) puskesmas, kondisi jalan, kepemilikan asuransi kesehatan, dan proses pelayanan. Setelah data terkumpul, digunakan metode kuantitatif sebagai metode penelitian utama yang didukung dengan analisis deskriptif kualitatif. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat dihasilkan beberapa temuan yaitu jumlah total skor variabel tingkat pelayanan yang berpengaruh terhadap penggunaan puskesmas di Kabupaten Banjarnegara rata-rata sudah masuk kategori baik (391-414), walaupun masih ada yang kurang yaitu variabel lokasi dan kondisi jalan menuju puskesmas. Untuk hasilskor rata-rata tiap variabel, tingkat pelayanan puskesmas di Kabupaten Banjarnegara masih ada yang masuk kategori kurang (25,50-27,42) yaitu puskesmas Susukan 2, Purworejo Klampok 2, Mandiraja 2,  Pungggelan 1, Punggelan 2, Pagedongan dan  Pandanarum. Sebagian masyarakat berpendapat hal ini dikarenakan akses, lokasi, dan kondisi jalan yang sulit dijangkau, namun dengan didukung oleh ketersediaan puskesmas di setiap kecamatan, sedangkan wilayah kerja puskesmas tidak hanya menjangkau setiap puskesmas tetapi ada yang diluar wilayah pelayanan puskesmas (luar kecamatan). Untuk itu tingkat pelayanan puskesmas di Kab. Banjarnegara harus terus ditingkatkan mutu pelayanannya dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat.Terutama terkait dengan ketersediaan (persebaran) puskesmas, jangkauan pelayanan (lokasi) dan tingkat pelayanan puskesmas. Hal ini dilakukan sesuai dengan tujuan puskesmas itu sendiri yaitu pelayanan, pemerataan dan perluasan jangkauan untuk mencapai kondisi hidup sehat yang optimal.
Evaluasi Kinerja Mobil Penumpang Trayek Cabang yang Menghubungkan Kawasan PinggiranDengan Pusat Kota Semarang Agung Laksono Jati; Imam Buchori
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 4 (2014): November 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.949 KB)

Abstract

Dewasa ini perkembangan transportasi di Indonesia sangatlah pesat dalam melayani perkembangan ekonomi dan melayani kepentingan masyarakat.Kebutuhan masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari atau melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain (origin – destination Travel), maka disediakannya berbagai pilihan moda transportasi yang efektif dan efisien dalam meningkatkan mobilitas masyarakat baik transportasi darat, laut maupun udara. Hal ini juga terjadi pada kota-kota di Indonesia salah satunya Kota Semarang yang merupakan pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan dan jasa, industri, dan pelayanan bagi Provinsi Jawa Tengah. Untuk memenuhi kegiatan tersebut pemerintah Kota Semarang menyediakan transportasi perkotaan yang dibagi menjadi lima koridor utama yang menghubungkan titik-titik permukiman menuju pusat kota. Adapun Research Question dalam penelitian iniyaitu untuk mengetahui apakah angkutan umum yang disediakan oleh pemerintah sudah berjalan optimal dan mampu memikat masyarakat untuk menggunakan moda transportasi. Penelitian ini bermanfaat bagi pemerintah untuk memberi tahu seberapa besar tingkat pelayanan transportasi umum,agar pemerintah berperan lebih baik dalam mengatur dan menyediakan angkutan umum perkotaan. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut maka dilakukan analisis deskriptif kuantitatif berdasarkan data hasil survey statis dan dinamis terhadap kinerja angkutan umum di pinggiran kota semarang.
Pengaruh Faktor Spasial Dan A-Spasial Terhadap Preferensi Masyarakat Kampung Tambak Lorok Tinggal Di Rumah Susun Argiean Luthfi; Nany Yuliastuti
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 6, No 4 (2017): November 2017
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (948.765 KB)

Abstract

Slums are an urban problem that is always faced by big cities in Indonesia. Addressing the issue, the government has planned a policy of 100-0-100. Implementation of 100-0-100 program in Semarang City is by launching Kampung Tambak Lorok area as a marine kampong area. One of the implementation of maritime villages concept is by building flats. Researchers understand the need for a review of the factors that affect people's preferences to live in a flat house. It is hoped that this study can produce the right policy formulation for the development of apartment project. The purpose of this study is to examine the influence of spatial and a-spatial factors on the preferences of Tambak Lorok villagers to live in flats. The approach used in this research is quantitative approach. This research uses multiple linear regression analysis technique. Based on the results of analysis it is known that the resulting regression equation is Y '= 22.366 + 0.127A1 + 0,183A3 + 0,246B2 + 0,096B5 + 0,054B6 + 0,076B8. Based on these results variables to be considered as the degree of influence are 1) the security of the disaster; 2) spacing of shopping; 3) distance to the main road; 4) completeness of space; 5) unit price; And 6) unit area
PERKEMBANGAN WILAYAH PERI URBAN: KAJIAN PADA PERSPEKSTIF DEMOGRAFI DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT (Studi Kasus: Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman) Aninda Sarah Kinanti; Wiwandari Handayani
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.34 KB)

Abstract

Keterbatasan lahan di Kota Jogjakarta tidak mendukung jumlah penduduk pendatang yang semakin meningkat, padahal mereka membutuhkan ruang untuk tempat tinggal dan beraktivitas lainnya. Oleh sebab itu terjadi pergeseran urbanisasi ke wilayah peri urban Kecamatan Depok. Jika perkembangan wilayah peri urban Kecamatan Depok dibiarkan dan tidak kunjung dilihat sebagai kota di masa depan, akibatnya pembangunan yang terjadi di wilayah ini tidak dapat mensejahterakan penduduk setempat, sehingga timbul masalah-masalah pada kependudukan. Oleh karena itu perlu dipahami perkembangan wilayah peri urban dalam berbagai perspektif yang luas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji perkembangan wilayah peri urban Kecamatan Depok pada perspektif demografi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode desriptif kuantitatif dengan alat analisis berupa crosstab, analisis transisi demografi, analisis struktur penduduk, dan analisis transisi sosial ekonomi. Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah Kecamatan Depok masih memiliki karakteristik penduduk yang bersifat kedesaan pada tahun 1980-1990, akan tetapi pada tahun 1990 - 2010, urbanisasi di Kota Jogjakarta telah merubah pembangunan di area Kecamatan Depok dan karakteristik penduduknya mulai berubah menjadi karakteristik perkotaan. Perubahannya juga diikuti dengan proses perubahan peri-urbanisasi di Wilayah peri urban Kecamatan Depok. Pada tahun 1980 hingga tahun 2010, proses peri urban yang terjadi adalah sub-urbanisasi, kemudia tahun 2000 hingga tahun 2010, proses yang terjadi adalah centripetal migration dan population retention. Disamping itu, perubahan yang terjadi di Kecamatan Depok sebagai akibat dari bertambahnya penduduk pendatang juga memberikan beragam bentuk hubungan demografi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Depok. Oleh sebab itu diperlukan arahan kebijakan untuk wilayah peri urban yang bersifat spasial.

Page 1 of 48 | Total Record : 478


Filter by Year

2012 2023