cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teknik PWK
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 478 Documents
KEBERTAHANAN KAWASAN PERKAMPUNGAN PEDAMARAN SEMARANG Dhyah Puspita Dewi; Joesron Alie Syahbana
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 1 (2015): Februari 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.611 KB)

Abstract

Setiap kota besar biasanya mempunyai suatu kawasan yang masih mempertahankan kebudayaannya sebelumnya, baik fisik berupa bentuk bangunan yang masih tradisional maupun non fisik yaitu kegiatan-kegiatan yang sejak zaman dahulu dilakukan masih dilakukan. Kawasan tersebut sering disebut dengan kampung. Kampung berbeda dengan desa, salah satunya ialah lokasi desa yang berada di luar kota sedangkan kampung berada di dalam kota. Oleh karena itu, kampung memiliki masalah yang lebih pelik daripada desa. Secara keseluruhan, permasalahan yang dihadapi oleh Kawasan Perkampungan Pedamaran Semarang ialah banjir, drainase yang buruk, padat akan bangunan, kumuh dan tingginya angka kemiskinan. Masalah utama sendiri ialah masalah kemiskinan dan banjir. Namun, walaupun dihadang masalah demikian, kampung ini masih eksis. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui apa yang membuat Kampung Pedamaran di Kota Semarang bertahan hingga saat ini. Adapun metode yang digunakan ialah kualitatif desktriptif, dengan mengkaji karakteristik kampong melalui konsep elemen perancangan kota, mengkaji aspek fisik dan aspek non fisik kawasan. Pengumpulan data difokuskan kepada observasi lingkungan dan wawancara terhadap narasumber yang dianggap mengerti benar keadaan Kampung Pedamaran. Berdasarkan proses penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka dapat dilihat bahwa yang membuat kampung dapat bertahan dari berbagai permasalahan terutama terhadap banjir dan kemiskinan adalah oleh karena keadaan sosial kampung yang baik, dan karena kemudahan dalam mencari nafkah.
Preferensi Masyarakat Kota Surakarta terhadap Pemilihan Angkutan Umum Vania Mirza Eriyanti; Widjonarko Widjonarko
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 8, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (793.819 KB)

Abstract

The growth of Surakarta City that occurs continously, causing an increase in the daily activities of its city community. Surakarta city community are urgently need public transportation service both facilities and infrastructure, to support the increasing daily activities. Surakarta City government creates the Surakarta City Government's Mass Public Transport Facility Improvement Program (SAUM) which aims to reduce the number of private vehicle use in Surakarta City and divert the interest of the public to use Batik Solo Trans (BST). BST procurement as the main public transportation facility in Surakarta are the sub program that include in the SAUM. The steps that will be taken by the city government started by planning the construction of six BST corridors and the gradual replacement of existing public transport to BST. The public transportation that will be replaced are city bus and city transportation (angkot). The problem in the planning is the unbalanced needs of the community for convenient, fast, integrated and inexpensive transportation with the existing public transportation facilities. This causes a reduction in public interest in using public transport. It also causes other problems to arise, namely more and more people who choose to use private vehicles to support their daily activities. Based on the plan of the Surakarta City Government and the situation in the field, the formulation of the problem was formulated with a research question "How big is the preference of the Surakarta City community in using public transportation?".             The purpose of the study is to find out how much the preference of the Surakarta City community in using public transportation. The results of the study can be used as a reference by the City Government in evaluating the SAUM improvement program. The research method used is quantitative research methods. Data collection methods used are primary data questionnaires, secondary data survey agencies. The analytical method used is AHP analysis and descriptive analysis.
POLA PERGERAKAN PEKERJA KOMUTER SAYUNG - SEMARANG Heldi Pebrian; Anita Ratnasari Rakhmatulloh
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 4 (2013): November 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1103.532 KB)

Abstract

Interaksi antara Kecamatan Sayung dengan Kota Semarang dapat dilihat dari pergerakan masyarakat yang terjadi setiap harinya atau yang lebih dikenal dengan istilah penglajuan (commuting). Dengan aksesibelnya jaringan jalan yang dilalui mengakibatkan pergerakan masyarakat komuter yang terjadi juga semakin tinggi untuk melakukan aktivitas. Kebutuhan akan pergerakan selalu menimbulkan permasalahan transportasi khususnya pada saat orang ingin bergerak untuk  tujuan yang sama di dalam daerah tertentu dan pada saat yang bersamaan pula. Salah satu usaha untuk mengatasinya adalah dengan memahami pola pergerakan yang akan terjadi. Arahan untuk penelitian ini untuk menjawab pertanyaan mengenai bagaimanakah pola pergerakan pekerja komuter di Kecamatan Sayung.Hasil penelitian menunjukkan, Pola pergerakan yang terbentuk yaitu pola pergerakan internal - eksternal, yaitu Internal dalam hal ini adalah wilayah pinggiran sebagai pusat permukiman yaitu Kecamatan Sayung dan wilayah tujuan sebagai wilayah eksternalnya adalah Kota Semarang dengan frekuensi tujuan paling tinggi daerah Genuk, yang merupakan kawasan industri. Hal ini mengakibatkan dampak yang negatif terhadap permasalahan transportasi, apabila tidak ditangani akan berdampak lebih besar nantinya. Oleh karena itu hendaknya dari temuan studi ini bisa membantu stakeholder sebagai dasar pertimbangan perencanaan transportasi.
PARTISIPASI MASYRAKAT DALAM PEMBANGUNAN SANITASI PERKOTAAN DI KELURAHAN ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Venny V. S Turnip; Mohammad Mukti Alie
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 2 (2015): Mei 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.852 KB)

Abstract

Prasarana sanitasi merupakan kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Namun masih terdapat wilayah yang tidak memiliki prasarana sanitasi yang memadaiakibat kurangnya pemeliharaan sehingga tidak dapat berfungsi dengan semestinya. Untuk itu diperlukan peran dari masyarakat agar terciptanya suatu pembangunan yang berkelanjutan melalui program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji bentuk patisipasi masyarakat dalam program SPBM serta untuk mengetahui factor yang mempengaruhi bentuk partisipasi masyarakat baik faktor internal maupun faktor eksternal. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik masyarakat di Dusun Kebuntaman Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang.Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan gabungan kuantitatif dan kualitatif. Teknik Analisis yang digunakan meliputi analisis deskriptif kuantitatif. Program pembangunan sanitasi di Kelurahan Rowosari melibatkan partisipasi masyrakat, dimana masyarakat turut berperan dan dilibatkan selama program berjalan. Masyarakat turut berpartisipasi dalam tahap sosialisasi, tahap pelaksanaan, serta partisipasi dalam tahap pengendalian dalam mendukung perbaikan sanitasi. Pata tahap prencanaan masyarakat terlibat dalam perencanaan pembangunan MCK dan IPAL Komunal yaitu dengan turut mengahadiri pertemuan serta dalam bentuk uang dan makanan yang pada saat pertemuan berlangsung. Pada tahap kosntruksi masyarakat memberikan partisipasinya dalam bentuk tenaga, sementara masyarakat turut pula memberikan partisipasinya dalam bentuk uang pada tahap operasional.
KAJIAN STRUKTUR POLA RUANG KAMPUNG BERDASARKAN BUDAYA LOKAL DI PERKAMPUNGAN KE’TE KESU, KABUPATEN TORAJA UTARA Pransiska Archivianti Toriki; Nurini Nurini
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 1, No 1 (2012): November 2012
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1032.802 KB)

Abstract

Kampung Ke’te Kesu merupakan kampung tradisional suku Toraja yang sudah berumur lebih dari 400 tahun dan sudah resmi dijadikan sebagai kawasan cagar budaya oleh Pemerintah Kabupaten Toraja Utara. Kampung yang dimiliki oleh keluarga besar Tongkonan Kesu ini terdiri dari beberapa area dan semuanya berhubungan dengan tradisi masyarakat suku Toraja yang merupakan budaya lokal masyarakat suku Toraja, namun belum pernah ada yang meneliti mengenai struktur dan pola ruang kampung tersebut dan apa saja yang mengakibatkan terbentuknya struktur dan pola ruang kampung yang ada di Toraja Utara. Kampung Ke’te Kesu merupakan milik keluarga besar Tongkonan Kesu, sehingga mengakibatkan struktur dan pola ruang kampung yang terbentuk menjadi tidak terencana. Dari permasalahan diatas, maka disimpulkan suatu pertanyaan penelitian yaitu bagaimana struktur pola ruang kampung berdasarkan budaya lokal di perkampungan Ke’te Kesu, Kabupaten Toraja Utara? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mengetahui bagaimana struktur dan pola ruang perkampungan berdasarkan budaya lokal di Toraja Utara dan apa saja yang menyebabkan terbentuknya struktur dan pola ruang kampung di Toraja Utara. Hasil penelitian ini adalah Toraja Utara merupakan salah satu contoh kota tradisional yang tidak direncanakan, karena terdiri dari beberapa kampung yang merupakan warisan turun-temurun dari Nenek Moyang tiap Tongkonan. Kampung Ke’te Kesu secara struktural memiliki bentuk yang homogen, serta memiliki pola yang linear karena terletak dan berkembang di pinggir Jl. Ke’te Kesu. Selain itu, karena kampung Ke’te Kesu telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya, maka perkembangan rumah-rumah tunggal cenderung ke arah Jl.Ke’te Kesu. Secara fisik adanya area di kampung Ke’te Kesu ini karena kebutuhan ruang masyarakat dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari dan tradisi mereka yaitu upacara-upacara adat yang mereka lakukan berdasarkan kepercayaan mereka, yaitu Aluk Todolo (Agama Leluhur) yang memandang alam sebagai falsafah dalam ajarannya.
Evaluasi Kebijakan Konservasi Kota Kecil Lasem, Kabupaten Rembang Novita Tri Anggraenie; Jawoto Sih Setyono
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 9, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.009 KB)

Abstract

Urban conservation in development planning is  a form of maintaining the city's heritage. It will be difficult and important to discuss about urban conservation, especially in small cities that have historical heritage. Urban conservation can’t be separated from a regulation, because it is the main thing of conservation planning. Existing policies must be able to accommodate mechanisms to balance conservation sustainability in the short and long term. In addition, urban conservation policies should be a tool that can control cultural heritage. This is the basis for reviewing policy documents relating to urban conservation as one of the terms of reference for development and activities in Lasem. The purpose of this study is to evaluate conservation policies in Lasem, Rembang Regency. The analytical method used is the Delphic Hierarchy Process (DHP) and descriptive statistical analysis. The results of the evaluation can be seen that the most important conservation policies are at the National level. With the existence of this research, it is expected to be considered in the formulation of conservation policies in Lasem, Rembang Regency.
KETERSEDIAAN AIR BERSIH DAN PERUBAHAN IKLIM: STUDI KRISIS AIR DI KEDUNGKARANG KABUPATEN DEMAK Bunga Irada Amalia; Agung Sugiri
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 2 (2014): Mei 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.93 KB)

Abstract

Perubahan iklim merupakan fenomena global yang belakangan ini sering dibahas dan memiliki dampak salah satunya adalah peningkatan suhu Selain itu, penelitian sebelumnya mengatakan bahwa Perubahan iklim berpengaruh pada sumber daya air yang ada di seluruh dunia yang terjadi juga di Kedungkarang. Dimana peningkatan suhu dirasakan oleh masyarakat. Kabupaten Demak merupakan Kabupaten yang terletak di pesisir utara pulau Jawa terindikasi mengalami perubahan iklim.  Masih ada desa - desa di Kabupaten Demak yang belum tersalurkan oleh pipa PDAM, termasuk Desa Kedungkarang. Di samping itu, air sungai dan air sumur yang asin juga berdampak pada sulitnya warga untuk mengakses air bersih dalam memenuhi kebutuhan domestiknya. Hal ini menyebabkan seluruh warga di Desa Kedungkarang membeli air bersih dari air yang dijajakan warga Kabupaten Jepara. Ditambah lagi dengan isu perubahan iklim dan letak geografis yang berada di wilayah pesisir utara Kabupaten Demak diduga kian memperparah krisis air pada di wilayah studi. Metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah metode mix, yakni metode kualitatif dan metode kuantitatif. Dengan dampak perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan suhu udara sehingga mengakibatkan semakin cepatnya penguapan air. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah dan instansi terkait penyediaan air bersih. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat terutama di wilayah studi mengenai dampak dari perubahan iklim terhadap krisis air yang terjadi.
KESESUAIAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH TERHADAP RESIKO BENCANA ROB DAN GENANGAN DI WILAYAH PESISIR KOTA SEMARANG Vicky Rasyiid Maulana; Imam Buchori
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 5, No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1533.652 KB)

Abstract

Floods and puddle disaster are one of the natural disaster or natural phenomenon that potentially caused devastation consequences, happened in certain condition, time and location. Floods and puddle disaster in the coast of semarang is a phenomenon that happened once a year. It influenced by the instruction of sea water, land subsidence, poor drainage and the factor of high rain fall during rainy season. As in a solution to cope with floods and puddle disaster-prone area, the government of semarang has made a plan for disaster-prone area that listed in RTRW in Semarang. The purpose of this research is to learn how suitable is the layout plan of floods and puddle disaster risk in the coastal area of semarang. This research uses quantitative approach with data analysis method in the form of scoring analysis, quantitative descriptive and spatial analysis. In determining of this RTRW suitability is carried on in several stages of analysis which is one of them are tidal flood disaster prone analysis and inundation hazard, vulnerability of physical condition and risk of tidal flood and puddle on coast of Semarang City. Disaster prone analysis is the study of research measured by topography level, rainfall, soil type and land used. Vulnerability analysis of physical conditions are the research study measured by road levels, drainage, watershed and river density, soil deflation and building solidity. Whereas, risk analysis of tidal flood disaster and puddle are the result of disaster prone analysis with vulnerability of physical condition on coast of Semarang City. The result of this research is obtained that around 84% of land area used on coast of Semarang City (12894,09 Ha) suitable with RTRW . Land area used is one of way to minimize risk of rob disaster and inundation.  Whereas, 16% of land area used on coast of Semarang City is not suitable due to it doesn’t have effort to minimize risk of disaster tidal flood and puddle. Therefore, Concluded that the most potential rob area are industrial areas, transportation service areas, educational areas, Economic areas, sport and recreation and open green spaces of all.
PENETAPAN FUNGSI DAN KESESUAIAN VEGETASI PADA TAMAN PUBLIK SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA PEKALONGAN (Studi Kasus: Taman Monumen 45 Kota Pekalongan) Faidloh Nur Rochim; Joesron Alie Syahbana
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (718.329 KB)

Abstract

Salah satu bentuk ruang terbuka hijau di Pekalongan adalah taman publik yang dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai macam kegiatan seperti rekreasi, jalan-jalan, tempat menghilangkan penat, menambah pengetahuan, istirahat, duduk-duduk ataupun sekedar singgah. Kuantitas ruang terbuka hijau memang perlu dipenuhi, namun hal yang juga penting dipenuhi adalah kualitasnya yang berkaitan dengan vegetasi yang tumbuh, menyangkut jenis, bentuk, lokasi tanam, jumlah dan kondisinya, selain juga ruang tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penetapan fungsi dan kesesuaian vegetasi pada taman publik sebagai ruang terbuka hijau di Pekalongan dengan lokasi penelitian Taman Monumen 45. Untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan, maka tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan analisis kondisi fisik taman, analisis fungsi taman, analisis vegetasi taman dan analisis penetapan fungsi dan kesesuaian vegetasi taman. Adapun metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi lapangan, wawancara terstruktur dan telaah dokumen. Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian adalah secara garis besar dalam pemilihan vegetasi pengisi taman tersebut tidak memiliki kriteria tertentu, hal ini dikarenakan lokasi tersebut merupakan lokasi dengan tanah yang bebas banjir, sehingga pemilihan vegetasi pun tidak dilakukan secara mendetail.
KEBERLANJUTAN KAWASAN SEMAWIS SEBAGAI OBYEK WISATA DI KOTA SEMARANG Rama Sanjaya; Hadi Wahyono
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 4 (2014): November 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasar Semawis atau dikenal juga dengan Warung Semawis merupakan pasar malam yang diadakan warga kampung Pecinan di kota Semarang. Pada awalnya pasar semawis dibuka pada tanggal 15 Juli 2005 setiap hari Jum’at-Minggu. Semawis terletak di Gang Warung kawasan pecinan yang ditutup bagi kendaraan pada malam harinya. Pemberian nama Pasar Semawis ini disesuaikan dengan nama pendiri pasar tersebut yaitu perkumpulan Kopi Semawis (Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata). Pasar ini bermula dari diadakannya perayaan Tahun Baru Imlek pada tahun 2004, yang mana mulai tahun tersebut Tahun Baru Imlek dinyatakan sebagai Hari Libur Nasional di Indonesia. Daya tarik Pasar Semawis, pembauran antar budaya (Jawa, Koja, Arab dan Tionghoa), mampu meningkatkan pesona asimilasi budaya di Kota Semarang. Atraksi budaya yang ditawarkan di Pasar Semawis juga beragam, seperti daya tarik hiburan, religius, kuliner dan eksotika. Akan tetapi, hal tersebut belum diimbangi dengan kurang memadainya sistem aksesibilitas menuju obyek wisata, arsitektur bangunan, dan rendahnya ketersediaan fasilitas di sekitar obyek wisata. Berdasasrkan hal tersebut, kegiatan wisata di Pasar Semawis mengalami hambatan terhadap keberlanjutan wisata Pasar Semawis. Pertanyaan yang dikaji dalam perumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana keberlanjutan Kawasan Pasar Semawis sebagai obyek wisata di Kota Semarang ? Tujuan dalam tema laporan ini yakni untuk mengkaji keberlanjutan kawasan Semawis sebagai obyek wisata di Kota Semarang berdasarkan keberlanjutan komponen pariwisata; (1) Atraksi, (2) Aksesibilitas, (3) Akomodasi, (4) Promosi dan (5) Wisatawan. Sasaran dalam penelitian ini adalah; (1) Mengkaji kelebihan dan kekurangan komponen pariwisata Pasar Semawis, (2) Mengkaji keberlanjutan komponen pariwisata Pasar Semawis, dan (3) Rumusan kajian keberlanjutan wisata Pasar Semawis. Metode pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah terdeskripsikannya sebuah keberlanjutan kegiatan wisata Pasar Semawis di Kota Semarang dengan perlunya perhatian khusus terhadap aksesibilitas dalam menunjang kegiatan wisata Pasar Semawis yang dikaji berdasarkan keberlanjutan komponen pariwisata. Hasil kajian ini nantinya dapat memberikan masukan dalam pengembangan obyek wisata Pasar Semawis. Masukan ini ditujukan untuk pihak pengelola wisata Pasar Semawis dan Dinas Pariwisata Jawa Tengah.  

Page 2 of 48 | Total Record : 478


Filter by Year

2012 2023