cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Nutrition College
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 23376236     EISSN : 2622884X     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Journal of Nutrition College (P-ISSN : 2337-6236; E-ISSN : 2622-884X) diterbitkan oleh Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro sebagai media publikasi artikel-artikel ilmiah dalam biang Ilmu Gizi dengan skala terbit 4 kali dalam setahun, yaitu pada Januari, April, Juli, dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 664 Documents
PERBEDAAN KADAR ASAM URAT PADA WANITA LANSIA DENGAN PERSEN LEMAK TUBUH OBESITAS DAN NON-OBESITAS Andarbeni, Larasati; Probosari, Enny
Journal of Nutrition College Vol 8, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.106 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v8i4.25836

Abstract

Latar Belakang : Obesitas adalah suatu kelainan metabolisme, dimana terjadi ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang keluar. Obesitas pada lansia merupakan salah satu masalah kesehatan paling serius didunia. Pada penderita obesitas, resiko untuk mengalami penyakit gout lebih tinggi. Penyakit gout lebih sering menyerang pada orang yang mengalami kelebihan berat badan lebih dari 30%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar asam urat pada wanita lansia obesitas dan non obesitas.Metode :Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan cross-sectional. Jumlah subjek penelitian adalah 56 orang wanita dengan usia 60-74 tahun. Kadar asam urat diperoleh menggunakan metode enzimatik, sedangkan status obesitas diperoleh menggunakan alat BIA (Bioelectrical Impedance Analyser).Hasil :Kadar asam urat sebagian besar kadar asam urat subjek (78,6%) berada dalam rentang normal, yaitu antara 2,6 – 6 mg/dl, sementara 12 orang subjek (21,4%) mengalami hiperurisemia. Pada subjek obesitas  ditemukan 7 orang subjek hiperurisemia (> 6mg/dl), sedangkan pada subjek non obesitas ditemukan 5 orang subjek hiperurisemia ( 6mg/dl). Hasil statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kadar asam urat antara subjek obesitas dan non obesitas (p>0,05).
GAMBARAN ASUPAN VITAMIN A, KADAR SERUM SENG, DAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 9-12 TAHUN Maulida, Aisya; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 4, No 4 (2015): Oktober 2015
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.322 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v4i4.10103

Abstract

Latar Belakang :. Wasting (kurus) dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak. Vitamin A dan seng adalah mikronutrien esensial yang berperan pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Defisiensi vitamin A dan seng sering terjadi pada anak yang berstatus gizi kurang. Tujuan : Mengetahui gambaran asupan vitamin A, kadar serum seng, dan status gizi pada anak usia 9 -12 tahun.Metode : Penelitian deskriptif analisis. Subjek sebanyak 40 anak dipilih dengan metode nonprobability sampling. Pengukuran berat badan dan tinggi badan menggunakan timbangan digital dan microtoa, analisis kadar serum seng dengan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), dan pengambilan asupan makanan dengan wawancara formulir food frequency questionare (FFQ) semikuantitatif. Hasil : Pada penelitian ini kejadian wasting sebesar 20%. Asupan vitamin A subjek memiliki rerata 402,5 µg. Semua subjek memiliki kadar serum seng rendah dengan median 19,01 µg/dL. Kesimpulan : Pada penelitian ini kejadian wasting sebesar 20%, sebanyak 60% subjek memiliki asupan vitamin A yang kurang, dan semua subjek mengalami defisiensi seng.
SNACK BAR RENDAH FOSFOR DAN PROTEIN BERBASIS PRODUK OLAHAN BERAS Jauhariah, Durotul; Ayustaningwarno, Fitriyono
Journal of Nutrition College Vol 2, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.302 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i2.2750

Abstract

Latar Belakang: Hiperfosfatemia merupakan gangguan metabolisme pada pasien gagal ginjal kronik. Strategi diet untuk menurunkan kadar fosfor dalam darah adalah mengonsumsi makanan rendah fosfor, protein dan rasio fosfor-protein, antara lain beras dan putih telur. Modifikasi makanan selingan berupa snack bar menggunakan produk olahan beras dan putih telur dapat menghasilkan produk yang menarik dengan kandungan zat gizi lebih baik. Tujuan: Menganalisis kandungan zat gizi, rasio fosfor-protein, densitas kamba, daya patah, serta tingkat kesukaan snack bar dengan berbagai produk olahan beras.Metode: Penelitian eksperimental acak lengkap 1 faktor yaitu 3 jenis produk olahan beras meliputi sereal beras, rice krispi, dan brondong beras. Penelitian pendahuluan menunjukkan snack bar dengan penambahan putih telur 20% adalah yang paling disukai panelis sehingga digunakan sebagai formulasi tetap pada penelitian utama. Penelitian utama berupa pembuatan snack bar menggunakan berbagai produk olahan beras. Data kandungan zat gizi, rasio fosfor-protein, densitas kamba, dan daya patah dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA dilanjutkan uji Tukey dan LSD. Tingkat kesukaan dianalisis menggunakan uji Friedman dilanjutkan uji Wilcoxon.Hasil: Dalam berat takaran saji 45 g, formulasi sereal beras mengandung 194, 78 kkal energi, 2,44 g protein, 58,13 mg fosfor, dan rasio fosfor-protein 23,74 mg/g. Formulasi rice krispi mengandung 193,20 kkal energi, 2,61 g protein, 71,55 mg fosfor, dan rasio fosfor-protein 27,27 mg/g. Formulasi brondong beras mengandung 202,66 kkal energi, 3,25 g protein, 77,77 mg fosfor, dan rasio fosfor-protein 23,80 mg/g. Terdapat perbedaan tingkat kesukaan panelis terhadap warna dan tekstur yang bermakna tetapi tidak pada aroma dan rasa snack bar.Kesimpulan: Semua formulasi snack bar secara umum memenuhi syarat kandungan zat gizi dan masih dapat diterima oleh panelis. Formulasi snack bar yang direkomendasikan adalah sereal beras. Kata kunci: Hiperfosfatemia; kandungan zat gizi; rasio fosfor-protein; produk olahan beras; putih telur; snack bar.
PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI PADA MAHASISWI GIZI DAN NON GIZI UNIVERSITAS DIPONEGORO Bening, Salsa; Margawati, Ani
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.176 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6872

Abstract

Latar Belakang: Sebesar 8.7% penduduk usia >18 tahun mengalami  gizi kurang. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan gizi di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan utama. Pada periode remaja hingga dewasa, seseorang memerlukan asupan gizi yang seimbang. Akan tetapi karena adanya keinginan memiliki tubuh yang ideal menyebabkan periode tersebut rentan terhadap pembatasan asupan makan. Pengetahuan yang baik mengenai gizi dapat mempengaruhi asupan makan seseorangan sehingga akan berdampak pula terhadap status gizinya.Tujuan: Mengetahui perbedaan pengetahuan gizi, body image, asupan energi, dan status gizi pada mahasiswi gizi dan non gizi Universitas Diponegoro.Metode: Jenis penelitian cross sectional yang dilakukan pada 80 mahasiswi semester 4 di Fakultas Kedokteran dan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Data yang diambil adalah data mengenai identitas diri, dan kuesioner yang meliputi pengetahuan gizi, body image, asupan energi yang diperoleh dari recall 3x24 jam, serta status gizi yg diperoleh dari berat badan dan tinggi badan. Analisa data menggunakan uji beda Mann Whitney antara kelompok mahasiswi gizi dan mahasiswi non gizi.Hasil: Sebanyak 80 subjek mahasiswi  usia 19-21 tahun, terdiri dari 40 mahasiswi gizi dan 40 mahasiswi non gizi. Rerata skor pengetahuan gizi pada mahasiswi gizi sebesar 91.375 ± 7.069, sedangkan non gizi sebesar 66.625 ± 14.909. Rerata skor body image pada mahasiswi gizi sebesar 82.200 ± 23.848, sedangkan non gizi sebesar 86.975 ± 32.506. Sebesar 60% dari keseluruhan subjek belum memiliki asupan energi cukup dan sebesar 67.5% dari keseluruhan subjek memiliki status gizi yang baik. Uji beda: pengetahuan gizi (p=0.00), body image (p=0.155), asupan energi (p=0.162), dan status gizi (p=0.34).Simpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan gizi yang bermakna antara kelompok mahasiswi gizi dan non gizi. Sedangkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada body image, asupan energi dan status gizi.
HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN DENGAN OBESITAS PADA REMAJA Suryandari, Beti Dwi; Widyastuti, Nurmasari
Journal of Nutrition College Vol 4, No 4 (2015): Oktober 2015
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.051 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v4i4.10153

Abstract

Latar Belakang : Obesitas merupakan masalah kesehatan kompleks. Remaja yang mengalami obesitas dapat memiliki peningkatan risiko kematian saat dewasa. Kelebihan asupan makan merupakan salah satu faktor  penyebab terjadinya obesitas. Protein merupakan jenis makronutrien yang berkaitan dengan kejadian obesitas. Jenis protein juga berhubungan dengan obesitas. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa terdapat hubungan asupan protein hewani dan asupan protein nabati dengan obesitas.  Tujuan : Mengetahui hubungan antara asupan protein dengan obesitas pada remaja.Metode : Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kesatrian 2 Semarang pada bulan Juni 2015.Desain penelitian cross-sectional dengan subyek 49 remaja usia 12-14 tahun dipilih dengan metode simple random sampling. Data yang diambil adalah berat badan, tinggi badan dan asupan protein. Analisis bivariat dengan uji rank Spearman dan Pearson.Hasil : Terdapat 28,6% remaja mengalami obesitas. Hasil penelitian menunjukkan 55,1% subjek memiliki asupan protein cukup, 65,3%  subjek mengkonsumsi protein nabati melebihi kebutuhan dan 91,8% subjek mengkonsumsi protein hewani melebihi kebutuhan. Terdapat hubungan signifikan antara asupan protein total (r=0.732 p=0.000), protein hewani (r=0.735p=0.000) dan asupan protein nabati (r=-0.319 p=0.026) dengan IMT.Kesimpulan : Asupan protein total, protein hewani, protein nabati memiliki hubungan signifikan dengan IMT.
KONTRIBUSI MP-ASI BISKUIT SUBSTITUSI TEPUNG GARUT, KEDELAI, DAN UBI JALAR KUNING TERHADAP KECUKUPAN PROTEIN, VITAMIN A, KALSIUM, DAN ZINK PADA BAYI Aini, Nurly Qurrota; Wirawani, Yekti
Journal of Nutrition College Vol 2, No 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.7 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i4.3727

Abstract

Latar Belakang: MP-ASI biskuit bayi dengan substitusi tepung komposit garut, kedelai, dan ubi jalar kuning merupakan upaya perbaikan gizi masyarakat melalui pendekatan penganekaragaman pangan lokal. Dengan demikian dilakukan penelitian mengenai kontribusi MP-ASI biskuit substitusi pati garut, tepung kedelai, dan tepung ubi jalar kuning terhadap kecukupan protein, vitamin A, kalsium, dan zink pada bayi.Tujuan: Menganalisis pengaruh substitusi tepung garut, kedelai, dan ubi jalar kuning terhadap kandungan zat gizi dan sifat fisik serta menentukan takaran saji untuk mengetahui kontribusi zat gizi.Metode: Merupakan penelitian eksperimental rancangan acak lengkap satu faktor pada pembutan MP-ASI biskuit bayi dengan substitusi tepung garut, kedelai, dan ubi jalar kuning yaitu K (0 %:0 %:0 %), PI (40 %:15 %:25 %), P2 (30 %: 20 %: 30 %), dan P3 (35 %:25 %:20 %). Analisis statistik zat gizi dan sifat fisik menggunakan One Way Anova CI 95% dilanjutkan dengan analisis Multipel Comparation (Posthoct test).Hasil: Substitusi tepung garut, kedelai, dan ubi jalar kuning meningkatkan kadar protein, lemak, β-karoten, zink, daya serap air, dan tingkat kekerasan pada biskuit, sedangkan kadar karbohidrat menurun. Kadar kalsium, densitas kamba dan uji seduh tidak berbeda nyata dengan biskuit kontrol. Konsumsi satu takaran saji biskuit P3 sebesar 50 g (2 keping biskuit) dapat memenuhi energi 40,63 %, protein 31,31 %, vitamin A 31,27 %, kalsium 62 %, dan zink 18,75 % pada bayi.Simpulan: Konsumsi dua takaran saji biskuit dengan substitusi tepung garut 35 %, kedelai 25 %, dan ubi jalar kuning 20 % dapat memenuhi kecukupan zat gizi bayi kecuali zink. Selain itu, biskuit mempunyai sifat fisik yang baik dilihat dari daya serap air dan tingkat kekerasan.
Hubungan Frekuensi Konsumsi Gluten dan Kasein dengan Status Gizi Anak Autisme Fauziyah, Syifa Nala; Ardiaria, Martha; Wijayanti, Hartanti Sandi
Journal of Nutrition College Vol 6, No 3 (2017): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.342 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v6i3.16919

Abstract

Latar belakang: Terapi diet pada anak autisme yang paling banyak diterapkan adalah diet bebas gluten dan/atau kasein karena mampu memperbaiki gejala hiperaktif atau gangguan autisme lainnya. Hal ini juga dapat berdampak pada tingkat kecukupan asupan zat gizi anak autisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi konsumsi gluten dan kasein dengan status gizi pada anak autisme.Metode: Penelitian observasional desain cross sectional dengan jumlah responden 34 anak autisme yang diambil melalui metode consecutive sampling. Pengambilan data primer meliputi data asupan makanan dengan menggunakan metode food recall 3x24 jam dan Food Frequency Questionaire (FFQ), data aktivitas fisik dengan mengunakan kuisoner Physical Activity Questionaire for Children (PAQ-C), serta data antropometri melalui timbangan digital ketelitian 0,1 kg dan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm. Analisis data dengan uji deskriptif dan uji korelasi.Hasil: Masalah gizi yang banyak ditemukan pada responden adalah gizi lebih sebesar 44,1%. Rerata frekuensi konsumsi gluten 9±8,8 kali/minggu dan konsumsi kasein 7±1,5 kali/minggu. Rata-rata aktivitas responden termasuk dalam kategori rendah. Hasil analisis uji Spearman menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara frekuensi konsumsi gluten dan kasein dengan status gizi (p=0,32 r=-0,17). Namun, memiliki hubungan bermakna antara frekuensi konsumsi gluten dan/atau kasein dengan tingkat kecukupan energi (p=0,049 r=0,34) dan lemak (p=0,037 r=0,36) melalui uji korelasi pearson.Simpulan: Frekuensi konsumsi gluten dan kasein tidak memiliki hubungan bermakna terhadap status gizi  pada anak autisme.
KANDUNGAN GIZI, SIFAT FISIK, DAN TINGKAT PENERIMAAN ES KRIM KACANG HIJAU DENGAN PENAMBAHAN SPIRULINA Marantha, Hardaning Ausiea; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.598 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6877

Abstract

Latar Belakang : Anemia defisiensi besi dapat dicegah dengan meningkatkan konsumsi besi melalui produk yang disukai seperti es krim. Penambahan spirulina pada es krim kacang hijau diharapkan dapat menjadi alternatif produk tinggi besi dan  rendah lemak.Tujuan : Menganalisis kandungan zat gizi (kadar zat besi, protein, dan lemak), sifat fisik (overrun, melting rate), dan tingkat penerimaan es krim kacang hijau dengan penambahan spirulina.Metode : Merupakan penelitian eskperimental rancangan acak lengkap satu faktor yaitu konsentrasi penambahan spirulina (0% sebagai kontrol, 0.15%, 0.30%, dan 0.45%) pada es krim kacang hijau. Analisis kadar zat besi, protein, lemak, dan nilai overrun diuji dengan one way ANOVA dilanjutkan dengan Least Significance Different (LSD), sedangkan analisis melting rate dan tingkat penerimaan menggunakan Kruskal wallis yang dilanjutkan dengan Mann Whitney.Hasil : Es krim kacang hijau dengan penambahan 0.45% spirulina mengandung kadar zat besi dan protein tertinggi dengan kadar lemak terendah yaitu sebesar 5.730 mg%, 1.813%, dan 0.204%. Es krim kacang hijau dengan penambahan 0.15% spirulina memiliki nilai overrun tertinggi sebesar 19.68% dan melting rate tertinggi 0.5 ml/menit. Es krim perlakuan dengan tingkat penerimaan terbaik adalah es krim kacang hijau dengan penambahan spirulina 0.15%.Simpulan : Penambahan spirulina meningkatkan kadar zat besi dan protein serta mempengaruhi kadar lemak es krim kacang hijau secara signifikan. Namun penambahan spirulina menurunkan nilai overrun dan tidak mempengaruhi melting rate es krim kacang hijau secara tidak signifikan. Penambahan spirulina mempengaruhi nilai warna dan menurunkan nilai aroma secara signifikan serta menurunkan nilai tekstur, dan rasa es krim kacang hijau (tidak signifikan).
PENGARUH PEMBERIAN JUS LIDAH BUAYA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA WANITA PREDIABETES Pertiwi, Putri Sukma; Rahayuningsih, Hesti Murwani
Journal of Nutrition College Vol 1, No 1 (2012): Oktober 2012
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.423 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v1i1.408

Abstract

Background: Prediabetes is a condition which pioneers of DM. Diet management is the effective method to decrease fasting blood glucose (FBG) level. One of plant that correlates decreasing FBG level is Aloe vera. The purpose of  the study was to prove the effects of Aloe vera on FBG level in prediabetes women. Method: This study was quasi experiment with pre test-post test design. The subjects were people in Tlogosari Kulon Semarang who taken by consecutive sampling. Total subjects were 26 people which was divided in 2 groups. The treatment group was given juice Aloe vera 150 gram per day during 14 days and control group was not given juice Aloe vera. FBG level was measured before and after intervention using spectrofotometri method. During intervention, both of group recorded food intake using food record and food recall. Data was analyzed by Independent sample t-test, Mann Whitney test, and Wilcoxon test. Result : The decreasing of FBG level in treatment group was 20.38±14.7 (18.92%) mg/dl and control group was 0.38±11.12 mg /dl. Statistic analysis showed that there was significant difference at decreasing of FBG level in treatment group and control group. Conclusion : There was significant decreasing FBG level 20.38 mg/dl after given juice Aloe vera 150 gram per day during 14 days.
PENGARUH PEMBERIAN JUS SEMANGKA KUNING (CITRULUS LANATUS) TERHADAP KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL (VO2MAX) PADA ATLET SEPAK BOLA Setiawan, Muhamad Irwan; Widyastuti, Nurmasari
Journal of Nutrition College Vol 5, No 2 (2016): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.416 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i2.16361

Abstract

Latar belakang : Penurunan performa latihan sering dialami oleh atlet sepak bola Indonesia. Salah satu indikator performa adalah kebugaran jasmani yang dapat diukur dengan nilai konsumsi oksigen maksimal VO2max. Semangka memiliki kandungan sitrulin, suatu asam amino yang dapat dirubah menjadi nitrit oksida (NO) pada mekanisme penghasilan VO2max. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus semangka kuning terhadap VO2max pada atlet sepak bola.Metode: Desain kuasi eksperimental dengan pendekatan pretest–post test control group design pada 16 atlet Klub Sepak Bola PPLP Jawa tengah usia 15-17 tahun bulan November 2015. Kelompok perlakuan diberikan jus semangka kuning 750 ml, sedangkan kontrol 750 ml sirup sukrosa. Intervensi diberikan selama 7 hari. Metode MFT (Multistage Fitness Test) dilakukan untuk mengukur VO2max sehari sebelum dan sesudah intervensi.   Hasil: Terdapat perbedaan signifikan VO2max antara kedua kelompok (p<0.05), dimana VO2max 54.3±1.88 ml/kg/menit pada kelompok perlakuan dan 52.1±1.78 ml/kg/menit pada kelompok kontrol. Peningkatan VO2max pada kelompok perlakuan (2.27±1.09 ml/kg/menit) lebih tinggi dibanding kontrol (1.92±3.6 ml/kg/menit). Namun, secara klinis VO2max kedua kelompok pada sebelum dan sesudah intervensi masih dalam kategori sangat baik (>51.6 ml/kg/menit). Kesimpulan : Pemberian jus semangka kuning dapat meningkatkan VO2max pada atlet sepak bola.

Page 4 of 67 | Total Record : 664