cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
JURNAL PSIKOLOGI UDAYANA
Published by Universitas Udayana
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 403 Documents
Hubungan kontrol diri dan konformitas terhadap perilaku konsumtif remaja penggemar animasi Jepang (anime) di Denpasar Putu Sokalia Anjani; Dewi Puri Astiti
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.598 KB)

Abstract

Animasi Jepang atau yang lebih sering disebut dengan anime merupakan salah satu budaya populer yang berasal dari Jepang. Gaya penggambaran yang unik dari anime itu sendiri telah membuat anime memiliki banyak penggemar di berbagai negara, khususnya di Indonesia. Penggemar anime di Indonesia tidak terbatas di kalangan anak-anak, namun juga remaja dan dewasa. Kecintaan yang besar terhadap anime dapat menimbulkan berbagai kemungkinan pada kalangan remaja, salah satunya perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif merupakan perilaku membeli tanpa disertai pertimbangan yang matang dan dilakukan demi memberikan kesenangan tersendiri. Perilaku konsumtif dapat dipengaruhi oleh kontrol diri. Semakin tinggi kontrol diri, maka perilaku konsumtif semakin rendah, dan begitu pula sebaliknya. Selain kontrol diri, konformitas juga dapat mempengaruhi perilaku konsumtif. Apabila tingkat konformitasnya tinggi, maka tingkat perilaku konsumtif juga tinggi dan berlaku sebaliknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kontrol diri dan konformitas terhadap perilaku konsumtif remaja penggemar anime di kota Denpasar. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah cluster sampling dengan jumlah subjek sebanyak 114 orang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, sedangkan analisis data dilakukan dengan analisis regresi linier sederhana dan berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontrol diri dan konformitas tidak memiliki hubungan secara simultan dengan perilaku konsumtif, kontrol diri tidak memiliki hubungan terhadap perilaku konsumtif, namun konformitas memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku konsumtif.
Analisis faktor komitmen organisasional tim pada perusahaan rintisan (startup) dengan pendanaan bootstrapping di Bali Dwi Laksono Abdullah; Ni Made Swasti Wulanyani
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.377 KB)

Abstract

Komitmen organisasional penting untuk menjaga keberlangsungan organisasi. Anggota tim yang memiliki komitmen organisasional yang tinggi sangat diperlukan oleh perusahaan rintisan (startup) yang didirikan dengan pendanaan bootstrapping, karena keterbatasan dana yang dimiliki seringkali tidak dapat membayar gaji anggota tim. Komitmen organisasional yang tinggi di dalam tim akan menciptakan tim yang kuat untuk mencapai tujuan perusahaan rintisan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi komitmen organisasional tim pada perusahaan rintisan dengan pendanaan bootstrapping di Bali. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik sampling jenuh dengan jumlah sampel sebanyak 61 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis faktor eksploratori. Hasil analisis menunjukkan ada 11 faktor yang memengaruhi komitmen organisasional tim pada perusahaan rintisan dengan pendanaan bootstrapping di Bali, yaitu: (1) atasan mendukung pengembangan karir (33,208), (2) pekerjaan yang menyenangkan dan kebebasan berekspresi (8,205), (3) rekan kerja yang kompeten (5,612), (4) semangat kerja yang tinggi (5,560), (5) pengembangan karir dan kualitas diri (4,285), (6) rasa memiliki terhadap perusahaan rintisan (3,902), (7) kemampuan komunikasi atasan (3,437), (8) tugas yang menarik (2,908), (9) perasaan terikat dengan pekerjaan (2,659), (10) atasan memberi contoh bekerja (2,460), dan (11) detail tugas yang jelas (2,396).
Hubungan internal locus of control dan kecerdasan emosional terhadap perilaku prososial remaja di Kota Denpasar Putu Maha Putri Sarasdewi; Putu Nugrahaeni Widiasavitri
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.084 KB)

Abstract

Perilaku prososial merupakan suatu bentuk perilaku yang memberikan keuntungan bagi individu lain baik dari segi materi, fisik dan psikologis, yang dilakukan berdasarkan inisiatif sendiri tanpa ada motif tertentu. Penelitian ini didasari oleh fenomena-fenomena di Kota Denpasar terkait menurunnya perilaku prososial, terdapat kasus-kasus yang menunjukkan rendahnya perilaku prososial pada remaja di Kota Denpasar sehingga penelitian ini relevan untuk dilakukan. Perilaku prososial dapat berkembang karena adanya faktor personal salah satunya adalah internal locus of control di samping faktor personal perilaku prososial juga dipengaruhi oleh kemampuan individu untuk mengenali, memotivasi, dan mengelola emosi pada diri sendiri maupun orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan internal locus of control dan kecerdasan emosional terhadap perilaku prososial pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan subjek remaja berusia 12-21 tahun yang sedang menempuh pendidikan di Kota Denpasar berjumlah 123 orang, yang dipilih dengan menggunakan cluster random sampling. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari skala internal locus of control, skala kecerdasan emosional, dan skala perilaku prososial. Metode analisis data menggunakan teknik multiple regression, dengan hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara internal locus of control dan kecerdasan emosional terhadap perilaku prososial remaja di Kota Denpasar, yang berarti semakin tinggi tingkat internal locus of control dan kecerdasan emosional maka semakin tinggi tingkat prososial.
Peran dan resiliensi pada perempuan balu Saraswati, Ni Luh Ayu Cahya; Lestari, Made Diah
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.269 KB)

Abstract

Kehilangan suami menyebabkan ibu menjadi single mother dan mengambil alih peran suami. Perempuan yang menjadi single mother akibat kematian suami dalam masyarakat Hindu Bali disebut perempuan balu. Kematian suami menyebabkan perempuan balu mengambil alih peran yang berkaitan dengan tugas pemenuhan kebutuhan finansial keluarga dan menjalankan peran sosial sebagai balu sesuai aturan adat yang disebut awig-awig. Hal ini menyebabkan perempuan balu memiliki peran produktif, domestik, dan sosial. Perempuan Bali single mother juga mengalami masalah seperti perasaan duka mendalam dan masalah finansial. Banyaknya peran dan permasalahan menuntut perempuan balu harus dapat mengatasi hal tersebut untuk dapat menjalankan kehidupan sebagai perempuan balu dan peran-perannya dengan baik. Resiliensi dapat membantu individu bertahan dalam menghadapi masalah dan mempertahankan kehidupan yang baik setelah mengalami tekanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dan resiliensi yang dimiliki perempuan balu dengan menggunakan metode kualitatif pendekatan fenomenologi. Responden pada penelitian ini adalah 3 orang perempuan balu karena kematian suami yang bekerja di sektor formal, dan memiliki anak dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan perempuan balu mengalami 4 tahap resiliensi yaitu bereavement & anger, bargaining & acceptance, re-adaptation, resilient & growth yang memiliki faktor risiko dan pendukung yang membantu perempuan balu untuk dapat menjalani peran dan kehidupan dengan baik.
Gambaran perilaku mencari pengobatan pada perempuan dengan kanker payudara Yulianarista, I Gusti Ayu Agung Prami; Suarya, Luh Made Karisma Sukmayanti
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.475 KB)

Abstract

Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering terjadi pada perempuan. Kanker payudara dapat memberikan dampak fisik, psikologis, dan sosial. Adanya dampak yang diakibatkan kanker payudara mendorong timbulnya perilaku untuk mengobati kanker atau yang disebut dengan perilaku mencari pengobatan. Perilaku mencari pengobatan merupakan tindakan yang dilakukan individu ketika merasa mengalami masalah kesehatan untuk mencari pengobatan agar dapat memulihkan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku mencari pengobatan yang dilakukan oleh perempuan dengan kanker payudara. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi pada tiga responden penelitian. Data kemudian dianalisis dengan theoretical coding dari Strauss dan Corbin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku mencari pengobatan yang dilakukan oleh perempuan dengan kanker payudara dibagi menjadi empat kategori yaitu perilaku mencari pengobatan modern, pengobatan tradisional, pengobatan sendiri, dan tidak melakukan pengobatan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor yang memengaruhi perilaku mencari pengobatan perempuan dengan kanker payudara yaitu faktor psikologis (rasa takut, stres, motivasi, kepercayaan, dan persepsi), faktor karakteristik pengobatan (efek samping, ketersediaan, fasilitas, kualitas, kompleksitas, dan hasil pengobatan), faktor personal (usia, jenis kelamin, pengetahuan, waktu untuk berobat, serta pengelolaan stres dan emosional) dan faktor lingkungan (dukungan sosial, faktor ekonomi, kondisi keluarga, dan kebiasaan).
Pengaruh outbound move on terhadap perilaku memaafkan dan penerimaan diri pada remaja patah hati di Denpasar Putra, I Putu Brian Obie; Supriyadi, Supriyadi
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.204 KB)

Abstract

Remaja diibaratkan sebagai pondasi yang belum kokoh namun merupakan suatu aspek penting untuk menjadi dasar kehidupan seseorang. Kejadian seperti patah hati seringkali dialami oleh remaja, terutama patah hati yang diakibatkan karena putus cinta. Perasaan sedih dan putus asa sering terjadi pada remaja yang cintanya diputus oleh pasangannya yang akhirnya berdampak pada penerimaan diri dan perilaku memaafkan Oleh karena itu diperlukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan memaafkan dan penerimaan diri remaja salah satunya melalui metode Outbound. Outbound merupakan pembelajaran yang dilakukan dalam mengantarkan individu untuk mencapai dan berada di luar batas kemampuannya, sehingga mampu melampaui zona nyaman yang biasa dirasakan oleh individu tersebut. Outbound juga bisa disebut sebagai kegiatan pelatihan di luar ruangan atau di alam terbuka (outdoor) yang menyenangkan dan penuh tantangan (Asti, 2009). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh pemberian Outbound pada perilaku memaafkan serta penerimaan diri pada remaja patah hati di Denpasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling, subjek merupakan remaja akhir dengan rentang umur 13 sampai 22 di Denpasar berjumlah delapan orang. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon, uji Friedman dan uji Effect Size. Hasil penelitian ini menunjukan nilai pada uji Wilcoxon dan Friedman p<0,05 yang berarti ada pengaruh pelatihan Outbound terhadap perilaku memaafkan dan penerimaan diri. Sedangkan uji Effect Size menunjukan nilai >0,80 yang berarti pelatihan Outbound memiliki efek yang besar terhadap perilaku memaafkan dan penerimaan diri pada remaja patah hati karena putus cinta di Denpasar.
Pengaruh kecerdasan emosional dan stres kerja terhadap motivasi kerja pada perempuan bekerja di Bali Pardede, Desta Natalia Christy; Indrawati, Komang Rahayu
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.248 KB)

Abstract

Motivasi kerja merupakan daya dorong yang memunculkan dan mengarahkan perilaku pada suatu perbuatan atau pekerjaan pada upaya nyata untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya jumlah perempuan yang terdorong untuk bekerja. Motivasi kerja dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor ekternal yang memengaruhi motivasi kerja salah satunya adalah stres kerja. Stres kerja merupakan beban akibat pekerjaan dan lingkungan kerja. Stres kerja dapat mempengaruhi kondisi mental, fisik dan proses berfikir. Faktor internal yang memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja adalah kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengenali emosi diri dan orang lain, dan menggunakan kemampuan ini untuk memotivasi diri dan berhubungan dengan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan stres kerja terhadap motivasi kerja pada perempuan bekerja di Bali. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuisioner skala kecerdasan emosional, skala stres kerja dan skala motivasi kerja. Hasil dari uji analisis regresi ganda menunjukkan nilai R=0,853 (p<0,05) dan nilai R square=0,728, yang berarti kecerdasan emosional dan stres kerja berkontribusi efektif sebesar 72,8% terhadap motivasi kerja pada perempuan bekerja di Bali. Koefisien beta terstandarisasi dari kecerdasan emosional menunjukkan nilai sebesar 0,142 (p>0,05) yang berarti bahwa kecerdasan emosional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja. Koefisien beta terstandarisasi dari stres kerja menunjukkan nilai sebesar -0,789 (p<0,05) yang berarti bahwa stres kerja berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja.
Bentuk dukungan sosial orangtua dan kemampuan penyesuaian diri pada anak dengan Autistic Spectrum Disorder (ASD) Wangi, Anak Agung Istri Dessy Sri; Budisetyani, I Gusti Ayu Putu Wulan
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.206 KB)

Abstract

Perkembangan anak autisme sangat erat kaitannya dengan perlakuan dari orang terdekat anak autisme terutama keluarga. Dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga mampu mengubah perilaku anak ke arah yang lebih baik khususnya pada kemampuan penyesuaian diri. Penelitiannini bertujuanauntuk mengetahui informasi secara mendalama mengenai bentuk dukungan sosial orangtua dan kemampuan penyesuaian diri pada anak dengan autistic spectrum disorder (ASD). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, tipe penelitian kasus tunggal. Pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria tertentu yang dimiliki oleh orangtuajyang mempunyaiaanak autisme. Metode. pengumpulani data menggunakani wawancara yangi mendalam dani observasi melalui sumber data primer dan sekunder. Tekniki analisisddata menggunakan. reduksi data, penyajianndata, lalu dilanjutkani dengan penarikan kesimpulan. Uji kredibilitas data menggunakani peningkatan ketekunan dan teknik triangulasi data. Hasilppenelitian amenunjukkan bahwa, orangtuai dari anak autismei memberikan dukungan sosial terhadap anak autisme yang terdiri dari dukugan emosional berupa memberikan kehangatan, rasa peduli dan empati; dukungan penghargaan berupa penguatan positif; dukungan langsung berupa pelayanan dan finansial; dan dukungan informasi (verbal dan non verbal) berupa memberikan nasihat, pengetahuan baru, motivasi dan sugesti. Dukungan sosial orangtua membuat anak autisme mampu mengembangkan penyesuaian diri dalam lingkungan sosial diantaranya ketika berinteraksi dengan orangtua di rumah, menyesuaikan diri saat di lokasi terapi dan di sekolah inklusi. Selain hal tersebut dukungan sosial yang diberikan juga mampu meningkatkan motivasi serta rasa percaya diri anak autisme dalam meningkatkan kemampuan lainnya sesuaii potensii yangi dimiliki.
Harga diri dan penerimaan diri pasangan menikah tidak memiliki anak di Bali Olivia Yohana Simarmata; Made Diah Lestari
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.4 KB)

Abstract

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013, mengatakan bahwa proporsi kehamilan perempuan menikah 10-54 tahun hanya berkisar 2,68% dimana di perkotaan 2,8% dan di pedesaan 2,55%. Infertilitas dapat menyebabkan perasaan menutup diri, merasa bersalah, cemas, stres, tidak berdaya, dan tertekan pada individu yang mengalaminya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat harga diri dan penerimaan diri pasangan menikah yang tidak memiliki anak di Bali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan responden pada penelitian ini adalah dua pasangan menikah yang tidak memiliki anak teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan wawancara individu, joint interview dan observasi. Hasil penelitian menemukan bahwa pasangan memiliki faktor eksternal dan internal dalam membangun harga diri positif dan menerima kondisi perkawinan. Faktor eksternal, kecenderungan yang serupa, yaitu dukungan keluarga, dukungan pasangan, lingkungan modern dan tidak adanya argumen mengenai infertilitas. Ditemukan hasil bahwa pasangan yang memiliki perasaan positif dalam memandang infertilitasnya masih mampu mempertahankan penghargaan dirinya, sedangkan pasangan yang memiliki perasaan negatif terkait diri cenderung memiliki penghargaan diri yang negatif. Perasaan negatif terkait infertilitas yang dimiliki pasangan dapat diatasi dengan koping yang berfokus pada diri dan pasangan, sehingga pasangan mampu menerima diri. Iman dan karma adalah faktor budaya dan agama yang melekat pada kondisi infertilitas.
Pengaruh trait kepribadian dan kualitas kehidupan kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Bali Ratna Dewi Santosa; Komang Rahayu Indrawati
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.365 KB)

Abstract

Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan salah satu sumber daya manusia yang memegang peranan penting dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, namun pada kenyataannya PNS masih saja melakukan pelanggaran dalam menjalankan tugas. PNS yang memiliki Organizational Citizenship Behavior (OCB) saat ini sangat diperlukan dalam setiap instansi pemerintah guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Adapun faktor-faktor yang dipertimbangkan dapat memberikan pengaruh terhadap OCB dan menjadi fokus dalam penelitian ini adalahtrait kepribadian dan kualitas kehidupan kerja.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahuipengaruh trait kepribadian dan kualitas kehidupan kerja terhadap OCB pada PNS di Bali. Sampel penelitian ini diambil secara acak dengan metode cluster sampling dengan jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 133 PNS dari instansi pemerintah pada kota Denpasar, kabupaten Badung, dan kabupaten Gianyar. Instrumen dalam penelitian ini adalah skala trait big five personality, skala OCB, dan skala kualitas kehidupan kerja. Hasil analisis ANCOVA menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh trait kepribadian dan kualitas kehidupan kerja terhadap OCB pada PNS di Bali. Perbedaan ­trait kepribadianterhadap OCB dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa ada perbedaan OCB yang dimunculkan ditinjau dari trait kepribadian, namun perbedaan hanya pada trait conscientiousness dan emotional stability. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa kualitas kehidupan kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap OCB.

Page 1 of 41 | Total Record : 403