cover
Contact Name
Fidrayani
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
psga@uinjkt.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender
ISSN : 14122324     EISSN : 26557428     DOI : 10.15408/harkat
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender is published by the Center for Gender and Child Studies (Pusat Studi Gender dan Anak) LP2M, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. the journal has been issued two times a year. Harkat invites scholarly articles on gender and child studies from multiple disciplines and perspectives, including religion, education, psychology, law, social studies, etc.
Arjuna Subject : -
Articles 120 Documents
DISKRIMINASI GENDER: KAJIAN TERHADAP PENAMAAN “JANDA BOLONG” DALAM PERSPEKTIF KONSTRUKTIVISME MEDIA Icol Dianto
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 17(2), 2021
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v17i2.22000

Abstract

Abstract. Monstera adansonii is an ornamental plant named “Janda Bolong” became a trending topic in Indonesia. The phenomenon is not separated from the construction of social reality by mass media. The purpose of this research is to uncover how Kompas.com, Republika.co.id, and NU Online construct the social realities of naming “Janda Bolong”. This research uses qualitative research methods, and the collected data is analyzed using the Feminist Critically Discourse Analysis (FCDA) approach. The data in this research is News that has been published from August 1, 2020, to October 15, 2020. The study found that Kompas.com, Republika.co.id, and NU Online have committed discrimination and gender injustice in constructing the reality of naming “Janda Bolong”. However, the three media outlets differ in gender discrimination. Religious ideology is not dominant in the preaching of “Janda Bolong” except NU Online. FCDA's contribution is to conduct a critical and interdisciplinary analysis of the media as control of society in realizing gender justice and anti-discrimination. Abstrak. Monstera Adansonii merupakan tanaman hias yang diberi nama “Janda Bolong” menjadi trending topik di Indonesia. Fenomena tersebut tidak lepas dari pengaruh konstruksi realitas sosial oleh media massa. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap bagaimana Kompas.com, Republika.co.id, dan NU Online mengonstruksi realitas sosial dari penamaan “Janda Bolong”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan pendekatan Feminist Critically Discourse Analysis (FCDA). Data dalam riset ini adalah Berita yang telah dipublikasikan sejak 1 Agustus 2020 sampai dengan 15 Oktober 2020. Penelitian ini menemukan bahwa Kompas.com, Republika.co.id, dan NU Online telah melakukan diskriminasi dan ketidakadilan gender dalam mengonstruksi realitas penamaan “Janda Bolong”. Namun, ketiga media tersebut berbeda kadarnya dalam melakukan diskriminasi gender. Ideologi agama tidak dominan dalam pemberitaan “Janda Bolong” kecuali NU Online. Kontribusi FCDA adalah melakukan analisis kritis dan interdisipliner terhadap media sebagai kontrol dari masyarakat dalam mewujudkan keadilan gender dan anti-diskriminasi. 
PERAN IBU DALAM MENYUKSESKAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) BERBASIS APLIKASI DIGITAL Syihaabul Hudaa; Ahmad Bahtiar
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 17(2), 2021
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v17i2.22960

Abstract

Abstract. Distance learning (PJJ) has many challenges that both teachers and students need to overcome. One of the problems faced in distance lectures is the weak supervision of lecturers towards students. When lecturers present presentations using slides or Powert Points (PPT), students have the opportunity to do other activities. In addition, some students during lectures sometimes did not turn on their cameras, so that the lecturers were unable to see their activities. The purpose of writing this article is to determine the role of mothers in making distance learning activities successful by utilizing the Google Docs and Google Classroom applications. Lecturers and student mothers work together in reporting their children's activities during the PJJ period at home. This research belongs to the descriptive qualitative type. The data collection technique was carried out by the researcher by giving a questionnaire that was filled in by the student's mother. The stages in this study were divided into several stages, including: without supervision for one month and supervision for one month. This research took place from September to October 2020. Based on research conducted by students at home without supervision they often do other activities besides studying, including playing gadgets, and lying down watching television. Abstrak. Salah satu masalah yang dihadapi dalam perkuliahan jarak jauh yaitu lemahnya pengawasan dosen terhadap mahasiswa. Saat dosen menampilkan presentasi menggunakan salindia atau Powert Point (PPT), mahasiswa memiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas lainnya. Selain itu, beberapa mahasiswa selama perkuliahan terkadang tidak menyalakan kameranya, sehingga dosen tidak mampu melihat aktivitas mereka. Tujuan penulisan artikel ini untuk mengetahui  peran ibu dalam menyukseskan kegiatan pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan aplikasi Google Docs dan Google Kelas. Dosen dan ibu mahasiswa bekerja sama dalam melaporkan kegiatan anaknya selama masa PJJ di rumah. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dilakukan dengan cara memberikan kuesioner yang diisi oleh ibu mahasiswa. Tahapan dalam penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahap, di antaranya: tanpa pengawasan selama satu bulan dan pengawasan selama satu bulan. Penelitian ini berlangsung dari September—Oktober 2020.  Berdasarkan penelitian yang dilakukan  mahasiswa di rumah tanpa pengawasan sering melakukan aktivitas lain selain belajar meliputi bermain gawai, dan tidur-tiduran menonton televisi. disimpulkan bahwa peran ibu selama PJJ sangat penting. Hal ini dikarenakan ibu menjadi media untuk berkomunikasi dengan dosen. Sedangkan saat diawasi ibunya, pemelajar lebih fokus dalam belajar di rumah. Selain itu, peranan ibu di rumah dapat membuat anak yang biasanya tidak tertib mengikuti perkuliahan dapat tertib mengikuti kuliah layaknya kuliah tatap muka.
HUMANISME DALAM PENERAPAN SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH PADA MASA PANDEMI COVID-19 PADA SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI (SLBN) Mutfi Zhulian; Iin Kandedes
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 17(2), 2021
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v17i2.22374

Abstract

Abstract. Research conducted at SLB-C SLBN 01 Jakarta for grade 6.1-C This primary school aims to find out How is the process of implementing a distance learning Islamic Religious Education for class 6.1-C mentally retarded students during Covid-19 pandemic at SLBN 01 Jakarta and What are the supporting factors and inhibiting factors in the process of implementing a distance learning Islamic Religious Education for class 6.1-C mentally retarded students during Covid-19 pandemic at SLBN 01 Jakarta.The research method using a qualitative approach with a case study research. This research also using the descriptive method. The results of distance learning research in Islamic Religious Education for mentally retarded students during covid-19 period at SLBN 01 Jakarta show that learning for mental retardation is adjusted to the abilities of students, such as simplifying the material (downgrade) if the PAI material is too difficult, Avoiding the delivery of PAI material abstractly, theoretically, and verbally, Delivery of PAI material in a contextual, practical, easy, visual, gradual, continuous and repetitive manner, Optimizing affective and psychomotor potentials rather than cognitive, Individual learning approach, Using media and methods following the needs of students. The learning support factors that the researchers sows that: there was internet quota assistance provided by schools for teachers and students, there is teacher training, patience and patience of teachers and parents in teaching and assisting children in learning, the school makes a home visit program. Meanwhile, the inhibiting factors include: the teacher independently searches for teaching materials for students, lack of motivation and awareness of students, unstable internet connection, some students do not have cellphones, lack of understanding of the parents about the material being taught, students' low understanding ability.  Abstrak. Penelitian yang dilakukan di SLB-C SLBN 01 Jakarta jenjang kelas 6.1-C Sekolah dasar ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran jarak jauh Pendidikan Agama Islam bagi siswa tunagrahita pada masa pandemi covid-19 kelas 6.1-C di SLBN 01 Jakarta dan Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam proses pelaksanaan pembelajaran jarak jauh Pendidikan Agama Islam bagi siswa tunagrahita pada masa pandemi covid-19 kelas 6.1-C di SLBN 01 Jakarta. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian pembelajaran jarak jauh dalam Pendidikan Agama Islam bagi siswa tunagrahita pada masa covid-19 di SLBN 01 Jakarta menunjukkan bahwa pembelajaran untuk tunagrahita disesuaikan dengan kemampuan peseta didik, seperti Menyederhanakan materi (downgrade) bila materi PAI yang terlalu sulit, Menghindari penyampaian materi PAI secara abstrak, teoristis, dan verbal, Penyampaian materi PAI secara kontektual, praktis, mudah, visual, bertahap, berkesinambungan dan berulang-ulang, Mengoptimalkan potensi afektif dan psikomotorik dari pada kognitif, Pendekatan pembelajaran individual, Menggunakan media dan metode yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Adapun faktor pendukung pembelajaran yang peneliti temukan menunjukkan bahwa: adanya bantuan kuota internet yang diberikan oleh sekolah untuk guru dan siswa, adanya pelatihan guru, sikap sabar dan ketelatenan guru dan orang tua dalam mengajar dan mendampingi anak belajar, sekolah membuat program home visit. Sedangkan untuk faktor penghambat meliputi: guru mencari secara mandiri bahan ajar untuk siswa, kurangnya motivasi dan kesadaran dari diri siswa, koneksi internet yang tidak stabil, ada beberapa siswa yang tidak memegang handphone, kurangnya pemahaman orang tua tentang materi yang diajarkan, kemampuan pemahaman yang rendah pada diri siswa. 
TOXIC RELATIONSHIP DAN GANGGUAN MENTAL PADA REMAJA PEREMPUAN DALAM NOVEL REPRESI KARYA FAKHRISINA AMALIA Tania Intan; Vincentia Tri Handayani; Nurul Hikmayaty Saefullah
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 17(2), 2021
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v17i2.21974

Abstract

Abstract. This study discusses the 'toxic relationship' and mental illness experienced by female adolescent characters in the novel Represi (2018) by Fakhrisina Amalia. The method applied in the study is descriptive qualitative. Because it discusses psychological problems and girl adolescents, the research approach used is literary psychology and feminist literary criticism. Data in the form of words, phrases, and sentences are quoted from the object of research after closed reading, to then be classified, interpreted, and studied with relevant theories. The results of the study show that: (1) all the constructive elements of the text show the effects of unhealthy relationship in the form of mental illnes in female adolescent character. (2) The effort to the suicide of the character is a form of repression as a form of self-defense mechanism. (3) The 'toxic relationship' between the female protagonist and her lover reflects the gender inequality between men as the dominant party and women as the dominated. (4) The violence shown in the novel is not only physical but also verbal and emotional. From this analysis, it can be argued that unequal relationships in love have the potential to place women as victims who are physically and mentally harmed. Abstrak. Penelitian ini mendiskusikan ‘hubungan beracun’ dan gangguan mental yang dialami tokoh remaja perempuan di dalam novel Represi (2018) karya Fakhrisina Amalia. Metode yang diterapkan dalam kajian adalah deskriptif kualitatif. Karena membahas permasalahan kejiwaan dan remaja perempuan, maka pendekatan penelitian yang digunakan adalah psikologi sastra dan kritik sastra feminis. Data berupa kata, frasa, dan kalimat dikutip dari objek penelitian setelah dilakukan pembacaan tertutup, untuk kemudian diklasifikasi, diinterpretasi, dan dikaji dengan teori-teori yang relevan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: (1) seluruh elemen konstruktif teks memperlihatkan akibat dari hubungan yang tidak sehat berupa gangguan mental pada tokoh remaja perempuan. (2) Upaya mengakhiri hidup yang dilakukan tokoh tersebut adalah wujud represi sebagai bentuk mekanisme pertahanan diri. (3) Hubungan beracun di antara tokoh remaja perempuan dan kekasihnya merefleksikan ketimpangan gender di antara laki-laki sebagai pihak dominan dan perempuan sebagai pihak yang didominasi. (4) Kekerasan yang ditampilkan dalam novel tersebut tidak hanya berupa kekerasan fisik, namun juga verbal dan emosional. Dari kajian ini, dapat diargumentasikan bahwa relasi yang tidak setara dalam percintaan berpotensi menempatkan perempuan sebagai korban yang dirugikan secara fisik maupun mental. 
PENGARUH ATTACHMENT ORANGTUA DAN TEMAN TERHADAP PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU Zulfa Indira Wahyuni
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 18(1), 2022
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v18i2.28069

Abstract

Abstract. The first year of college is a critical period experienced by new students to make adjustments academically, socially, and emotionally that will have an impact on academic success. The purpose of this research is to find out what factors that influence the adjustment of new students. The variables measured were the influence of parent attachment and peer attachment. This study used a quantitative approach involving 200 students in second semester. The sampling technique used was convenience sampling technique. The measuring instrument used is the Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) developed by Baker and Syrk (1989) and the Inventory of Parent and Peer Attachment – Revised (IPPA-R) measuring instrument developed by Gullone and Robinson (2005). The data analysis technique used is multiple regression. Based on the results of hypothesis testing the conclusion is that there is a significant effect of parent attachment and peer attachment on new students’ adaptation. Furthermore, the variables with significant coefficient values are father attachment, mother attachment, and friend attachment, with the largest contribution from the variable father attachment. Further research is recommended to look at other factors outside of this study that also affect the adjustment of new students. Abstrak. Tahun pertama kuliah merupakan periode kritis yang dialami mahasiswa baru untuk melakukan penyesuaian secara akademik, sosial, dan emosional yang akan berdampak pada keberhasilan akademik selanjutnya. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri mahasiswa baru. Variabel yang dilihat adalah pengaruh atatchment orangtua dan attachment teman. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melibatkan 200 mahasiswa semester 2. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) yang dikembangkan oleh Baker dan Syrk (1989) dan alat ukur Inventory of Parent and Peer Attachment – Revised (IPPA-R) yang dikembangkan oleh Gullone dan Robinson (2005). Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Berdasarkan hasil uji hipotesis, kesimpulannya adalah ada pengaruh yang signifikan attachment orangtua dan attachment teman terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru. Selanjutnya, variabel yang nilai koefisiennya signifikan adalah attachment ayah, attachment ibu, dan attachment teman, dengan sumbangan terbesar dari variabel attachment ayah. 
KEKERASAN SEKSUAL DI LEMBAGA PENDIDIKAN KEAGAMAAN: RELASI KUASA KYAI TERHADAP SANTRI PEREMPUAN DI PESANTREN BZ Fitri Pebriaisyah; Wilodati Wilodati; Siti Komariah
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 18(1), 2022
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v18i2.26183

Abstract

Abstract. This paper discusses the practice of sexual violence perpetrated by religious leaders such as ustadz, gus, or kyai against santriwati (female students) in Islamic boarding schools. The occurrence of several cases of sexual violence in Islamic boarding schools shows an urgency to be handled immediately, considering that sexual violence cases are still an iceberg phenomenon that is still rarely revealed, not reported, not reported, or even often covered up. With the literature review research method, the researcher dissects the pattern that is often used by religious leaders in committing sexual violence and how the impact is experienced by the victims (santriwati). As a result, in this study there are two general patterns used by religious leaders as a tool to commit sexual violence in Islamic boarding schools. First, the existence of a patriarchal culture that is eternal and has been institutionalized in the pesantren environment through the curriculum, learning materials, Islamic narratives which are often interpreted textually by the kyai, as well as the application of the concept of total santri obedience to the kyai which actually makes the position of santri, especially female students (santriwati) are at a disadvantage and have no bargaining power. Second, there is an unequal power relationship between the kyai and the santri. This can then normalize or even perpetuate the occurrence of sexual violence through abuse of authority. The impact experienced by victims/survivors (santriwati) of sexual violence is very deep, in which they have to suffer physically, psychologically, theologically, and sociologically. Abstrak. Paper ini membahas mengenai praktik kekerasan seksual yang dilakukan oleh pemuka agama seperti ustadz, gus, atau kyai terhadap santriwati (santri perempuan) di pesantren. Terjadinya beberapa kasus kekerasan seksual di pesantren menunjukkan adanya urgensi agar segera ditangani, mengingat kasus kekerasan seksual masih menjadi fenomena gunung es yang masih jarang terungkap, tidak diadukan, tidak dilaporkan, atau bahkan seringkali ditutup-tutupi. Dengan metode penelitian literatur review, peneliti membedah bagaimana pola yang seringkali dilakukan oleh pemuka agama dalam melakukan kekerasan seksual serta bagaimana dampak yang dialami oleh korban (santriwati). Hasilnya, dalam penelitian ini terdapat dua pola secara umum yang digunakan oleh pemuka agama sebagai alat untuk melakukan kekerasan seksual di pesantren. Yang pertama, adanya budaya patriarki yang abadi dan telah terlembagakan di lingkungan pesantren melalui kurikulum, materi pembelajaran, narasi keislaman yang seringkali ditafsirkan secara tekstual oleh kyai, serta penerapan konsep kepatuhan total santri terhadap kyai yang justru membuat posisi santri terutama santriwati (santri perempuan) berada pada posisi yang tidak diuntungkan dan tidak memiliki daya tawar. Yang kedua, adanya relasi kuasa yang timpang antara kyai dengan santri. Hal tersebut yang kemudian dapat menormalisasi atau bahkan melanggengkan terjadinya kekerasan seksual melalui penyalahgunaan otoritas yang dimiliki. Adapun dampak yang dialami oleh para korban/penyintas (santriwati) kekerasan seksual sangatlah mendalam, yang mana mereka harus menderita secara fisik, psikis, teologis, dan secara sosiologis. 
MEMBANGUN KESETARAAN GENDER DALAM KELUARGA PASANGAN PEKERJA Panji Nurrahman
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 18(1), 2022
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v18i2.26289

Abstract

Abstract. This study aims to explain how gender inequality occurs in the families of working spouses and to explain the actual roles of men and women in the family based on Law Number 1 of 1974 concerning marriage and the Compilation of Islamic Law. This research is a type of field research. Data collection is done by interviewing and searching written sources such as books and journals that are related to the object of this research. While the data analysis was carried out with qualitative data analysis techniques. The results of this study found several points. First, the gender inequality that occurs is caused by the culture that is constructed in society. Second, gender injustice in family life still occurs and the forms of gender injustice include marginalization, subordination, stereotypes, violence and double burden. Third, the two pairs of workers who became informants in this study in their family lives experienced gender injustice, namely double barden, but even so their families were still happy because their main role in the family was carried out with full responsibility. Gender equality in the families of working couples must be realized through strengthening the fair division of roles between men and women in the family in accordance with Law Number 1 of 1974 concerning marriage and the Compilation of Islamic Law. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana ketidakadilan gender terjadi dalam keluarga pasangan pekerja dan menjelaskan bagaimana sebenarnya peran dari laki-laki dan perempuan dalam keluarga berdasarkan Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan penelusuran sumber-sumber tertulis seperti buku dan jurnal yang memiliki keterkaitan dengan objek penelitian ini. Sedangkan analisis data dilakukan dengan teknik analisis data kualitatif. Hasil dari penelitian ini menemukan beberapa poin. Pertama, ketidakadilan gender yang terjadi disebabkan karena budaya yang terkonstruksi di masyarakat. Kedua, ketidakadilan gender dalam kehidupan keluarga masih banyak terjadi dan bentuk-bentuk ketidakadilan gender tersebut di antaranya, marginalisasi, subordinasi, stereotype, violence dan double burden. Ketiga, dua pasangan pekerja yang menjadi informan dalam penelitian ini dalam kehidupan keluarganya mengalami ketidakadilan gender yaitu double barden, tetapi meskipun demikian keluarganya tetap bahagia karena peran utama mereka dalam keluarga dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Kesetaraan gender dalam keluarga pasangan pekerja wajib diwujudkan melalui penguatan pembagian peran yang adil antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga yang sesuai dengan Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam. 
PERAN LEGISLATOR PEREMPUAN DALAM MENGAWAL PENGESAHAN RUU TPKS Toni Kurniawan; Anna Zakiah Derajat
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 18(1), 2022
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v18i2.23753

Abstract

Abstract. The purpose of this study is to determine the role of female legislators in efforts to oversee the ratification of the TPKS Bill against victims of sexual violence. The role of women legislators will be seen using the roots of Betty Friedan's liberal feminist thought. This type of research is qualitative research with a descriptive analysis method. The research approach used is a gender approach. In searching for data, researchers use library research techniques, which are taken from various journal articles, theses, or books. The results of this study are the role of women legislators in terms of escorting the ratification of the Draft Law on Sexual Violence (RUU TPKS) can be done in several ways, such as by having a discussion forum that thoroughly discusses the TPKS Bill, holding hearings with Komnas Perempuan, conducting various forms of advocacy, and strive to continue to push the TPKS Bill so that it can be discussed in the Legislative Departement. Abstrak.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peran legislator perempuan dalam upaya pengawalan pengesahan RUU TPKS terhadap korban kekerasan seksual. Peran legislator perempuan akan dilihat menggunakan akar pemikiran feminis liberal Betty Friedan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Pendekatan penelitian yang dipakai adalah pendekatan gender. Dalam pencarian data, peneliti menggunakan teknik studi kepustakaan atau library research, yang diambil dari berbagai artikel jurnal, tesis, ataupun buku. Hasil penelitian ini adalah peran legislator perempuan dalam hal pengawalan pengesahan Rancangan Undang-undang Tindak Kekerasan Seksual (RUU TPKS) dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti dengan adanya diskusi forum yang membahas tuntas draft RUU TPKS, melakukan audiensi dengan Komnas Perempuan, melakukan berbagai bentuk advokasi, dan berupaya untuk terus mendorong RUU TPKS tersebut agar dapat dibahas di Badan Legislatif. 
GENDER DIFFERENCES IN EMERGENT WRITING USING SALT TRAY: WHO IS SUPERIOR? Fidrayani Fidrayani
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 18(1), 2022
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v18i2.28939

Abstract

Abstract. This study aims to determine gender differences in writing ability initially using salt tray learning media in group A. Type of research used is pre-experimental research with the design design of one pre-test post-test group, which is an experiment carried out in one group without a comparison group. The results of the study there were significant differences, obtained a value of 0.000 < 0.05. So it can be concluded that there is a gender difference between women who are more dominant than men in the ability to write initially using salt tray learning media in early childhood.Keywords: salt tray; writing competence; gender perspective; early childhood Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan gender pada kemampuan menulis awalnya menggunakan media pembelajaran baki garam pada anak usia dini.  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pra-eksperimen dengan desain satu kelompok post-test pre-test, yaitu eksperimen yang dilakukan dalam satu kelompok saja tanpa adanya kelompok pembanding.  Hasil penelitian terdapat perbedaan yang signifikan, diperoleh nilai 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan gender antara perempuan yang lebih dominan dibandingkan laki-laki dalam kemampuan menulis pada awalnya menggunakan media pembelajaran baki garam pada anak usia dini.Kata Kunci: kompetensi menulis; jenis kelamin; salt-tray
AUW TJOEI LAN SEBAGAI REPRESENTASI PERJUANGAN TRIPLE DISCRIMINATION SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jihan Jauhar Nafisah
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 18(1), 2022
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v18i2.26441

Abstract

Abstract. This article describes the ethnic Chinese as a minority who had to go through various discriminations, especially violence against women, thus giving birth to a new female figure, namely Auw Tjoei Lan during the national movement. The researcher hopes that this figure can inspire multicultural-based history learning in schools. So that students can understand that the Indonesian struggle is not only carried out by men. Many women have contributed to achieving the unity of Indonesia. In addition, the concept of women's emancipation tends to only apply to indigenous women such as Raden Ajeng Kartini and Dewi Sartika. Whereas ethnic Chinese are also part of Indonesian society and are involved in Indonesia's independence efforts. The formulation of the problem in the study of this article is "How is Auw Tjoei Lan's efforts in fighting for three discriminations in the history of the movement in Indonesia?". The process of this study uses the historical method with data sources in the study of literature. The result of this study is that Auw Tjoei Lan played a very important role during the movement in Indonesia. Auw Tjoei Lan has a high social awareness in an effort to fight for discrimination in Indonesia, especially for women. Abstrak. Artikel ini memaparkan mengenai etnis Tionghoa sebagai minoritas yang harus melalui berbagai diskriminasi khususnya kekerasan pada perempuan sehingga melahirkan seorang tokoh perempuan baru yakni bernama Auw Tjoei Lan pada masa pergerakan nasional. Peneliti berharap tokoh ini dapat menginspirasi pembelajaran sejarah berbasis multicultural di sekolah. Sehingga siswa dapat memahami bahwa perjuangan Indonesia tidak hanya dilakukan oleh kaum laki-laki. Banyak perempuan yang berjasa dalam mencapai persatuan Indonesia. Selain itu konsep emansipasi wanita cenderung hanya dinobatkan pada perempuan pribumi saja seperti Raden Ajeng Kartini, dan Dewi Sartika. Padahal etnis Tionghoa juga merupakan bagian dari masyarakat Indonesia dan ikut terlibat dalam upaya kemerdekaan Indonesia. Rumusan masalah pada kajian artikel ini adalah “Bagaimana upaya Auw Tjoei Lan dalam memperjuangkan triple discrimination pada sejarah pergerakan di Indonesia?”. Proses kajian ini menggunakan metode historis dengan sumber data secara studi literatur. Hasil dari penelitian ini adalah Auw Tjoei Lan berperan sangat penting pada masa pergerakan di Indonesia. Auw Tjoei Lan memiliki kesadaran sosial yang tinggi dalam upaya memperjuangkan diskriminasi di Indonesia khususnya bagi kalangan perempuan. 

Page 11 of 12 | Total Record : 120