cover
Contact Name
Retno Winarni
Contact Email
retno.winarni@unej.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. jember,
Jawa timur
INDONESIA
Publika Budaya
Published by Universitas Jember
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Terbit tiga kali dalam setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil karya ilmiah mahasiswa yang berupa gagasan konseptual, kajian dan aplikasi teori dari karya ilmiah skripsi mahasiswa gelar S-1 di Bidang Budaya dan Media
Arjuna Subject : -
Articles 133 Documents
KONFLIK INTERNAL PDI PERJUANGAN TAHUN 2005-2009 (INTERNAL CONFLICT PDI PERJUANGAN 2005-2009) Faisol, Ahmad; Sunarlan, Sunarlan; Krisnadi, IG.
Publika Budaya Vol 3, No 1 (2015): Maret
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.925 KB)

Abstract

Artikel ini membahas konflik internal PDI Perjuangan saat pelaksanaan Kongres II di Bali tahun 2005. Permasalahan yang dikaji dalam artikel ini menyangkut beberapa faktor penyebab konflik internal, proses konflik antara PDI Perjuangan dengan Gerakan Pembaharuan serta dampak yang ditimbulkan dari terbentuknya PDP terhadap hasil perolehan suara PDI Perjuangan pada Pemilu 2009. Sumber penulisan yang menjadi dasar pembahasan dalam artikel ini berasal dari buku bacaan, surat kabar serta hasil wawancara dengan sumber primer dan sekunder.Setelah gagal menuntut hasil Kongres II, Gerakan Pembaharuan PDI Perjuangan membentuk PDP untuk bersaing di Pemilu 2009, namun hanya memperoleh kurang dari 1% suara. Selain itu PDI Perjuangan juga mengalami penurunan suara, bahkan tidak mempu mengusung Megawati kembali sebagai presiden. Artikel ini menunjukkan bahwa keberadaan oligarki politik berdampak pada proses konflik internal yang berakibat pada perpecahan partai dan kemerosotan suara hasil pemilu. Kata kunci: Oligarki, konflik, perpecahan. ABSTRACT This article discusses the internal conflict of PDI Perjuangan during the implementation of Congres II in Bali, 2005. The problems investigated in this article are: factors causing internal conflict, the conflict process between PDI Perjuangan with Gerakan Pembaharuan as well as the impact of PDP formation on the voting results of PDI Perjuangan in the 2009 election. The sources which become the basis of discussion are books, newspapers and interview results with primary and secondary sources. After failing to prosecute the results of Congres II, Gerakan Pembaharuan PDI Perjuangan formed PDP to compete in the 2009 election, but only gaining less than 1% of the voters. In addition, PDI Perjuangan also got a decreasing number of voters and was unable to promote Megawati as a president once more. This article showed that the existence of a political oligarchy had impact on the process of internal conflict that caused the disintegration of the party the decline in number of voters in the election. Keyword: Oligarchy, conflict, disintegration
KERUSUHAN PASAR GLODOK: STUDI KASUS ETNIS TIONGHOA DI KELURAHAN GLODOK KECAMATAN TAMAN SARI JAKARTA BARAT) GLODOK’S MARKET RIOT: CASE STUDIES OF ETHNIC TIONGHOA AT SUB- DISTRICT GLODOK DISTRICT TAMAN SARI JAKARTA BARAT, 1998-2000 Titulanita, Fuji; Sumardiati, Siti; Endang W., Mrr. Ratna
Publika Budaya Vol 3, No 1 (2015): Maret
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.972 KB)

Abstract

Artikel ini membahas tentang faktor- faktor penyebab, dampak, dan penyelesaian kerusuhan di pasar Glodok Jakarta Barat yang bertujuan dapat menjelaskan sebab- sebab terjadinya dan dampak kerusuhan di pasar Glodok. Penulisan ini menggunakan kerangka pendekatan psikologi sosial dengan mewawancarai para korban kerusuhan yang mengalami trauma menganggap peristiwa tersebut sangat menakutkan. Faktor nasional yaitu Krisis Moneter tahun 1998, mengakibatkan sembako naik dan menjadi langka dipasaran. Kepanikan, kesenjangan sosial ekonomi, dan prasangka buruk orang pribumi terhadap warga Tionghoa yang mayoritas pedagang terjadi di kalangan masyarakat. Faktor pendukung lain terjadi aksi demostrasi mahasiswa Trisakti bersamaan dengan kerusuhan massa. Pada tanggal 14 Mei 1998 kerusuhan semakin meluas, hingga pasar Glodok dan Orion Plaza menjadi sasaran penrusakan, penjarahan, dan pembakaran. Dampak dari aksi kerusuhan ini adalah pedagang kehilangan harta benda, kios, dan pekerjaan. Penyelesaian terhadap kerusuhan ini menjelang pergantian presiden mengalami perbedaan. Pada masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie menerapkan kebijakan perbaikan pasar Glodok dan pembentukan TGPF untuk menemukan, mengungkap fakta, pelaku, dan latar belakang peristiwa kerusuhan Mei 1998, sedangkan Presiden Abdurrahman Wahid memberi kebebasan etnis Tionghoa dibidang sosial budaya, agama, dan politik yang kemudian berpangaruh terhadap perkembangan Glodok, seperti hadirnya tabloid Glodok Standart berbahasa Mandarin. Kata Kunci: Krisis ekonomi, kerusuhan pasar Glodok, kebebasan Tionghoa ABSTRACT This article discusses the causal factors impact, and resolution of riot in the Glodok Market, West Jakarta. It aims to explain the causes and effects of violence in Glodok Market. This writing uses the framework of social psychology approach to in terview the riot victimswho considered the event as very frightening.The national factor was the Monetary Crisis in 1998 causing the rising prices of foodstuff. Monetary Crisis resulting in the price of nine essential commodities more increasingly and become scarce in the market. The panic, the socio economic disparity, and the prejudice indigenous people toward Chinese merchants happening among the public. While other political factor was Trisakti student demonstrations simultaneously with the mass riots.On May 14, 1998 the riots escalated, Glodok Market and Orion Plaza were subjected to vandalism, looting, arson, and rape. The impact of was the loss of property owned by merchants, and employment. Glodok Market riot also had an impact on the national economy untill the reign of President B.J. Habibie implementing corrective policies and the establishment of TPGF to discover, uncover the facts, the perpetrator, and the background of the riots in May 1998. President Abdurahman Wahid gave a freedom tto Chinese in sociocultural, religion, and political aspect, which influenced the development of Glodok Market, such as the presence of Glodok Standard Tabloid in mandarin. Key words : Financial Crisis, Glodok Market riot, Deliberacy of Chinese
PENDIDIKAN PADA MASA PEMERINTAHAN KOLONIAL BELANDA DI SURABAYA TAHUN 1901-1942 (EDUCATION ON DUTCH GOVERNMENT IN SURABAYA AT 1901-1942) Prayudi, Gusti Muhammad; Salindri, Dewi
Publika Budaya Vol 3, No 1 (2015): Maret
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.773 KB)

Abstract

Artikel ini membahas tentang pendidikan kolonial di Surabaya pada tahun 1901-1942. Jenjang Pendidikan di Surabaya berawal dari pendidikan tradisional yang bersifat non formal (tidak ada jenjang pendidikan). Setelah Pemerintah Kolonial Belanda (PKB) datang ke Hindia Belanda memperkenalkan sistem pendidikan formal (terdapat jenjang pendidikan). Penelitian dalam artikel ini menggunakan metode sejarah, yaitu proses menguji dan menganalisis peristiwa di masa lampau. Berdirinya sekolah- sekolah Belanda di Surabaya dilatarbelakangi adanya perkembangan peraturan bahwa pendirian sekolah-sekolah Belanda di Hindia Belanda berada di daerah yang terdapat pelabuhan-pelabuhan besar dan perkebunan yang luas. Selain itu juga, anak-anak Belanda yang berada di Surabaya untuk pergi sekolah ke Batavia dibutuhkan dana yang cukup mahal. Pada awalnya pendidikan hanya untuk anak- anak Belanda dan anak-anak priyayi, setelah adanya Politik Etis anak-anak pribumi bisa masuk ke sekolah Belanda dengan persyaratan yaitu keturunan, penghasilan orang tua, dan pendidikan orang tua. Kata Kunci: pendidikan, pemerintah kolonial Belanda, politik etis, elit modern ABSTRACT This article discusses the colonial education in Surabaya in 1901-1942. Education in Surabaya originated from traditional non formal education. After the Dutch Colonial Government (DCG) came to the Dutch East Indies, it introduced formal education system (there were levels of education). The research in this article uses the historical method, including the process of testing and analyzing events in the past. The establishment of Dutch schools in Surabaya had the regulatory developments as its background that the establishment of schools in the Dutch East Indies located in areas that are large ports and vast estates. In addition, Dutch children in Surabaya willing to study for Batavia needed quite large funds. Initially the education was only for children of the Dutch aristocracy, after the Ethical Policy indigenous children could go to school with the requirements of the descendants of the Dutch, parental income, and parental education. Key words : education, Dutch Colonial Government, ethical politic, modern nobles
REPRESENTASI TOKOH LISA DALAM NOVEL BUNDA LISA KARYA JOMBANG SANTANI KHAIREN: KAJIAN PSIKOLOGI WANITA (DELEGATION OF LISA IN NOVEL BUNDA LISA WRITTEN BY JOMBANG SANTANI KHAIREN: EXAMINED BY WOMAN PSYCHOLOGY) Armis, Metha; Maslikatin, Titik; Mariati, Sri
Publika Budaya Vol 3, No 1 (2015): Maret
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.961 KB)

Abstract

Artikel ini membahas representasi seorang perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Representasi seorang perempuan menarik dibahas sebab pada kenyatannya perempuan memiliki peranan yang besar dalam kehidupan keluarga maupun dimasyarakat. Perempuan juga perlu diberikan penghargaan hak sebagai perempuan, emansipasi perempuan dan konstruksi perempuan yang berhubungan dengan psikologi wanitanya. Novel yang berjudul Bunda Lisa, karya Jombang Santani Khairen menyebutkan berbagai aspek psikologi wanita meliputi peranan seorang wanita sebagai istri, peranan wanita sebagai ibu dan pendidik, dan peranan wanita sebagai pengatur rumah tangga. Permasalahan tersebut dapat diketahui melalui teori struktural meliputi tema, tokoh, perwatakan, konflik dan latar. Hasil analisis teori struktural dan kajian psikologi wanita pada novel Bunda Lisa menggambarkan bahwa novel tersebut sesuai dengan teori yang digunakan yaitu teori struktural dan kajian psikologi wanita. Kata kunci: Representasi. Teori Struktural. Psikologi Wanita ABSTRACT This article tells about the delegation of a woman in family and society. The delegation of a woman is interesting to be study because a women has a big role in family life also in society. Woman also needs to receive the prize of woman right, woman emancipation, and woman construction dealing with woman psychology. The novel entitled Bunda Lisa, written by Jombang Santani Khairen mention many aspects of woman psychology as a wife, as a mother and a teacher, as well as a housewife. That problem can be known through the structural theory includes theme, cast, character, conflict and background. The result analysis of structural theory and woman psychology examination in novel Bunda Lisa draws that the novel is appropriate along the theory used, those are structural theory and woman psychology examination. Keyword: Delegation. Structural theory. Woman psychology.
DECODING PENONTON TERHADAP IKLAN LAYANAN MASYARAKAT IMUNISASI WAJIB BAGI BALITA TAHUN 2013 DI TELEVISI (DECODING OF SPECTATOR TOWARD ADVERTISEMENT ABOUT MUST IMUNIZATION FOR CHILDREN UNDER FIVE IN 2013 ON TELEVISION) Prayoga, Muhamad Faizi; Setiawan, Ikwan; Aji, Fajar
Publika Budaya Vol 3, No 1 (2015): Maret
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.939 KB)

Abstract

The process of understanding a presentation presented on television especially service society’s advertisement is very important in succeed supporting of a product which is produced. The purpose of this research is to know the background of television viewer and customer of service society’s advertisement about must immunization for children under five in 2013 and to know the process of decoding service society’s advertisement about must immunization for children under five in 2013 by using descriptive qualitative method, observation, not structural interview, focus group discussion and data analysis (flow model). The result of the research shows that decoding is an important part in a set of communication process because media cannot hegemony the viewer or the customer without television viewer’s decoding. The background and position of decoding show that knowing a same text which read and understood by the viewer set the viewer in the certain decoding position and known customer’s reception level upon the text that consumed. Keywords: perception, service society’s advertisement, decoding ABSTRAK Proses memahami dalam pemaknaan sebuah tayangan yang hadir di televisi terutama iklan layanan masyarakat sangatlah penting dalam mendukung keberhasilan sebuah produk yang telah diproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang penonton dan konsumen iklan layanan masyarakat imunisasi wajib bagi balita tahun 2013 dan untuk mengetahui proses decoding iklan layanan masyarakat imunisasi wajib bagi balita tahun 2013 dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, observasi, wawancara tidak terstruktur, wawancara kelompok fokus, dan analisis data (flow model). Hasil penelitian menunjukkan bahwa decoding adalah bagian terpenting dalam rangkaian proses komunikasi, karena tanpa decoding penonton, media tidak dapat menghegemoni penontonnya atau konsumennya. Latar belakang dan posisi decoding menunjukkan bahwa mengetahui sebuah teks yang sama dibaca dan dipahami oleh penonton menempatkan penonton pada posisi decoding tertentu dan diketahui tingkat penerimaan konsumen atas teks yang dikonsumsi. Kata Kunci: persepsi, iklan layanan masyarakat, . 1. Pendahuluan Televisi adalah alat elektronik, alat yang baru dalam perjalanan sejarah peradaban manusia, berupa kotak hitam yang semula hitam putih menjadi berwarna dan menampilkan sebuah tayangan dari stasiun penyiaran sehingga khalayak dapat melihat sesuatu dari jarak jauh Fakultas Sastra Universitas Jember decoding.
LEVEL AND SOURCES OF SELF-EFFICACY IN SPEAKING SKILLS OF ACADEMIC YEAR 2012/2013 ENGLISH DEPARTMENT STUDENTS FACULTY OF LETTERS, JEMBER UNIVERSITY (TINGKATAN DAN SUMBER EFIKASI DIRI DALAM KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS MAHASISWA SASTRA INGGRIS ANGKATAN 2012/ Puspita, Yesi; Kusumaningputri, Reni; Supriono, Hari
Publika Budaya Vol 3, No 1 (2015): Maret
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.799 KB)

Abstract

Akhir-akhir ini, banyak mahasiswa jurusan Satra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Jember yang enggan untuk berbicara menggunakan bahasa Inggris baik di dalam maupun di luar kelas. Hal ini disebabkan karena mereka merasa bahwa kemampuan bahasa Inggris mereka kurang. Peneitian ini bertujuan untuk menyelidiki bagaimana keyakinan mahasiswa terhadap kemampuan berbahasa Inggris, mengetahui apakah ada hubungan antara efikasi mahasiswa dalam berbicara bahasa Inggris dengan prestasi mereka dalam berbicara bahasa Inggris dan untuk mengeksplorasi sumber- sumber yang mempengaruhi efikasi mahasiswa terhadap kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris. Penelitian ini melibatkan 92 mahasiswa Sastra Inggris Fakultas Sastra, Universitas Jember, tahun ajaran 2012/2013 dan menggunakan dua jenis kuesioner untuk mengumpulkan data. Kuesioner pertama digunakan untuk mencari nilai efikasi mahasiswa dalam berbicara bahasa Inggris yang meliputi kemampuan fonologis, kosa kata dan grammar, sementara kuesioner kedua digunakan untuk menjaring jawaban per-individu mengenai sumber-sumber efikasi tersebut. Penelitian ini juga menggunakan nilai kemampuan berbahasa Inggris untuk mencari korelasi antara keyakinan efikasi mahasiswa dan prestasi mereka dalam berbicara bahasa Inggris menggunakan penghitungan Korelasi Koefisien Pearson. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 11 siswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi terhadap kemampuan berbicara bahasa Inggris, 65 siswa dengan efikasi sedang dan 16 siswa dengan efikasi rendah. Berdasarkan hasil penelitian, efikasi terhadap kosa kata dan tata bahasalah yang berpengaruh dalam pembentukan efikasi diri yang rendah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya akses dan latihan yang dijalani mahasiswa mengingat mereka belajar bahasa Inggris di lingkungan bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Penelitian ini juga menemukan korelasi positif lemah (r = 0.437) antara efikasi mahasiswa terhadap kemampuan berbicara dalam bahasa inggris dan prestasi berbicara bahasa Inggris mereka. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang kurang konsisten antara dua variabel tersebut. Dan yang terakhir, ada empat sumber utama efikasi diri yaitu prestasi masa lampau, prestasi semu, dorongan sosial dan keadaan emosi yang bervariasi berdasarkan perbedaan individu masing-masing mahasiswa. Kata Kunci: Efiksasi, kemampuan berbicara, korelasi koefisien pearson ABSTRACT In recent years, many students of English Department, Faculty of Letters, Jember University are reluctant to speak English. They do not want to speak English because they feel that their English is not very good. This paper aims to investigate what is students’ self-efficacy belief of speaking like, to examine whether there is a relationship between self-efficacy beliefs of speaking and speaking performance and to explore what factors are influencing their self-efficacy of speaking. This research involves 92 English Department students of 2012/2013 academic year and uses two kinds of questionnaire to gather the data. Self-efficacy questionnaire is used to seek students’ self-efficacy score of speaking based on phonology, vocabulary and grammar, while source of efficacy questionnaire is used to gather individual answer of source of efficacy. It also uses speaking performance score to find the correlation between self-efficacy beliefs of speaking and speaking performance by recapitulating those variables using Pearson Correlation Coefficient calculator.The results of this study show that there are 11 highly self-efficacious students, 65 medium self-efficacious students and 16 lowly self-efficacious students that are mostly influenced by grammatical and vocabulary efficiencies. Second, there is a weak positive correlation (r=0,437) between English speaking self-efficacy beliefs and English speaking performance indicating inconsistent correlation between the two variables. And the last, There are four main sources of self-efficacy namely performance accomplishment, vicarious experience, social persuasion and emotional state that are varied based on participants individual differences. Key words: efficacy, speaking ability, Pearson Correlation Coefficient
SPEECH ACTS ANALYSIS OF THE MAIN CHARACTER IN SHREK MOVIE SCRIPT ANALISIS (TINDAK TUTUR PADA TOKOH UTAMA DI DALAM NASKAH FILM SHREK) Isnawati, Fifin Dwi; Anam, Syamsul; Diana, Sabta
Publika Budaya Vol 3, No 1 (2015): Maret
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.447 KB)

Abstract

In the study of language, what people do by saying something is called speech acts. Speech acts is not only found in everyday life but also in the film. This research concerns with speech acts produced by the main character in Shrek movie script. The aims of this research are to describe the types of speech acts and to analyze the most dominant speech acts produced by the main character. Besides, the aim of this research is also to know and describe the purposes of Shrek as the main character to use speech acts. The objects of this research are texts in the form of movie script. Austin’s (1962) theory of speech acts is applied in this research as the major theory. The types of research in this study are qualitative and quantitative research. Qualitative research is applied to analyze the data in the form of the text. Quantitative research is used to count the member of speech acts used by Shrek to conclude which types of speech acts is dominantly used. There are 50 utterances to be analyzed. The result of this research shows that the four types of speech acts produced by Shrek are directives, representatives, expressives, and commissives. This study shows that the dominant speech acts used is directives. It reaches 44%. It indicates that Shrek uses directives because he wants to make the hearer do something. Besides, Shrek also wants to be admitted by the people that he is actually a kind ogre. Keywords: directives, Shrek, speech acts, types of speech acts. . ABSTRAK Dalam ilmu bahasa, apa yang dilakukan seseorang melalui ucapannya disebut tindak tutur. Tindak tutur tidak hanya ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga di dalam sebuah film. Penelitian ini merujuk pada tindak tutur yang digunakan oleh tokoh utama di dalam naskah film Shrek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjabarkan tipe-tipe tindak tutur dan untuk menganalisa tipe tindak tutur yang paling dominan digunakan oleh tokoh utama. Selain itu, tujuan dari penelitian ini adalah juga untuk mengetahui dan menjabarkan tujuan Shrek sebagai tokoh utama dalam menggunakan tindak tutur. Objek dari penelitian ini adalah teks dalam bentuk naskah film. Teori tindak tutur oleh Austin (1962) digunakan dalam penelitian ini sebagai teori utama. Tipe penelitian di penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif digunakan untuk menganalisis data dalam bentuk teks. Penelitian kuantitatif digunakan untuk menghitung jumlah tindak tutur yang digunakan oleh Shrek untuk menyimpulkan tindak tutur mana yang paling dominan dipakai. Ada 50 tutur kata yang dianalisis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat tipe tindak tutur yang digunakan oleh Shrek: directives, representatives, expressives, dan commissives. Penelitian ini menunjukkan bahwa tindak tutur yang paling dominan digunakan adalah directives. Tipe ini mencapai 44%. Hal ini mengindikasikan bahwa Shrek menggunakan directives karena dia ingin membuat pendengarnya melakukan sesuatu. Selain itu, Shrek juga ingin diakui oleh orang-orang bahwa dia sebenarnya adalah raksasa yang baik. Kata kunci: directives, Shrek, tindak tutur, tipe-tipe tindak tutur.
BIAS AND POWER: APPRAISAL IN MEDIA DISCOURSE (KEBERPIHAKAN DAN KUASA: PENAKSIRAN DALAM WACANA MEDIA) Wati, Enike Prasetyo; Tallapessy, Albert; Diana, Sabta
Publika Budaya Vol 3, No 1 (2015): Maret
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.881 KB)

Abstract

Obyek penelitian ini adalah wacana media, berupa tiga artikel berita dari situs koran berbahasa Inggris di Indonesia, Jakarta Globe, yang membahas tentang pemilu presiden 2014. Ketiga artikel tersebut antara lain Personalities Set to Trump Party Loyalties in Indonesian Presidential Election, Golkar Riven by Presidential Candidacy, dan SBY Silence May Speak a Thousand Words. Ketiganya membandingkan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Berdasarkan konteks kalimat-kalimatnya, ditaksir ada hubungan antara keberpihakan dan kuasa. Maka, pemikiran tentang keberpihakan dan kuasa digunakan dalam memilah data. Lalu, berkaitan dengan Systemic Functional Linguistics (SFL), proses verbal tampak dominan karena pemilihan narasumber sebagai indikator adanya kecenderungan penerbit terhadap salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Dalam penelitian ini, SFL dan pengembangannya, appraisal, berguna dalam mengkode data ke dalam tabulasi. Kemudian, pendirian kritis diperlukan untuk mengungkap manipulasi kuasa, dominasi, dan keberpihakan yang ditemukan pada ketiga artikel berita tersebut. Oleh karena itu, Analisis Wacana Kritis (CDA) adalah pendekatan yang digunakan. Kata kunci: Jakarta Globe, Joko Widodo-Jusuf Kalla, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, appraisal, keberpihakan, kuasa, proses verbal. ABSTRACT The objects of research are media discourses, three articles from a website of English language newspaper in Indonesia, The Jakarta Globe, talking about presidential election 2014. They are Personalities Set to Trump Party Loyalties in Indonesian Presidential Election, Golkar Riven by Presidential Candidacy, and SBY Silence May Speak a Thousand. They compare Joko Widodo-Jusuf Kalla to Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. In this case, appraisal exists. There is a relation between bias and power which are situational contexts. Thus, the frameworks of power and bias are used in sorting the data. Then, related to Systemic Functional Linguistics (SFL), verbal processes seem dominant because of the sources selection to indicate appraisal event. In this research, SFL and its development, appraisal, work in coding the data into tabulation. Then, a critical stance is needed to reveal the power, dominance, and bias found in the three chosen news articles. Hence, Critical Discourse Analysis (CDA) serves as the approach used. Keywords: The Jakarta Globe, Joko Widodo-Jusuf Kalla, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, appraisal, bias, power, verbal processes.
KERUSAKAN HUTAN DAN MUNCULNYA GERAKAN KONSERVASI DI LERENG GUNUNG LAMONGAN, KLAKAH 1999-2013 (DEFORESTATION AND RISE OF ENVIRONMENTAL MOVEMENT AT SLOPE OF MOUNT LAMONGAN, KLAKAH 1999-2013) Kamilia, Izzatul; Nawiyanto, Nawiyanto
Publika Budaya Vol 3, No 1 (2015): Maret
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.152 KB)

Abstract

Awal era reformasi, kerusakan hutan akibat penebangan liar banyak terjadi di berbagai tempat. Di Pulau Jawa kerusakan hutan terjadi di kawasan hutan milik Perhutani yang sebagian besar ditanami Pohon Jati. Hal tersebut juga terjadi di kawasan hutan Gunung Lamongan, Klakah. Pelaku penebangan tidak lain adalah masyarakat setempat yang tinggal di sekitar hutan. Pada awal tahun 2000 kondisi Gunung Lamongan gundul tanpa tegakan pohon. Bencana alam seperti banjir dan longsor mulai melanda kawasan sekitar hutan. Bencana kekeringan juga terjadi meski di musim penghujan. Debit air di sumber mata air dan ranu menurun. Kondisi ini mendorong munculnya kesadaran masyarakat yang tinggal di bawah Lamongan untuk melakukan gerakan konservasi guna mengembalikan fungsi hutan Gunung Lamongan yang selama ini menjadi penyangga ekosistem bagi kawasan di bawahnya. Kelompok konservasi bernama Laskar Hijau yang merupakan sebuah gerakan sosial kemudian muncul dan menanami kawasan Gunung Lamongan dengan tanaman buah-buahan. Selain menanam, kelompok ini juga melakukan aksi protes pada pihak pemangku hutan, Perhutani yang merupakan Badan Usaha Milik Negara. Penelitian ini menggabungkan metode sejarah dan sejarah lisan. Metode sejarah digunakan untuk mengkaji bagaimana kerusakan hutan terjadi serta bagaimana muncul dan berkembangnya gerakan konservasi di Gunung Lamongan. Metode sejarah lisan digunakan untuk mendapatkan informasi dari masyarakat yang menjadi saksi atau terlibat langsung dalam peristiwa tersebut. Kata kunci: kerusakan hutan, konservasi, gerakan sosial, Klakah. ABSTRACT In the early reform era, the damage of forest due to illegal logging occurred in many places. Java deforestation occurred in the area of Perhutani forest, that the trees are mostly planted with Teak. This also occurred in the forest of Mount Lamongan, Klakah. Logging perpetrator is the local communities that living around the forest. In early 2000, Mount Lamongan condition is without tree stands bare. Natural disaster such as flood and erosion began to hit the area around the forest. Droughts also occur even in the rainy season. Water discharge in springs and Ranu decreased. These condition encourages the awareness of people living below the Mount Lamongan to the conservation movement to restore forest function of Mount Lamongan which has been the buffer ecosystem for the region underneath. Conservation group called the Laskar Hijau is a social movement then emerging area of Mount lamongan and planted with fruit trees. In addition to planting, this group also protested at the forest stakeholders, Perhutani wich are Badan Usaha Milik Negara. This article use combination of historical method and oral history method. The historical method used to explain how deforestation occurs and how it appears in the conservation movement of Mount Lamongan. Oral history method used to obtain information from the community who witness or are involved directly in the incident. Keywords: deforestation, conservation, social movement, Klakah.
PERKEBUNAN KAYUMAS PTPN XII DAN PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT DESA KAYUMAS KECAMATAN ARJASA KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 1996-2010 (PLANTATION KAYUMAS OF PTPN XII AND THE INFLUENCE TO THE COMMUNITYOF KAYUMAS VILLAGE SUBDISTRICT ARJASA DISTRICT OF SITUBONDO Mulasari, Murni; Arifin, Edy Burhan
Publika Budaya Vol 3, No 1 (2015): Maret
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.069 KB)

Abstract

Artikel ini membahas tentang pengaruh perkebunan Kayumas terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat Desa Kayumas Kecamatan Arjasa Kabupaten Situbondo Tahun 1996-2010. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologi ekonomi, yaitu mengkaji tentang kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Desa Kayumas. Landasan teori yang digunakan adalah teori perubahan sosial, dan metode yang digunakan adalah metode sejarah dari Kuntowijoyo yang terdiri dari lima tahapan, yaitu pemilihan topik, heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Pengaruh adanya perkebunan Kayumas terhadap masyarakat sangat besar, meliputi, memberikan bantuan pemberdayaan Sumber Daya Manusia khususnya terhadap masyarakat yang menjadi karyawan. Selain itu pengaruh dalam bidang ekonomi, memberikan lapangan pekerjaan dan menunjang perekonomian masyarakat Desa Kayumas. Adanya Perkebunan Kayumas ditengah-tengah kehidupan masyarakat melahirkan sebuah tradisi slametan syukuran atas hasil tanam kopi, misalnya tradisi Jaruk Kopi yaitu slametan untuk melindungi kopi sampai masa panen tiba. Adanya Perkebunan Kayumas nantinya memberikan kehidupan yang baik bagi masyarakatnya, selain itu dengan adanya perkebunan menimbulkan lahan- lahan produktif untuk masyarakat yang kemudian bisa dimaksimalkan pemanfaatannya demi kehidupan yang lebih baik. Kata Kunci : Perkebunan, Perubahan sosial-ekonomi-budaya, Desa Kayumas. ABSTRACT This article discusses the influence of the Kayumas plantation on the social, economic and cultural life of Arjasa village, Kayumas District, Situbondo, 1996-2010. The approach used here is economic sociology approach, which examines the social and economic life of the village of Kayumas. The article applies theory of social change and the method used is the historical method of Kuntowijoyo which consists of five stages, namely the selection of topics, heuristics, source criticism, interpretation and historiography. The influence Kayumas plantations on society is great, such as, providing assistance in empowering Human Resources especially for people who become employees. In addition, it provided, jobs and supported the economy of the village of Kayumas. The existence of Plantation Kayumas amid public life gave the birth of a slametan tradition celebration of the coffee crop yields, especially Coffee Jaruk tradition ie slametan to protect coffee until harvest time. The existence of Plantation Kayumas provided a good life for the people, in addition, the plantations created to productive lands for people who could then maximize for the sake of a better life . Keywords : Plantation, socio - economic changes - cultural, Kayumas village.

Page 5 of 14 | Total Record : 133