cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
VISIKES
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 400 Documents
KELUHAN SUBYEKTIF NYERI PINGGANG PADA PENGEMUDI BUS Yunita Wiji Lestari; MG Catur Yuantari
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.44 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i1.640

Abstract

Posisi duduk adalah posisi dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Mengemudi merupakan pekerjaan sektor informal yang dilakukan dalam posisi duduk dalam waktu yang lama sehingga dapat berisiko mengalami keluhan nyeri pinggang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap kerja dan lama duduk dengan keluhan subyektif nyeri pinggang.Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 44 pengemudi bus Perum DAMRI (Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia) dan PO. Nugroho Kota Semarang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 pengemudi bus yang di ambil secara accidental sampling, dan menggunakan uji Rank Spearman.Hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada hubungan antara sikap kerja duduk dengan keluhan subyektif nyeri pinggang dengan p-value 0,598. Gambaran nyeri yang dialami responden sebanyak 22 responden (73,3%) mengalami nyeri ringan, 7 responden (23,3%) nyeri sedang, dan 1 orang (3,33%) nyeri berat. Tidak ada hubungan antara lama duduk dengan keluhan subyektif nyeri pinggang dengan p-value 0,324. Terdapat 23 supir bus (76,67%) bekerja dengan sikap kerja duduk berisiko dan 7 sopir bus (23,33%) yang tidak berisiko.Berdasarkan penelitian disarankan pengemudi untuk bekerja dengan posisi sesuai ergonomi dan diimbangi dengan istirahat yang cukup, melakukan olahraga ringan 3-5 kali dalam 1minggu.Kata Kunci : posisi duduk, nyeri pinggang, pengemudi bus
ANALISA KEPUASAN PASIEN TERHADAP ASPEK MUTU PELAYANAN DI BAGIAN TPPRJ RUMAH SAKIT BANYUMANIK SEMARANG Sofa Zulfiana; Dyah Ernawati
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 2 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.692 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i2.641

Abstract

Latar belakang : Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) sering dianggap hanya sebagai tempat pendaftaran, meskipun ini adalah tempat di mana kontak pertama antara pasien dengan petugas. Berdasarkan survei awal di Rumah Sakit Banyumanik masih ditemukan antrian pasien yang akan mendaftarkan diri, kurangnya personil, akses ke layanan, hubungan manusia, kenyamanan dan kenikmatan. Hanya ada satu meja pendaftaran dan disatukan dengan rawat jalan, rawat inap dan Unit Gawat Darurat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan di TPPRJ RumahSakit Banyumanik Semarangkeadaan. Populasi adalah pasien yang terdaftar dalam TPPRJ tahun 2011, dengan jumlah sampel yang diambil 99 pasien. Instrumen menggunakan kuesioner untuk wawancara denganpasien. Pengumpulan data dari data primer yang diperoleh secara langsung dari pasien dalam bentuk jawaban atas kuesioner. Sedangkan pengolahan data antara lain editing, tabulasi data, analisis data.Hasil : Tingkat kepuasan terhadap kompetensi petugas tertinggi yaitu kemampuan petugas dan ketidakpuasan tertinggi pada penampilan petugas. Akses dalam pelayanan, tingkat kepuasan tertinggi yaitu jarak tidak terlalu jauh dan ketidakpuasan tertinggi pada lokasi tidak strategis. Hubungan antar manusia, Tingkat kepuasan pasien yaitu kesopanan petugas dan ketidakpuasan petugas yaitu kesabaran petugas. Kenyamanan dan kenikmatan, kepuasan pasien paling tinggi terletak pada kondisi tempat duduk dan ketidakpuasan pasien terletak pada fasilitas pendaftaran. Untuk kepuasan pasien, paling tinggi terletak pada kecepatan dalam pelayanan dan ketidakpuasan pasien terletak pada keramahan petugas.Simpulan : Ketidakpuasan pasien di RS Banyumanik Semarang adalah pada fasilitas dan layanan yang ada di rumah sakit. Sarannya adalah sebaiknya standart operasional prosedur yang sudah ada, lebih diperhatikan sebagai acuan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.Kata kunci : kualitas pelayanan, kepuasan, rawat jalan
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI WANITA YANG MENIKAH DINI (< 20 TAHUN) TENTANG PERAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN USIA MENIKAH WANITA DI DESA KEBUMEN KECAMATAN TERSONO KABUPATEN BATANG 2011 Ifa Kurnia Wati; Eti Rimawati; Retno Astuti Setijaningsih
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 2 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.645 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i2.642

Abstract

Pernikahan dini terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Masalah di Desa Kebumen, Kecamatan Tersono adalah meningkatnya jumlah perempuan muda yangtelah menikah sebelum berusia 20 tahun. Pada tahun 2009, ada 8 wanita yang menikah sebelum usia 20 tahun. Tahun 2010 menjadi 19 orang dan tahun 2011 sebanyak 31 orang. Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi wanita tentang peran petugas kesehatan dalam kesehatan reproduksi dengan usia pernikahan.Tujuan penelitian ini adalah penelitian Explanatory dengan metode Cross Sectional. Data diperoleh dengan mewawancarai 30 perempuan yang menikah sebelum 20. Uji Chi Square digunakan untuk menganalisis data.Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita memiliki persepsi negatif pada petugas kesehatan (60 %) dan berpikir bahwa petugas tidak berbagi informasi tentang konsekuensi biologis(50,0%), tidak pernah berbagi konsekuensi psikologis pernikahan dini (46,7%), tidak pernah memberikan informasi tentang dampak perilaku seksual jarang (46,7%), tidak pernahmemberikan dampak ekonomis karena pernikahan dini (56,7%), dan tidak pernah berbagi informasi tentang dampak pernikahan dini terhadap bayi (53,7%). Sebagian besar responden menikah pada usia dini (usia 13-18 tahun) sebanyak 76,7%. Tidak ada korelasi antara peran petugas kesehatan dengan usia perkawinan (p value 0.392 > 0,05 ).Dari hasil tersebut, disarankan agar petugas kesehatan memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi bagi perempuan yang menikah sebelum usia 20 tahun sehingga para wanita akan memiliki informasi yang tepat tentang usia yang direkomendasikan untuk menikah dan punya anak.Kata kunci : Peran petugas kesehatan, usia pernikahan
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN PELAKSANAAN FORUM KESEHATAN KELURAHAN DI GAYAMSARI SEMARANG Iva Marliana; Zaenal Sugiyanto
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 2 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.816 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i2.643

Abstract

Desa Kesehatan Forum (VHF) merupakan salah satu komponen yang dibentuk untuk mendukung “desa siaga” sedang berlangsung. Forum ini adalah forum partisipasi bagimasyarakat untuk meningkatkan pembangunan kesehatan di tingkat desa untuk merencanakan, menetapkan, mengkoordinasikan dan mengarahkan aktivitas, juga pemantauan evaluasi pembangunan kesehatan di desa. Desa Gayamsari adalah salah satu dari banyak desa di Semarang yang pada tahun 2010 telah mendapat predikat sebagai tiga besar “Kelurahan Siaga” di tingkat Kota Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui faktor-faktor pendukung keberhasilan Forum Kesehatan Kelurahan di Gayamsari Semarang.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan menganalisis data dalam Analisis Tematik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukungkeberhasilan Forum Kesehatan Kelurahan di Gayamsari, Semarang. Subyek penelitian adalah 8 anggota Forum Kesehatan Kelurahan Gayamsari itu dan 2 informan crosscheck yaitu kepala Forum Kesehatan Kelurahan Kepala dan Tenaga Kesehatan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh anggota Forum Kesehatan Desa (VHF) adalah perempuan dan memiliki latar belakang pendidikan kesehatan dan bekerja di Kantor Desa.Kegiatan pembinaan dilakukan secara rutin setiap bulan oleh Dinas Kesehatan Kota, selain itu pertemuan rutin dalam bentuk Konsensus Musyawarah Kelurahan, juga melakukan koordinasi langsung dari kepala Forum Kesehatan Kelurahan. Partisipasi masyarakat ditunjukkan dengan keterlibatan mereka dalam setiap Forum Kesehatan Kelurahan program. Hal ini membuat masyarakat waspada dan responsif dalam memecahkan masalah kesehatan di lingkungan mereka.Mengenai faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan program Forum Kesehatan Kelurahan, disarankan untuk Forum Kesehatan Kelurahan Gayamsari untuk dapatmenjadi contoh pelaksana terbaik untuk Forum Kesehatan Kelurahan di Semarang dengan mensosialisasikan kunci keberhasilan dan upaya untuk mempertahankan kinerja mereka dengan selalu melakukan monitoring dan evaluasi secara intensif.Kata Kunci : Forum Kesehatan Kelurahan, Desa Siaga
PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI KALANGAN MAHASISWA “GAY” DI SEMARANG Karina Karina; Suharyo Suharyo; Massudi Suwandi
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 2 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/visikes.v12i2.644

Abstract

Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah kelompok penyakit infeksi yang ditularkan secara langsung melalui hubungan seksual. Menurut BKKBN kasus IMS di semarang sekitar 2.683 kasus. Gay adalah laki-laki yang mempunyai perbedaan terhadap orientasi seksual yang ditandai dengan timbulnya rasa suka terhadap orang lain yang mempunyai kelamin sejenis atau seseorang yang mengalami hambatan dalam perkembangan identitas jenis kelamin. Gaya Nusantara menyatakan gay di Semarang jumlahnya diperkirakan mencapai 1,2% dari penduduk kota Semarang termasuk pendatang. Tujuan penelitian adalah mengetahui dan menggambarkan perilaku pencegahan penyakit IMS di kalangan mahasiswa gay di kota Semarang. Penelitian inimenggunakan pendekatan kualitatif dengan pengambilan responden menggunakan snowball chain. Responden mulai berani menjadi gay pada awal kuliah setelah jauh dari pantauan orang tua . Pengetahuannya sebatas tahu IMS adalah penyakit yang menular melalui hubungan seksual.Sikapnya menyatakan hubungan gay adalah hubungan yang tidak aman dari IMS apabila tidak menggunakan kondom. Hubungan sosial antar gay hanya sebatas saling mengingatkan untuk berhati-hati dalam berhubungan seksual. Praktik pencegahannya hanya sebatas mencuci organintim sebelum dan setelah berhubungan seksual. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan pengetahuan tentang IMS dan pencegahannya pada kalangan gay dan komunitasnya denganpendampingan instansi kesehatan yang lebih mengetahui IMS.Kata kunci : perilaku pencegahan, Infeksi Menular Seksual, gay
PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU KARYAWAN BERDASARKAN KONSENTRASI PARTIKULAT PM DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Rizkiawan Adi Nugroho; Eni Mahawati; Eko Hartini
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 2 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.799 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i2.645

Abstract

Kualitas udara partikulat PM2,5 di lingkungan kerja akan berpengaruh terhadap konsentrasi debu dan akhirnya mempengaruhi kapasitas vital paru karyawan. Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh AQM pada tahun 2011 dengan sampel di Universitas Dian Nuswantoro Semarang, rata-rata konsentrasi PM2,5 di ruang dosen Fakultas Teknik adalah 23,23 μg/m3, Fakultas Kesehatan 27,55 μg/m3, Fakultas Komputer 113,11 μg/m3 dan TVKU 51,42 μg/m3. Hasil ini menunjukkan bagaimana tingkat PM2.5 sebagai salah satu partikulat mampu menyusup ke paru-paru dan mengganggu nilai kapasitas vital paru-paru. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui perbedaan kapasitas vital paru-paru karyawan berdasarkan konsentrasi partikulatPM2,5 di Universitas Dian Nuswantoro Semarang.Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan metode observasi dan pengukuran kapasitas vital paru dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah 34karyawan UDINUS yang memenuhi kriteria inklusi. Uji statistik untuk menentukan perbedaan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah uji Mann-Whitney.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi kapasitas vital paru-paru responden masing-masing kategori, yaitu Restriksi Berat 11,8 %, 35,3 % Restriksi Sedang,Restriksi Ringan 14,7% dan normal 38,2%. Sedangkan konsentrasi PM2,5 memenuhi satandar 32,4% dan tidak memenuhi standar 67,6%. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kapasitas vital paru yang signifikan bagi karyawan yang berada di tempat kerja dengan kualifikasi konsentrasi PM2,5 memenuhi standar dan tidak memenuhi standar nilai p = 0.938.Dari hasil penelitian, diketahui bahwa tidak ada perbedaan kapasitas vital paru karyawan berdasarkan konsentrasi PM2,5 di tempat kerja. Dianjurkan agar pemeriksaan konsentrasiPM2,5 dan kapasitas vital paru karyawan dilakukan secara bersamaan. Disarankan untuk melakukan pengukuran konsentrasi PM2,5 pada ruangan yang beresiko tinggi terpapar debu dan asap rokok.Kata kunci : kapasitas vital paru-paru, Particulate PM2,5
PERILAKU ADIKSI PADA PEMAIN GAME ONLINE DI DINUSTECH SEMARANG DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN Tatang Anggoro Putro; Nurjanah Nurjanah
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 2 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.049 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i2.646

Abstract

Game online merupakan permainan games yang dapat diakses oleh banyak pemain. Di Indonesia penggemar game online mencapai 6 juta orang dan remaja menduduki kelompokusia terbesar pada pemain game online yaitu 40% yang ternyata memberi dampak pada mereka yang tidak mampu berhenti bermain (adiksi). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku adiksi pada pemain game online, meliputi sangsi sosial yang diterima, ketidakmampuan mengontrol untuk bermain, bermain secara berlebihan dan aktifitas lain yang tergantikan akibat bermain game online.Penelitian ini dilakukan terhadap 100 responden. Sebagian besar (40%) responden adalah remaja. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling. Analisis datadilakukan secara kuantitatif deskriptif terhadap variabel penelitian meliputi gambaran adiksi pemain game online, perilaku teman, tekanan teman, kepercayaan terkena dampak,kepercayaan tentang pengorbanan, dan kepercayaan tentang keuntungan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemain game online adalah mahasiswa (80%), kepercayaan terhadap pengorbanan sedang sebesar (53%), kepercayaan yang tinggiterhadap keuntungan bermain game online sebesar (46%), tingkat kepercayaan yang sedang terhadap perilaku teman sebesar (40%), dan kepercayaan yang sedang terhadap dampak adiksi sebesar (40%).Berdasarkan hasil analisa menunjukkan bahwa pemain game online di Dinustech adalah mahasiswa. Disarankan bagi Dinustech hendaknya memberikan batasan waktu, agar tidakmenimbulkan adiksi yang tinggi. Dan bagi mahasiswa sendiri, hendaknya membatasi permainan game, karena game pada dasarnya hanya sebuah permainan yang dapat mengakibatkan banyak masalah yang terkait dengan aktifitas sehari-hari. Oleh sebab itu banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghindari bermain game online dengan cara, kuliah teratur, belajar, membuat tugas, atau menyibukkan diri dengan aktivitas positif yang berkaitan dengan kegiatan sebagai seorang mahasiswa supaya dapat menjalani hidup dengan lebih terarah dan teratur.Kata kunci : adiksi, game online, perilaku
TINJAUAN ASPEK KEAMANAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING PUSKESMAS LEBDOSARI SEMARANG Cossa Pratama; Maryani Setyowati
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 2 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.974 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i2.647

Abstract

Rekam medis adalah bukti dari layanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga medis untuk pasien tertulis. Rekam medis dimiliki oleh Puskesmas Lebdosari Semarang dan isinya adalahmilik pasien. Di Puskesmas Lebdosari Semarang tidak dapat melakukan perawatan medis kepada pasien secara efektif ketika dokumen rekam medis rusak atau hilang karena kurangnyakontinuitas informasi medis. Fungsi dokumen sebagai memori utama dan sumber informasi dalam rangka melakukan kegiatan perencanaan, analisis, pengambilan keputusan, pelaporan, penilaian, kontrol dan akuntabilitas juga. Dalam rangka mendokumentasikan rekam medis diPusat Kesehatan Masyarakat Lebdosari Semarang aman dari aspek fisik dan kimia dari kerusakan, untuk mendukung terciptanya keberhasilan penyimpanan, keamanan danpemeliharaan catatan medis yang diperlukan untuk mendokumentasikan tempat, pemeliharaan fasilitas dokumen rekam medis yang mencakup bahaya kerusakan dari aspek fisik dan kimia.Jenis penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah dokumen rekam medis di ruang filing Puskesmas Lebdosari Semarang dengan 99sampel dokumen. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara dan observasi, dengan sumber data primer dan sekunder. Pengolahan data adalah editing dan penyajian data, data dianalisis secara deskriptif.Berdasarkan pengamatan dalam menjaga keamanan dokumen rekam medis di ruang filing Puskesmas Lebdosari Semarang belum menetapkan prosedur dan kebijakan peminjamancatatan medis dan penyimpanan catatan medis tidak melarang orang lain selain petugas masuk Rekam medis. Rekam medis seharusnya tidak mengijinkan dokumen keluar dari ruang filing kecuali untuk pengobatan, dengan izin dari pihak berwenang. Dokumen rekam medis hanya berupa kertas yang sewaktu-waktu bisa rusak oleh kelembaban, ketidakstabilan suhu, dan karena itu perlu alat yang diatur untuk mempertahankan kelembabannya.Untuk menjaga keamanan dokumen rekam medis juga membutuhkan sumber daya manusia yang profesional, sarana dan prasarana yang memadai dan ruang cukup aman dan baikuntuk menjaga kerahasiaan dokumen rekam medis.Kata kunci : keamanan, rekam medis, filing
SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS JUWANA KABUPATEN PATI TAHUN 2012 Zaenal Arifin; Arif Kurniadi
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 2 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.848 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i2.648

Abstract

Salah satu layanan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Juwana adalah pendaftaran rawat jalan.Ada tiga loket, yaitu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesda), resep dokter, Jaminan KesehatanMasyarakat (Jamkesmas) dan Asuransi Kesehatan Pegawai Negeri (Askes PNS). Survei awalmenunjukkan bahwa proses ini dilakukan secara manual, menghambat proses pelaporan.Desain penelitian didasarkan pada metode deskriptif kualitatif. Analisis sistem ini dilakukandengan mengidentifikasi, memahami, menganalisis, dan pelaporan, sementara pada desainpenelitian, metode penelitian dan pengembangan diterapkan.Penelitian ini menghasilkan gambaran umum (institusi dan desain sistem), diagram konteks,diagram alir data, database dan desain laporan kunjungan pasien (Jamkesda per bulan,Jamkesmas per desa per bulan, jenis kunjungan lainnya per bulan, per desa per bulan).Peneliti merancang sistem informasi pendaftaran pasien, bentuk (pasien, pendaftaran, klinis,petugas, wilayah kerja, dan rumah tangga) dan kunjungan pasien laporan (jenis pembayaran,per bulan, dan per desa). Disarankan kepada pengguna untuk mengembangkan sisteminformasi.Kata kunci : sistem informasi, pendaftaran pasien, rawat jalan
BODY MASS INDEX (BMI) SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR REMAJA (STUDI PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO) Sri Soenaryati Matin; Vilda Ana Veria
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 2 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.471 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i2.649

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada korelasi antara Indek Massa Tubuh (IMT) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa, mempertimbangkan kebiasaan makan mahasiswa. Peserta adalah 54 mahasiswa Fakultas Kesehatan Udinus dengan metode pendekatan Cross Sectional.Mereka terdiri dari 24% laki-laki, 76% perempuan, 56% tinggal di fasilitas asrama, 44% tinggal di rumah, 85% kondisi kesehatan yang baik, 15% kondisi kesehatan buruk. BMI menunjukkan tingkat rata-rata normal, 14,8% malnutrisi, 59,3% berat badan normal, 9,3% kelebihan berat badan, 16,7% obesitas. Data menunjukkan 1,9% IPK (< 2), 18,5% baik (2-2,75), 68,5% memuaskan (2,76-3,5), 11,1% sangat baik (> 3,5). Hasil analisis statistik antara IMT dan IPK ada korelasi. Kebiasaan makan dari mahasiswa menunjukkan makanan utama nasi dengan lauk, 57% sayuran, 37% buah-buahan, susu 31,5%. Tidak ada perbedaan yang jelas antara mereka yang kos dan yang tinggal di rumah.Kata kunci : Indek Massa Tubuh (IMT), indeks prestasi, pola makan

Page 2 of 40 | Total Record : 400