cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
ISSN : 22527702     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
“Experientia” merupakan istilah dalam bahasa Latin yang artinya “pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman”. Pemilihan nama ini selaras dengan metode transfer dan pengembangan ilmu pengetahuan yang dipraktikkan di Unika Widya Mandala Surabaya, yakni “experiential learning” (mahasiswa dan dosen belajar bersama melalui partisipasi aktif dalam pembelajaran akademik). Berkala ilmiah ini dipublikasikan oleh Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, terbit dua kali setahun, dan memuat kajian/analisis/telaah/tinjauan empirik dalam ranah psikologi; yang bisa berupa penelitian lapangan maupun kajian teoretik. Misi jurnal ini adalah “give psychology away”—mengutip kata-kata klasik Philip Zimbardo—yakni membantu pengembangan psikologi menjadi ilmu yang sungguh-sungguh bermanfaat bagi kemaslahatan manusia dalam tataran mikro (individual) dan makro (komunal).
Arjuna Subject : -
Articles 102 Documents
Tingkat Flourishing Individu dalam Organisasi PT X dan PT Y Nurlaila Effendy; Herlina Subandriyo
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (997.491 KB) | DOI: 10.33508/exp.v5i1.1548

Abstract

Kesejahteraan dalam organisasi dapat diukur dengan konsep Psikologi Positif yang dikenal dengan nama Flourishing sebagai tingkat tertinggi dari Subjective well-being sehingga dapat diukur kesehatan organisasi secara keseluruhan. Pada penelitian ini dilakukan pada perusahaan X dan Y dengan jumlah subjek sebanyak 55 orang yang dilakukan teknik sampling kuota. Adapun alat ukur yang digunakan adalah transalasi PERMA yang terdiri dari 5 dimensi Positif Emotion, Engagement, Relationship, Meaningfulness, Accomplishment dengan total dari 15 item. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan karyawan 75% tinggi dan 25% sedang. Sedangkan untuk 5 dimensi diperoleh bahwa tingkat Positif Emotion 78% tinggi dan 22% rendah; Tingkat Engagement karyawan 53% tinggi dan 43% sedang dan 4% rendah; Tingkat Relationship karyawan 85% tinggi dan 11% sedang dan 4% rendah; Tingkat Meaningfulness karyawan 82% tinggi dan 11% sedang dan 7% rendah; Tingkat Accomplishment karyawan 74% tinggi dan 19% sedang dan 7% rendah. Kemudian untuk Tingkat Flourishing karyawan 45% dikatakan sudah mencapai flourishing dan 55% masih dikategorikan Non-Flourishing.
Efektivitas Pelatihan Supervisor Skill terhadap Kepuasan pada Supervisor Karyawan Departemen Operasional Noormans Hotel Semarang Repi, Andhika Alexander
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.388 KB) | DOI: 10.33508/exp.v5i1.1549

Abstract

Peran supervisor di industri hotel sangat vital karena berkaitan dengan optimal atau tidaknya kinerja bawahan di tengah pola kerja yang dinamis. Bawahan yang puas dengan supervisor mampu melakukan kinerja secara optimal, melakukan resiliensi terhadap pekerjaannya, membentuk komitmen kerja, hingga terstimulasi memiliki work engagement yang diwujudkan dalam dedikasi kerja yang tinggi. Hubungan yang baik antara supervisor dengan bawahannya mampu meningkatkan kinerja, bahkan menciptakan work-life-balance. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan supervisor skill terhadap kepuasan bawahan kepada supervisor operasional di Noormans Hotel Semarang. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pelatihan supervisor skill terhadap peningkatan kepuasan bawahan kepada supervisor Noormans Hotel Semarang. Subjek pada penelitian ini adalah karyawan department operation yang berjumlah 31 orang. Kepuasan bawahan kepada supervisor operasional Noormans Hotel Semarang diukur dengan skala kepuasan bawahan terhadap supervisor. Metode penelitian yang digunakan, yaitu pendekatan quasi eksperimen, dengan teknik analisis data Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil analisis data diperoleh nilai z = -3.594 dengan p
Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) dengan Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa Statistika Praktikum Fakultas Psikologi Hapsari, Elisabet Widyaning
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.281 KB) | DOI: 10.33508/exp.v5i1.1550

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas penggunaan metode pembelajaran kooperatif STAD terhadap motivasi berprestasi para mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Statistika Praktikum. Matakuliah ini merupakan salah satu mata kuliah yang menjadi “momok” bagi para mahasiswa karena tidak pernah meluluskan 100% mahasiswanya. Melalui pembelajaran kooperatif STAD diharapkan dapat membantu para mahasiwa dalam memahami materi dengan lebih baik melalui bantuan orang yang lebih mampu. Dalam penelitian ini orang yang yang lebih mampu tersebut adalah dosen, asisten dosen dan teman satu kelompok. Hasil yang signifikan (p< 0,05) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi berprestasi pada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Statistika Praktikum. Terlihat bahwa motivasi berprestasi para mahasiswa tersebut meningkat setelah mengikuti mata kuliah Statistika Praktikum yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif STAD.
Pengetahuan Mengenai Penanganan Penyakit Diabetes dengan Kepatuhan Melaksanakan Diet Diabetes pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Ely Yustiana; Agnes Maria Sumargi
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.592 KB) | DOI: 10.33508/exp.v5i1.1551

Abstract

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit yang terjadi akibat berkurangnya produksi hormon insulin yang berfungsi mengubah gula menjadi tenaga. Pola makan mempengaruhi stabilitas kesehatan penderita DM tipe 2 (DM2). Berdasarkan hal ini, diet diabetes merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan mengatasi terjadinya DM. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terlaksana tidaknya diet diabetes adalah pengetahuan individu terhadap penanganan penyakit yang dialaminya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pengetahuan mengenai penanganan penyakit diabetes dengan kepatuhan melaksanakan diet diabetes. Partisipan penelitian adalah 30 orang penderita DM2 dengan rentang usia dewasa hingga lanjut usia (lansia) yang masih aktif beraktivitas dan tinggal di Surabaya. Teknik pengambilan sampel adalah snowball sampling dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil analisis dengan Kendall’s tau b mendapatkan koefisien korelasi sebesar 0,125 dengan p = 0,388 (p > 0,05), sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan mengenai penanganan penyakit diabetes dengan kepatuhan melaksanakan diet diabetes. Tingkat kepatuhan dalam menjalankan diet diabetes pada sebagian partisipan tergolong buruk (53,33%), sedangkan tingkat pengetahuan terhadap penyakit diabetes cenderung menyebar pada kategori rendah (36,67%), sedang (23,33%), dan tinggi (26,67%). Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengatasi kelemahan penelitian ini seperti jumlah sampel yang terbatas dan memperhitungkan faktor lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan melaksanakan diet diabetes berdasarkan teori Health Belief Model.
Positive Youth Development Program, Stimulator to Increase Competences For Sexual Educator: A Documentation Study Andhika Alexander Repi
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.854 KB) | DOI: 10.33508/exp.v5i1.1552

Abstract

Sexual harassment; teenager premarital sexual activities; and sexually transmitted infections (STIs) among teenager are remain alarmingly high for Indonesian youth. Actually, these three phenomena can be overcome by conduct sex education training. Researchers found that sex education training is still an effective way to prevent youth from those phenomenons and enhance the well being of them. The ideal sex educators are parents and teacher as a closest side to the youth. But, In Indonesia, sex educator still threat by many constraints such as belief of discussion about sex is taboo, lack of knowledge, and lack of confidence to conduct the training.This gap could overcome by developing program called Positive Youth Development Program. Design of this program consist of two topic, the sex education training for the youth, and training of trainer for the sex educator. This paper focused on how to preparing sex educators in case of conduct the Positive Youth Development Program. The discussion on this paper come out with two topics: (1) What is Positive Youth Development Program: concept and training topic and (2) how to be a good sex educator: how to design the program, and how to deliver the positive youth development program.
Gambaran Subjective Well-Being pada Single . Wiranti; Jaka Santosa Sudagijono
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.361 KB) | DOI: 10.33508/exp.v5i1.1553

Abstract

Menjadi seorang single mother pastilah sangat berat, karena tugas-tugas dalam keluarga yang biasanya diemban ayah dan ibu, namun dalam kondisi sebagai single mother haruslah ditangani seorang diri. Beberapa hal yang menjadi masalah cukup berat bagi para single mother adalah mengasuh anak-anak yang dimiliki seorang diri serta pada saat yang bersamaan mereka harus bekerja untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. Meskipun menjadi single mother sangatlah berat namun berdasarkan wawancara awal diketahui bahwa mereka ternyata juga masih memiliki kebahagiaan sebagai seorang single mother. Oleh karena itu, menjadi seorang single mother ternyata memiliki gambaran penderitaan dan kebahagiaan (kesejahteraan) yang tersendiri. Gambaran beratnya hidup sebagai single mother telah banyak diketahui secara umum. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran subjective well-being yang dimiliki oleh single mother. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model yang dipakai adalah fenomenologis. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 3 (tiga) orang dengan kriteria wanita dewasa awal yang berusia 18 sampai dengan 40 tahun. Partisipan juga harus memiliki minimal seorang anak yang hidup bersama dengannya. Partisipan memiliki status single mother baik karena kematian pasangan atau perceraian. Metode pengambilan data yang digunakan adalah wawancara semi tersruktur. Data yang diperoleh akan diolah dengan analisis data induktif, validitas yang digunakan dalam penelitian adalah validitas komunikatif dan validitas kumulatif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pada ketiga informan didapat gambaran subjective well-being yang mengacu pada kondisi perekonomian karena ketika perekonomian sudah tercukupi dengan sendirinya maka kebahagiaan bisa didapatkan dan kehidupan partisipan bisa sejahtera. Demikian keyakinan dari para informan. Walaupun informan sudah bercerai tetapi informan masih menginginkan figur keluarga yang utuh dan informan tetap bekerja keras untuk menghidupi anak anaknya.
Sikap terhadap Euthanasia Ditinjau dari Jenjang Pendidikan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Kristika, Deshinta Rachma Tsani; Simanjuntak, Ermida Listyani
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.621 KB) | DOI: 10.33508/exp.v5i1.1554

Abstract

Euthanasia adalah tindakan mengakhiri kehidupan seseorang baik secara aktif maupun pasif untuk menghentikan penderitaan atas penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Mahasiswa kedokteran sebagai seorang calon dokter adalah pihak yang akan berhubungan dengan euthanasia. Mahasiswa Kedokteran pada tahun pertama hingga co-ass mempunyai pengetahuan yang berbeda tentang topik euthanasia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sikap terhadap euthanasia ditinjau dari jenjang pendidikan mahasiswa Fakultas Kedokteran. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran (N=344 mahasiswa) dari angkatan pertama hingga co-assisten (dokter muda). Data dikumpulkan menggunakan Skala Sikap Terhadap Euthanasia. Data diolah dengan menggunakan uji statistika non parametrik Kruskal-Wallis yang menunjukkan nilai chi-square 2,378 dan p=0,667 (p>0,000) yang berarti tidak ada perbedaan sikap terhadap euthanasia ditinjau dari jenjang pendidikan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran. Sebagian besar subjek memiliki sikap netral terhadap pelaksanaan praktik euthanasia. Hal tersebut dapat diartikan bahwa mahasiswa cenderung tidak berpihak atau tidak mendukung terhadap praktik euthanasia. Fakultas Kedokteran disarankan agar memberikan program-program yang menambah pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran tentang topik euthanasia.
DUKUNGAN SOSIAL DAN KEPUASAN HIDUP PADA MAHASISWA UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA YANG 1,2 BERASAL DARI LUAR JAWA Raharjo, Yosua Ong; Sumargi, Agnes Maria
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.036 KB) | DOI: 10.33508/exp.v6i1.1785

Abstract

ahasiswa yang berasal dari luar Jawa yang sedang menjalankan studi di Jawa harus melakukan penyesuaian diri yang cukup berat karena adanya perbedaan bahasa dan budaya. Kondisi ini mempengaruhi pergaulan sehari-hari yang kemudian dapat menurunkan kepuasan hidupnya. Dukungan sosial mungkin dapat mencegah menurunnya kepuasan hidup karena lingkungan yang mendukung akan mempercepat proses penyesuaian diri bagi mahasiswa yang berasal dari luar Jawa. Penelitian ini bermaksud untuk menguji ada tidaknya hubungan antara dukungan sosial dengan kepuasan hidup pada mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) yang berasal dari luar Jawa. Lima puluh empat mahasiswa UKWMS yang berasal dari luar Jawa terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi skala dukungan sosial dan kepuasan hidup. Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial, khususnya yang berasal dari teman, dengan kepuasan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa bagi mahasiswa luar Jawa, dukungan teman memiliki arti penting dalam hidupnya sehari-hari sehingga berpengaruh positif pada kepuasan hidupnya sebagai mahasiswa.
PERBEDAAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA Agung Santoso Pribadi; Rini Sugiarti
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.495 KB) | DOI: 10.33508/exp.v6i1.1786

Abstract

Penelitian ini ini bertujuan menguji perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan tipe Think Pair Share (TPS) dalam meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa SMA. Subjek Penelitian ini berjumlah 69 siswa kelas X IPS. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan skala kepercayaan diri. Rancangan penelitiannya adalah eksperimen dengan menggunakan static group design. Analisis data dilakukan menggunakan independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung (-0,026, p 0,980>0,05). maka hipotesis diterima. Rata-rata (mean) untuk kelas yang mengunakan model pembelajaran koperatif tipe Numbered Head Together adalah 0,49 dan kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah 0,53. Disimpulkan bahwa kepercayaan diri siswa di kelas dengan model pembelajaran koperatif tipe think Pair share lebih tinggi daripada kepercayaan diri siswa di kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together.
STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF GAMBARAN SELF EFFICACY GURU SMA KATOLIK TERAKREDITASI A DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SURABAYA Maria Dewi Silalahi; Johannes Dicky Susilo
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.759 KB) | DOI: 10.33508/exp.v6i1.1787

Abstract

Kurikulum 2013 (K 13) merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dalam penerapan Kurikulum, peran guru sangatlah penting. Dalam hal ini guru membantu para peserta didik dalam proses perkembangan diri dengan cara mengoptimalkan bakat dan kemampuan yang dimiliki. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik (UU No. 14 tahun 2015 pasal satu ayat satu). Oleh karena itu, keyakinan seseorang akan kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu merupakan hal yang sangat mendukung seseorang untuk berbuat. Dalam psikologi hal ini disebut self efficacy. Oleh sebab itu self efficacy memiliki peran yang sangat penting terhadap kinerja para guru dalam mengajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran self efficacy guru SMA Katolik terakreditasi A dalam penerapan K 13 di Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif dengan penyebaran skala self efficacy sebanyak 16 aitem. Subyek penelitian (N=92) adalah guru-guru yang mengajar di SMA Katolik. Adapun kriteria subyek adalah guru yang sudah pengalaman mengajar dengan K 13 minimal 1 semester. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan proportional stratified sampling. Hasil penelitian menunjukkan dari 92 orang subyek terdapat 62 orang yang tergolong memiliki self efficacy yang tinggi. Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa para guru SMA Katolik memiliki self efficacy yang tinggi dalam penerapan K 13. Orang yang memiliki self efficacy yang tinggi akan berusaha lebih giat untuk mengatasi tantangan yang ada.

Page 1 of 11 | Total Record : 102