cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Mintakat: Jurnal Arsitektur
ISSN : 14117193     EISSN : 26544059     DOI : 10.26905
Core Subject : Social, Engineering,
Mintakat: Jurnal Arsitektur (JAM) dalam versi jurnal online yang terbit di tahun 2017 ini sebenarnya adalah format baru dari penerbitan offline sejak tahun 2000. Jurnal ini diterbitkan oleh oleh Group Konservasi Arsitektur & Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang. Dalam format online JAM merencanakan akan terbit 2 (dua) kali dalam setiap volume pada bulan Maret dan September.
Arjuna Subject : -
Articles 92 Documents
KONSEP MANCAPAT-MANCALIMA DALAM STRUKTUR KOTA KERAJAAN MATARAM ISLAM. Periode Kerajaan Pajang Sampai Dengan Surakarta Junianto HW
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 20, No 2 (2019): September 2019
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.836 KB) | DOI: 10.26905/mj.v20i2.3987

Abstract

Unsur-unsur kota tradisional di Jawa pada masa kerajaan Mataram Islam, antara lain berupa Keraton, Alun-alun, Masjid, Pasar dan sejumlah permukiman Abdi-dalem. Susunan unsur-unsur kota tersebut, didasari keyakinan kosmologi Jawa yang bersumber dari kepercayaan Hindu-Budha. Kerajaan Mataram Islam bermula di Pajang dan berakhir di Surakarta dan Yogyakarta. Perpindahan kota kerajaan Mataram Islam mulai dari Pajang, Kotagede, Plered, Kartasura, hingga Surakarta, menunjukkan gejala pergeserah struktur kotanya. Kajian ini bertujuan mengidentifikasi pergeseran atau perubahan struktur kota kerajaan Mataram Islam, dalam implementasi konsep mancapat-mancalima. Gambaran struktur kota kerajaan Mataram islam, dilakukan dengan metode deskriptif-ideographik, melalui analisis dokumen peta atau denah dan keterangan sejarah. Penggunaan metode ini, dimaksudkan untuk menggambarkan makna struktur atau susunan unsur-unsur kota kerajaan Mataram Islam, yang menjadi struktur kota awal. Identifikasi konsep mancapat-mancalima yang menjadi ciri kota Jawa, cukup signifikan sebagai struktur kota awal dalam menelusur perkembangan kota sekarang. Kata Kunci: konsep struktur kota tradisional, mancapat, kota surakarta  The elements of a traditional city in Java during the Islamic Mataram kingdom, including the Palace, Alun-alun, Mosque, Market and a number of Abdi-dalem settlements. The composition of the elements of the city, is based on Javanese cosmological beliefs originating from Hindu-Buddhist beliefs. The Islamic Mataram Kingdom began in Pajang and ended in Surakarta and Yogyakarta. The movement of the Islamic Mataram royal city starting from Pajang, Kotagede, Plered, Kartasura, to Surakarta, showed symptoms of a shift in the structure of the city. This study aims to identify shifts or changes in the structure of the Islamic Mataram royal city, in the implementation of the mancapat-mancalima concept. The description of the structure of the Islamic city of Mataram, carried out with a descriptive-ideographic method, through analysis of map documents or floor plans and historical information. The use of this method, is intended to illustrate the meaning of the structure or arrangement of elements of the Islamic Mataram royal city, which became the initial city structure. The identification of the mancapat-mancalima concept that characterizes the city of Java is quite significant as the initial city structure in tracking the city's current development. Keywords: traditional city structure concept, mancapat, Surakarta cityDOI : https://doi.org/10.26905/mj.v20i2.3987
PENGEMBANGAN PEDESTRIAN PATH KAWASAN STASIUN KOTA BARU MALANG DAN SEKITARNYA A Tutut Subadyo
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.888 KB) | DOI: 10.26905/mj.v21i1.1935

Abstract

Kawasan Stasiun Kereta Api Kota Baru Malang (SKA-KBM) merupakan kawasan dengan volume pengguna dan aktivitas yang tinggi, namun fasilitas pedestriannya belum memadai. Kondisi tersebut berimplikasi pada kekurang nyamanan dan ketidak amanan pejalan kaki. Jalur pedestrian yang ada di kawasan tersebut pada titik-titik tertentu menyempit karena berbagi dengan fungsi lain seperti tempat parkir, pedagang kaki lima, terminal bayangan angkutan kota dan bis pariwisata, bahkan menjadi ruang tunggu stasiun. Ketidakteraturan yang ditimbulkan oleh pengguna jalur pedestrian menyebabkan nilai sejarah pada kawasan tersebut menurun. Oleh karena itu, langkah humanisasi melalui kajian pengembangan jalur pejalan kaki di kawasan ini sangat dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan jalur pejalan kaki pada kawasan SKA-KBM dan sekitarnya menjadi lebih fungsional, estetis, serta aman dan nyaman. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dimana hasilnya dijadikan acuan untuk mengembangkan jalur pedestrian berdasarkan  konsep: ruang, tata hijau, sirkulasi, fasilitas dan kelengkapan jalan. Hasil yang diperoleh merupakan rencana  pengembangan jalur pedestrian yang dilengkapi dengan fasilitas tempat duduk, halte, papan informasi,  tempat parkir, dan stop area, serta fungsi-fungsi lain sesuai kebutuhan, yang menjadi pemberi identitas dan aksen kawasan. Pengembangan fasilitas pedestrian path didasarkan pada fungsi kenyamanan dan keamanan yang diwujudkan dengan memberikan kelengkapan informasi, pembentuk identitas, dan pelayanan yang dikembangkan berdasarkan tema-tema tertentu.   Kata kunci : kawasan, pedestrian, stasiun kota baru, malang.   ABSTRACT Malang Kota Baru Train Station Area (MKB-TSA) is an area with a high volume of users and activities, but its pedestrian facilities are inadequate. These conditions have implications for the discomfort and insecurity of pedestrians. Pedestrian lanes in the area at certain points narrowed because of sharing with other functions such as parking lots, street vendors, shadow terminal of city transportation and tourism buses, and even become station waiting rooms. The irregularity caused by pedestrian path users causes the historical value in the area to decrease. Therefore, the humanization step through the study of the development of pedestrian paths in this region is needed. This study aims to develop pedestrian paths in the MKB-TSA and surrounding areas to be more functional, aesthetic, safe and comfortable. The method used is descriptive qualitative, where the results are used as a reference to develop pedestrian pathways based on the concepts: space, green layout, circulation, facilities and completeness of the road. The results obtained are plans to develop pedestrian pathways equipped with seating facilities, shelters, information boards, parking lots, and stop areas, as well as other functions as needed, which provide the identity and accent of the area. The development of pedestrian path facilities is based on the function of comfort and security which is realized by providing complete information, forming identity, and services that are developed based on certain themes.   Keywords: region, pedestrian, kota baru station, malang.DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v21i1.1935
KONSEP WALKABILITY DI TROTOAR JALAN DEWI SARTIKA DEPOK PADA AKTIVITAS DI PAGI DAN MALAM HARI Ksatrya Dwithama; Etty Retnowati Kridarso
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.083 KB) | DOI: 10.26905/mj.v21i1.3925

Abstract

ABSTRAK Trotoar merupakan elemen yang penting dalam perancangan kota, yang diwuiudkan sebagai elemen kenyamanan dan elemen pendukung bagi para penjual eceran serta kehidupan ruang-ruang kota(1). Jl. Dewi Sartika Depok merupakan jalur penghubung antara dua arteri kota Jl. Margonda Raya dan Jl. Sawangan Raya. Selama pertumbuhannya telah terjadi perbedaan fungsi trotoar sisi kiri Jalan Dewi Sartika pada pagi hari dan malam hari jalan dengan digunakannya trotoar sebagai sarana berdagang(2). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep walkability pada trotoar sisi kiri pada pagi dan malam hari, dalam upaya menyediakan fasilitas yang ramah bagi pejalan kaki yang terdapat di kawasan perdagangan. Metode yang dipilih adalah pendekatan kualitatif melalui deskriptif analisis dengan pendekatan observasi terhadap kondisi aktual lapangan. Penelitian ini menghasilkan temuan berupa perbedaan aktivitas pada segmen yang menjual kebutuhan pangan. Konsep walkability tidak sepenuhnya terpenuhi karena trotoar sisi kiri tidak dapat diakses oleh pejalan kaki di beberapa tempat. ABSTRACT The sidewalk is an important element in urban design, which is manifested as an element of comfort and a supporting element for retailers and the life of urban spaces (1). Jl. Dewi Sartika Depok is a connecting line between two city arteries, Jl. Margonda Raya and Jl. Sawangan Raya. During its growth there has been a difference in the function of the sidewalk on the left side of Jalan Dewi Sartika in the morning and at night on the road with the use of the sidewalk as a means of trading (2). This study aims to determine the concept of walkability on the left hand side sidewalk in the morning and evening, in an effort to provide pedestrian-friendly facilities in the trade area. The method chosen was a qualitative approach through descriptive analysis with an observational approach to the actual conditions of the field. This research produces findings in the form of different activities in segments that sell food needs. The concept of walkability is not fully fulfilled because the left hand side sidewalk is not accessible to pedestrians in several places.DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v21i1.3925
KENYAMANAN SIRKULASI JALUR PEDESTRIAN DI JALAN AHMAD YANI SUKABUMI BERDASAR PERSEPSI PENGUNJUNG Reza Prasetya Reza
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.123 KB) | DOI: 10.26905/mj.v21i1.3934

Abstract

Pertumbuhan pusat kegiatan di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Sukabumi sudah seharusnya diimbangi dengan peningkatan kualitas ruang terbuka di sepanjang koridor tersebut. Saat ini, terjadi penurunan kualitas ruang terbuka terutama di jalur pedestrian yang menyebabkan kenyamanan pengguna berkurang. Jalur pedestrian sebagai salah satu jalur sirkulasi seharusnya mengutamakan kenyamanan pergerakan pejalan kaki dari satu tempat ke tempat lain. Penelitian ini mengeksplorasi kenyamanan sirkulasi di koridor Jalan Ahmad Yani berdasar persepsi pengunjung. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan skala Semantic Differential Method yang memiliki rentang 4 poin. Variabel penelitian terdiri dari dimensi jalur pedestrian, material jalur pedestrian, perlengkapan jalan, kebersihan, kemudahan pencapaian, serta dimensi pakir dan vegetasi. Responden terdiri dari 40 orang pengunjung yang melintas di koridor jalan tersebut. Hasil menunjukkan bahwa berdasar persepsi pengunjung, jalur pedestrian di koridor Jalan Ahmad Yani dianggap kurang nyaman untuk dimensi jalur pedestrian, material jalur pedestrian, perlengkapan jalan, kemudahan pencapaian, serta parkir motor dan vegetasi jalur pedestrian dan dianggap sangat kurang nyaman dalam hal kebersihan dan parkir mobil. Hal ini disebabkan penyempitan lebar jalur pedestrian karena penempatan barang dagangan dan pot tanaman, kurangnya jumlah tempat sampah dan tempat duduk di sepanjang koridor, serta ketiadaan halte untuk transportasi publik.DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v21i1.3934
RESPON PENGGUNA JALAN TERHADAP KEBERADAAN PASAR KAGET DI JALAN KAMPUNG GUSTI JAKARTA UTARA Afied Dien Haqsaleh; Rivan Bryan Tirta; Dedi Hantono
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.335 KB) | DOI: 10.26905/mj.v21i1.3978

Abstract

Pasar merupakan tempat adanya transaksi jual beli antara pembeli dengan pedagang dan petani dengan para pedagang pasar. Di daerah kampung gusti Jakarta utara terdapat fenomena yang berupa pasar kaget. Pasar kaget merupakan pasar yang keberadaannya hanya di waktu tertentu dan lokasi tertentu yang ramai akan keberadaan para pengguna jalan. Keberadaan pasar kaget yang ada pada jalan kampung gusti memiliki dampak langsung kepada lingkungan sekitar dan pengguna jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon masyarakat terhadap keberadaan pasar kaget di daerah para pengguna jalan tempat tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan survey primer berupa observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Kesimpulan penelitian ini adalah respon positif dan negative terhadap pasar kaget yang berupa antusiasme warga yang ramai berbelanja pada pasar kaget jalan kampung gusti.DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v21i1.3978
FASILITAS UNTUK PEDESTRIAN ANAK-ANAK DALAM PERSIAPAN SISTEM ZONASI PPDB DI INDONESIA. Erna Winansih; Dina Poerwoningsih; Razqyan Mas Bimatyugra Jati
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.31 KB) | DOI: 10.26905/mj.v21i1.4055

Abstract

ABSTRAK Sistem zonasi atau pengaturan proses penerimaan siswa baru sesuai wilayah tempat tinggal tampaknya menjadi pilihan yang dipertahankan dalam beberapa tahun mendatang. Dampak dari pemberlakuan sistem tersebut adalah jarak tempuh sekolah yang semakin dekat, sehingga dapat berkontribusi pula pada berkurangnya kepadatan transportasi kota. Sekolah yang berada dalam radius permukiman perkotaan memiliki tantangan tersendiri. Alasan pemerintah dalam keputusan sistem Zonasi salah satunya adalah memberikan akomodasi siswa prestasi dan tidak mampu, semestinya bisa didukung oleh upaya peningkatan sarana prasarana siswa sekolah khususnya pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Kebijakan sistem zonasi dapat menjadi faktor pendukung dalam rangka mewujudkan Kota Ramah Anak (Children Friendly Cities atau CFC). Salah satunya dengan memfasilitasi kebutuhan pejalan kaki anak-anak (pedestrian way for kids) di lingkungan perkotaan. Tulisan ini bermaksud memaparkan beberapa gagasan pedestrian way yang ramah anak di lingkungan perkotaan. Metode yang digunakan adalah mereview beberapa referensi peraturan, pengalaman praktis dan jurnal penelitian yang terkait dengan pedestrian way for kids. Permukiman perkotaan yang berada pada radius sekolah di pusat kota perlu mendapatkan perhatian khusus dalam pengaturan dan penyelenggaraan fasilitas bagi pedestrian anak-anak yang menjadi sasaran siswa sekolah. Tulisan ini menekankan pembahasan pada dua atribut penting yang sesuai dengan kondisi di Indonesia yaitu: pertama adalah atribut ketersediaan ruang bagi pejalan kaki anak-anak serta kedua adalah atribut karakter bermain anak-anak.   Keywords: pejalan kaki anak-anak, pedestrian way for kids, sistem zonasi PPDB, kota ramah anak ABSTRACT The regulation of zoning system as an admission process according to the area of ​​residence seems to be a choice that is maintained in the coming years. The impact of the implementation of the system is the school distance that is getting closer, so that it can also contribute to the reduction in urban transportation density. Schools that are within the radius of urban settlements have their own challenges. One reason for the government in the decision of the Zoning system is that one of them is to provide accommodation for students who are not able to afford, and should be able to be supported by efforts to improve the infrastructure of school students, especially at primary and secondary education levels. Zoning system policies can be a supporting factor in realizing Child Friendly Cities (CFC). One of them is by facilitating the needs of pedestrian way for kids in urban environments. This paper intends to explain some ideas of child-friendly pedestrian way in an urban environment. The method used is to review some regulatory references, practical experience and research journals related to pedestrian way for kids. Urban settlements within the school radius in the city center need special attention in the arrangement and administration of facilities for children pedestrian who are targeted by school students. This paper emphasizes the discussion on two important attributes that are in accordance with the conditions in Indonesia, namely: first is the attribute of space availability for children pedestrians and second is the attribute of children's play characters.   Keywords: children pedestrian, pedestrian way for kids, PPDB zoning system, child friendly cityDOI: https://doi.org/10.26905/mj.v21i1.4055
FASILITAS UNTUK PEDESTRIAN ANAK-ANAK DALAM PERSIAPAN SISTEM ZONASI PPDB DI INDONESIA. Winansih, Erna; Poerwoningsih, Dina; Jati, Razqyan Mas Bimatyugra
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.31 KB) | DOI: 10.26905/mj.v21i1.4055

Abstract

ABSTRAK Sistem zonasi atau pengaturan proses penerimaan siswa baru sesuai wilayah tempat tinggal tampaknya menjadi pilihan yang dipertahankan dalam beberapa tahun mendatang. Dampak dari pemberlakuan sistem tersebut adalah jarak tempuh sekolah yang semakin dekat, sehingga dapat berkontribusi pula pada berkurangnya kepadatan transportasi kota. Sekolah yang berada dalam radius permukiman perkotaan memiliki tantangan tersendiri. Alasan pemerintah dalam keputusan sistem Zonasi salah satunya adalah memberikan akomodasi siswa prestasi dan tidak mampu, semestinya bisa didukung oleh upaya peningkatan sarana prasarana siswa sekolah khususnya pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Kebijakan sistem zonasi dapat menjadi faktor pendukung dalam rangka mewujudkan Kota Ramah Anak (Children Friendly Cities atau CFC). Salah satunya dengan memfasilitasi kebutuhan pejalan kaki anak-anak (pedestrian way for kids) di lingkungan perkotaan. Tulisan ini bermaksud memaparkan beberapa gagasan pedestrian way yang ramah anak di lingkungan perkotaan. Metode yang digunakan adalah mereview beberapa referensi peraturan, pengalaman praktis dan jurnal penelitian yang terkait dengan pedestrian way for kids. Permukiman perkotaan yang berada pada radius sekolah di pusat kota perlu mendapatkan perhatian khusus dalam pengaturan dan penyelenggaraan fasilitas bagi pedestrian anak-anak yang menjadi sasaran siswa sekolah. Tulisan ini menekankan pembahasan pada dua atribut penting yang sesuai dengan kondisi di Indonesia yaitu: pertama adalah atribut ketersediaan ruang bagi pejalan kaki anak-anak serta kedua adalah atribut karakter bermain anak-anak.   Keywords: pejalan kaki anak-anak, pedestrian way for kids, sistem zonasi PPDB, kota ramah anak ABSTRACT The regulation of zoning system as an admission process according to the area of ​​residence seems to be a choice that is maintained in the coming years. The impact of the implementation of the system is the school distance that is getting closer, so that it can also contribute to the reduction in urban transportation density. Schools that are within the radius of urban settlements have their own challenges. One reason for the government in the decision of the Zoning system is that one of them is to provide accommodation for students who are not able to afford, and should be able to be supported by efforts to improve the infrastructure of school students, especially at primary and secondary education levels. Zoning system policies can be a supporting factor in realizing Child Friendly Cities (CFC). One of them is by facilitating the needs of pedestrian way for kids in urban environments. This paper intends to explain some ideas of child-friendly pedestrian way in an urban environment. The method used is to review some regulatory references, practical experience and research journals related to pedestrian way for kids. Urban settlements within the school radius in the city center need special attention in the arrangement and administration of facilities for children pedestrian who are targeted by school students. This paper emphasizes the discussion on two important attributes that are in accordance with the conditions in Indonesia, namely: first is the attribute of space availability for children pedestrians and second is the attribute of children's play characters.   Keywords: children pedestrian, pedestrian way for kids, PPDB zoning system, child friendly cityDOI: https://doi.org/10.26905/mj.v21i1.4055
EDITORIAL: Walkabilty sebagai Topik Seksi SDG’s 2030 Dina Poerwoningsih
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.679 KB) | DOI: 10.26905/mj.v21i1.4414

Abstract

Sektor perkotaan saat ini menunjukkan fenomena ruang kota yang tidak memberikan layanan memadai bagi pedestrian, sementara kebutuhan pemenuhan aktifitas berjalan semakin tinggi. Kepadatan manusia yang semakin tinggi diikuti interaksi antar manusia yang semakin tinggi menantang kota untuk lebih menjanjikan masyarakat lebih nyaman dan mudah berjalan kaki. Walkability menjadi ukuran keramahan sebuah kota, menjadi ukuran kota yang layak ditinggali, yang menjadikan warga lebih bahagia dan sehat, hingga mendukung keberlanjutan sebuah kota. Walkability menjadi topik riset yang "seksi" setidaknya telah menjadikannya salah satu indikator dalam penilaian keberlanjutan sebuah kota menurut 2030-Sustainable Devevelopment Goals. Walkability sangat melekat dengan pedestrian (pejalan kaki) dan pedestrian way (jalur pejalan kaki). Kota-kota di negara maju dengan indeks kesejahteraan tinggi  terbukti lebih siap merencanakan dan mengembangkan sarana bagi pedestrian yang terintegrasi dengan transportasi aktif lainnya termasuk berkendaraan dan bersepeda. Walkability saat ini semakin populer melalui tema-tema penelitian yang menghubungkannya dengan aspek ekonomi seperti nilai property pada perumahan/real estate, aspek sosial seperti tingkat kejahatan, tingkat kreativitas dan tingkat demokratis sebuah kota, hingga tingkat kesehatan masyarakat.DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v21i1.4414
EDITORIAL: Walkabilty sebagai Topik Seksi SDG’s 2030 Poerwoningsih, Dina
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.679 KB) | DOI: 10.26905/mj.v21i1.4414

Abstract

Sektor perkotaan saat ini menunjukkan fenomena ruang kota yang tidak memberikan layanan memadai bagi pedestrian, sementara kebutuhan pemenuhan aktifitas berjalan semakin tinggi. Kepadatan manusia yang semakin tinggi diikuti interaksi antar manusia yang semakin tinggi menantang kota untuk lebih menjanjikan masyarakat lebih nyaman dan mudah berjalan kaki. Walkability menjadi ukuran keramahan sebuah kota, menjadi ukuran kota yang layak ditinggali, yang menjadikan warga lebih bahagia dan sehat, hingga mendukung keberlanjutan sebuah kota. Walkability menjadi topik riset yang "seksi" setidaknya telah menjadikannya salah satu indikator dalam penilaian keberlanjutan sebuah kota menurut 2030-Sustainable Devevelopment Goals. Walkability sangat melekat dengan pedestrian (pejalan kaki) dan pedestrian way (jalur pejalan kaki). Kota-kota di negara maju dengan indeks kesejahteraan tinggi  terbukti lebih siap merencanakan dan mengembangkan sarana bagi pedestrian yang terintegrasi dengan transportasi aktif lainnya termasuk berkendaraan dan bersepeda. Walkability saat ini semakin populer melalui tema-tema penelitian yang menghubungkannya dengan aspek ekonomi seperti nilai property pada perumahan/real estate, aspek sosial seperti tingkat kejahatan, tingkat kreativitas dan tingkat demokratis sebuah kota, hingga tingkat kesehatan masyarakat.DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v21i1.4414
REKAYASA PENGELOLAAN SANITASI AIR LIMBAH DOMESTIK TERPADU BERBASIS IPAL KOMUNAL DI KAMPUNG SELUMIT PANTAI KOTA TARAKAN Indrawanto, Denny; Subadyo, A Tutut; Budiyanto, Hery
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/mj.v21i2.4417

Abstract

ABSTRAK Permukiman Kampung Kelurahan Selumit Pantai (KP-KSP) merupakan perkampungan di Kota Tarakan di pesisir pantai yang berkembang tidak tertata, tidak terkendali, padat penduduk, dan rawan sanitasi. Permasalahannya adalah: (1) rendahnya kesadaran masyarakat berperilaku bersih dan sehat, (2) ketidakberdayaan masyarakat didalam pemenuhan rumah sehat dan layak huni, (3) sanitasi yang buruk dan ketidakteraturan bangunan berkepadatan tinggi, dan (4) keterbatasan prasarana dan sarana lingkungan yang layak. Penelitian berbentuk explanatory research ini bertujuan untuk : (1) mengalisis kinerja sistem sanitasi lingkungan, (2) mengalisis aspek yang berpengaruh pada pemenuhan sanitasi yang layak, dan (3) memformulasikan konsep IPAL Komunal. Metode penelitian yang di gunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sarana dan prasarana KP-KSP yang minim dan kualitasnya rendah, serta modal sosial warganya belum dioptimalisasi, maka optimalisasi terhadap potensi tersebut dapat menjadi dasar perekayasaan pengelolaan dan pengolahan IPAL Komunal. Sistem aerobik untuk rekayasan IPAL komunal dipilih sebagai teknologi penyelesaian masalah sanitasi khususnya dan peningkatan kualitas lingkungan pada kawasan KP-KSP Kota Tarakan, karena merupakan teknologi ramah lingkungan yang mudah diadopsi oleh masyarakt setempat. Implementasi pengelolaan dan pengolahan sistem IPAL Komunal dengan konsep teknologi Anaerobic Baffled Reactor, perlu dilakukan paralel dengan program pemberdayan masyarakatnya untuk sadar dan peduli lingkungan yang sehat serta huniannya yang layak. Kata Kunci : Kampung Selumit Pantai, Pesisir, IPAL Komunal ABSTRACT Settlement Kampung Selumit Pantai Village (KP-KSP) is a village in the city of Tarakan on the coast that develops disorganized, uncontrolled, densely populated, and prone to sanitation. The problems are: (1) low awareness of people behaving clean and healthy, (2) community empowerment in fulfilling healthy and livable homes, (3) poor sanitation and irregularity in high density buildings, and (4) limited infrastructure and proper environmental facilities . This research in the form of explanatory research aims to: (1) analyze the performance of environmental sanitation systems, (2) analyze aspects that affect the fulfillment of proper sanitation, and (3) formulate the concept of Communal WWTP. The research method used is descriptive qualitative. The results showed that the condition of the facilities and infrastructure of the KP-KSP which was minimal and of low quality, and the social capital of its citizens had not been optimized, the optimization of the potential could be the basis for the management and processing of Communal WWTP. The aerobic system for the communal WWTP foundation was chosen as a technology for resolving sanitation problems in particular and improving the quality of the environment in the KP-KSP area of ​​Tarakan City, because it is an environmentally friendly technology that is easily adopted by the local community. The implementation of management and processing of Communal WWTP systems with the concept of Anaerobic Baffled Reactor technology, needs to be done in parallel with the community empowerment program to be aware and care about a healthy environment and proper housing. Keywords: Selumit Pantai Village, Coastal, Communal WWTPDOI : https://doi.org/10.26905/mj.v21i2.4417

Page 5 of 10 | Total Record : 92