cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Saraswati
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 696 Documents
PENGARUH FILM TIM BURTON DALAM LUKISAN agni saraswati S1
Saraswati Jurnal Mahasiswa Seni Murni
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/srs.v0i0.161

Abstract

Tugas akhir ini mengangkat tentang pengaruh fantasi film Tim Burtonterhadap penonton, yang diwujudkan dalam visualisasi karya lukisan. Berangkatdari kegemaran pribadi dalam menikmati film-film Tim Burton membuat penulisterinspirasi untuk mengangkatnya sebagai gagasan berkarya.Tim Burton merupakan seorang sutradara dan animator yangmenghasilkan aliran film tertentu secara kontinyu. Karya-karyanya dipengaruhioleh gaya ekspresionis Jerman, yang sebenarnya memajukan tradisi seni Gothicdengan meneruskannya sebagai sebuah aliran film.Pada film, pemakaian bayangan, kontras yang keras, serta warna hitam danputih, menghasilkan efek Gothic yang mampu membangkitkan perasaan terortanpa benar-benar menunjukkan sesuatu yang mengerikan. Unsur tersebut terlihatjelas pada film Tim yang identik dengan visualisasi karakter dan setting yanggelap, serta tema-tema kematian yang membuat filmnya dianggap kurang sesuaibagi penonton di bawah umur.Film Tim memang kaya efek visual yang menyajikan sebuah tontonanunik sehingga mampu membuat penonton ikut bermain dan berfantasi layaknyaanak kecil. Sehingga setelah melihat filmnya terkadang kita akan takut danberandai-andai bahwa apa yang dilihat adalah sebuah kenyataan. Hal ini pun dapatmengakibatkan perubahan sifat dan tingkah laku penonton, serta sulitnyaberadaptasi dengan realitas yang ada karena terciptanya imajinasi baru yangmengaburkan batasan antara kenyataan dan fantasi.Imajinasi baru yang dirasakan penulis mendorong penciptaan bentukkarakter baru yang bersumber dari dunia nyata atau fantasi, serta penggambaransuasana baru yang bersifat nyata dan fantasi. Ide tersebutlah yang dipakai sebagaikonsep awal bentuknya, sampai akhirnya memunculkan gagasan kritis tentangpengaruh menonton tayangan film secara berlebihan sebagai konsep penciptaan.Berbagai pengaruh tersebut diolah dan dikaitkan dengan pengalamanpribadi penulis. Sehingga karya yang diciptakan bercerita mengenai pengaruhfantasi yang dirasakan setelah melihat film Tim Burton yang divisualisasikandalam bentuk karakter baru yang sesuai dengan interpretasi penulis.Kata kunci: Tim Burton, Seni Gothic, aliran Ekspresionis Jerman, film,penonton, fantasi
REPRESENTASI PERASAAN DALAM LUKISAN Ahmad Hendra Harmoko S1
Saraswati Jurnal Mahasiswa Seni Murni
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/srs.v0i0.162

Abstract

Dalam berkarya penulis banyak terinspirasi oleh peristiwa yang mengganggu kedalamfikiran.Tragedi kemanusiaan adalah peristiwa yang menyedihkan dan pelaku utamanyamenderita yang luar biasa, bahkan sampai mengalami kematian. Tragedi kemanusiaan terjadikarena ketidakadilan dan kecerobohan dalam menghadapi dari kemungkinan terburuk.Penulis mengamati kejadian yang langsung maupun tidak langsung dalam kehidupansehari-hari yang mendorong eksplorasi bentuk visual dalam seni patung.Hal itu tidak lepas daripengalaman-pengalaman pribadi yang melingkupinya.Tragedi kemanusiaan merupakan problematika masyarakat, melalui media seni patungpenulis mengajak masyarakat mempertajam kepekaan rasa terhadap kejadian-kejadian dalamkehidupan sosial. Dalam tugas akhir ini penulis merasakan suatu obyek yang menarik yangdiwarnai oleh peristiwa-peristiwa tragedi kemanusiaan. Hal ini digambarkan dengan bentukbentukrealistik yang diaplikasikan dalam penciptaan karyaseni.Sebagian besar karya menyajikan obyek figur manusia yang realistik maupun figuratif,juga memakai simbol-simbol yang akrab dengan keseharian masyarakat. Bentuk-bentuk sepertiini bertujuan agar lebih mudah di pahami dan di rasakan oleh penikmat seni. Seperti contoh,patung figur manusia yang nampak gelisah berkerumun dan menggunung itu merupakanperwujudan protes-protes masyarakat tentang ketidakadilan yang dialaminya.Kata Kunci: Tragedi kemanusiaan, permasalahan sosial, pengalaman pribadi, patung realistik,figuratif, simbol.
SUARA AKAR RUMPUT SEBAGAI INSPIRASI LUKISAN Phaksi Kharisma Dewa S1
Saraswati Jurnal Mahasiswa Seni Murni
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/srs.v0i0.164

Abstract

Dalam sastra Indonesia suara rakyat jelata biasa dipersonifikasikan dengan suara akarrumput. Suara akar rumput merupakan bentuk dari pendapat, ucapan, keluhan, pernyataan,perkataan, perasaan, impian yang diceritakan, diungkapkan dan diinginkan rakyat. Hal tersebutdijadikan sebagai bahan renungan untuk memicu lahirnya sebuah karya seni. Karya seni yangdihasilkan merupakan sebuah cara untuk menyuarakan berbagai keluhan rakyat dalammenghadapi kondisi kemiskinan.Visual karya seni merupakan hasil pengungkapan batin dan perenungan ketika melihat,mendengar dan merasakan aktivitas kehidupan masyarakat. Karya seni yang dihasilkan adalahkarya dua dimensional berupa lukisan. Media seni rupa khususnya seni lukis dipilih sebagaisalah satu cara untuk menyuarakan perasaan, keluh kesah serta curahan hati rakyat miskin. Halini dilakukan sebagai bentuk pengungkapan rasa empati terhadap kondisi kehidupan rakyatmiskin.Karya seni memanifestasikan konteks masalah dalam setiap konsep penciptaan.Sehingga objek visual harus sesuai dengan isi/makna visual karya tersebut. Proses kreativitasmengacu pada pendapat Robert Pepperell, yaitu tindakan kreatif lebih baik dipahami sebagairealisasi transformasi-transformasi yang bermanfaat yang dihasilkan oleh gabungan unsur-unsuryang telah ada tapi sebelumnya dilihat sebagai terpisah atau tidak kompatibel. Merujuk padapernyataan di atas maka objek visual karya dihasilkan melalui penyusunan dan penggabunganke dalam satu rangkaian karya agar sesuai dengan isi/maknanya. Objek visual lukisanmerupakan bentuk dari figur-figur realistik. Pemilihan figur realistik dimaksudkan agar maknalukisan dapat tersampaikan dengan mudah.Keseluruhan karya seni yang dihasilkan cenderung berdasar pada ekspresi gayaketetapan objektif. Gaya ketetapan objektif oleh Edmund Burke Feldman diklasifikasikansebagai salah satu gaya seni lukis berdasarkan pada ekspresinya. Gaya ketetapan objektifberhubungan erat dengan tiruan fenomena sosial. Seniman bisa saja dengan hati-hati membuatkembali setiap detail sebuah model atau melalui seleksi terhadap detail-detail tertentu ataumenghapus bagian-bagian lain.Kata-kata kunci : Suara, rakyat, kemiskinan, seni lukis, transformasi, figur realistik, gaya,ketetapan objektif.
METAFOR PENGALAMAN TENTANG DIRI Yohanes Muhammad Fakri Syahrani S1
Saraswati Jurnal Mahasiswa Seni Murni
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/srs.v0i0.166

Abstract

Pada dinamika kehidupan sehari-hari akan dijumpai berbagai persoalan. Melalui sekianpersoalan tersebut, terkadang penulis merasa kesulitan dan tidak dapat untuk mengatasinya.Pengalaman akan persoalan-persoalan dalam diri yang tidak dapat teratasi, mengakibatkan rasatidak percaya diri untuk menghadapi persoalan tersebut ataupun persoalan-persoalan lain.Pengalaman kegelisahan tersebut, kemudian dirasakan mempengaruhi kehidupan penulis,terutama pada aspek psikologis dan hubungannya dengan interaksi sosial di sekitar penulis. Sifatmaupun sikap dalam diri penulis dewasa ini disadari dipengaruhi oleh pengalaman semenjakmasa kecil. Sifat tertutup dan kurang percaya diri mempengaruhi perilaku dan interaksi denganlingkungan sekitar. Hal tersebut sangat mengganggu dan memiliki pengaruh tidak baik jika teruspenulis pelihara.Metafor pengalaman tentang diri adalah ungkapan perasaan gelisah yang selama inidialami penulis, khususnya kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar, misalnya dengankeluarga, teman, pekerjaa/ pendidikan dan lain-lain. Kemudian pengalaman-pengalamantersebut berusaha divisualisasikan, sebagai upaya mencurahkan perasaan yang terpendam dandigunakan sebagai catatan –catatan yang dapat dipergunakan untuk tolok ukur introspeksi danmemperbaiki sikap maupun sifat, sehingga lebih baik dikemudian hari.Berbagai pengalaman tentang diri yang dialami tercermin dari sikap dan ekspresi yangkemudian diungkapkan atau digambarkan dengan bahasa metafor. Metafor digunakan penulisuntuk menyampaikan ungkapan perasaan dalam karya, dimaksudkan untuk mengatasivisualisasi yang bersifat verbal (langsung), mengungkapkan persoalan apa adanya. Banyakdimensi-dimensi kehidupan yang tidak dapat diungkapkan secar simbolik, sehingga penulistertarik untuk mengungkapkannya dengan bahasa metaforyang beragam dan kaya. Selain itupenulis juga ingin mengajak para apresian untuk mengintepretasikan sendiri makna dari simbolsimbolyang terdapat pada karya-karya yang disajikan. Sehingga karya terlihat lebih menarikdengan berbagai pemaknaan yang beragam.Pada konsep visual, secara kuat menampilkan figur utama, tidak lain adalah simbolisasidiri penulis. Penggambaran figur mengadaptasi sosok aktor pantomim, yang memberikan fokuspada ekspresi wajah dengan make up tebal berwarna putih. Figur pantomim digunakan sebagaisimbolisasi penulis, karena ungkapan yang divisualisasikan dalam karya bersifat memparodikanpengalaman diri penulis yang dapat dilihat dari ekspresi wajah yang penulis olah. Secara teknik,karya tersebut menggunakan teknik cetak dalam (intaglio); mengkombinasikan etsa, aquatint,dan drypoint. Teknik tersebut digunakan untuk lebih menggambarkan suasana suram dan gelapdari pengalaman pahit yang dialami penulis secara lebih dramatis. Karena melalui tekniktersebut efek gelap dan terang yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Selain itu penulisjuga memiliki kecintaan dan menikmati proses kerja teknik tersebut, sehingga berusaha untukmenghasilkan karya melalui teknik tersebut.Kata kunci: Pengalaman diri, metafor, kegelisahan tentang diri, intaglio.
REPRESENTASI PERASAAN DALAM LUKISAN Muhalli Nst S1
Saraswati Jurnal Mahasiswa Seni Murni
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/srs.v0i0.167

Abstract

Pengalaman merupakan cerminan dari pikiran-pikiran di masa lalu yangmemberikan segudang pengaruh di setiap langkah hidup seseorang, tentunya pikiranpikiranitu ada yang positif dan ada yang negatif. Pikiran positif dan negatif sepertihalnya dua sisi mata uang yang saling timbal balik antara keduanya. Pikiran itumuncul kembali terhadap memori-memori yang pernah dilihat maupun dirasakantentang masa lalu.Pikiran tersebut langsung ditanggapi ke dalam perasaan, memberikanpengaruh dan perubahan jiwa secara drastis seperti perasaan tertekan, marah, kesal,rasa bersalah, gembira, rindu, dan sebagaimana. Namun perasaan itu tidak sekedarhanya dirasakan saja tetapi membawa pengaruh khususnya dalam aktivitasberkesenian. Dalam hal ini bayangan pikiran masa lalu sangat erat hubungannyadengan kondisi perasaan dalam kinerja khususnya dalam berkarya.Seiring dengan hadirnya pikiran-pikiran masa lalu, tentu setiap orangmempunyai caranya tersendiri dalam mengekspresikan perasaannya. Misalnyamelalui catatan harian, puisi, atau melalui karya seni. Namun dari ungkapan di atas,perasaan akibat pikiran masa lalu itu direpresentasikan dalam bahasa garis, warna,bidang dan tekstur disusun menjadi bentuk-bentuk abstrak dalam medium seni lukis.Pengungkapan dalam bahasa garis, warna, bidang, dan tekstur merupakanpengolahan bahasa imajinasi dan lebih kepada penekanan perasaan jiwa lewatekspresi. Visualisasinya adalah proses perpaduan perasaan secara menyeluruh yangberkumpul menjadi satu, sehingga bentuk-bentuk terjadi secara spontan sertapenggabungan kekuatan rasa di dalam pengungkapan visualnya.Keywords: pengalaman, ingatan-ingatan masa lalu, perasaan, ekspresi, lukisanabstrak.
KISAH CINTAKU DALAM LUKISAN Mr. Wahid S1
Saraswati Jurnal Mahasiswa Seni Murni
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/srs.v0i0.168

Abstract

Ide penciptaan Tugas Akhir ini adalah suatu gagasan atau pemikiran yangmenjadi dasar atau pijakan dalam berkarya seni. Proses penciptaan karya berlangsungsetalah adanya Pengalaman secara langsung maupun tidak langsung yangberpengaruh terhadap perasaan, kemudian diekspresikan melalui media seni dalamhal ini adalah dalam bentuk karya seni lukis.Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikanpribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semuakebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang, pengorbanan diri, empati, perhatian,kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukanapapun yang diinginkan objek tersebut.Ide penciptaan yang akan coba dijelaskan dalam Tugas Akhir ini adalahtentang upaya menghadirkan representasi visual tentang moment dalam pengalamanhidup baik dan buruk, penulis yang mungkin berisi tentang kisah cintaku dankejadian-kejadian masa lalu , saat sekarang dan yang akan datang menjadi sumberkehidupan untuk memperoleh kebahagiaan yang lebih baik.Dengan demikian, konsep utama dan karya seni lukis Tugas Akhir ini adalahusaha untuk menggali pemikiran, perasaan, dan interpretasi terhadap cinta yangpernah atau sedang dialami penulis, dengan segala suka dan duka, keindahannya yangdimanifestasikan melalui simbol-simbol istilah dalam karya seni lukis.Selanjutnyamengenai perwujudan bentuk yang ingin divisualisasikan dalam karya menampilkanbeberapa bentuk-bentuk figuratif melalui berbagai macam teknik penggunaan yangdibuat berdasarkan foto figur laki-laki dan perempuan atas dasar gaya realistik danromantik. Objek figur laki-laki dan perempuan tidak lain adalah penulis dan mantankekasih dalam bentuk foto atau model.Konsep perwujudan dalam unsur-unsur senirupa: Garis adalah perpaduansejumlah titik-titik yang sejajar dan sama besar. Garis merupakan elemen mendasaruntuk membuat sketsa-sketsa awal yang nantinya akan dibloking dengan warna dandipakai jalan untuk mewujudkan lukisan. Bidang merupakan akibat dari beberapagaris yang kita tarik, disengaja ataupun tidak, bidang akan terbentuk ketika kitamembuat sketsa. Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yangdipantulkan benda-benda yang dikenainya. Warna merupakan elemen penting yangdigunakan sebagai latar belakang dengan warna cerah; senang, bahagia. Gelap atauhitam; kebahagiaan yang tidak menyenangkan yaitu hampa dan tidak ceria.Kata kunci: Kisah cinta, pengalaman pribadi, lukisan relistik, romantik, figuratif.Garis, bidang, dan warna.
SESUCI Yuliana Seconda Titasari S1
Saraswati Jurnal Mahasiswa Seni Tari
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/srs.v0i0.169

Abstract

Karya Sesuci menceritakan ruwatan anak-anak yang bercirikan Sukerta,diantaranya Sendang Kapit Pancuran, Ontang anting, Pendawa, Serimpi dan lainlain.Dimulai dari percintaan Betara Guru dengan Dewi Uma tidak seharusnya,sehingga lahirlah Kala yang meresahkan seluruh umat di bumi. Kala yang bringasmengganggu warga, terutama untuk anak-anak Sukerta, karena mereka akanmenjadi makanan Kala yang ganas, untuk mengatasi keserakahan Kala, makadiadakan ruwatan untuk bebas dari cengkraman Kala.Cerita Murwakala menjadi sumber inspirasi yang sangat membantu untukmenciptakan sebuah karya dengan kisah percintaan Betara Guru dengan DewiUma. Dengan imajinasi percintaan, cinta dan nafsu Betara Guru dapat terungkap.Gambaran dan tokoh Betara Kala yang besar dan ganas memberi inspirasi secaravisual demikian masyarakat sekitar terhadap suatu cerita yang dianggap sebagaimitos. Berbagai inspirasi maka tercipta improvisasi gerak mampu menyampaikanmaksud dan makna yang terkandung.Tari Sesuci ditarikan oleh lima penari perempuan dan satu penari laki-laki.Kehadiran para penari dimaksudkan untuk dapat menggambarkan sosok anakSukerta, Betara Kala, Betara Guru, Dewi Uma dan kelompok masyarakat yangpercaya pada ritual ruwatan.
NOGHEH GETAH KEHIDUPAN Ade Setiawan S1
Saraswati Jurnal Mahasiswa Seni Tari
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/srs.v0i0.170

Abstract

The writing discussed an article with title “Nogheh Getah Kehidupan” that tells us the way of rubber worker’s life with all of its problem. The article was inspired by the rubber worker’s living. Rubber as source of living was obtained with spirit and work hard. Even though a lot of obstruction, but all of obstruction couldn’t stop the rubber worker to work with high spirit and work hard.
Faktor-Faktor Penghambat Kontingen Kabupaten Kulon Progo Dalam Mengikuti Festival Sendratari Antar Kabupaten dan Kota se-DIY Dewi Puspita Sari S1
Saraswati Jurnal Mahasiswa Seni Tari
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/srs.v0i0.171

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor-faktor penghambat kontingen Kabupaten Kulon Progo dalam mengikuti Festival Sendratari antar kabupaten dan Kota se-DIY. Kabupaten Kulon Progo jarang mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan selama mengikuti festival sendratari. Permasalahan tersebut akan diungkap dengan menggunakan fungsi manajemen pertunjukan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dan terbagi menjadi manajemen produksi dan manajemen artistik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis yang dilakukan melalui pendekatan manajemen dan historis untuk mengupas permasalahan yang muncul. Data terkumpul lewat observasi, wawancara, studi pustaka, serta  melihat dokumentasi pelaksanaan sendratari. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa sistem manajemen dalam sendratari kontingen kabupaten Kulon Progo, masih belum bisa dilaksanakan sebagaimana mestinya baik dari manajemen produksi maupun artistik. Faktor penghambat di bidang produksi adalah, minimnya jumlah anggaran dalam perencanaan penyelenggaraan festival sendratari, kurangnya kerja sama yang baik antara seniman dan birokrasi, kurangnya pengarahan dari pihak yang memiliki pengetahuan kemampuan lebih, kurangnya perhatian dari Pemerintah Daerah dalam mengawasi proses penggarapan. Faktor penghambat di bidang artistik adalah, Perencanaan waktu latihan yang kurang jelas, Sumber daya manusia yang kurang bertanggung jawab, Kurangnya pengarahan dari pihak yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan lebih.   Kata kunci: Festival Sendratari, Manajemen, faktor penghambat
BEDAYA PARTA KRAMA Novilia Runi Prishastuti S1
Saraswati Jurnal Mahasiswa Seni Tari
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/srs.v0i0.172

Abstract

Kota Yogyakarta merupakan kota budaya, pendidikan, gudeg dan batik. Yogyakarta dikatakan kota budaya, karena masih banyak dijumpai berbagai seni budaya masyarakat yang diwariskan dan dijaga kemurniannya secara turun menurun. Sebagai contoh dalam sebuah kesenian yang ada disekitar kita. Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang merupakan hasil karya manusia, karena kesenian adalah sebuah ungkapan kreativitas dari kebudayaan itu sendiri, maka kehadiran kesenian ini mencipta, memberikan ruang gerak, memelihara dan mencipta yang baru lagi. Keberadaan kesenian merupakan pencitraan dari suatu aspek lingkungan wilayah yang akan berkembang menurut kondisi masyarakat. Maka kesenian dikatakan sebagai salah satu unsur yang menyangga kebudayaan.[1] [1] Umar Kayam, 1981,  Seni, Tradisi, Masyarakat, Jakarta ,  Sinar Harapan, pp.15-28

Page 1 of 70 | Total Record : 696