cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 534 Documents
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN STRUKTURAL TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA Ismawati, N.; Hindarto, N.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya ketuntasan belajar klasikal siswa kelas X-3 SMA N 1 Bojayaitu sebesar 57,5%. Hal ini disebabkan kurangnya aktivitas siswa saat mengikuti pelajaran sehingga siswa menjadi pasif, gurumasih menjadi pemeran utama dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran yang sesuai dan tepat diharapkan dapatmemotivasi siswa sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika. Salah satu strategi dalam pembelajaran adalahmenerapkan pembelajaran kooperatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Boja. Objek penelitian ini adalah kelas X-3 tahunpelajaran 2009/2010. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu metode tes, lembar observasi dan dokumentasi yangkemudian di uji dengan t-test untuk menguji peningkatan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif denganpendekatan struktural TSTS. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajarankooperatif dengan pendekatan struktural TSTS meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X-3 SMA N 1 Boja. Dari penelitian inidapat disarankan bahwa model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural TSTS dapat dijadikan alternatif untukmeningkatkan hasil belajar siswa. The background of this research was low classical learning mastery of SMA N 1 Boja student-grade X-3 due to inactive studentduring the lesson. In order to motivate student to be active in following the lesson and increase students learning achievement, acooperative learning strategy was applied in the lesson, with the object of X-3 class. The data collection methods used in theresearch were test, observation sheet documentation method, while the increase of learning achievement was tested using t-test.In conclusion, the application of cooperative learning model with structural TSTS approach can increase the learning achievementof X-3 class of SMA N 1 Boja. It was suggested to use cooperative learning model with structural TSTS approach as an alternativeway to increase students learning achievement.Keywords: cooperative learning model; structural TSTS approach; learning achievement
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN PENGUKURAN Widodo, S.; Sukiswo, S. E.; D. Putra, N. M.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberian materi Besaran dan Pengukuran di beberapa SMP kurang memanfaatkan alat peraga, sehingga hasil belajar siswamasih rendah. Adapun tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan besaran dan pengukurandengan menggunakan model Numbered Head Together (NHT). Penelitian ini adalah berupa penelitian tindakan kelas yangmenggunakan rancangan desain one-shot case study. Data penelitian berupa hasil belajar kognitif diperoleh dari tes, hasil belajarafektif dan psikomotorik diperoleh dari lembar observasi. Analisis data penelitian dengan menghitung nilai gain faktor. Data hasilbelajar siswa dari siklus I, siklus II dan siklus III menunjukkan adanya peningkatan. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwapembelajaran kooperatif model Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Based on the earlier observation showing low students learning achievement of Quantity and Unit material, a classroom actionresearch using one-shot case study design and Numbered Head Together (NHT) model was performed with the aim of increasingthe achievement. The data of affective and psychomotor learning achievement are derived from observation sheet, while those ofcognitive learning achievement was taken from test. From the analysis data using gain factor value, the research shows that there isan increase of learning achievement of the student from one cycle to the next leading to the conclusion that cooperative learningmodel of Numbered Head Together can increase students learning achievement.Keywords: Cooperative learning; Numbered head together; Learning achievement
RANCANG BANGUN SISTEM PENGENALAN POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE MINUTIAE Sudartono, -; Susilo, Sunarno
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan merancang sistem pengenalan pola sidik jari menggunakan metode minutiae sehingga dihasilkan sistempengenalan pola sidik jari menjadi lebih akurat. Dalam penelitian ini, dilakukan operasi pengolahan citra yang meliputi PerbaikanCitra (Image Enhancement), Binerisasi, Image Segmentation, Minutia Extraction, Pencocokan citra sidik jari. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa minutiae dapat digunakan untuk merancang sistem pengenalan pola sidik jari. Hal ini dapat dibuktikandengan cukup tingginya nilai pencocokan (match) untuk citra sidik jari yang sama yaitu diatas 30%, sedangkan untuk citra sidik jariyang berbeda nilai pencocokan (match) sangat kecil yaitu dibawah 30%. The goal of this research is to design an accurate system of finger print pattern recognition using a minutiae method. There areseveral operations performed in this research, those are image processing, consisting of image enhancement, binary processing,Image Segmentation and Minutia Extraction, and finger print image recognition. The result shows that minutiae method can beused to design a system of finger print recognition, proven by the high value of match recognition for similar finger print image, that isabove 30% and those for different finger print image which is only below 30%.Keywords: Image; Minutiae; finger print
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP Setyorini, U.; Sukiswo, S. E.; Subali, B.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Model (PBL) mengajak siswa agar mampu melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sehingga dapatmeningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model Problem BasedLearning pada sub pokok bahasan gerak lurus berubah beraturan yang dapat meningkatkan kempuan berpikir kritis siswa.Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Data penelitian berupa kemampuan berpikir kritis siswa diambildengan teknik tes dan praktikum, dengan tes diperoleh hasil 75% siswa memiliki kemampuan berpikir kritis dan 7,5% memilikikemampuan sangat kritis. Sedangkan pada praktikum diperoleh hasil sebesar 82,5%. Aspek psikomotorik memiliki rerata 82,75dalam kategori sangat aktif kemudian untuk aspek afektif nilai rerata sebesar 73,38 yang termasuk dalam kategori baik. Simpulanpenelitian ini yaitu model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada subpokok bahasan gerak lurus berubah beraturan. The goal of the research is to gain whether or not an application of Problem Based Learning (PBL) model can improve studentscritical thinking. It is because PBL provides a problem solving activity. Fact, this model can improve the students capability in criticalthinking. The sample of this study was chosen by using simple random sampling technique and the data were collected using testand students activities observation in laboratory. From the data analysis, it is found that 75% students have the critical thinkingability and 7.5% are very critical the thinking. Based on the students activities in the laboratory observation, it is found that 82.75%students are categorized as very active ones and 73.38% students are categorized as enthusiastic ones. It can be concluded thatProblem Based Learning (PBL) model can increase the students critical thinking in learning ununiformly accelerated motion.Keywords: critical thinking; problem solving; Problem Based Learning
PENGEMBANGAN EVALUASI PETA KONSEP UNTUK MENGUKUR STRUKTUR KOGNITIF PADA POKOK BAHASAN PEMBIASAN Supriyanto, -
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh perangkat evaluasi peta konsep yang dapat mengukur struktur kognitif pada pokokbahasan pembiasan, menentukan validitas dan reliabilitas dari evaluasi peta konsep yang dikembangkan serta memperolehgambaran struktur kognitif siswa pada pokok bahasan pembiasan. Pengembangan model ini menggunakan jenis penelitianResearch and Development. Nilai validitas peta konsep pada daftar sebesar 0,986 dan nilai rata-rata reliabilitas seorang ratersebesar 0,772. Berdasarkan hasil analisis data besar kecilnya persentase indikator peta konsep dengan daftar konsep selaludiiringi dengan nilai besar kecilnya persentase indikator pada soal uraian contoh pembiasan kaca planparalel: 100% peta konsep98% soal uraian. Gambaran struktur kognitif siswa dalam pemahaman konsep pembiasan melalui peta konsep dengan daftar96% siswa dapat menentukan proposisi, 94% siswa dapat menentukan hirarki 98% siswa dapat menentukan crosslink dan 100%siswa dapat menentukan contoh. The goals of this research are to get the mind mapping teaching material that can measure students cognitive structure of topic ofrefraction; to determine the validity and the reliability of mind mapping evaluation; and to obey the cognitive structure descriptionfrom the students of topic of refraction. The development of this model was used Research and Development. The validity score ofmind mapping model is 0.986 and average reliability score of rates 0.772. Based on these analysis results, the difference ofindicators of mind mapping model can be draw as follows. The students cognitive structure of topic of refraction are 96% of studentsare able to determine the proposition; 94% of students can specify the hierarchies; 98% of students attain to arrange the crosslink;and 100% of students are able to decide the samples.Keywords: mind mapping instrument; learning development; cognitive structure
PENGEMBANGAN PERANGKAT PERKULIAHAN KEGIATAN LABORATORIUM FISIKA DASAR II BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH MAHASISWA Ariesta, R.; Supartono, -
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian adalah mengembangkan bentuk perangkat perkuliahan kegiatan Laboratorium Fisika Dasar II berbasis inkuiriterbimbing untuk meningkatkan kemampuan kerja ilmiah mahasiswa. Pengembangan perangkat perkuliahan ini mengikuti modelPlomp meliputi fase investigasi awal, fase desain, fase realisasi/konstruksi, fase tes, evaluasi, revisi dan fase implementasi.Analisis data meliputi analisis hasil validasi perangkat secara deskriptif kualitatif, hasil penyekoran lembar observasi dianalisissecara deskriptif kualitatif, analisis hasil tes dengan N-Gain, analisis hasil uji coba soal tes (uji validitas, reliabilitas, tingkatkesukaran, dan daya beda soal). Hasil penelitian ini ditunjukkan oleh perolehan persentase kerja ilmiah mahasiswa secara klasikalsebesar 91,67% dengan kriteria sangat baik, sikap ilmiah dengan persentase 87,50% dengan kriteria sangat baik, penyusunanlaporan oleh mahasiswa dengan persentase 76,88% dengan kriteria baik, serta peningkatan rata-rata hasil belajar (rata-rata gainpertemuan pertama 0,58(sedang), pertemuan kedua 0,56 (sedang), pertemuan ketiga 0,7 (sedang), dan pertemuan keempat 0,93(tinggi)). Hasil uji coba pengembangan bentuk perangkat perkuliahan kegiatan Laboratorium Fisika Dasar II berbasis inkuiriterbimbing dapat meningkatkan kerja ilmiah mahasiswa. The research is aimed to develop teaching material of Fundamental Physics 2 Laboratory based on guided inquiry model and toincrease the students scientific performance. The development of the teaching material is based on Plomp model, consist ofpreliminary investigation phase, design phase, construction phase, test phase, evaluation and revision phase and implementationphase. The instrument validity and scoring from observation sheets were analyzed qualitative-descriptively; the test result wasanalyzed using N-Gain; and try-out test results were analyzed using validity, reliability, item difficulty, and item discriminant test. Theanalysis results show that the classical percentage of students scientific performance is 91.67% with very good critera; theclassical percentage of students scientific manner 87.50% with very good critera; the students report in written reach 76.88% withgood criteria; and the students achievement was increase significantly. It can be concluded that the students scientificperformance can be improved using guided inquiry model.Keywords: scientific performance; fundamental physics 2 laboratory; guided inquiry
PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINS DENGAN PENDEKATAN SETS PADA MATERI CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD Ragil, Z.; Sukiswo, S. E.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh nilai rata-rata dan presentase ketuntasan klasikal siswa yang masih rendah pada matapelajaran sains di SD. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diterapkan pembelajaran sains dengan pendekatan SETS(Science, Environment, Technology, Society). SETS adalah visi atau pendekatan pembelajaran yang memiliki fokus utamamemberikan pengalaman penyelidikan pada siswa untuk mendapatkan pengetahuan yang berkaitan dengan sains, lingkungan,teknologi, dan masyarakat serta kesalingketerkaitannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran sainsdengan pendekatan SETS yang diterapkan, dan mengetahui peningkatan hasil belajar. Data penelitian berupa hasil belajar kognitifdiperoleh dari test, hasil belajar afektif dan psikomotorik diperoleh dari lembar observasi, untuk mengetahui peningkatan hasilbelajar siswa secara keseluruhan digunakan dalam penelitian ini adalah uji gain. Hasil analisis data menunjukkan adanyapeningkatan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapanpembelajaran sains dengan pendekatan SETS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. This research was carried out with the background of low average mark and classical mastery percentage of science subject ofelementary school student. With the purpose of the research of describing science lesson with SETS approach to increase learningachievement, the researcher applies SETS approach in the lesson of light material. The data of cognitive learning achievement isfound by using test, while the affective and psychomotor ones are taken from observation sheets. In order to examine the overalllearning achievement, this study uses gain test. The data analysis shows that there is an improvement of cognitive, affective andpsychomotor learning achievements of student after having the lesson. It is concluded that the application of science lesson withSETS approach can increase the students learning achievement.Keywords: SETS approach, learning achievement, science learning
STUDENTS SCIENCE MISCONCEPTIONS CONCERNING THE STATE CHANGES OF WATER AND THEIR REMEDIATION USING THREE DIFFERENT LEARNING MODELS IN ELEMENTARY SCHOOL Taufiq, M.; Hindarto, N.; Khumaedi, -
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 7, No 2 (2011)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara umum, kesalahpahaman yang dialami oleh mahasiswa dapat menyebabkan kesulitan dalam penelitian, sementara anakanakmemiliki kesadaran mereka sendiri. Tingkat kesalahpahaman yang dialami oleh siswa juga tidak sama, dalam kasus inisesuatu mengalami kesalahpahaman pengalaman tingkat tinggi, menengah, dan rendah. Untuk alasan itu, siswa memerlukanmodel pembelajaran yang tepat untuk masing-masing tingkat kesalahpahaman yang dialami untuk membuat studi menjadibermakna. Dalam makalah ini, peneliti mengeksplorasi informasi tentang; (1) tingkat kesalahpahaman ilmu siswa tentangperubahan wujud dari air, dan (2) model pembelajaran yang paling efektif untuk mengatasi kesalahpahaman siswa mengenaiperubahan wujud air. Model pembelajaran tiga dalam penelitian ini adalah: siklus belajar, penyelidikan dipandu, dan model konseppemetaan. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah wawancara klinis dan pretest-posttest. Informasi yangdikumpulkan dianalisis secara kuantitatif dengan percobaan uji ANOVA dan keuntungan rata-rata normal dihitung untuk setiapkelompok percobaan. In general, misconceptions experienced by student could cause difficulties in study, meanwhile children have their own sense.Level of misconceptions experienced by student also unequal, in this case something experiences high level misconceptions,medium, and low. For that reason, student requires correct learning model for each level of misconception experienced to make thestudy become meaningful. In this paper, the researcher explored information about; (1) the level of science misconceptions of thestudent concerning the state changes of water, and (2) the most effective learning model to remedy students misconceptionsconcerning the state changes of water. The three learning models in this research are: learning cycle, guided inquiry, and conceptmapping model. The method applied in this research is the clinical interview and pretest-posttest. The information collected wasanalyzed in experiment quantitative manner by anova test and average normalized gains were calculated for each experimentgroup.Keywords: science misconceptions; learning cycle; guided inquiry; concept mapping
PROGRAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS Triwiyono, -
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 7, No 2 (2011)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan program pembelajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing.Program pembelajaran dirancang untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa melalui topik getaran, gelombang danbunyi. Untuk melihat efektivitas program pembelajaran, dalam penelitian digunakan metode kuasi eksperimen “non-equilvalentgroups pretest-posttest design” dengan subyek 154 siswa kelas delapan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di KabupatenJayapura. Pada implementasi program, kelompok eksperimen diajarkan dengan metode eksperimen terbimbing dan kelompokkontrol diajarkan dengan metode konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) N-gain rata-rata yang diperoleh siswakelompok eksperimen adalah: (a) memberikan penjelasan sederhana 0,42; (b) inferensi 0,62; dan (c) membangun keterampilandasar 0,48, dan (2) N-gain rata-rata yang diperoleh siswa kelompok kontrol adalah: (a) memberikan penjelasan sederhana 0,15;(b) inferensi 0,18; dan (c) membangun keterampilan dasar 0,10. Secara statistik dengan perhitungan pada taraf signifikansi 0,05 Ngainrata-rata kedua kelompok untuk semua indikator keterampilan berpikir kritis menunjukkan perbedaan yang signifikan.Temuan lain dari penelitian ini adalah bahwa program pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing dapatmemperbaiki kualitas pembelajaran fisika pada topik getaran, gelombang, dan bunyi. The aim of the study is to produce a physics learning program using guided experiment method. The program is designed toincrease critical thinking skill of student through the topics of vibration, wave and sound. In order to see the effectiveness of theprogram, the research used experiment quasi method of non-equilvalent groups pretest-posttest design with 154 students ofgrade-VIII subject. In the program implementation, the experiment group was taught by using guided experiment method, while thecontrol group was taught by using conventional method. The result of the research showed that for all indicators, both groups weredifferent significantly. It was also found that guided experiment method can increase the quality of physics lesson in the topics ofvibration, wave and sound.Keywords: guided exsperiment; critical thinking skill; physics learning program
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS LIFE SKILL UNTUK MENINGKATKAN MINAT KEWIRAUSAHAAN SISWA Khoiri, Nur; Hindarto, N.; -, Sulhadi
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 7, No 2 (2011)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis life skill untuk meningkatkan minat kewirausahaansiswa. Penelitian dilatarbelakangi oleh tingginya jumlah lulusan SLTA yang tidak melanjutkan studi ke Pendidikan Tinggi sertaterbatasnya perangkat pembelajaran berbasis life skill. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan minat kewirausahaan. kelaseksperimen memiliki minat yang lebih tinggi (85,61) dibanding kelas kontrol (62,19). Hasil lain menunjukan adanya hubunganyang kuat antara kecapakan hidup dengan minat kewirausahaan siswa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaanperangkat pembelajaran fisika berbasis life skill dapat meningkatkan minat kewirausahaan siswa. Perangkat pembelajaran selainmampu meningkatkan minat kewirausahaan juga tidak menurunkan rata-rata nilai siswa, karena rata-rata nilai masih di atasstandar ketuntasan yaitu 76. This study is performed with the background of the lack of life skill based learning equipments and the huge number of SHSgraduate student who do not apply to the higher level of education and the aim of developing life skill based learning equipments toincrease entrepreneurship interest of the student. The result of the study shows that there is a different interest of entrepreneurshipbetween experiment and control group. It also shows that there is a close relationship between life skill and entrepreneurshipinterest of the student. This interest can be increased through the use of the developed life skill based learning equipments.Keywords: Lifeskill; entrepreneurship, learning equipments

Page 5 of 54 | Total Record : 534