cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Indonesian Journal of Conservation
ISSN : 22529195     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
The Indonesian Journal of Conservation [p-ISSN 2252-9195] is a journal that publishes research articles and conservation-themed conservation studies, including biodiversity conservation, waste management, green architecture and internal transportation, clean energy, art conservation, ethics, and culture, and conservation cadres
Arjuna Subject : -
Articles 308 Documents
PERSEBARAN DAN KEANEKARAGAMAN HERPETOFAUNA DALAM MENDUKUNG KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI KAMPUS SEKARAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Rahayuningsih, Margareta; Abdullah, Muhammad
Indonesian Journal of Conservation Vol 1, No 1 (2012): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Research on the distribution and diversity of herpetofauna in  Semarang State University needs to be done. This relates to developed of biodiversity conservation program in Semarang State University. The objective of the research was to analyze the distribution and diversity of herpetofauna in Semarang State University. The study was conducted in June to October 2010. The data of herpetofauna were collected by Visual Encounter Survey (VES). Time of observation made in the morning (8:00 to 11:00 am) and nigh time (19:00 to 23:00 pm). Data were analyzed using margaleft index for the Species Richness Index, Shannon Diversity Index (H ) for species diversity and Index of Equitability or Evenness Simpsons to determine the proportion of the abundance species. The results showed that 20 species of herpetofauna(9 familiesand 3 order) were found in Semarang State University. The Species richness Index (DMg) was 3.98, Diversity Index was 3,84, and Eveness Index was 1,28. The most of species that we found are the member of Family Ranidae, Bufonidae, and Gekkonidae.Penelitian tentang distribusi dan keanekaragaman  herpetofauna di Universitas Negeri Semarang perlu dilakukan. Hal ini berkaitan dengan pengembangan program konservasi keanekaragaman hayati di Universitas Negeri Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis distribusi dan keanekaragaman herpetofauna di Universitas Negeri Semarang. Penelitian dilakukan pada bulan Juni hinggaOktober 2010. Data herpetofauna dikumpulkan oleh Visual Encounter Survey (VES). Waktu pengamatan dilakukan pada pagi hari (8.00 sampai 11.00 pagi) dan dekat waktu (pukul 19.00 sampai 23.00 malam). Data dianalisis menggunakan indeks Margaleft untuk Indeks Kekayaan Spesies, Shannon Indeks Keanekaragaman (H) untuk keanekaragaman spesies dan Indeks Pemerataan atau Kemerataan Simpsons untukmenentukan proporsi dari spesies yang kelimpahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 20 spesies herpetofauna(9 famili dan 3 ordo) ditemukan di Universitas Negeri Semarang. Indeks Kekayaan Spesies (DMG) adalah 3,98, Indeks keanekaragaman 3,84, dan Indeks Eveness adalah 1,28. Spesies yang paling banyak ditemukan adalah anggota famili Ranidae, Bufonidae, dan Gekkonidae.
PENGEMBANGAN GREEN COMMUNITY UNNES MELALUI PENGELOLAAN SAMPAH Banowati, Eva
Indonesian Journal of Conservation Vol 1, No 1 (2012): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semarang State University (SSU) has a great possibility to conduct a natural composting as well as reaffirming SSU as the Conservation University. This research aims to: (1) find out the community perception towards waste management; (2) get the materials and information to optimalize the waste management policy for conservation environment; and (3) find an environmentally friendly location for natural composting in SSU area. The main method used in this research is survey. The population consists of SSU’s Civitas Academic with various status: students, officers, lecturers, and the janitors. The data gathering uses interview, documentation, observation which are analyze by using percentage description. The research result shows the community perception about waste management is still counting on the janitors only, the waste management policy for environment conservation shows the agreement among the community with the conservation vision as well as conservation behavior; the location for a good naturalcomposting is located in front of Taman Kehati, the old landfill in Banaran Village which is still being used until now, and in the Valley near the Electrical Engineering Building-  engineering Faculty. The suggestion from this research is to merge all the composting location into one area in the  development and construction of SSU.Unnes sangat memungkinkan untuk melakukan pengomposan alami sekaligus memperkuat Unnes menjadi perguruan tinggi konservasi. Tujuan penelitian ini yakni: (1) mengetahui  persepsi komunitas terhadap pengelolaan sampah; (2) mendapatkan bahan dan informasi untuk melakukan  kebijakan optimalisasi pengelolaan sampah untuk konservasi lingkungan; dan (3) mendapatkan lokasi pengomposan alami di area Unnes yang ramah lingkungan. Metode utama yang digunakan adalah survei. Populasinya Civitas Academica Unnes dengan status bervariasi: mahasiswa, tenaga  kependidikan, dosen, dan petugas kebersihan. Pengambilan data menggunakan wawancara, dokumentasi, observasi yang dianalisis dengan deskripsi persentase. Hasil penelitian menunjukkan persepsi komunitas terhadap pengelolaan  sampah masih mengarah pada tanggung jawab petugas kebersihan, kebijakan optimalisasi dalam pengelolaan sampah untuk konservasi lingkungan sudah menunjukkan kesepahaman anggota komunitas dengan visi konservasi dan perilaku konservasi; lokasi pengomposan alami yang baik berada di depan Taman Kehati, TPA/ S lama Desa Banaran yang kini masih dipergunakan, dan di Lembah yang berposisi di arah depan Gedung Elektro - FT. Saran yang dapat diajukan adalah lokasi pengomposan alami perlu disatukan dalam rencana pengembangan dan pembangungan Unnes.
MEMBANGUN KARAKTER BERBASIS NILAI KONSERVASI -, Masrukhi
Indonesian Journal of Conservation Vol 1, No 1 (2012): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Conservation university that has been declared in the month of March 2010, has a strategic significance in the context of character development. This is related to the meaning of conservation itself is not just a physical connotation, but also wider as cultural values. Conservation values manifested in the interactions of everyday life, with sustained three important pillars, namely the protection, preservation, and sustainable use. Values and culture are framed by the three pillars of conservation it will radiate the life of the joints that can become the basis of character the development of. Hopefully, through this formula will be embedded in the person of the student, a character who can contribute to the life of the nation. Later when they graduate will become cadres of conservation, as the capital in each of his profession in days to come.Universitas Konservasi yang telah dideklarasikan pada bulan  Maret 2010, memiliki makna yang strategis dalam konteks pembangunan karakter. Hal ini terkait dengan makna  konservasi itu sendiri yang tidak sekedar berkonotasi fisik, akan tetapi lebih luas adalah nilai dan budaya. Nilai-nilai  konservasi termanifestasikan dalam interaksi kehidupan sehari-hari, dengan bersendikan tiga pilar penting, yaitu protection, preservation, dan sustainable use. Nilai dan budaya yang terbingkai oleh tiga pilar konservasi tersebut akan memancarkan sendi- sendi kehidupan yang bisa  dijadikan dasar pembangunan karakter. Diharapkan melalui formula demikian akan tertanam dalam pribadi para  mahasiswa, karakter yang dapat memberikan kontribusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kelak ketika  mereka lulus pun akan menjadi kader -kader konservasi, sebagai modal dalam menjalani profesinya masing-masing di  kelak kemudian hari.
KONSERVASI NILAI DAN WARISAN BUDAYA Rachman, Maman
Indonesian Journal of Conservation Vol 1, No 1 (2012): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The meaning of conservation covers all preservation activities based on the local situation and condition. Preservation activities can also cover the conservation scope, restoration, reconstruction, adaptation and revitalization. The needs of conservation is inevitable. Without preservation, the natural phenomena, natural destruction, and either the renewable or unrenewable natural resources destruction will always ongoing. The Conservation Education is substantially urgent besides the conservation advocation and participative development. Conservation values which need to preserve and maintain are the values of planting, using, preserving, and learning physically and non-physically. Conservation move is a mutual aid, and impossible to be done alone. Beside, conservation move, must not be an exclusive move, but how to create a conservation move which gains supports and involves public participation. Conservation move is a tool, therefore, the words “the unity of words and actions” and a saying “ do what is said and say what is done” shall be the spirit of conservation. Makna konservasi dapat meliputi seluruh kegiatan   pemeliharaan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.  Kegiatan konservasi dapat pula mencakupi ruang lingkup  preservasi, restorasi, rekonstruksi, adaptasi dan revitalisasi. Perlunya konservasi merupakan sebuah keniscayaan.  Pendidikan konservasi sangatlah urgen di samping advokasi konservasi dan pembangunan partisifatif. Nilai-nilai konservasiyang perlu ditumbuhkembangkan dan dipelihara yaitu nilai menanam, memanfaatkan, melestarikan, dan mempelajari dalam arti fisik dan non-fisik. Gerakan konservasi merupakan kerja bersama, tidak mungkin dilaksanakan sendirian. Selain itu, gerakan konservasi, semestinya tidak menjadi gerakan yang eksklusif, tetapi bagaimanakah menciptakan gerakan konservasi yang mendapatkan dukungan dan melibatkanpublik. Gerakan konservasi adalah sebuah alat, oleh karena itu, petuah “satunya kata dan perbuatan”, serta seloka “apa yang dikatakan dilakukan dan apa yang dilakukan dikatakan”, harus menjadi kulminasi spirit dari konservasi.
PENGEMBANGAN KARAKTER ANAK MELALUI KONSERVASI MORAL SEJAK DINI -, Sugiyo
Indonesian Journal of Conservation Vol 1, No 1 (2012): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Education of children under six years is considered a very  important role than in subsequent periods, due to the success of ones life in the future have been established since the early ages. At this time a variety of childrens ability to grow and develop very rapidly. Provision of appropriate stimulation and facilities at this time, will be very influential on  subsequent child development process and conversely, if the environment around the child such as parents, educators, and society does not provide the proper stimulation for the ability of the child, the child may not like whats developing  expected. Therefore, the need for cultural conservation efforts in the education sector and the planting of early moral values in order to develop the character of early childhood. The hope the child will grow into a young generation of Indonesia morecharacter, tough, honest and have integrity that is a reflection of national culture and act suave manners and daily life in the association. Pendidikan anak di bawah usia enam tahun dipandang sangat penting peranannya dibandingkan pada masa-masa berikutnya, karena keberhasilan kehidupan seseorang di masa depan telah dibentuk sejak mulai usia dini. Pada masa ini berbagai kemampuan anak tumbuh dan berkembang sangat pesat. Pemberian stimulasi dan fasilitas yang tepat pada masa ini, akan sangat berpengaruh pada proses perkembangan anak selanjumya dan sebaliknya, apabila lingkungan sekitar anak seperti orang tua, pendidik, dan masyarakat tidak memberikan stimulasi yang tepat bagi kemampuan anak, maka anak dapat berkembang tidak seperti apa yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya konservasi budaya dalam sektor pendidikan dan penanaman nilai moral sejak dini dalam rangka  pengembangan karakter anak usia dini. Harapannya anak akan tumbuh menjadi generasi muda Indonesia yang lebih berkarakter, tangguh, jujur, dan memiliki integritas yang merupakan cerminan budaya bangsa dan bertindak sopan santun dan ramah tamah dalam pergaulan keseharian.
EKOFEMINISME DAN PERAN PEREMPUAN DALAM LINGKUNGAN Pudji Astuti, Tri Marhaeni
Indonesian Journal of Conservation Vol 1, No 1 (2012): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ecofeminism is a move emerges among women all over the world from various professions as the result of the unfairness towards women who are always being a myth of nature. This paper suggests a variety of examples of womens role in the environment in various countries. Discussion about the environment as well as the implications associated with ecofeminism high feminist consciousness among women scientists in universities in the world. The feminist awareness upon exploitations to the nature brings them to the action of saving the environment to create an eco-friendly and women-friendly way of living. The key of this case is involving and giving empathy to women for their role in the environment. Therefore it is urgent to understand the local wisdom as a reference by using the deconstruction of local wisdom to create the reconstruction of a new environmentally friendly local wisdom. Ekofeminisme merupakan sebuah gerakan yang muncul di kalangan perempuan di berbagai belahan dunia dari berbagai profesi sebagai akibat adanya ketidak adilan terhadap perempuan yang selalu dimitoskan dengan alam. Tulisan ini mengemukakan berbagai contoh peran perempuan dalam lingkungan hidup di berbagai Negara. Pembahasan tentang lingkungan juga terkait dengan ekofeminisme sebagai implikasi kesadaran feminis yang tinggi di kalangan ilmuwan perempuan di perguruan tinggi di berbgagai belahan dunia. Kesadaran para perempuan feminis terhadap eksploitasi alam membuat mereka bangkit berperan dalam penyelamatan lingkungan hidup sehingga tercipta kehidupan yang eco-friendly dan Womenfriendly. Kunci dari hal itu adalah melibatkan dan empati terhadap perempuan dalam perannya dalam lingkungan hidup. Oleh karenanya perlu memahami kearifan lokal sebagai sebuah acuan dengan dekonstruksikearifan lokal agar muncul rekonstruksi kearifan lokal baru yang ramah lingkungan.
PENGEMBANGAN NILAI DAN TRADISI GOTONG ROYONG DALAM BINGKAI KONSERVASI NILAI BUDAYA -, Subagyo
Indonesian Journal of Conservation Vol 1, No 1 (2012): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The existence of a tradition of gotong royong in the life of the nation of Indonesia as a legacy of the past are transformed generational (Traditional Heritage) is an indigenous (local wisdom) that need to be developed in the lives of todays generation. The value of gotong royong can be used positively in the lives of social solidarity in order to drive up to the challenge of Indonesia times change, globalization, and various things that threaten the lives of people such as natural disasters, social conflicts and political. Gotong royong become institutions to mobilize solidarity with the people and create social cohesion in the life of the nation of Indonesia. Conservation of cultural values of gotong royong in the life of today will remain relevant, because the spirit of mutual cooperation, solidarity, community and national unity will be maintained. Unnes as the universitys very worthy of  conservation to raise and develop the values and traditionsof gotong royong as part of its commitment to the  conservation of cultural values..Keberadaan tradisi gotong royong dalam kehidupan bangsa Indonesia sebagai warisan masa lalu yang ditransformasikan secara generasional (traditional heritage) merupakan sebuah kearifan lokal (local wisdom) yang perlu dikembangkan dalam kehidupan generasi masa kini. Nilai gotong royong dapat dimanfaatkan secara positif dalam kehidupan untuk menggerakkan solidaritas sosial agar bangsa Indonesia mampu menghadapi tantangan perubahan jaman, globalisasi, maupun berbagai hal yang mengancam kehidupan masyarakat seperti bencana alam, konflik sosial maupun politik. Gotong royong menjadi pranata untuk menggerakkan solidaritas masyarakat dan menciptakan kohesi sosial dalam kehidupan bangsa Indonesia. Konservasi nilai budaya gotong royong dalam kehidupan masa kini akan tetap relevan, karena dengan semangat gotong royong, solidaritas masyarakat serta persatuan dan kesatuan bangsa akan  terpelihara. Unnes sebagai universitas konservasi sangat layak untuk mengangkat dan mengembangkan nilai dan  tradisi gotong royong tersebut sebagai bagian dari komitmennya terhadap konservasi nilai budaya.
MEMBANGUN SEKOLAH UNGGUL BERORIENTASI KONSERVASI NILAI DAN WARISAN BUDAYA Sutarto, Joko
Indonesian Journal of Conservation Vol 1, No 1 (2012): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Globalization which is identified from the rapid growth of information and technology is suspected to bring impacts towards social dynamic and society culture. Communal values such as: manners, politeness, honesty, social solidarity, kinship, hospitality, mutual aid and nationalism which are used to be honored to unite and as the characteristics of Indonesian, now slowly degrading as pragmatism and materialism are getting stronger. When we adore global values, slowly but sure the true national identity is degradingor even vanished. The Conservation of values and cultural heritage through school teachings is fundamentally urgent to form students’ character and capacity, the moral values of the students can be formed and internalized as a strong character if it is given as early as possible. This strategy is used to create superior schools aiming to preserve conservation values and cultural heritage such as the revitalization of the sublime values, character and national cultures through learning by prioritizing ethics, having the orientation to the conservation of values and cultural heritage, growing awareness, creating a dialogical school environment, developing the ability of learning how to learn. The role of teachers in the studying process and other activities around the school environment shall reflect a characteristics to be followed and taken as example for the students.Globalisasi yang ditandai kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang cepat dan merambah di semua lini kehidupan ditengarai membawa dampak terhadap dinamika sosial dan budaya masyarakat. Nilai-nilai “bebrayan” seperti: “unggah ungguh”, sopan santun, kejujuran, solidaritas sosial,  kekeluargaan, keramahtamahan, gotong royong dan rasa cinta tanah air yang dulu dijunjung tinggi sekaligus kekuatanpemersatu dan merupakan karakteristik bangsa Indonesia, saat ini mengalami degradasi bersamaan dengan menguatnya nilai-nilai pragmatisme dan materialisme. Ketika kita lebih mengagung-agungkan nilai nilai global, maka lambat laun akan terjadi semakin menipis atau bahkan hilangnya jati diri bangsa. Konservasi nilai dan warisan budaya melalui  pembelajaran di sekolah dipandang sangat penting dalamrangka pembentukan watak dan kapasitas peserta didik, nilai moral pada diri peserta didik akan terbentuk dan terinternalisasi menjadi suatu karakter apabila ditanamkan sejak dini. Strategi yang digunakan untuk menciptakan sekolah unggul dengan orientasi konservasi nilai dan warisan budaya adalah revitalisasi nilai luhur, karakter dan budaya bangsa melalui pembelajaran dengan mengedepankan kaidah-kaidah etika, berorientasi konservasi nilai dan warisan budaya,penanaman kesadaran, penciptaan lingkungansekolah yang dialogis, mengembangkan kemampuan learning how to learn. peranan guru dalam proses pembelajaran dan kegiatan lain di lingkungan sekolah harus mencerminkan karakteristik yang dapat menjadi panutan dan teladan bagi peserta didik.
PENDIDIKAN SAINS: IBADAH UNTUK MELESTARIKAN KEMAMPUAN LINGKUNGAN YANG MENDUKUNG PEMBANGUNAN Supardi, Kasmadi Imam
Indonesian Journal of Conservation Vol 1, No 1 (2012): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Human beings are special and chosen creatures. Special from their body composition, and chosen because thei are given the duty as leaders to prosper the Earth. As a leader, human beings are given the intelligence and by using their intelligence they are able to master science. The application of science is technology. Technology can be used to preserve their environmental ability, which means with science and technology human beings can prosper the Earth, but vice versa there are science and technology applications which bring harm to the environment, if it is not build based on religious values. In developing the nature, human beings cannot preserve the environment or preserving the environmental balance, because ecologically the use of natural resources for the development is a disturbance itself towards the environmental balance. Therefore, the one thing that human beings can preserve is the environmental ability to support the development as well as a better living. In order to do so, it is substantially important to have human beings who are capable of managing the environment, those who posses a loving character as well as scientific knowledge about nature.Manusia adalah makhluk istimewa dan makhluk pilihan.  Istimewa dalam susunan tubuhnya, dan makhluk pilihan karena diberi tugas sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi. Sebagai khalifah, manusia diberi akal dan dengan akalnya manusia bisa menguasai sains. Aplikasi sains adalah teknologi. Teknologi bisa dimanfaatkan untuk melestarikan kemampuan lingkungan, artinya dengan sains dan teknologi, manusia bisa memakmurkan bumi, namun bisa sebaliknya, ada aplikasi sains dalam teknologi yang bisa merusak kemampuan lingkungan, jika tidak didasari oleh nilai-nilai agama. Dalam pembangunan di alam, manusia tidak bisa melestarikan lingkungan atau melestarikan keseimbangan linkungan, karena secara ekologi penggunaan sumber daya alam untuk pembangunan adalah gangguan terhadap kesetimbangan lingkungan. Jadi, yang bisa dilestarikan oleh manusia ialah kemampuan lingkungan untuk mendukung pembangunan dan tingkat hidup yang lebih baik. Untuk itu diperlukan manusia pengelola lingkungan yang baik, yakni mereka yang memiliki akhlak yang baik dan memiliki pengetahuan tentang sumberdaya alam yang memadai.
MENGAWAL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI KAWASAN SEKARAN UNTUK MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK -, Suhadi
Indonesian Journal of Conservation Vol 1, No 1 (2012): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The other side that needs attention as the development of Semarang State University (SSU) advancing very fast these past four years is the waste management, especially for hazardous and toxic waste . In Sekaran area, there are some hazardous and toxic waste sources. These sources come from activities inside and outside campus. Those coming from inside campus are from practicum inside the laboratory, and some other business services inside campus. Those coming from outside campus created by modern household activities and various growing and developing business services around Sekaran area such as laundry, copy center, photography, printing, automotive workshop, etc. These hazardous and toxic waste shall be supervised appropriately for its potential in contaminating the environment. It is urgent to do thesocialization for types of hazardous and toxic waste to the society, service providers and laboratory managers. It is also needed to carry out a field research to outline the waste  sources around Sekaran area comprehensively. This is fundamental for one of conservation aspects that belong to SSU’s vision is physical conservation. The University needs to make sure that physical environment is preserved and therefore various cases of environmental contamination and destruction shall be minimalized. Sisi lain yang perlu mendapat perhatian seiring dengan  perkembangan Universitas Negeri Semarang yang sangat pesat dalam 4 tahun terakhir ini adalah pengelolaan limbah, terutama limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Di kawasan Sekaran terdapat beberapa sumber limbah B3. Sumber limbah ini berasal dari aktivitas dalam kampus dan luar kampus. Sumber limbah dari dalam kampus berasal dari aktivitas praktikum di laboratorium dan berbagai usaha jasa di dalam kampus. Sumber limbah di luar kampus berasal dari aktivitas rumah tangga yang semakin “modern”, dan berbagai usaha dan jasa yang tumbuh berkembang di kawasan Sekaran mulai dari pencucian pakaian, foto kopi, fotografi, percetakan, bengkel motor dan mobil. Limbah B3 ini perlu dikawal secara tepat, karena berpotensi merusak lingkungan.Sosialisasi tentang ragam limbah bahan berbahaya dan  beracun kepada masyarakat, penyedia jasa dan pengelola laboratorium perlu dilakukan. Penting juga dilakukan  penelitian lapangan untuk memetakan sumber limbah di Kawasan Sekaran secara komprehnsif. Hal ini penting sebab salah satu aspek konservasi yang menjadi visi unnes adalah konservasi fisik. Lingkungan fisik harus terjamin kelestariannya, dan karena itu berbagai pencemaran dan perusakan lingkungan harus diminimalisir.

Page 1 of 31 | Total Record : 308