cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Imajinasi
ISSN : 1829930X     EISSN : 25496697     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Jurnal Seni Imajinasi merupakan jurnal seni yang dikelola oleh Jurusan Senirupa, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes. Terbit perdana pada bulan Juli 2004. Terbit dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Juli dan Januari, dengan isi artikel tentang kajian atau analisis kritis dan hasil penelitian di bidang seni rupa.
Arjuna Subject : -
Articles 81 Documents
ANEKA ORNAMEN MOTIF FLORA PADA RELIEF KARMAWIBHANGGA CANDI BOROBUDUR Sunaryo, Aryo
Imajinasi Vol 6, No 2 (2010): Imajinasi
Publisher : Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Candi Borobudur merupakan candi Budha termegah di Jawa Tengah yang telah menyimpan banyak ornamen padarelief dan pahatan dinding candi. Di dinding kaki candi yang tertutup terdapat relief Karmawibhangga yang memuat 160panel, mengelilingi candi. Melalui penemuan dan hasil pendokumentasian pada waktu dilakukan pemugaran lebih dariseabad lalu, relief itu dapat dinikmati dan dilakukan pengkajian. Salah satu kajian yang menarik ialah keanekaragamanmotif flora yang terdapat pada relief tersebut. Selain motif flora kalpataru yang imajinatif sebagai pohon surga, ternyatapada sebagian besar panel terdapat motif flora yang menggambarkan tumbuhan alam yang dibudidayakan pada masaJawa kuna, yang dapat dikenali hingga kini. Jenis flora yang dipahatkan mencakupi pohon buah-buahan, tanamanpangan, bunga, dan tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Motif flora berfungsi sebagai penyekat adegan ceriterarelief, pembangun latar ceritera, dan dekorasi. Bentuk motif flora digambarkan utuh dan lengkap dengan buahnya,dipahat setinggi bidang panel, tetapi ada pula yang sebagian, ditempatkan di sela-sela sosok, di tengah, di pinggir kiriatau kanan bidang panel. Berbeda dengan relief sosok-sosoknya yang lebih realistis, motif flora dipahat dalam corakyang lebih dekoratif.Kata Kunci: ornamen, motif flora, karmawibhangga, dekoratif.
MOTIF BATIK PEKALONGAN: STUDI DOKUMEN KOLEKSI MUSEUM BATIK PEKALONGAN Amalia, Rizki Umi
Imajinasi Vol 6, No 2 (2010): Imajinasi
Publisher : Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Batik Pekalongan merupakan salah satu warisan budaya bangsa yang memiliki beragam jenis dan bentuk motif yang harus dilestarikan. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan didirikannya Museum Batik Pekalongan. Upaya selanjutnya yaitu dengan adanya dokumentasi koleksi motif batik Pekalongan, diharapkan masyarakat akan lebih mudah untuk mengetahui, mengenal, bahkan melestarikan warisan budaya tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mengetahui (a) jenis koleksi motif batik dan unsur-unsur motif batik Pekalongan yang terdapat di museum batik Pekalongan, serta (b) faktor-faktor yang mempengaruhi kelestarian motif batik Pekalongan. Ada 7 jenis motif batik Pekalongan yaitu jlamprang, buketan, terang bulan, semen, pisan bali, lung-lungan, sekar jagad. Bentuk motif menggunakan unsur motif bunga, daun, dan binatang. Isen motif batiknya yaitu ukel, sawut, cecek, cacahgori, gringsing, parang, dan kawung. Unsur rautnya bersifat geometris dan organis, sedangkan garisnya lurus, lengkung, dan zig-zag. Pola batik mencakupi perulangan paralel, berlawanan, tersebar, quarter-drop, dan half-drop. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelestarian motif batik Pekalongan ialah faktor penunjang, meliputi kesadaran masyarakat dalam mempertahankan motif batik, peran serta Pemerintah Daerah yang diwujudkan dengan didirikannya Museum Batik Pekalongan, kerjasama masyarakat dengan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Pariwisata terkait hak cipta karya batik, dan fasilitas untuk tempat koleksi yang memadai di Museum Batik Pekalongan. Sementara faktor penghambat meliputi kurangnya kerjasama pemerintah dan masyarakat terutama dalam hal pelestarian motif batik, fasilitas museum yang belum memadai, dan masih banyak karya cipta batik yang belum dipatenkan. Kata kunci: jenis motif, unsur bentuk motif, pola, batik.
EFEKTIVITAS SKET UNSUR GAMBAR SEBAGAI RANGSANG CIPTA ANAK DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS MENGGAMBAR Gunadi, -; Syakir, -
Imajinasi Vol 6, No 2 (2010): Imajinasi
Publisher : Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Batik Pekalongan merupakan salah satu warisan budaya bangsa yang memiliki beragam jenis dan bentuk motif yang harus dilestarikan. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan didirikannya Museum Batik Pekalongan. Upaya selanjutnya yaitu dengan adanya dokumentasi koleksi motif batik Pekalongan, diharapkan masyarakat akan lebih mudah untuk mengetahui, mengenal, bahkan melestarikan warisan budaya tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mengetahui (a) jenis koleksi motif batik dan unsur-unsur motif batik Pekalongan yang terdapat di museum batik Pekalongan, serta (b) faktor-faktor yang mempengaruhi kelestarian motif batik Pekalongan. Ada 7 jenis motif batik Pekalongan yaitu jlamprang, buketan, terang bulan, semen, pisan bali, lung-lungan, sekar jagad. Bentuk motif menggunakan unsur motif bunga, daun, dan binatang. Isen motif batiknya yaitu ukel, sawut, cecek, cacahgori, gringsing, parang, dan kawung. Unsur rautnya bersifat geometris dan organis, sedangkan garisnya lurus, lengkung, dan zig-zag. Pola batik mencakupi perulangan paralel, berlawanan, tersebar, quarter-drop, dan half-drop. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelestarian motif batik Pekalongan ialah faktor penunjang, meliputi kesadaran masyarakat dalam mempertahankan motif batik, peran serta Pemerintah Daerah yang diwujudkan dengan didirikannya Museum Batik Pekalongan, kerjasama masyarakat dengan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Pariwisata terkait hak cipta karya batik, dan fasilitas untuk tempat koleksi yang memadai di Museum Batik Pekalongan. Sementara faktor penghambat meliputi kurangnya kerjasama pemerintah dan masyarakat terutama dalam hal pelestarian motif batik, fasilitas museum yang belum memadai, dan masih banyak karya cipta batik yang belum dipatenkan. Kata kunci: jenis motif, unsur bentuk motif, pola, batik.
KASTURI, PERAJIN KERAMIK MAYONG LOR JEPARA: SEBUAH MODEL ADAPTABILITAS DALAM PENGEMBANGAN SENI TRADISI Triyanto, -
Imajinasi Vol 6, No 2 (2010): Imajinasi
Publisher : Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji masalah model adaptabilitas Kasturi dalam mengembangkan usaha senitradisinya. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Sasaran penelitiannya model adaptabiltiasKasturi. Lokasi penelitiannya di Desa Mayong Lor Jepara. Teknik pengumpulan data menggunakanpengamatan, wawancara mendalam, dan pengumpulan bahan dokumen. Data penelitian dianalisis secarasosio-budaya dengan model siklus interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model adaptabilitas Kasturimampu digunakan untuk tetap bertahan (survive) dalam mengembangkan usaha seni tradisinya dan mampumenyesuaikan diri (adaptif) dengan tuntutan perubahan pasar. Unsur-unsur penting yang menjadi faktorpenentu adaptabilitasnya itu ialah pola berpikir yang positif, kebutuhan yang kuat untuk berkembang,pemahaman yang baik terhadap perubahan, dan strategi adaptasinya dalam menghadapi perubahan melaluiproses belajar dan modifikasi budaya. Disarankan Kasturi perlu melakukan pembukuan sederhana,pendokumentasian karya, dan pengembangan pemasaran melalui internet.Kata Kunci: Keramik, perubahan, adaptabilitas, proses belajar, modifikasi budaya
Bentuk dan Proses Pahatan Relief Karmawibhangga, Sebuah Telaah Visual Sunaryo, Aryo
Imajinasi Vol 2, No 2 (2006): IMAJINASI
Publisher : Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karmawibhangga merupakan salah satu rangkaian relief candi Borobudur yangterdapat di bagian kaki candi. Ketika pembangunan candi belum selesai, rupanya kakicandi buru-buru ditutup dengan jutaan balok-balok batu menjadi pelataran yang luasuntuk menghindari bangunan runtuh. Candi Borobudur merupakan candi Budhaterbesar di dunia, didirikan di sebuah bukit, pada jaman dinasti Syailendra abad ke-9.Relief Karmawibhangga tersebut menggambarkan hukum sebab akibat, samsara dankarma kehidupan manusia, keseluruhannya telah didokumentasikan pada akhir abadke-19 ketika Borobudur dibongkar untuk penyelidikan dan restorasi, dan kemudianditutup kembali. Penggambaran ajaran penting dalam agama Budha itu jugamelukiskan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa pada waktu itu, dengan bahasarupa yang khas. Sebagian reliefnya dari keseluruhan yang berjumlah 160 panelpengerjaannya belum selesai, bahkan ada yang sengaja dirusak, merupakan gejalamenarik untuk dicermati secara visual dan ditelaah terkait dengan proses pengerjaanpemahatan relief candi tersebut. Pengerjaan relief dimulai dari membuat outlinebentuk-bentuk di atas susunan batu yang menjadi panelnya, tahapan kemudianpemahatan latar, dilanjutkan penggarapan sosok-sosok penting yang diawali daribentuk keseluruhan secara kasar sampai pada perbentukan lebih rinci, kemudianditeruskan dengan pemahatan unsur-unsur pendukung dan tahap penyelesaian akhir,yakni penghalusan atau pewarnaan. Proses pemahatan relief ternyata tidak jauhberbeda dengan tahapan mengukir pada masa kini. Melihat relief yang terdapat padakaki candi ini masih ada yang belum selesai, tampaknya pengerjaan pemahatan reliefdan ornamen candi di bagian bawah merupakan tahap-tahap akhir, setelahpengerjaan bagian atas diselesaikan.
NILAI ESTETIS DAN MAKNA SIMBOLIS LAMPION ARAK-ARAKAN TAKBIR MURSAL Rohmat, Nur
Imajinasi Vol 5, No 2 (2009): Imajinasi
Publisher : Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat desa Karangawen Demak memiliki tradisi kesenian yang telah dilakukan bertahun-tahun pada setiap akhir bulan Ramadhan yaitu di malam menjelang Idul Fitri. Kegiatan kesenian tersebut berupa arak-arakan takbiran dengan membawa lampion dalam bentuk patung, yang dinamakan Takbir Mursal. Sambil mengusung patung lampion mereka mengumandangka takbir dan tahmid. Kegiatan budaya Takbir Mursalitu mengandung gejala yang menarik untuk dikaji segi estetis dan makna simbolisnya. Sesuai dengan fokus kajian, penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian di Kecamatan Karangawen Demaktempat pusat kegiatan arak-arakan lampion Takbir Mursal. Teknik pengumpulan menggunakan observasi, wawancara, dan dokomentasi. Analisis data menggunakan form and content analysis, yakni suatupendekatan analisis yang memfokuskan penelahaan kritis terhadap bentuk dan isi dari gejala yang tampak berdasarkan kerangka teoretik yang digunakan. Langkah-langkah analisis ditempuh melalui proses reduksi,penyajian, dan verifikasi. Tema dan bentuk patung lampion yang ditampilkan sangat beragam, dan mengekspresikan sesuatu yang bersifat kreatif, apresiatif, estetis, simbolis, sosial, pendidikan, religius,politik dan kritik. Keanekaragaman tema dan bentuk lampion diklasifikasikan berdasarkan keterkaitannya dengan teknologi, yakni bentuk bangunan dan alat transportasi modern. Yang terkait dengan binatang yakniburung, binatang darat, binatang melata seperti kadal, serangga, dan binatang yang hidup di air, serta penggambaran binatang mitologis, mencakupi kuda sembrani atau kuda bersayap, naga, kadal bersayap,dan Nyi Blorong. Kemudian yang menggambarkan makhluk khayal atau monster sebagai representasi dari syetan, jin, gandarwa, dan raksasa. Secara struktural, bentuk lampion pada umumnya mengandung unsur-unsur rupa yang terpadu, sebagai kesatuan yang harmonis, seimbang, sebanding, dan berirama sehingga bernilai estetis. Makna simbolis yang terkandung di dalamnya umumnya menyampaikan pesan nilai-nilaikeagamaan, dan kritik sosial kemasyarakatan. Demi kelestarian kesenian, arak-arakan lampion Takbir Mursal perlu mendapat dukungan dari Pemda terkait.
PERWUJUDAN SARANA UPACARA ETNIS CINA DI KLENTENG TAY KAK SIE SEMARANG Damayanti, -
Imajinasi Vol 5, No 2 (2009): Imajinasi
Publisher : Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berkesenian bagi etnis Cina merupakan instrumen bagi kehidupan rohani, sebagaimana terlihat pada bentuk klenteng beserta peralatan dan perlengkapan upacaranya. Penelitian ini bertujuan : Pertama,mendeskripsikan perwujudan sarana upacara yang terdapat pada klenteng Tay Kak Sie. Kedua, mendeskripsikan jenis upacara dan sarananya yang digunakan di klenteng Tay Kak Sie. Hasil penelitianini diharapkan bermafaat untuk mengisi atau memperkaya kelangkaan literatur tentang kebudayaan etnis Cina di Indonesia. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif. Sasaran penelitian adalah klenteng TayKak Sie di Semarang. Data dikumpulkan dengan studi kepustakaan, observasi, dan dokumen. Kesahihan data diperoleh dengan cara melakukan triangulasi dan crosscheck terhadap data yang diperoleh. Datadianalisis melalui tahapan (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) verifikasi dan pengambilan simpulan. Hasil analisis menunjukkan fakta-fakta sebagai berikut: Pertama, perwujudan sarana upacara diklenteng Tay Kak Sie berbentuk sesaji, peralatan dan patung dewa-dewi. Sesaji berupa pisang emas, kue ku, tumpeng wajik, kue moho, aneka buah-buahan, biskuit, permen dan teh. Peralatan yang digunakanialah hio, lilin, lampu minyak, uang emas dan perak dari kertas, bun pwee, ciam, cihm tong dan bokor pedupaan. Sedangkan yang lain berupa patung dewa-dewi dan lukisan. Kedua, orang Cina memilikikeyakinan kuat terhadap agama yang berasal dari leluhurnya, meskipun sebagian besar dari mereka telah memeluk agama Budha, Tao, Kon Fu Sian, Kristen, Katolik, dan Islam. Apapun agama yang dianut,mereka tetap melakukan ibadah di klenteng. Dalam sistem upacara masyarakat Tionghoa, di samping menyembah para dewa juga menyembah atau menghormati para leluhur lewat penghormatan terhadapabu yang mereka simpan di masing-masing rumah keluarga.
PROFIL PENDIDIKAN SENI RUPA SEKOLAH DASAR: KAJIAN TANGGAPAN GURU SD DI JAWA TENGAH -, Syafii
Imajinasi Vol 1, No 1 (2005): IMAJINASI
Publisher : Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan Seni Rupa di SD merupakan submata pelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian, dan tergolong bukan pelajaran inti. Oleh karena itu informasi perlakuan guru terhadapnya sangat diperlukan. Informasi tersebut khususnya berkenaan dengan tanggapan guru pada tataran realitas dan idealitas pendidikan seni rupa di SD. Informasi yang diperoleh melalui penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pijakan atau bahan pertimbangan dalam rangka membangun model pendidikan seni rupa di SD yang tepat. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitaif, dengan responden dan informan guru-guru SD di Jawa Tengah yang ditentukan secara purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, wawancara, dan pengumpulan dokumen, sementara analisis data digunakan model alir yang mengikuti langkah reduksi dan penyajian data, serta verifikasi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tataran realitas baik berkenaan dengan fungsi, materi, strategi, dan kondisi pembelajaran seni rupa SD di Jawa Tengah dalam kondisi yang memprihatinkan, akan tetapi dalam tataran idealitas berkenaan dengan hal-hal tersebut sesungguhnya para guru SD di Jawa Tengah dapat dikatakan positif, artinya memiliki pemahaman yang memadai. Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan saran penerapan guru mata pelajaran seni rupa, kegiatan penataran yang intensif bagi guru kelas, dan pemenuhan sarana pembelajaran seni rupa.   Kata Kunci: Pendidikan Seni Rupa, fungsi pembelajaran, materi pembelajaran, strategi Pembelajaran, kondisi pembelajaran.
MELUKIS SEBAGAI SARANA BERMAIN DAN TERAPI BAGI ANAK-ANAK AUTIS ( Studi Kasus di SLB Panti Biji Sesawi Semarang) Triyanto, -
Imajinasi Vol 5, No 1 (2009): Imajinasi
Publisher : Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan seni dapat berfungsi sebagai terapi bagi orang atau anak-anak yang memiliki masalah psikologis atau gangguan perkembangan mental. Masalah yang dikaji adalah bagaimana kegiatan melukis dapat dijadikan sebagai sarana bermain untuk terapi seni bagi anak-anak autis. Tujuan penelitian ini adalah ingin melihat dan menjelaskan jenis kegiatan melukis yang diberikan sebagai sarana bermain untuk terapi seni bagi anak-anak autis berikut dengan segala respon yang muncul, hasil yang diperoleh, dan kendala yang dihadapi. Hasil penelitian ini bermanfaat memberikan masukan bagi terapis dalam membantu penyembuhan anak-anak autis melalui kegiatan seni. Metode penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif. Sasaran penelitian terfokus pada masalah penelitian.Lokasi penelitiannya di SLB Panti Biji Sesawi Semarang. Data penelitian dikumpulkandengan teknik pengamatan terkendali, wawancara mendalam, dan dokumen.  Analisis data menggunakan model siklus interaktif. Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, jenis kegiatan melukis yang cocok untuk anak-anak autis adalah melukis ekspresi bebas. Kedua,meskipun responnya beragam, namun dari kegiatan melukis yang diberikan terlihat anak-anak sangatantusias, senang, penuh konsentrasi, dan asyik menikmati. Karya-karya lukisan yang mereka hasilkanmemperlihatkan ekspresi spontan yang artistik, unik, dan menarik. Melalui kegiatan melukis, sikapdan perilaku anak yang kurang percaya diri, menarik diri, tidak dapat berkosentrasi, agresif, tidakpeduli orang lain, menghindari kontak mata dengan orang lain, dapat dikondisikan dan dikendalikan.Kendala yang muncul bersifat teknis dalam hal pengondisian awal anak-anak agar mau mengikutikegiatan. Saran yang dapat dikemukakan adalah perlu kesabaran, perhatian, kasih sayang, dan caraberkomunikasi yang sesuai dengan karakteritik mereka.
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR DALAM MATA KULIAH GAMBAR PADA JURUSAN SENI RUPA FBS UNNES Syakir, -
Imajinasi Vol 5, No 1 (2009): Imajinasi
Publisher : Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hal pokok yang melatar belakangi penelitian ini adalah perlu adanya satu solusi atas keterbatasan ruang/studio gambar yang tersedia di jurusan Seni Rupa FBS Unnes agar perkuliahan tetap dapat berjalan dan tidak menjadikan keterbatasan ruang ini sebagai penghambat terlaksananya proses belajar mengajar. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah perlunya dikembangkan suatu model pembelajaran yang tidak terlalu bergantung pada kebutuahan akan ruang kelas. Oleh karenanya penelitian ini diarahkan pada pengembangan model pembelajaran outdoor dalam mata kuliah gambar. Masalah yang dikaji adalah: (1) bagaimana pengembangan model pembelajaran outdoor pada mata kuliah gambar di Jurusan Seni Rupa FBS Unnes?, (2) Bagaimana strategi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran outdoor tersebut?, 3) Faktor-faktor apakah yang dapat menjadi penunjang dan penghambat dalam pengembangan model pembelajaran outdoor pada mata kuliah gambar tersebut. Metode  penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Sasaran penelitian terfokuspada masalah penelitian. Data penelitian dikumpulkan dengan pengamatan, wawancara, angket, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model siklus interaktif. Pengembangan model pembelajaran outdoor dalam mata kuliah gambar yang telah dilakukan pada Jurusan Seni Rupa FBS Unnes diperolehhasil penelitian sebagai berikut: (1) Pengembangan dalam variasi materi berupa pelatihan gambar dengan pengamatan langsung model di lingkungan sekitar (outdoor)., (2) mengatasi keterbatasan ruang pada Jurusan Seni Rupa FBS Unnes, (3) Meningkatkan motivasi mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran mengambar. Strategi pengembangan model pembelajaran outdoor meliputi tiga hal yaitu: Pertama, Rencana Pelaksanaan Kegiatan outdoor berupa program pelatihan menggambar di luar ruang kelas yang dirancang 6 kali pertemuan dengan materi yang mengacu kepada GBPP. Kedua, Pelaksanaan kegiatan outdoor yang terdiri dari kegiatan I sd VI dengan lokasi di luar kelas baik di lobby, gasebo, samping gedung, maupun di sekitar kampus. Kegiatan outdoor ke 1, 2, dan 3 dengan materi menggambar alam benda, tangga, dan sudut bangunan. Sedangkan kegiatan outdoor ke 4,5 dan 6 dengan materi gambar sketsa pepohonan, lanskip, dan figur/aktivitas manusia. Ketiga, Evaluasi berupa koreksi dan kritik kelemahan dan kelebihan karya gambar yang dihasilkan serta penentuan nilai hasil setiap tugas. Saran yang dapat dikemukakan adalah MK Gambar 1 sebaiknya divarisikan kegiatan latihannya yaitu indoor dan outdoor. Kegiatan outdoor yang dirancang dan dilaksanakan dalam penelitian ini disarankan kepada pengampu MK gambrar agar dapat dijadikan sebagai model dalam pengembangan pembelajaran menggambar berikutnya bagi mahasiswa.