cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian
ISSN : 25493078     EISSN : 25493094     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian welcomes high-quality, original and well-written manuscripts on any of the following topics: 1. Geomorphology 2. Climatology 3. Biogeography 4. Soils Geography 5. Population Geography 6. Behavioral Geography 7. Economic Geography 8. Political Geography 9. Historical Geography 10. Geographic Information Systems 11. Cartography 12. Quantification Methods in Geography 13. Remote Sensing 14. Regional development and planning 15. Disaster
Arjuna Subject : -
Articles 555 Documents
PELUANG KERJA NON-FARM DI PERDESAAN (KAJIAN TEORETIS STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI PERDESAAN) Santoso, Apik Budi
Jurnal Geografi Vol 4, No 1 (2007): January 2007
Publisher : Jurnal Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendekatan pengembangan peluang kerja non-farm sekurang-kurangnya mempunyai dua keuntungan. Pertama, pendekatan ini secara tidak langsung dapat meningkatkan kepercayaan diri dan merangsang munculnya motivasimotivasi baru dalam diri pekerja. Kedua, pendekatan ini secara tidak langsung dapat merangsang pertumbuhan ekonomi nasional melalui proses consumption linkages, backward linkages, dan forward linkages.Seiring dengan penerapan strategi diversifikasi usaha tani dan penigkatan peluang kerja non-farm, perlu diperhatikan juga karakteristik masyarakat perdesaan yang masih tradisional untuk dapat diubah menjadi pemikiran-pemikiran yang maju, sehingga masyarakat perdesaan mulai terbuka terhadap inovasi, informasi yang positif, dan teknologi baru yang dapat meningkatkan kualitas dirinya dan meningkatkan taraf ekonominya. Kata Kunci: Non-farm, pengentasan kemiskinan, perdesaan
DAMPAK PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP PERLUASAN BANJIR GENANGAN DI KOTA SEMARANG Putro, Saptono; Hayati, Rahma
Jurnal Geografi Vol 4, No 1 (2007): January 2007
Publisher : Jurnal Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semakin bertambahnya penduduk perkotaan akibat pertumbuhan alami dan urbanisasi, kota semakin memerlukan fasilitas-fasilitas pendukung terutama perumahan. Pembangunan perumahan selalu memerlukan lahan yang sudah ada, sehingga merubah penggunaan lahan dari non perumahan/perkarangan ke perumahan/ permukiman dan sarana jalan. dirumuskan permasalahan sebagat berikut, apakah terjadinya banjir genangan merupakan dampak dan adanya perubahan fungsi lahan dari daerah penampungan menjadi lahan permukiman?Daerah manakah yang mengalamiperubahan penggunaan lahan menjadi permukiman /terbangun antara tahun 1980 sampai tahun 2000?daerah manakah yang mengalami banjir genangan antara tahun 1980 sampai tahun 2000?. Ada beberapa tujuan penelitian ini adalah: mengetahui dampak dari pembangunan daerah permukiman terhadap perluasan banjir genangan di Kota Semarang, menganalisis penyebaran daerah permukiman dan perluasan daerah yang mengalami banjir genangan selama, periode tahun 1980 sampai tahun 2000. Dalam penelitian ini data yang diolah merupakan data sekunder dari peta peta agihan banjir dan peta-peta tata-guna lahan dari tahun 1980 dan tahun 2000 ( kisaran 20 tahunan), Variabel penelitian meliputi,tata guna lahan, luas area terbangun/Permukiman, luas Area Banjir Genangan. Teknik analisa data perkembangan permukiman dan banjir genangan di buat tabel dan di prosentasekan, selanjutnya dianalisa dengan secara diskripsi dan prosentase. Angka Pertumbuhan permukiman rata-rata dari tahun 1980 sampai 2000 sebesar  3,95 % pertahun. Angka Pertumbuhan Banjir Genangan dari tahun 1980 sampai tahun 1987 sebesar 8,41 % pertahun, sedangkan dari tahun 1987 sampai tahun 2000 sebesar 1,93 % pertahun, dan pertumbuhan rata rata pertahun dari tahun 1987 sampai tahun 2000 sebesar 4,98 %. Perkembangan yang sangat mencolok adalah luasan banjir genangan dari tahun 1980 – 1987 hanya dalam 7 tahun rata-rata pertahun mencapai 8,41%, hal tersebut disebabkan dibangunnya perumahan Tanah Mas di areal pertambakan dan pembuatan Jalan Lingkar Utara yang menghambat laju aliran air ke laut. Kata Kunci : Permukiman, banjir genangan, dampak
KAJIAN EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DENGAN TEKNIK SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Setyowati, Dewi Liesnoor
Jurnal Geografi Vol 4, No 1 (2007): January 2007
Publisher : Jurnal Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemukiman merupakan tempat yang sangat diperlukan oleh manusia sebagai tempat tinggal dan melakukan segala aktivitas hidupnya. Pertambahan jumlah penduduk mempengaruhi kebutuhan akan permukiman. Namun kenyataannya luas lahan tetap tidak berubah, sehingga nilai tanah menjadi mahal dan masyarakat tetap membangun walaupun sebenarnya lahan tersebut tidak layak untuk dibangun. Inventarisasi data yang akurat tentang identifikasi kelayakan suatu lahan untuk permukiman sangat diperlukan, namun pada kenyataannya data tersebut sulit diperoleh. Teknologi Sistem Informasi Geografis sangat membantu dalam upaya inventarisasi dan penyajian data dalam bentuk peta, Hasil inventarisasi dan evaluasi kesesuaian lahan untuk keperluan kawasan permukiman sangat diperlukan, data ini akan memberikan sumbangan pemikiran bagi instansi terkait maupun masyarakat pengguna lahan dalam rangka pembangunan permukiman sehingga terjadi keselarasan dengan lingkungan alam. Kota Semarang terdapat 4 kelas kesesuaian lahan yaitu kelas S2 (sesuai), kelas S3 (sesuai dengan beberapa hambatan) dan kelas N1 (tidak sesuai) dan kelas N2 (sangat tidak sesuai). Kelas kesesuaian S2 meliputi kawasan seluas 5.549 hektar (36,9%), kelas S3 meliputi daerah seluas 944 hektar (6,3%), kelas N1 meliputi daerah seluas 8.059 hektar (53,5%), dan kelas N2 seluas 503 hektar (3,4%). Faktor penghambat atau pembatas yang dominan kelas kesesuaian lahan di Kota Semarang adalah kemiringan lereng, kekuatan batuan, kembang kerut tanah, jalur patahan, bahaya erosi, dan bahaya longsor. Kata kunci: SIG, mitigasi rawan bencana
AGIHAN DAN KESESUAIAN MEDAN UNTUK PERMUKIMAN (STUDI KASUS PEMBANGUNAN PERUMAHAN DI KECAMATAN TUGU DAN NGALIYAN KOTA SEMARANG) Sriyanto, -
Jurnal Geografi Vol 4, No 1 (2007): January 2007
Publisher : Jurnal Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Satuan medan sebagai satuan analisis dibuat berdasarkan hasil tumpang-susun (overlay) antara peta geomorfologi, geologi, kelas lereng dan tanah. Metode survei dilakukan pada satuan medan terpilih berdasarkan pada tanah yang sama, sedangkan karakteristik fisik selengkapnya dianalisis berdasarkan variabel pada satuan medan lainnya, seperti : bentuklahan, batuan dan kemiringan lereng. Parameter kesesuaian medan untuk permukiman di daerah penelitian, telah ditentukan sebanyak 17 variabel, yakni meliputi : kemiringan lereng, daya dukung tanah, aktivitas lempung, panjang pengerutan tanah, indeks plastisitas, tekstur, indurasi batuan, indeks keausan batuan, bahan kasar, drainase permukaan, permeabilitas, tahan geser tanah, erosi, kerapatan alur, kedalaman alur, air tanah dan banjir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) di daerah penelitian hanya terdapat dua variasi kualitas medan yang tercermin pada kesesuaian medan kelas sedang (SD) yang teragihkan pada areal seluas 54,0524 km2 (72,33 %) dan kelas buruk (BR) teragihkan pada areal seluas 20,6822 km2 (27,67 %), (b) lokasi perumahan umumnya terdapat pada satuan medan dengan kelas sedang (SD) mencakup wilayah seluas 354 ha atau 79,37 % dari seluruh lokasi perumahan di daerah penelitian. Kata kunci : satuan medan, evaluasi medan, kesesuaian medan permukiman
PENINGKATAN DAYA SERAP MAHASISWA TAHUN AKADEMIK 2005/2006 PADA MATA KULIAH GEOLOGI UMUM MELALUI METODE STUDI LAPANGAN TERSTRUKTUR DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO Suwarno, -
Jurnal Geografi Vol 4, No 1 (2007): January 2007
Publisher : Jurnal Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan daya serap mahasiswa tahun akademik 2005/2006 pada mata kuliah geologi umum melalui metode studi lapangan terstruktur. Metode penelitian ini adalah melalui tindakan kelas, yaitu melalui tindakan yang terdiri dari satu siklus dan menggunakan pendekatan untuk memahami materi geologi dengan penyampaian materi di kelas dan pada akhir siklus dilakukan studi lapangan yang mengambil lokasi di laboratorium alam Karangsambung Kebumen. Hasil dari penelitian ini adalah perkuliahan dilaksanakan dikatakan cukup baik dengan adanya peningkatan daya serap mahasiswa sehingga dapat : meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, membangkitkan kemandirian belajar mahasiswa, memupuk rasa tanggung jawab mahasiswa, dan meningkatkan keaktifan belajar dan mengikuti proses pembelajaran mahasiswa. Kata kunci : Daya serap, studi lapangan
POTENSI LAPANGAN PANASBUMI GEDONGSONGO SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DAN PENUNJANG PEREKONOMIAN DAERAH geo, sriyanto
Jurnal Geografi Vol 7, No 2 (2010): July 2010
Publisher : Jurnal Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Indonesia sebagai negara dengan penduduk mencapai 300 juta jiwa membutuhkan sumber energi alternatif untuk mengatasi krisis energi pada masa mendatang. Berdasarkan kondisi tektoniknya Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber panasbumi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif terutama untuk pembangkit tenaga listrik dan sebagai sarana penunjang bagi pengembangan sektor industri, pertanian, perikanan dan potensi daerah yang lainnya. Kabupaten Semarang mempunyai potensi panasbumi yang cukup memadai untuk dikembangkan, seperti lapangan panasbumi Gedongsongo. Temperatur yang didapatkan dengan menggunakan metode gas geothermometer pada fumarole di Gedongsongo adalah sebesar 223oC sehingga daerah Panasbumi Gedongsongo mempunyai potensi untuk digunakan untuk tenaga listrik dan kegiatan perekonomian lainnya. pada masa mendatang potensi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Katakunci : panas bumi, Gedongsongo
PENERAPAN GREEN CAMPUS FOR MY CITY SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH) UNTUK MENINGKATKAN AFEKSI MAHASISWA JURUSAN GEOGRAFI FIS UNNES DALAM MEWUJUDKAN KONSERVASI ALAM Sriyono, Sriyono
Jurnal Geografi Vol 8, No 1 (2011): January 2011
Publisher : Jurnal Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada lazimnya mata kuliah umum (MKU), terlebih mata kuliah yang berbobot 0 sks seperti PLH, sangat dikawatirkan kualitas produk pembelajarannya karena para mahasiswa kurang termotivasi untuk belajar optimal khususnya pada kompetensi ranah afeksinya. Padahal dengan telah dicanangkannya UNNES sebagai Universitas Konservasi tentu mata kuliah ini merupakan mata kuliah penunjang program tersebut. Permasalahan rendahnya motivasi dan sikap apresiasi konservasi alam ini barangkali bisa diantisipasi dengan peningkatan proses dan kualitas produk pembelajaran yang baik dan tepat yaitu dengan menerapkan pembelajaran kontekstual yang berintersepsikan Green Campus for My City melalui penelitian tindakan. Subyek penelitian adalah mahamahasiswa peserta mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Jurusan Geografi UNNES Semarang yang berjumlah 40 mahasiswa. Prosedur pelaksanaan meliputi : perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi. Hasil penelitian tindakanmenunjukkan bahwa: 1) Pelaksanaan proses pembelajaran pada perkuliahan PLH dengan menerapkan model pembelajaran tadi, dapat secara efektif meningkatkan kinerja dosen. Kinerja dosen pada proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I memiliki kriteria “cukup baik” (rerata skor 3,03) mengalami peningkatan pada siklus II menjadi “baik” (rerata skor 3,67), 2) Kondisi aktivitas belajar mahasiswa dengan tindakan kelas ini juga mencerminkan adanya peningkatan, yakni aktivitas belajar mahasiswa pada siklus I yang secara umum memiliki kriteria “cukup aktif” (rerata skor 2,93), pada siklus II mengalami peningkatan menjadi kriteria “aktif” (3,64), 3) Prestasi atau hasil belajar mahasiswa juga mengalami peningkatan yang signifikan seiring dengan peningkatan kinerja dosen dan aktivitasbelajar mahasiswa. Realitas ini ditunjukkan dari peningkatan rata-rata nilai tes pada siklus I sebesar 74,05 meningkat menjadi 82,35 pada siklus II dan hal ini diikuti pula adanya peningkatan skor skala sikap mahasiswa terhadap lingkungan hidup menuju konservasi alam dari siklus I sebesar 30,85 (kriteria “cukup baik”) meningkat menjadi 36,75 (kriteria “sangat baik”) pada siklus II.Simpulan yang diungkap yaitu dari serangkaian pelaksanaan proses pembelajaran menerapkan model pembelajaran kontekstual berintersepsikan Green Campus for My City dapat dilakukan secara kondusif. Ini ditandai adanya semakin meningkatnya kualitas kinerja dosen dan aktivitas belajar mahasiswa mulai siklus I sampai dengan siklus II, selanjutnya diikuti semakin meningkatnya hasil belajar maupun sikap mahasiswa terhadap konservasi alam.
POTENSI LAPANGAN PANASBUMI GEDONGSONGO SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DAN PENUNJANG PEREKONOMIAN DAERAH Setyaningsing, Wahyu
Jurnal Geografi Vol 8, No 1 (2011): January 2011
Publisher : Jurnal Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia sebagai negara dengan penduduk mencapai 300 juta jiwa membutuhkan sumber energi alternatifuntuk mengatasi krisis energi pada masa mendatang. Berdasarkan kondisi tektoniknya Indonesia merupakan Negarayang kaya akan sumber panasbumi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif terutama untukpembangkit tenaga listrik dan sebagai sarana penunjang bagi pengembangan sektor industri, pertanian, perikanandan potensi daerah yang lainnya. Kabupaten Semarang mempunyai potensi panasbumi yang cukup memadai untukdikembangkan, seperti lapangan panasbumi Gedongsongo. Temperatur yang didapatkan dengan menggunakan metodegas geothermometer pada fumarole di Gedongsongo adalah sebesar 223oC sehingga daerah Panasbumi Gedongsongomempunyai potensi untuk digunakan untuk tenaga listrik dan kegiatan perekonomian lainnya. pada masa mendatangpotensi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN MELALUI TINDAKAN GURU INOVATIF PADA KELAS X DI SMA NEGERI 1 SEMARANG Lubis, Kun Marlina
Jurnal Geografi Vol 8, No 1 (2011): January 2011
Publisher : Jurnal Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila dapat meningkatkkan hasil belajar siswa dari segi kognitif, psikomotorik,dan afektif. Hasil belajar yang benar dihasilkan oleh proses belajar yang berbasis aktivitas siswa. Aktivitas belajarMateri Pokok Hidrosfer Pada Kelas Tindakan (X2) lebih rendah antara 20 % - 30% dibandingkan dengan dan PadaKelas Paralelnya (X6). Untuk mewujudkan keberhasilan pembelajaran tersebut diperlukan tindakan guru yang inovatif.Tujuan penelitian ini adalah: 1) meningkatkan aktivitas Kelas Tindakan, 2) terciptanya proses belajar berbasis siswaaktif. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, dan setiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I, tindaklan inovatif guru pada Kelas Tindakan mampu meningkatkansebesar >22% yang ditunjukkan oleh diresponnya 2 dari 9 indikator aktivitas yang ada, yakni aktivitas menanggapipertanyaan teman. Pada siklus II aktivitas siswa meningkat sebesar 16,7% dari siklus pertama atau aktivitas sikluske dua sebesar >86% dengan inovasi yang dilakukan adalah menyimak materi terkait di internet. Peningkatan yangsignifikan (> 97%) atau meningkat >27,8% didapatkan pada siklus III dengan tindakan inovatif mencari contohmateri hidrosfer dan dampaknya terhadap keseharian. Berdasarkan hasil penelitian, dapat di tegaskan bahwamelalui tindakan guru yang inovatif antara Kelas Tindakan dan Kelas Paralel tidak ada perbedaan aktivitas belajarnyadalam pembelajaran hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan. Kesimpulannya kenaikan setiap siklus sebesar >33% didapat dari upaya guru berinovasi. Saran yang dikemukakan adalah guru mengenali profil masing-masingkelas agar tindakan guru dapat disesuaikan dengan kondisi kelas.
PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA JAM TERAKHIR: PERMASALAHAN DAN SUATU SOLUSI YANG DITAWARKAN Asofi, Tuti Supriyanti
Jurnal Geografi Vol 8, No 1 (2011): January 2011
Publisher : Jurnal Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan respon siswa terhadap pelajaran Geografi yangdiberikan di jam pelajaran terakhir di kelas XI IPS-3 di SMA Negeri 1 Karangreja pada tahun akademik 2010/2011.Pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran inovatif. Permasalahan yang penulis rumuskan untukmengungkap fenomena di atas adalah “ model pengajaran inovatif apa yang mampu meningkatkan tanggapan siswaterhadap Geografi pada kelas yang diteliti? Pembelajaran dikatakan berhasil apabila respon siswa tinggi dalamproses pembelajaran. Respon tinggi dapat dicapai jika faktor-faktor belajar mendukung proses pembelajaran, termasukpersiapan guru dan penyajian bahan, sikap guru terhadap subjek dan siswa, kesiapan, minat, dan prestasi, dan siswasiswa sikap terhadap subyek dan guru. Hasil penelitian menunjukkan dampak positif pada penggunaan model mengajarpada proses belajar mengajar pelajaran Geografi. Tanggapan siswa meningkat secara signifikan selama perlakuandalam penelitian. Penerapan model pengajaran PARAMEK dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Geografimembuat siswa aktif, bekerja dengan semangat yang baik dan menikmati proses dalam kelas. Hal ini dapat dilihatdari hasil evaluasi pengamatan.

Page 4 of 56 | Total Record : 555


Filter by Year

2007 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 2 (2023) Vol 20, No 1 (2023) Vol 19, No 2 (2022) Vol 19, No 1 (2022) Vol 18, No 2 (2021): In progress [July 2021] Vol 18, No 2 (2021) Vol 18, No 1 (2021) Vol 18, No 1 (2021): January Vol 17, No 2 (2020): July Vol 17, No 2 (2020) Vol 17, No 1 (2020): January Vol 17, No 1 (2020) Vol 16, No 2 (2019): July Vol 16, No 2 (2019) Vol 16, No 1 (2019): January Vol 16, No 1 (2019) Vol 15, No 2 (2018): July 2018 Vol 15, No 1 (2018): January 2018 Vol 15, No 2 (2018) Vol 15, No 1 (2018) Vol 14, No 2 (2017): July 2017 Vol 14, No 1 (2017): January 2017 Vol 14, No 1 (2017): January 2017 Vol 14, No 2 (2017) Vol 14, No 1 (2017) Vol 13, No 2 (2016): July 2016 Vol 13, No 2 (2016): July 2016 Vol 13, No 1 (2016): January 2016 Vol 13, No 1 (2016): January 2016 Vol 13, No 2 (2016) Vol 13, No 1 (2016) Vol 12, No 2 (2015): July 2015 Vol 12, No 2 (2015): July 2015 Vol 12, No 1 (2015): January 2015 Vol 12, No 1 (2015): January 2015 Vol 12, No 2 (2015) Vol 12, No 1 (2015) Vol 11, No 2 (2014): July 2014 Vol 11, No 2 (2014): July 2014 Vol 11, No 1 (2014): January 2014 Vol 11, No 1 (2014): January 2014 Vol 11, No 2 (2014) Vol 11, No 1 (2014) Vol 10, No 2 (2013): July 2013 Vol 10, No 2 (2013): July 2013 Vol 10, No 2 (2013) Vol 8, No 2 (2011): July 2011 Vol 8, No 2 (2011): July 2011 Vol 8, No 1 (2011): January 2011 Vol 8, No 1 (2011): January 2011 Vol 8, No 2 (2011) Vol 8, No 1 (2011) Vol 7, No 2 (2010): July 2010 Vol 7, No 2 (2010): July 2010 Vol 7, No 1 (2010): January 2010 Vol 7, No 1 (2010): January 2010 Vol 7, No 2 (2010) Vol 7, No 1 (2010) Vol 6, No 2 (2009): July 2009 Vol 6, No 2 (2009): July 2009 Vol 6, No 2 (2009) Vol 4, No 2 (2007): July 2007 Vol 4, No 2 (2007): July 2007 Vol 4, No 1 (2007): January 2007 Vol 4, No 1 (2007): January 2007 Vol 4, No 2 (2007) Vol 4, No 1 (2007) More Issue