cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
WALISONGO
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Walisongo adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian IAIN Walisongo Semarang. Jurnal ini memiliki spesifikasi sebagai media untuk mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan bidang sosial keagamaan Islam. Jurnal ini terbit berkala setiap enam bulan sekali pada bulan Mei dan November
Arjuna Subject : -
Articles 92 Documents
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ASWAJA SEBAGAI STRATEGI DERADIKALISASI Naim, Ngainun
WALISONGO Vol 23, No 1 (2015): "PENDIDIKAN DAN DERADIKALISASI AGAMA"
Publisher : LP2M UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study discussed about the role of Aswaja lesson in the efforts of deradicalization.Radicalization had been more and more evolved since after the fallof New Order. Reformation Era opened wide varieties of expression, includedreligious expression. The development of radicalization led to widespread ofsocial unrest. Responses appeared, included using the counter-ideology. Aswajawas believed as being able to prevent the proliferation of radicalization. The datapresented in this article was derived from observation, interview and review ofthe literature related to the topic of writing. The argument developed in this paperis that the reconstruction and actualization of the values contained in Aswajamight be personally internalized firmly. An important strategy that might beapplyed to disseminate and internalize Aswaja is through education. In theschools in which applying Aswaja lesson, students had the opportunity to have amoderate religious understanding and avoid radicalization.***Penelitian ini mengulas tentang peranan pelajaran Aswaja dalam usaha deradikalisasi.Radikalisasi semakin berkembang pasca jatuhnya Orde Baru. EraReformasi membuka lebar berbagai bentuk ekspresi, termasuk ekspresi keberagamaan.Semakin berkembangnya radikalisasi memunculkan keresahan masyarakatsecara luas. Berbagai respons pun muncul, di antaranya melalui counterideologi.Aswaja diyakini dapat mencegah tumbuh suburnya radikalisasi. Datayang disajikan dalam artikel ini berasal dari observasi, wawancara dan telaahliteratur yang berkaitan dengan topik tulisan. Argumen yang dibangun dalamtulisan ini adalah rekonstruksi dan aktualisasi nilai-nilai yang terkandung didalam Aswaja dapat terinternalisasi secara kokoh dalam diri seseorang. Strategipenting yang dapat ditempuh untuk sosialisasi dan internalisasi Aswaja adalahmelalui jalur pendidikan. Di sekolah-sekolah yang mengaplikasi mata pelajaranAswaja, para siswanya memiliki peluang untuk memiliki pemahaman keagamaanyang moderat dan terhindar dari arus radikalisasi.
PESANTREN DAN UPAYA DERADIKALISASI AGAMA Mukodi, Mukodi
WALISONGO Vol 23, No 1 (2015): "PENDIDIKAN DAN DERADIKALISASI AGAMA"
Publisher : LP2M UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The de-radicalization of Islam in Tremas Islamic boarding school was found tohave its continuing momentums from generation to generation. Through culturalpractices as: scientific culture, religious culture, social culture, and political culturethe seeds of such de-radicalization were disseminated. However, the dynamicfluctuation of extremism both transnationally and internationally became aspecific challenge. Furthermore, the massive development of Information andCommunication Technology (ICT) significantly impacted on the mindset ofTremas boarding school community. Applying qualitative approach and phenomenologicalmethod, this article revealed how the religious de-radicalization inTremas boarding school was knitted and framed in the practices of daily culture.Such practices were carried out in order to make Islamic generations may wiselybehave and act. Moreover, Islam might ocupy as it should be, namely Islam asraḥmatan li ’l-‘ālamīn, love peace, promoting love and affection, as well as nonviolence.***Deradikalisasi agama Islam di Pondok Tremas dari generasi ke generasi senantiasamenemukan momentum. Melalui praktik budaya Pondok Tremas yangmeliputi: budaya keilmuan, budaya keagamaan, budaya sosial dan budaya politikbenih-benih deradikalisasi agama Islam disemaikan. Namun demikian, pasangsurut paham ekstremisme yang berkembang di transnasional, dan internasionalmenjadi tantangan tersendiri. Apalagi masifnya perkembangan media teknologidan informatika berekses secara signifikan pada pola pikir warga Pondok Tremas.Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dan metode fenomenologi, artikelini menjelaskan bagaimana deradikalisasi agama di Pondok Tremas dirajut, dandibingkai dalam praktik-praktik budaya keseharian. Hal itu, dilakukan agargenerasi Islam dapat bijak dalam bersikap dan bertindak. Lebih dari itu, agaragama Islam dapat menempati area yang semestinya, yakni agama raḥmatan li ’l-‘ālamīn, tanpa kekerasan, cinta perdamaian, dan mengedepankan cinta kasih.

Page 10 of 10 | Total Record : 92