cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Maspari Journal
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Maspari Journal diterbitkan sebagai wahana komunikasi ilmiah di bidang kelautan dan perikanan yang mencakup kajian-kajian ekologi dan biologi kelautan, perikanan, akustik kelautan, oseanografi, bioteknologi kelautan, budidaya laut dan konservasi lingkungan kelautan dengan frekuensi terbit dua kali setahun pada bulan Januari dan Juli.
Arjuna Subject : -
Articles 214 Documents
Penentuan Indeks Kerentanan Pantai Akibat Kenaikan Muka Laut di Pantai Bagian Barat Provinsi Banten Sinaga, Romega; Surbakti, Heron; Nugraha, R. Bambang Aditya
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 5, No 1 (2013): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.894 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v5i1.1296

Abstract

ABSTRAKPantai (shore) merupakan daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah  Kerentanan suatu pantai dapat ditentukan dengan memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya adalah perubahan garis pantai, kenaikan muka laut relatif, tinggi gelombang signifikan, kisaran pasang tertinggi dan pasang terendah, elevasi dan penggunaan lahan. Keenam faktor tersebut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kerentanan pantai akibat terjadinya kenaikan muka laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kerentanan wilayah disepanjang lokasi kajian. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain data citra Landsat TM tahun 1997 dan Landsat ETM+ tahun 2009, peta penggunaan lahan, SRTM (Shuttle Radar Topography Mission), pasang surut, tinggi gelombang signifikan, kenaikan muka laut relatif, peta Batimetri.  Metode yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan menganalisa beberapa data sekunder yang menghasilkan indeks kerentanan pantai dari segi fisik di wilayah kajian dengan data yang di olah mulai dari tahun 1997-2009. Hasil analisis data menunjukkan bahwa berdasarkan indeks kerentanan pantai, wilayah di sepanjang Pantai Barat Banten yang termasuk kategori sangat rentan adalah Desa Cikoneng dan yang sangat tidak rentan adalah Desa Pasauran, Carita, Caringan dan Margagiri. Kata kunci : Kenaikan Muka Laut, Kerentanan, Pantai, Provinsi BantenABSTRACTShore is the area in side water and still have influence from tidal highest and lowest water. Shore vulnerability can decided with to look some factor which to influence, that is shoreline change, relative sea level, mean wave height, tidal range, coastal slope and geomorphology. Sixth factor’s above were factor’s which to influence shore vulnerability to sea level rise. This research aim was to know area vulnerability level in research location. Data’s which used in this research was Landsat TM 1997 and Landsat ETM+ 2009, Landuse map, SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) Data, Tide, signifikan wave height, sea level rise relative, map batimetri. Metode which used in this research is with to analysis some data for  to give result shore vulnerability index from aspect physical in research location with the data start from year 1997-2009. The result showed that based shore vulnerability index, area in the along shore part of west banten which include to very high category is cikoneng village and which include to very low category is Pasauran, Carita, Caringin, and Margagiri Village.Key Words : Sea Level Rise, vulnerability, Shore, Province Banten
SISTEM INFORMASI UNTUK PENDUGAAN STOK PERIKANAN MENGGUNAKAN MODEL PRODUKSI SURPLUS (STUDI KASUS DATA TANGKAPAN CUMI-CUMI DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN) Mustaqim, Amar; Agussalim, Andi; ., Isnaini
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 10, No 1 (2018): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.636 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v10i1.5783

Abstract

Sumberdaya perikanan di Indonesia masih belum bisa dikelola dan dimanfaatkan secaraoptimal dan lestari. Selain itu, hampir seluruh wilayah di Indonesia mengarah pada kondisiover fishing. Minimnya informasi tentang sumberdaya perikanan, menyebabkan kurangoptimumnya pemanfaatan sumberdaya perikanan yang ada. Sehingga, diperlukan adanyapemanfaatan teknologi informasi. seperti, pengembangan sistem informasi untukpendugaan stok perikanan menggunakan model produksi surplus. Untuk mencapai hal itupeneliti merancang sebuah sistem informasi agar efisien dan terorganisir dalammenghasilkan dan menampilkan data stok nilai potensi perikanan (Maksimum SuisbtainableYield) dengan menggunakan model produksi surplus. Pembuatan sistem informasiperikanan dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 – April 2015. Pengembangan SistemInformasi perikanan dilaksanakan di laboratorium Pengideraan Jauh dan SIG, ProgramStudi Ilmu Kelautan, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya. Dengan sistem ini diharapkanmampu memberikan alternatif solusi bagi para pengambil keputusan, instansi untukmenentukan potensi lestari perikanan. Pembangunan sistem ini, penulis menggunakanmodel produksi surplus, sedangkan tools yang pengembangan digunakan yaitu Visualbasic.net dan SQL server. Perangkat lunak sistem informasi tersebut diberi nama SIPSP1,SIPSP1 dapat memberikan informasi tentang Maksimum substansi yield (MSY), Fmsy danAlat tangkap baku sumberdaya perikanan di suatu daerah dengan mengunakan modelproduksi surplus. Nilai potensi lestari cumi menggunakan model scheafer (SIPSP1) (MSY)adalah 11.408,657 ton dan upaya optimum (Fopt) (5.464,94 trip) dan alat tangkap bakuPancing Cumi (Squid Jigging)Kata Kunci : Potensi Perikanan, Sistem Informasi, Surplus Produksi, Visual Basic Net
Karakteristik dan Morfologi Liang Bioturbasi Kepiting di Kawasan Reklamasi Mangrove Muara Angke Kapuk - Jakarta Sunaryo, Anna Ida
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 4, No 2 (2012): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.855 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v4i2.1388

Abstract

ABSTRACTBioturbation organism activity that caused in displacement of sediment. This activity is not only the activities that are part of the natural organism behavior, but has an important contribution to the sustainability of ecosystems. Therefore this study was conducted to identify the physical characteristics of crab bioturbation burrows on reclaimed mangrove ecosystems, such as shape, depth, and hole diameter. The results showed there were 4 characters of burrows from 20 resin cast, which are single (50%), Y-shaped (25%), U-shaped (5%), and complex (20%) characteristics, with the dominance of the single character. SD (surface diameter) variable ranging from 0.4 to 1.8 cm and the AW (arm width) ranged from 1.1 to 2.9 cm, DO (distance opening) ranged from 3.5 to 31 cm and the UD (U-depth) and the CS (central shaft) range 3-7 cm and 5-14 cm. The total hole depth (TD) ranged from 4.5 to 19.5 cmKeywords : morphology characteristics, crab bioturbation burrows, Muara Angke KapukABSTRAKBioturbasi merupakan suatu aktifitas yang dilakukan organisme sehingga menyebabkan terjadinya perubahan letak (displacement) sedimen.Aktifitas ini bukan hanya aktifitas yang memang bagian dari tingkah laku biota secara alami, namun memiliki kontribusi yang penting bagi keberlangsungan ekosistemnya. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik fisik liang bioturbasi kepiting pada ekosistem reklamasi mangrove, seperti bentuk, kedalaman, dan diameter lubang. Hasil penelitian menunjukkan dari 20 cetakan terdapat 4 karakter yaitu single (50%), Y-shaped (25%), U-shaped (5%), dankompleks(20%), dengan dominasi pada karakter single. Variable SD berkisar 0,4-1,8 cm dan AW berkisar 1,1-2,9 cm, DO berkisar 3,5-31 cm dan UD dan CS berkisar 3-7 cm dan 5-14 cm. Kedalaman liang secara total (TD) dari 20 cetakan berkisar 4,5-19,5 cmKatakunci : karakteristik morfologi, liang bioturbasi kepiting, Muara Angke Kapuk
STUDI KOMPARATIF MORFOLOGI MANGROVE Rhizophora apiculata PADA KAWASAN INDUSTRI PERMINYAKAN DAN KAWASAN NON INDUSTRI PROVINSI RIAU Syahrial, Syahrial
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 11, No 1 (2019): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.628 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v11i1.8587

Abstract

Perbandingan morfologi populasi Rhizophora apiculata pada kawasan industri perminyakan dan kawasan non industri dilakukan di Provinsi Riau. Hal ini bertujuan sebagai dasar evaluasi terhadap pengelolaan mangrove di Provinsi Riau. Pengambilan sampel morfologi R. apiculata dilaksanakan pada bulan November – Desember 2014 di pesisir pantai Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan transek garis yang ditarik dari titik acuan (tegakan mangrove terluar) dengan arah tegak lurus garis pantai sampai ke daratan dan dibuat petak contoh dengan ukuran 10 X 10 m2. Sampel daun, buah dan bunga diambil secara acak berdasarkan petak contoh yang dibuat dan diawetkan dengan alkohol 70%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata morfometrik panjang buah tertingginya berada pada Stasiun 4 (22.97 mm), diameter buah pada Stasiun 1 (01.38 mm) dan panjang bakal daun pada Stasiun 2 (01.53 mm). Sementara panjang kelopak bunga, lebar kelopak bunga dan panjang gagang bunga tertingginya berada pada Stasiun 4 (01.36 mm; 00.67 mm dan 01.10 mm). Kemudian morfometrik panjang daun tertingginya berada pada Stasiun 4 (13.70 mm), lebar daun Stasiun 1 (04.89 mm), panjang tangkai daun Stasiun 3 (01.82 mm), diameter batang Stasiun 2 (15.14 cm) dan stomata yang terbanyak di Stasiun 2 (53.00). Selain itu, hasil analisis PCA memperlihatkan bahwa berbedanya morfologi populasi R. apiculata antara kawasan industri perminyakan dan kawasan non industri sangat dipengaruhi oleh logam berat Pb, pH, suhu dan DO perairan.
PENGARUH KONSENTRASI CELITE (DIATOM) TERHADAP HASIL ISOLASI DNA BAKTERI Escherichia coli Genisa, Marlina Ummas; Agus, Rosana; Hatta, Mohc
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 7, No 2 (2015): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.639 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v7i2.2452

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi celite (diatom) yang tepat dalam isolasi DNA bakteri Escherichia coli, sehingga diperoleh DNA Genom dengan konsentrasi tinggi. Metode yang digunakan yaitu metode Boom. Dalam penelitian ini menggunakan tiga variasi konsentrasi celite, yaitu 10 µl, 20 µl, 30 µl dan kontrol tanpa celite. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kualitas (hasil elektroforesis) konsentrasi celite 20 µl dan 30 µl memperlihatkan pita DNA yang leibh tebal dan jelas. Nilai konsentrasi DNAbakteri Escherichia coli dari konsentrasi celite 10 µl, 20 µl, dan 30 µl berturut-turut adalah 0,032 µg/µl, 0,075 µg/µl, dan 0,042 µg/µl. Kontrol tanpa celite 0,009 µg/µl. Angka tersebut menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi celite 20 µl pada sampel memiliki konsentrasi DNA yang paling tinggi (0,075 µg/µl) dibanding dengan konsentrasi lain dan kontrol tanpa celite.KATA KUNCI: Escherichia coli, isolasi DNA genom, konsentrasi celite.
VARIASI JUMLAH DAN JENIS HASIL TANGKAPAN JARING RAMPUS PADA UKURAN MATA JARING YANG BERBEDA DI PERAIRAN TELUK JAKARTA Iskandar, Dahri; ., Rosyidin; Aji, Singgih P
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 8, No 1 (2016): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (926.928 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v8i1.2651

Abstract

Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menentukan  variasi  hasil  jumlah  dan spesies  yang  tertangkap oleh  jaring  monofilament  gillnet  dengan  ukuran mata  jaring  berbeda.  Penelitian  ini  dilakukan dengan  melakukan  uji  coba penangkapan  di  laut  menggunakan  jaring  insang  dasar  dengan ukuran mata  jaring  3,0  inci,  3,5  inci  dan  4,0  inci.  Jaring  disusun  secara  selang seling  untuk memberikan  peluang  yang  sama  bagi  ikan  tertangkap  pada alat  tangkap  gillnet.  Uji  statistic Anova  dan  BNT  digunakan   terhadap jumlah  hasil  tangkapan  untuk  menentukan  perbedaan jumlah  hasil tangkapan  antar  mata  jaring  yang  berbeda.  Hasil  penelitian  menunjukan bahwa total  hasil  tangkapan  jaring  insang  selama  penelitian  adalah  405 ekor  yang  terdiri  6  (enam) spesies.   Hasil  tangkapan  terbesar  adalah rajungan  (Portunus  pelagicus)  dengan  jumlah tangkapan  sebanyak  235 ekor atau  58%  dari  total  hasil  tangkapan. Berdasarkan  hasil tangkapan pada mesh size yang berbeda total hasil tangkapan tertinggi terjadi pada mesh size 3 inci yaitu sebanyak 208 ekor. Adapun  hasil tangkapan terendah diperoleh jaring insang dengan mesh size 4.0 inci yakni sebanyak 56 ekor.  Berdasarkan hasil Uji Anova terhadap jumlah hasil tangkapan jaring insang dasar diperoleh hasil yang berbeda secara nyata (Fhit = 38,69 dan  α = 0,05).KATA KUNCI: Hasil tangkapan, jaring insang dasar, mata jaring, Teluk Jakarta.
Efisiensi Teknis Unit Penangkapan Bottom gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat Afridanelly, Tuti; ., Fauziyah; Agustriani, Fitri
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 2, No 1 (2011): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.039 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v2i1.1214

Abstract

Bottom Gillnet is one of fishing unit used to the advantage of resource demersal fishes.This examination in order to know useful of input(trip, GT ship, BBM, ABK, and the long of net size that used) and output(production) suitable until got maximal productivity technically. This examination was accomplished on November- December 2009 in Nusantara Fishery Port Sungailiat used interview method, cluster analysis, discriminate, and scoring. According to result of cluster analysis got 2 groups of Bottom Gillnet fishing unit consists of group 1 n 2. Group 1 divided by 1A, 1B, and 1C. The result of discriminate showed factor which has influence in forming the group is size of dimention ship (GT), amount of ABK and long of of net was used. Ship Bottom Gillnet which efficient technically those were, first KM Ratulangi with score 3,082, second KM Lingga with score 2,904, and third KM Pusara with score 2,774. The specification of efisien ship was were fishing trip 32 times in a year, the size of ship dimention 4-6 GT, the using of solar 150-210 liter/trip, used ABK 3-4 humans and long of net which used 45-50 pieces. Keywords : Bottom Gillnet, Efficiency, Nusantara Fishery Port Sungailiat. ABSTRAK Bottom Gillnet adalah salah satu alat tangkap yang digunakan untuk pemanfaatan sumberdaya ikan demersal di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat.Penelitian ini bertujuan mengetahui penggunaan input (trip, GT kapal, BBM, ABK dan panjang ukuran jaring yang digunakan) dan output (produksi) yang sesuai sehingga dapat menghasilkan produktivitas yang optimum secara teknis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November–Desember 2009 di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat dengan menggunakan metode wawancara dan analisis cluster, diskriminan serta skoring. Berdasarkan hasil analisis cluster terdapat 2 kelompok unit penangkapan bottom gillnet yaitu kelompok 1 dan 2. Kelompok 1 terbagi menjadi 1A, 1B dan 1C. Hasil diskriminan menunjukan faktor yang berpengaruh dalam pembentukan kelompok adalah ukuran dimensi kapal, (GT), jumlah ABK dan panjang jaring yang digunakan. Kapal bottom gillnet yang efisien secara teknis yaitu pertama KM Ratulangi dengan skor  3,082, kedua KM Lingga 2,904 dan ketiga KM Pusaka skor 2,774. Kata kunci : Bottom gillnet, Efisiensi, Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat
KEANEKARAGAMAN HAYATI MANGROVE SEJATI DI PULAU MIANGAS Syahrial, Syahrial; Karsim, Nanang; Lubis, Khairul Mukmin
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 10, No 2 (2018): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.192 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v10i2.5954

Abstract

Keanekaragaman hayati tumbuhan mangrove Indonesia tersebar di seluruh wilayahnya, dimana sebagian telah diketahui manfaatnya, sebagian baru diketahui potensinya dan sebagian lagi belum dikenal sama sekali baik itu jenis, manfaat maupun potensinya. Salah satu kawasan atau wilayah yang belum terekspos keanekaragaman hayatinya adalah ekosistem mangrove di bagian Utara Indonesia khususnya Pulau Miangas. Kajian keanekaragaman hayati mangrove sejati di Pulau Miangas telah dilakukan pada bulan September 2015. Hal ini bertujuan sebagai upaya eksplorasi, pelestarian, pengelolaan dan dasar evaluasi ekosistem mangrove kedepannya, sehingga biodiversitas Indonesia tetap terjaga. Pengumpulan data kondisi vegetasi mangrove dilakukan dengan membuat transek garis dan plot. Transek garis ditarik dari titik acuan (tegakan mangrove terluar) dengan arah tegak lurus garis pantai sampai ke daratan dan dibuat petak contoh (plot) dengan ukuran 10 X 10 m2. Hasil penelitian menunjukan bahwa spesies mangrove sejati yang tumbuh dan berkembang di hutan mangrove Pulau Miangas adalah Lumnitzera littorea, Bruguiera cylindrica, Rhizophora stylosa dan Xylocarpus moluccensis. Kerapatan dari masing-masing spesies tersebut adalah L. littorea 856 ind/ha, B. cylindrica 21 ind/ha, R. stylosa 26 ind/ha dan X. moluccensis 1233 ind/ha. Sementara Indek Nilai Penting (INP) spesies L. littorea adalah 277.25%, B. cylindrica 14.79%, R. stylosa 7.95% dan X. moluccensis 300.00%.
Penapisan Aktivitas Antibakteri dari Bakteri yang Berasosiasi dengan Karang Lunak Sarcophyton sp Huda, Chairul; ., Salni; ., Melki
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 4, No 1 (2012): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.102 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v4i1.1343

Abstract

A screening of antibacterial activity from bacteria associating with soft coral Sarcophyton sp from Tegal island, Lampung, was conducted. The purpose of this screening was to get bacterial isolates that have antibacterial activity with Escherichia coli and Stapiloccocus aureus and also to determine the biochemical characters from the bacteria that have the antibacterial activity. The sample of soft coral was taken by snorkeling at 1,5 meters depth. The bacteria that associated with soft coral were isolated by dilution and pour plate method on NA media. The test of antibacterial activity was done by using agar diffusion  method with paper discs. Isolates that have antibacterial activity were tested to check their biochemical characters. From 10 bacteria isolates that have associated with soft coral Sarcophyton sp were obtained, there were two isolates had antibacterial activity (D1.1 to E. coli and D2.2 to S. Aureus).  Both bacteria isolates were  gram negative and motil. In catalyst test, oxidation, urea, citrate, and carbohydrate fermentation both bacteria isolates showed positive reaction. With VP test, D1.1 isolate showed positive  reaction but D2.2 showed negative reaction. In contarary, with gelatin isolate test, isolate D1.1 showed negative reaction but D2.2 positive. Keywords: Bacteria associations, soft corals, Sarcophyton sp, antibacterial,  biochemical tests   ABSTRAK Telah dilakukan penapisan aktivitas antibakteri dari bakteri yang berasosiasi dengan karang lunak Sarcophyton sp dari perairan Pulau Tegal, Lampung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan isolat bakteri yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli dan S. aureus serta mengetahui sifat biokimia dari bakteri yang memiliki aktivitas antibakteri tersebut. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan dengan teknik snorkeling pada kedalaman 1,5 meter. Bakteri yang berasosiasi dengan karang lunak diisolasi dengan metode pengenceran bertingkat dan pour plate pada media NA. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan paper disk. Isolat yang memiliki aktivitas antibakteri diuji sifat biokimianya. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 10 isolat bakteri yang berasosiasi dengan karang lunak Sarcophyton sp, dan dari 10 isolat tersebut didapat 2 isolat yang memiliki aktivitas antibakteri (D1.1 terhadap E. coli dan D2.2 terhadap S. aureus). Kedua isolat bakteri ini merupakan bakteri gram negatif dan motil. Pada uji katalase, oksidase, urea, sitrat dan fermentasi karbohidrat, kedua isolat bakteri baik D1.1 maupun D2.2 sama-sama menunjukan reaksi yang positif. Uji MR kedua isolat sama-sama menunjukan reaksi negatif. Sedangkan pada uji VP isolat bakteri D1.1 menunjukkan reaksi positif dan D2.2 negatif. Sebaliknya, pada uji gelatin isolat D1.1 menunjukkan reaksi negatif dan D2.2 positif. Kata Kunci: Bakteri asosiasi, karang lunak, Sarcophyton sp, antibakteri, uji  biokimia
Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal di Desa Namang Kabupaten Bangka Tengah Rosalina, Dwi
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 6, No 1 (2014): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.953 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v6i1.1705

Abstract

Lele dumbo merupakan satu jenis hibrida ikan lele yang baru diintroduksikan ke Indonesia dari mancanegara yaitu Taiwan. Ikan ini merupakan hasil kawin silang antara lele asli Taiwan Clarias focus dengan  lele  Afrika  Clarias  mossambicus.  Tujuan  kegiatan  ini  adalah  untuk  menciptakan keberhasilan dalam pembudidayaan ikan lele di kolamterpal, sehingga dapat memenuhi kebutuhan ikan  lele  dumbo  dipasaran  khususnya  Bangka  Belitung serta  untuk  mempermudah  petani memperoleh benih yang berkualitas dengan harga yangterjangkau. Hasil dari penelitian ini adalah investasi sebesar Rp. 8.680.000 (belum termasuk biaya operasional yang terdiri dari biaya tetap dan biaya  variabel)  maka  nilai  rasio  penerimaan  dengan  biaya  atau  (R/C)  dalam  usaha  budidaya  lele diperoleh  sebesar  1,78.  Waktu  pengembalian  investasi  atau  Payback  Period (PP)  selama  0,53  tahun, BEP produksi ikan lele pada tahun pertama 844 kg, Penjualan ikan lele pada tahun kedua sampai dengan tahun kelima akan mencapai BEP sebesar 1.012kg/tahun. Nilai NPV sebesar Rp 33,482,143,00 dan nilai IRR sebesar 62 %.

Page 4 of 22 | Total Record : 214