cover
Contact Name
Amirullah
Contact Email
amirullah8505@unm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.pattingalloang@unm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Pattingalloang : Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan
Jurnal Pattigalloang adalah Publikasi Karya Tulis Ilmiah dan Pemikiran Kesejarahan dan ilmu-ilmu sosial.
Articles 276 Documents
Peningkatan Hasil Belajar Fisika Materi Suhu dan Kalor Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa Kelas X1 SMA Negeri 1 Soppeng Riaja Kabupaten Barru Pahri Arifin
PATTINGALLOANG Vol. 5, No. 1, April 2018
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.345 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v5i2.8474

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk mengetahui cara meningkatkan pemahaman konsep fisika materi suhu dan kalor melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada siswa kelas X1 SMA Negeri 1 Soppeng Riaja tahun ajaran 2009/2010. Subjek penelitian adalah siswa kelas X1 berjumlah 30 orang. Faktor yang  diteliti adalah peningkatan pemahaman konsep fisika siswa dan teknik  yang digunakan dalam pembelajaran di kelas. Siklus I dilaksanakan 4 kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan 4 kali pertemuan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes pemahaman konsep fisika untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, angket tanggapan siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap teknik mind mapping tiap pertemuan selama tindakan diberikan. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil analisis data memperlihatkan bahwa : (1) pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata pemahaman konsep fisika siswa sebesar 64,87 dari nilai ideal 100, sedangkan dari nilai ketuntasan secara individual pada kriteria ketuntasan minimal sebesar 73,33% atau di bawah standar yang telah ditentukan (85%) sehingga masih dilanjutkan ke siklus II untuk melihat perlakuan ini lebih lanjut. (2) pada siklus II, diperoleh nilai rata-rata pemahaman konsep fisika siswa sebesar 75,50 dari nilai ideal 100, persentase siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal sebesar 90,00%. (3) keaktifan siswa terhadap teknik pembelajaran yang digunakan meningkat dilihat dari peningkatan respon positif siswa terhadap situasi yang diberikan dari siklus I ke siklus II.   Kata Kunci:  Hasil Belajar, pembelajaran Team Assisted Individualization, SMA Negeri 1 Soppeng
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KEPALA BERNOMOR STRUKTUR DENGAN MATERI POKOK KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE Sukma Sari
PATTINGALLOANG Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2014
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v1i1.819

Abstract

Abstrak Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan dalam pembelajaran, baik pada aktivitas guru dan siswa maupun hasil tes siswa. Peningkatan itu dapat dilihat dari setiap siklus, siklus I hasil belajar sejarah siswa rata-rata 66,02 dengan kategori cukup, terdapat 22 siswa yang belum mencapai  standar KKM yaitu 56% dari jumlah siswa dan 17 siswa yang telah mencapai standar KKM yaitu 44% dari jumlah siswa dan Siklus II hasil bejajar sejarah siswa rata-rata 79,8 dengan kategori baik, terdapat 5 siswa (13%) yang tidak tuntas hasil belajarnya dan 34 siswa (87%) yang tuntas hasil belajarnya sehingga telah berada diatas standar KKM yaitu 70 serta telah mencapai ketuntasan secara klasikal yaitu 87% dari target yang ditetapkan yaitu 85%. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah hasil belajar sejarah melalui model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dengan materi pokok Kebudayaan Islam di Indonesia pada siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Mare Kabupaten Bone dapat meningkat.Kata kunci : Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala Bernomor Struktur dan Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Mare Kabupaten Bone
DESA PUNCAK PADA MASA PEMERINTAHAN ANDI AKHMAD (1965-2000) Sri Wahyuni; M. Rasyid Ridha; La Malihu
PATTINGALLOANG Vol. 4, No. 1, April 2017
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.881 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v4i2.3864

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi awal sebelum menjadi desa, Perkembangan Desa Puncak pada masa pemerintahan Andi Akhmad dan dampak pada perkembangan Desa Puncak pada tahun 1965-2000. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu heuristik (mencari dan mengumpulkan sumber), kritik sumber (kritik ekstern dan kritik intern), interpretasi (penafsiran sumber) dan historiografi (penulisan sejarah). Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penelitian lapangan (wawancara), mengumpulkan sumber arsip.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi awal sebelum menjadi Desa Puncak merupakan bawahan dari Kerajaan Bulo-Bulo, masih erat dengan sistem kerajaan, penyebutan pemimpin dalam suatu kampung disebut sebagai Arung serta sistem perokonomian masih rendah. Seiring dengan perkembangan Desa Puncak mulai berkembang pada masa pemerintahan Andi Akhmad, dapat dilihat dari sistem pemeritahan, pemikiman penduduk, infrakstuktur sosial dan penambahan penduduk serta perkembangan perekonomian yang setiap tahunnya mengalami peningkatan dari tahun 1967-2000. Adapun dampak kepemimpinan Andi Akhmad yang terjadi yaitu  mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat landasan pembangunan  ekonomi, membangun kesejahtraan rakyat, memerdayakan masyarakat desa, meningkatkan pembangunan suatu desa, meningkatkan pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pendidikan.Kata Kunci: Desa Puncak Pada Masa Pemerintahan Andi Akhmad
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI PRESIDEN WANITA DI INDONESIA (2001-2004) Andi Lis Pratiwi
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 1 Januari - Maret 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.51 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i1.8410

Abstract

          Hasil penelitian menunjukkan bahwa sepanjang sejarah pemerintahan di Indonesia Megawati Soekarnoputri adalah satu-satunya wanita pertama yang menjabat sebagai presiden RI, tampilnya Megawati Soekarnoputri sebagai presiden RI 2001-2004, dimana sistem pemerintahan yang digunakan adalah Kabinet Gotong Royong. Namun, kinerja Megawati Soekarnoputri dalam memimpin pemerintahan (2001-2004) memang tidak bisa membuktikan kepada publik bahwa Megawati Soekarnoputri Memiliki kesamaan kapasitas dengan gaya kepemimpinan ayahnya Bung Karno. Dalam masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri banyak kejadian-kejadian yang terjadi di indonesia salah satunya terjualnya aset negara untuk membayar utang negara.           Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Megawati Soekarnoputri dapat memperbaiki keadaan Indonesia melalui kebijakan bidang ekonomi dan kebijakan bidang hukum. Capaian selama pemerintahan Megawati Soekarnoputri yaitu politik dan hukum, ekonomi, pertahanan dan keamanan, pemberantasan korupsi dan pemberantasan terorisme. Kata Kunci: Megawati Soekarnoputri, Presiden Wanita Indonesia
Pasar Tradisional Padang Sappa Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu 2002-2017 Nilla Aripin; Muh. Rasyid Ridha; Patahuddin Patahuddin
PATTINGALLOANG Vol. 5, No. 3, Desember 2018
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.158 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v5i4.9009

Abstract

Penelitian ini bertujuan utuk mengetahui latar belakang berdirinya Pasar Padang Sappa, mengetahui perkembangan Pasar Padang Sappa serta dampak keberadaan Pasar Padang Sappa bagi masyarakat. Metode yang digunakan untuk mengkaji  permasalahan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yang meliputi beberapa tahapan yaitu, heuristik (mencari dan mengumpulkan sumber), kritik sumber (kritik ekstern dan intern, interpretasi atau penafsiran sumber, dan hisoriografi (penulisan sejarah). Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penelitian lapangan (wawancara) dan mengumpulkan sumber arsip. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang berdirinya Pasar Padang Sappa karena adanya konflik sosial yang terjadi tahun 2000, sehingga pasar tersebut dipindahkan sementara di Lapangan Sepak Bola Padang Sappa. Karena lokasi lapangan yang memang tidak memadai untuk berjualan, pemerintah akhirnya menemukan lokasi pasar baru di Padang Sappa samping Kantor Polres Ponrang dan memindahkan pasar tersebut pada tahun 2002. Dalam perkembangan Pasar Padang Sappa kondisi fisik pasar yang awalnya menggunakan tenda-tenda darurat, saat ini telah menggunakan tempat yang layak untuk melakukan transaksi jual-beli untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Keberadaan Pasar Padang Sappa ini dapat memberikan dampak ekonomi, sosial dan budaya yaitu sebagai sumber pendapatan daerah, sebagai penyedia lapangan pekerjaan dan sumber penghasilan bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Pasar Tradisional Padang Sappa resmi dipindahkan pada tahun 2002 dan mulai dijadikan tempat jual-beli. Pasar Tradisional Padang Sappa muncul sebagai pasar kecamatan yang menyediakan berbagai kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.  This research and writing aims to find out the background of the establishment of Padang Sappa Market, to know the development of Padang Sappa Market and the impact of the existence of Padang Sappa Market for the community. The method used to study the problems in this study is the historical method, which includes several stages, namely, heuristics (searching and collecting resources), source criticism (external and internal criticism, interpretation or interpretation of sources, and hisoriography (historical writing). done by conducting field research (interviews) and collecting archival sources. The results showed that the background of the establishment of Padang Sappa Market was due to the social conflict that occurred in 2000, so that the market was temporarily moved at the Padang Sappa Football Field. Due to the inadequate location of the field to sell, the government finally found a new market location in Padang Sappa next to the Ponrang Police Station and moved the market in 2002. In the development of Padang Sappa Market the physical condition of the market which initially used emergency tents has now use a decent place to make buying and selling transactions to meet the daily needs of the community. The existence of the Padang Sappa Market can provide economic, social and cultural impacts as a source of regional income, as a provider of employment and income sources for the community. Based on the results of the study, it can be concluded that the Padang Sappa Traditional Market was officially transferred in 2002 and began to be used as a place to buy and sell. Padang Sappa Traditional Market emerges as a sub-district market that provides various needs to meet the needs of the community
PERTANIAN SAYUR-MAYUR DI DESA CECE ENREKANG (1998-2014) Islamiyati Mustofa; Muhammad Rasyid Ridha
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 2 April - Juni 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i2.2384

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk, mengetahui bagaimana kondisi umum pertanian sayur-mayur di Desa Cece, bagaimana perkembangan pertanian sayur-mayur di Desa Cece, dan bagaimana dampak perkembangan pertanian sayur-mayur di Desa Cece. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan metode historis melalui tahapan : heuristik atau pengumpulan data, kritik, interpretasi, dan penulisan atau historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa petani adalah orang yang menggantungkan tarap hidup pada lahan pertanian sebagai mata pencaharian utama. Secara garis besar terdapat tiga jenis petani yang berada di Desa Cece, yaitu petani pemilik lahan, petani pemilik sekaligus penggarap lahan, dan buruh tani. Petani yang berdomisili di Desa Cece yang padat jumlah penduduknya sebagian kecil di antaranya masih berada di bawah garis kemiskinan. Selain dari itu, masyarakat yang ada di Desa Cece berprofesi sebagai petani sayar-mayur karena didukung oleh keadaan iklim dan geografis.Pada tahun 1998 masyarakat petani sayur-mayur di Desa Cece Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Mereka bercocok tanam masih bersifat tradisional sehingga penghasilannya kurang cukup. Namun dengan adanya perkembangan teknologi yang mendorong terjadinya perubahan pola pikir masyarakat petani tradisional ke arah pertanian yang mandiri dan modern. Sehingga Pada tahun 2005-2014 mengalami peningkatan penghasilan pertanian sayaur-mayur.
PEMBANGUNAN DESA CORAWALI KECAMATAN TANETE RILAU KABUPATEN BARRU (1989-2014) Bil Akri
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 2 April - Juni 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.923 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i2.7094

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan menggunakan metode histori melalui beberapa tahapan kerja, yakni heuristik (pengumpulan data), kritik sumber, interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan) yang merupakan pengungkapan kisah secara tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Corawali terbentuk pada tahun 1989, yang merupakan pemekaran dari Desa Lalabata. Semenjak dimekarkan menjadi sebuah desa banyak kemajuan yang terjadi, terutama dari segi pembangunan. Desa Corawali memiliki potensi besar untuk berkembang karena memiliki letak geografis yang ideal, dimana memiliki daratan datar berupa persawahan, tambak (empang), dan memiliki pesisir pantai. Dalam segi perekonomian kebanyakan masyarakat bekerja sebagai petani dan nelayan, dari sinilah kebanyakan masyarakat mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan kesehariannya. Adapun dampak dari perkembangan tersebut dapat dilihat pada keharmonisan dan kesejahteraan masyarakat.  Berdasarkan penelitian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa Desa Corawali mulai tahun 1989-2014 telah mengalami banyak kemajuan diberbagai bidang terutama dalam bidang ekonomi, pendidikan serta sarana dan prasarana.
PERKAWINAN ORANG TIONGHOA DAN ORANG MANDAR (STUDI SEJARAH EMPAT KELUARGA DI WONOMULYO 1990-2012) Yuliana Yuliana; Muh. Saleh Madjid; Ahmadin Ahmadin
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 3 Juli - September 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.905 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i3.8460

Abstract

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkawinan antara orang Tionghoa dan orang Mandar  di Kecamatan Wonomulyo dikarenakan adanya keinginan orang Tionghoa untuk membuka suatu usaha sehingga orang Tionghoa melakukan perkawinan terhadap orang Mandar dengan cara mengkolaborasikan antara sistem adat istiadat terhadap perkawinan dan menjalin  hubungan yang baik antara orang Tionghoa dan orang Mandar dalam hubungan Sosial, karena budaya dan kebiasaan yang dilakukan oleh orang Tionghoa sudah sama dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang Mandar. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perkawinan orang Tionghoa dan orang Mandar mengalami sedikit perubahan dalam menjalankan adat istiadat, namun perubahan tersebut tidak menjadi penghalang untuk mereka menjalankan suatu usaha karna mereka juga mendapat respon yang baik oleh masyarakat setempat, sehingga orang Tionghoa dan orang Mandar dapat memajukan usaha yang mereka jalankan dengan saat ini. Kata Kunci: Perkawinan orang Tionghoa dan orang Mandar
ORANG JAWA DI KABUPATEN GOWA (1993-2014) Kulyasin .
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 1 Januari - Maret 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i1.2346

Abstract

latar belakang kedatangan Orang Jawa di Kabupaten Gowa yaitu karena faktor ekonomi, sosial, terpengaruh oleh cerita keberhasilan ditempat perantauan, tingkat kepadatan penduduk yang masih lebih rendah dibandingkan dengan Makassar dan Kalimantan, dan ketersediaan lapangan pekerjaan. Solidaritas orang Jawa di Kabupaten Gowa dijalin melalui  Dana Kesejahteraan Keluarga Jawa Gowa (PDKK JAGO) yang timbul akibat rasa solidaritas yang kurang dan kepedulian kepada sesama orang Jawa tidak terjaga. Orang Jawa di Kabupaten Gowa berprofesi sebagai penjual makanan dan usaha kuliner lainnya. Dampak yang ditimbulkan dengan adanya Orang Jawa di Kabupaten Gowa terhadap masyarakat Kabupaten Gowa baik dalam bidang politik, budaya, dan sosial semua memiliki porsi yang relatif sama, dalam bidang politik Orang Jawa ikut serta dalam pemilihan umum kepala daerah maupun provinsi dan juga menjadi basis suara bagi calon-calon kepala daerah. Dalam bidang kebudayaan dampak yang ditimbulkan ialah percampuran dua budaya. Dampak di bidang sosial ini berkaitan dengan perannya dalam bidang politik serta kebudayaan karena interaksi sosiallah yang mempengaruhi terjadinya campur tangan Orang Jawa dalam bidang Politik serta kebudayaan.
Upacara Gaukang Tu Bajeng Kabupaten Gowa 1945-2017 Kusuma Ningrum; Najamuddin Najamuddin; Asmunandar Asmunanda
PATTINGALLOANG Vol. 4, No. 3, Desember 2017
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.718 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v5i1.6706

Abstract

This study aims to know the background behind the formation of  Gaukang in South Sulawesi society, Gaukang Tu Bajeng Ceremony in the early days of independence and now, and the public view of Gaukang Tu Bajeng ceremony of Gowa district. This study is historical descriptive by using historical research methods, through the stages of work that includes; heuristics, criticism, interpretation, and historiography. Heuristics is the stage of collecting historical sources, the source is then criticized for getting the facts with other facts. As the last stage is historiography or presentation, which is reconstructing historical events into historical stories in the form of historical descriptive. The results showed that Gaukang as a symbol of the strength of ancestors believed by the public as a talisman that can save them. Gaukang become a sacred and highly respected object. The interest of Mr. Fukusima to see Gaukang objects in Bajeng / Limbung make Limbung society hold a ceremony called Ceremony Gaukang tu Bajeng. This ceremony is held every year to commemorate the heroes of the Limbung / Bajeng region in seizing and maintaining independence.

Page 4 of 28 | Total Record : 276