cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
ISSN : 02160439     EISSN : 25409689     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 716 Documents
KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR HUTAN RAWA GAMBUT TAMAN NASIONAL SEBANGAU, KALIMANTAN TENGAH Titi Kalima; Denny Denny
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1177.474 KB) | DOI: 10.20886/jphka.2019.16.1.51-72

Abstract

SariHutan rawa gambut di banyak tempat umumnya telah mengalami kerusakan akibat aktivitas  pembalakan hutan, kebakaran, pembangunan drainase atau kanal dan alih fungsi kawasan menjadi keperuntukan lain. Penelitian bertujuan mengetahui komposisi jenis dan struktur hutan rawa gambut di Danau Punggualas, Taman Nasional (TN) Sebangau, Kalimantan Tengah. Penelitian komposisi jenis dan struktur hutan rawa gambut Danau Punggualas, TN Sebangau, Kalimantan Tengah diamati berdasarkan data dari 40 petak ukur seluas 2,10 ha. Vegetasi diamati dengan menggunakan metode transek. Pengamatan dan pengukurandilakukan untuk semua tegakan pohon. Hasil penelitian ditemukan 2.253 individu dalam 99 jenis, 77 genus dan 42 suku yang tersebar dalam berbagai kelas diameter. Kerapatan tingkat pohon mencapai 139,41 pohon/ha dan luas bidang dasar 15,53 m²/ha. Tingkat tiang 960 batang/ha dan luas bidang dasar 25,39 m²/ha, tingkat pancang 9.090 batang/ha dan luas bidang dasar 6,42 m²/ha, tingkat semai 91.000 individu/ha. Suku yang mempunyai jumlah jenis terbanyak adalah Myrtaceae, Euphorbiaceae, Sapotaceae, Dipterocarpaceae, danLauraceae. Berdasarkan indeks nilai penting (INP), jenis tumbuhan yang mendominasi adalah Diospyros borneensis Hiern. (INP 39,91 %) dan Palaquium xanthochymum (de Vriese) Pierre (INP 32,64 %). Terdapat sebelas jenis tumbuhan yang masuk kategori dilindungi oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) dan empat jenis endemik. 
PENGELOLAAN BAMBU AMPEL (Bambusa vulgaris) MELALUI PERLAKUAN PENJARANGAN PADA POLA AGROFORESTRI aditya hani
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.699 KB) | DOI: 10.20886/jphka.2019.16.1.91-100

Abstract

SariMasyarakat di pedesaan memiliki minat yang rendah untuk membudidayakan bambu secara  intensif. Budidaya bambu secara intensif dapat dilakukan dengan pola agroforestri sehingga nilai ekonomi menjadi lebih baik yang pada gilirannya akan meningkatkan minat petani untuk menanam bambu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penjarangan awal terhadap produktivitas rumpun bambu ampel yang ditanam secara agroforestri. Penelitian dilakukan di Desa Sukaharja Kabupaten Ciamis mulai September 2017 sampai Mei 2018 menggunakan metode survei dan eksperimen. Metode survei dilakukan untuk mengetahui kondisi vegetasi di lahan garapan masyarakat yang digunakan untuk penanaman bambu ampel seluas 1 ha. Petak pengamatan berukuran 10 m x 20 m  diulang sebanyak dua kali. Uji coba teknik penjarangan bambu menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan: a) tanpa penjarangan (kontrol), b) penjarangan menyisakan 2 batang per rumpun dan c) penjarangan menyisakan 4 batang per rumpun. Penanaman bambu ampel dilakukan pada Bulan Desember tahun 2015 dan  dijarangi pada umur 22 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan bambu ampel (tinggi dan diameter)  meningkat pada setiap generasi yang baru muncul. Penjarangan rumpun bambu dengan menyisakan empat batang bambu per rumpun  telah meningkatkan produktivitas rumpun secara nyata. Lima bulan setelah penjarangan diperoleh tiga batang bambu muda dan dua tunas rebung per rumpun. 
KONDISI IKLIM MIKRO DI TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI MEKARSARI KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT Citra Ariesta Fauziah; Siti Badriyah Rushayati; Hendra Gunawan
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (967.797 KB) | DOI: 10.20886/jphka.2019.16.1.1-12

Abstract

SariTaman Keanekaragaman Hayati Mekarsari sebagai ruang terbuka hijau memiliki kemampuan untuk mengatur iklim mikro seperti hutan kota, taman kota, kebun raya, dan arboretum. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kondisi vegetasi dan iklim mikro di Taman Keanekaragaman Hayati Mekarsari. Penelitian ini mengukur suhu, kelembapan, indeks kenyamanan termal, karakteristik pohon, dan indeks luas daun pada setiap plot di lima blok taman, yaitu di luar taman, blok bambu, buah, sumber air, dan rimba. Penelitian dilaksanakan di Taman Kehati Mekarsari pada bulan Mei-Juni 2018. Analisis data dilakukan dengan penghitungan suhu dan kelembapan udara rata-rata harian, indekskenyamanan, metode ambang batas, dan analisis regresi linear sederhana. Blok bambu memiliki suhu terendah, kelembapan tertinggi, dan dikategorikan sebagai hutan berdasarkan nilai LAI sedangkan blok luar memiliki kondisi yang berlawanan dengan nilai LAI yang diklasifikasikan sebagai lahan tidak bervegetasi. Dalam statistik, penelitian tidak signifikan karena kondisi iklim mikro dipengaruhi oleh banyak faktor, tidak hanya LAI. Perbedaan faktor-faktor tersebut yang membuat setiap blok memiliki iklim mikro yang berbeda. Hal ini berkaitan erat dengan karakteristik struktural tanaman dan lingkungan sekitarnya. Kondisi iklim mikro di luar Taman Kehati Mekarsari memiliki suhu paling tinggi sehingga blok ini dapat dijadikan prioritas untuk dilakukan penghijauan. Penelitian lebih lanjut harus dilakukan dengan menambahkan lebih banyak variabel yang memiliki hubungan dengan iklim mikro. 
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TAMAN RUSA BUMI PATRAINDRAMAYU, JAWA BARAT Nilam Arita Putri; Burhanuddin Masy'ud; Hendra Gunawan
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1070.637 KB) | DOI: 10.20886/jphka.2019.16.1.13-24

Abstract

SariPersepsi masyarakat sekitar merupakan faktor penting dalam pengembangan taman rusa,  sehingga menjadi aspek penting untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi umum lokasi penelitian, menganalisis pengetahuan, persepsi dan sikap masyarakat terhadap Taman Rusa Bumi Patra (TRBP), serta menganalisis manfaat TRBP bagi aspek sosial budaya masyarakat. Wawancara dilakukan kepada 150 responden meliputi 60 masyarakat sekitar, 60 siswa SD, dan 30 pengunjung. Masyarakat yang tinggal di dalam perumahan memiliki persepsi yang lebih baik dibandingkan dengan masyarakat luar perumahan. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan tingkat pengetahuan, dimana masyarakat perumahan memiliki pengetahuan yang lebih baik pula. Masyarakat Desa Singajaya mendukung keberadaan TRBP, tetapi mereka mengusulkan agar masyarakat diperbolehkan memberi makan rusa dan berjualan di sekitarnya. TRBP memberikan manfaat sebagai wahana rekreasi dan pendidikan konservasi bagi masyarakat.  
KUALITAS PERAIRAN, KESUBURAN TANAH DAN KANDUNGAN LOGAM BERAT DI HUTAN MANGROVE NUSA PENIDA, BALI N. M. Heriyanto; Sri Suharti
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.974 KB) | DOI: 10.20886/jphka.2019.16.1.25-33

Abstract

SariMangrove mempunyai peranan penting diantaranya sebagai perangkap sedimen, penahan  ombak, pengikat karbon, penetrasi pencemaran, penahan intrusi air laut dan tempat berkembang biaknya berbagai biota air. Penelitian kualitas perairan, kesuburan tanah dan kandungan logam berat telah dilakukan pada bulan Agustus 2017 di Nusa Penida Bali.Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi tentang kualitas air, kesuburan tanah dan kandungan logam berat pada hutan mangrove. Metode yang digunakan adalah pengambilan contoh berupa air, tanah dan daun mangrove yang dipilih secara acakpada lokasi tersebut. Hasil analisis pada kualitas perairan terdiri dari tingkat kekeruhan 7.228,5 mg/l, kebutuhan oksigen biologi (BOD) 157,24 mg/l dan kebutuhan oksigen kimia (COD) 342,72 mg/l. Sementara itu nilai salinitas yaitu 39 permil, temperatur 28°C, pH air 7,5 dan oksigen terlarut (DO) 3,5 mg/l. Kandungan kimia yang ditemukan di perairan lokasi penelitian berupa kandungan nitrat 0,56 mg/l dan kandungan fosfat sebesar 0,209 mg/l yang termasuk kategori tinggi. Nilai lain yang dianalisis yaitu Kapasitas Tukar Kation (KTK) sebesae 6,60 me/100 gram, C/N rasio 23 dan pH tanah 7,9. Kandungan zat pencemar pada tanah di lokasi penelitian tidak ada yang melebihi ambang batas, demikian juga dengan unsur tersebut di daun mangrove.
ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN PEMANFAATAN FUNGI YANG BERASOSIASIDENGAN Tristaniopsis obovata Maman Turjaman; Sarah Asih Faulina; Aryanto Aryanto; Najmulah Najmulah; Ahmad Yani; Asep Hidayat
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1447.869 KB) | DOI: 10.20886/jphka.2019.16.1.73-90

Abstract

Sari Tristaniopsis obovata (pelawan) bersimbiosis dengan fungi ektomikoriza yang  menghasilkan tubuh buah fungi yang dapat dikonsumsi (edible mushroom) dan bunga pelawan sebagai sumber nektar untuk lebah hutan yang memproduksi madu pahit yang bernilai ekonomi tinggi. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah berkurangnya luasanhutan kerangas akibat konversi hutan sehingga luasan hutan pelawan menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi potensi fungi yang berasosiasi dengan Tristaniopsis obovata dan uji pemanfaatan fungi yang berpotensi untuk memacu pertumbuhan bibit T. obovata. Penelitian dilakukan melalui pengumpulan sumber benih/anakan alam, isolasi dan identifikasi molekuler ITS rDNA fungi yang berasosiasidengan T. obovata, perbanyakan anakan melalui stek pucuk, dan inokulasi fungi yang berpotensi memacu pertumbuhan bibit T. obovata. Hasil identifikasi molekuler menunjukkan bahwa diperoleh 3 isolat yang berfungsi sebagai ektomikoriza, yaitu 4PK1 (Corticiaceae 1), 17BK2 (Corticiaceae 2), dan 24PK4 (Cortinarius sp.). Inokulasi fungi ektomikoriza memberikan pengaruh pada pertumbuhan tanaman dan kandungan nutrisi bibit anakan pelawan. Teknik stek pucuk dengan KOFFCO cukup efektif untuk memperbanyak bibit pelawan dengan tingkat keberhasilan sekitar 50%. Keberhasilan pada penelitian ini menjadi dasar IPTEK untuk melestarikan produktivitas ekosistem hutan kerangas.
KONSERVASI DANAU RANU PANE DAN RANU REGULO DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU Reny Sawitri; Mariana Takandjandji
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (955.877 KB) | DOI: 10.20886/jphka.2019.16.1.35-50

Abstract

SariDanau di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) adalah kaldera atau kawah  raksasa, tetapi intensifikasi pemanfaatan lahan di sekitar danau berupa pemukiman, lahan pertanian dan pariwisata alam berdampak terhadap  danau. Penelitian dilakukan di Danau Ranu Pane dan Ranu Regulo, kawasan TNBTS, Provinsi Jawa Timur, dengan tujuan untuk mengetahui perubahan ekosistem danau dan rekomendasi strategi konservasi. Metode penelitian dilakukan dengan menganalisis kualitas air (fisik, kimia dan mikrobiologi) dari Danau Ranu Pane dan Ranu Regulo. Hasil penelitian menemukan bahwa ekosistem Danau Ranu Pane telah tertutupi oleh tumbuhan air jenis ki ambang (Salvinia molesta Mitchell)sekitar 80% yang menyebabkan peningkatan kandungan Biology Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD), diikuti penurunan Dissolved Oxygen (DO) dan pH. Danau Ranu Regulo memiliki nilai kesuburan yang lebih tinggi (N/P=16,24) dibandingkan Ranu Pane. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar pihak pengelola kawasan melakukan mitigasi untuk mengurangi risiko pencemaran melalui penyadaran masyarakat dan wisatawan.
PERTUMBUHAN BAKAU (Rhizophora mucronata Lamk) DAN PRODUKTIVITAS SILVOFISHERY DI KABUPATEN KUPANG (Growth of Mangrove (Rhizophora mucronata Lamk) and Productivity of Silvofishery Units at Kupang Regency)* Hidayatullah, M.; Umroni, Aziz
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 10, No 3 (2013): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.004 KB)

Abstract

Perubahan kawasan mangrove menjadi tambak banyak terjadi di Kabupaten Kupang. Silvofishery merupakan model pengusahaan tambak yang terpadu dengan konservasi sehingga nilai ekonomi dan ekologinya dapat dicapai secara bersamaan. Tujuan penelitian untuk memperoleh informasi tentang besarnya pengaruh  silvofishery terhadap produktivitas tambak dan kualitas lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan parameter kualitas air, pertumbuhan tanaman, dan pertumbuhan bandeng. Plot yang digunakan dalam penelitian ini meliputi plot silvofishery dan plot untuk pengukuran kualitas air. Plot silvofihery terdiri atas plot A, B, C, dan D dengan variasi jarak tanam. Plot pengukuran kualitas air meliputi: tambak dengan mangrove, tambak tanpa mangrove, dan tambak dengan mangrove yang sudah tidak dibudidayakan ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter kualitas air di dalam tiga plot tambak adalah: (1) salinitas yang rendah berkisar antara 7-7,7%; (2) pH netral sampai agak basa atau 7,8-8,8; (3) Chemical Oxigen Demand (COD) antara 98,2-172,9 mg/l atau dikategorikan sebagai air tercemar;  dan (4) Biological Oxygen Demand (BOD) antara 5,6-5,8 mg/l atau masih dalam batas ambang. Kegiatan silvofishery di Bipolo layak untuk dikembangkan dan menguntungkan secara finansial, dilihat dari nilai BCR >1. Rata-rata pertumbuhan tanaman dan penambahan berat ikan pada plot C lebih tinggi dibandingkan dengan plot A dan B.
KERAGAMAN MORFOLOGI, EKOLOGI, POHON INDUK, DAN KONSERVASI ULIN (Eusideroxylon zwageri Teijsm. et Binnend.) DI KALIMANTAN (Morphological Diversity, Ecology, Mother Trees, and Conservationof Ulin (Eusideroxylon zwageri Teijsm. et Binnend.) in Kalimantan)* Sidiyasa, Kade; Atmoko, Tri; Mukhlisi, Mukhlisi
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 10, No 3 (2013): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.596 KB)

Abstract

Di Indonesia pohon ulin (Eusideroxylon swageri Teijsm. et Binnend.) secara alami hanya terdapat di Sumatera dan Kalimantan. Sampai saat ini penebangan pohon ulin secara tidak terkendali masih saja berlangsung, yang apabila dibiarkan akan mengakibatkan kepunahan, di lain pihak masih banyak hal yang perlu dikaji dan diteliti. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang aspek keragaman morfologi, ekologi, pohon induk, dan konservasi ulin di Kalimantan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ulin memiliki keragaman morfologi yang sangat tinggi, baik berdasarkan sifat-sifat vegetatif maupun sifat generatif (terutama pada bentuk dan ukuran buah atau biji). Dari aspek ekologi, ulin tumbuh baik pada hutan tropis basah, pada tanah-tanah yang tidak tergenang air hingga pada ketinggian 500(-625) m dpl, pada daerah datar dekat sungai dan anak-anak sungai, daerah bergelombang hingga punggung bukit. Dari segi tanah, tempat tumbuh tersebut umumnya berpasir dengan pH dan unsur kimia makro (N,P,K) yang rendah. Potensi ulin sebagai pohon induk di alam tergolong rendah, yakni berkisar antara 22,11% hingga 32,30% dari populasi yang ada. Dalam hubungannya dengan konservasi, upaya yang bersifat in-situ maupun ex-situ sudah dilakukan, namun pengawasan dan pengamanan terhadap kawasan-kawasan konservasi yang bersifat in-situ harus lebih ditingkatkan.
REGENERASI ALAMI HUTAN RAWA GAMBUT TERBAKAR DAN LAHAN GAMBUT TERBAKAR DI TUMBANG NUSA, KALIMANTAN TENGAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KONSERVASI (Natural Regeneration of Burnt Peat Swamp Forest and Burnt Peatland in Tumbang Nusa, Central Kalimantan and Its I Lestari Tata, Made Hesti; Pradjadinata, Sukaesih
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 10, No 3 (2013): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.453 KB)

Abstract

Salah satu kawasan hutan rawa gambut yang mengalami kebakaran berulang adalah Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Tumbang Nusa. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang komposisi jenis, keragaman vegetasi, regenerasi, dan tingkat kemiripan jenis di hutan rawa dan lahan gambut dengan sejarah kebakaran yang berbeda, yaitu hutan sekunder (HS), hutan terbakar tahun 1997 (HT97), hutan terbakar berulang (HT04), dan lahan gambut terbakar dikelola dengan sistem agroforestri (AF). HT97 dan HT04 memiliki komposisi vegetasi yang berbeda. Jenis vegetasi tingkat pohon di HS didominasi oleh Calophyllum macrocarpum. Komposisi vegetasi tingkat pohon di hutan bekas terbakar (HT97 dan HT04) didominasi oleh Cratoxylum arborescens.Indeks kemiripan jenis Sorensen (IS) di HS dengan HT97 cukup tinggi (IS= 62,79%), sedangkan indeks Sorensen antara HS dengan HT04 = 25,81%. Kebakaran menurunkan keragaman jenis. Keragaman jenis Shannon-Wiener (H’) tingkat pohon di HS relatif tinggi (H’= 3,30), sedangkan indeks H’ di HT97 dan HT04 masing-masing 2,61 dan 1,75. Pada tingkat pohon, ada 24 jenis yang hanya dijumpai di HS dan tidak dijumpai di hutan terbakar; 66,67% jenis tersebut merupakan tipe zoochory. Tipe penyebaran benih di masing-masing habitat perlu diperhatikan berkaitan dengan upaya konservasi di KHDTK Tumbang Nusa.

Page 1 of 72 | Total Record : 716


Filter by Year

2004 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 17, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 15, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 14, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 10, No 3 (2013): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 10, No 3 (2013): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 10, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 4 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 4 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 3 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 3 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 4 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 4 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 3 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 3 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 4 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 4 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 3 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 3 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 5 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 5 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 4 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 4 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 3 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 3 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 6 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 6 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 5 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 5 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 4 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 4 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 3 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 3 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 5 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 4 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 3 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 2 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 1 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 6 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 5 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 4 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 3 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 1 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 1, No 1 (2004): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam More Issue