cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
ISSN : 02160439     EISSN : 25409689     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 716 Documents
AMELIORASI TAPAK UNTUK PEMAPANAN CEMARA UDANG (Casuarina equisetifolia Linn.) PADA GUMUK PASIR PANTAI Nugroho, Agung Wahyu; Sumardi, Sumardi
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 4 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1411.341 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan bagian dari program pengembangan teknik-teknik silvikultur untuk meningkatkan keberhasilan aforestasi pada gumuk pasir pantai. Pemapanan vegetasi alami pada gumuk pasir pantaimenghadapi kendala kondisi lingkungan terutama suhu yang tinggi, kapasitas menahan air rendah, kadar unsur hara tersedia rendah, dan angin yang kencang. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang besarnya pengaruh penambahan amelioran (tanah dan bahan organik) terhadap daya hidup cemara udang (Casuarina equisetifolia Linn.) pada gumuk pasir pantai selama musim kemarau. Penelitian dilaksanakan di gumuk pasir pantai Desa Sumberjati Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen mulai bulan April-Oktober 2008. Ada dua faktor yang diuji yaitu: 1) penambahan tanah (0%, 20%, 40%), dan 2) penambahan bahan organik (0%, 10%, 30%, 50%). Jumlah keseluruhan perlakuan ada 12 unit dan setiap unit ada 20 tanaman. Rancangan percobaan menggunakan RCBD dengan 3 blok sebagai ulangan. Variabel yang diukur meliputi persen hidup dan kapasitas menahan air media. Hasil penelitian menunjukkan penambahanamelioran (40% tanah dan 10% bahan organik) ke dalam media dasar pasir mampu meningkatkan daya hidup cemara udang sampai 78,3%. Penambahan tanah (20% dan 40%) ke dalam media dasar pasir mampumeningkatkan daya hidup cemara udang sebesar 60,83% dan 63,75%. Penambahan pupuk kandang 10% pada media dasar pasir mampu meningkatkan daya hidup cemara udang sebesar 65,55%, tetapi tidak berbeda pengaruhnya dengan penambahan pupuk kandang sebesar 30% dan 50%
INOKULASI GANDA Glomus sp. DAN Pisolithus arrhizus MENINGKATKAN PERTUMBUHAN BIBIT Eucalyptus pellita F. Muell Irianto, Ragil S. B. Irianto S. B. Irianto
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.892 KB)

Abstract

ABSTRAK Tanaman Eucalyptus pellita F. Muell dapat berasosiasi dengan dua jenis mikoriza, yaitu fungi mikoriza arbuskula dan fungi ektomikoriza. Tanaman ini  mulai ditanam untuk bahan baku pulp dan kertas oleh beberapa perusahaan hutan tanaman industri terutama di lahan-lahan marjinal di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Dalam situasi yang marjinal tersebut, fungi mikoriza arbuskula dan fungi ektomikoriza mempunyai peranan yang sangat nyata dalam meningkatkan pertumbuahn bibit di nurseri dan lebih lanjut akan membantu bibit tumbuh pada lahan yang marjinal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang besarnya pengaruh inokulasi fungi mikoriza arbuskula dan fungi ektomikoriza terhadap pertumbuhan bibit E. pellita umur tiga bulan di pesemaian. Penelitian ini dilakukan di pesemaian dengan  tanaman uji E. pellita yang diinokulasi dengan inokulan tunggal fungi mikoriza arbuskula jenis Glomus sp. dan inokulan ganda Glomus sp.  yang dicampur dengan fungi ektomikoriza jenis Pisolithus arrhizus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  inokulasi tunggal dapat  meningkatkan pertumbuhan tinggi,  diameter, berat  kering, serapan unsur N dan P  berturut-turut sebesar 13%, 13%,  40%, 32%, dan 82% dibandingkan dengan kontrol. Sedangkan perlakuan inokulasi ganda  antara Glomus sp. dan P. arrhizus dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi, diameter, berat kering, serapan unsur N dan P berturut-turut sebesar  41%, 41%, 80%, 64%, dan 155% dibandingkan dengan kontrol.
KESESUAIAN JENIS POHON PADA LAHAN KRITIS DI SUB DAS LESTI, JAWA TIMUR Pratiwi, Pratiwi; Hartoyo, Manjela Eko; Narendra, Budi Hadi; D, I Wayan Susi
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1647.426 KB)

Abstract

Keberhasilan penanaman pohon khususnya di lahan-lahan kritis, sangat ditentukan oleh berbagai faktor,seperti pemilihan jenis-jenis yang sesuai dengan kondisi biofisik daerah yang bersangkutan, tujuan usaha, cara penyiapan lahan dan sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data dan informasi tentang jenis-jenis pohon yang sesuai untuk lahan-lahan kritis di Sub DAS Lesti, Jawa Timur. Informasi ini dituangkan dalam peta kesesuaian tempat tumbuh jenis pohon yang diperoleh dengan mencocokkaninformasi persyaratan tempat tumbuh suatu jenis pohon terhadap peta kondisi tanah, topografi, iklim (curah hujan) dan peta tingkat kekritisan lahannya. Peta kesesuaian ini diharapkan dapat dipakai sebagai landasanuntuk menyusun perencanaan rehabilitasi lahan di Sub DAS Lesti berdasarkan prioritas tingkat kekritisannya.
UJI COBA PENANAMAN DUABANGA (Duabanga moluccana Blume) DENGAN SISTEM TUMPANGSARI DI RARUNG, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT UJI COBA PENANAMAN DUABANGA (Duabanga moluccana Blume) DENGAN SISTEM TUMPANGSARI DI RARUNG, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Surata, I Komang
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 4 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.944 KB)

Abstract

 ABSTRAK Duabanga (Duabanga moluccana Blume) merupakan hasil hutan kayu yang sangat  penting di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) karena mempunyai produksi dan nilai ekonomi yang cukup tinggi, jenis pohon cepat tumbuh, daur  pendek, dan  merupakan jenis endemik di  NTB. Dewasa ini  populasinya sudah semakin menurun karena eksploitasi yang dilakukan secara terus-menerus tanpa perhitungan, illegal logging, dan keberhasilan regenerasi yang masih rendah, baik melalui pengayaan di kawasan hutan bekas tebangan dan pembuatan  hutan  tanaman.  Oleh  karena  itu  untuk  pengembangan duabanga  perlu  dukungan  teknologi penanaman. Paket teknologi penanaman. yang telah dihasilkan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Bali dan Nusa Tenggara dalam skala kecil (riset) perlu diujicobakan dalam bentuk plot pengembangan yang lebih luas sebelum dipakai oleh pengguna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi hasil uji coba paket teknologi penanaman  duabanga  dalam skala yang lebih luas dengan sistem tumpangsari. Metode uji coba   menggunakan plot seluas lima ha. Penanaman duabanga dilakukan dengan menggunakan bibit umur enam bulan, jarak tanam 3 m x 3 m.   Penanaman dilakukan dalam  bentuk tiga plot model sistem tumpangsari antara lain  padi ladang (Oryza sativa L.), jagung (Zea mays L.) sampai umur dua tahun, dan talas (Colocasia esculenta (L.) Schott) sampai umur lebih dari tiga tahun. Pemeliharaan tanaman meliputi pemupukan NPK 120 g/pohon yang dilakukan dua kali yaitu pada umur tiga bulan dan satu tahun.  Penjarangan dilakukan dengan metode  penjarangan bebas yaitu pada umur empat tahun (jarak tanam menjadi 6 m x 6 m) dan  pada umur tujuh tahun (jarak tanam  menjadi 6 m x 9 m). Hasil   uji coba menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman duabanga pada umur 10 tahun setelah tanam dinilai cukup baik, dengan pertumbuhan rata-rata tinggi 15,35 m, diameter 31,28 cm, dan produksi volume kayu 131,56 m3/ha. Pertumbuhan tegakan duabanga setelah penjarangan mengalami pertambahan riap tinggi, diameter, dan produksi kayu.   Produksi   kayu-kayu hasil penjarangan tahun ke-4 sebesar 3,47 m3/ha dan tahun ke-7 sebesar 48 m3/ha. Sedangkan hasil rata-rata produksi  tanaman  tumpang sari padi ladang 762,7 kg/ha, jagung 1.216,85 kg/ha, dan talas 752,25 kg/ha. Penanaman duabanga dengan sistem tumpangsari menurunkan kandungan C-organik, N, dan P sampai  tahun ketiga dan meningkat  pada tahun kelima  dan ketujuh.
STUDI DAERAH RAWAN GANGGUAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU DAN DESA SEKITARNYA Nugroho, Agung Wahyu; Darwiati, Wida
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.444 KB)

Abstract

ABSTRAK Dalam mewujudkan sasaran pokok sebagai penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis flora dan fauna serta pemanfaatan pelestarian sumberdaya alam hayati dan ekosistem Taman Nasional Bromo Tengger Semeru  sering  mengalami berbagai  masalah. Salah satunya  adalah  gangguan dari  masyarakat khususnya di sekitar kawasan. Gangguan dan ancaman itu antara lain pencurian hasil hutan, perambahan lahan hutan, dan kebakaran hutan. Studi daerah rawan gangguan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi/ gambaran sebaran, jenis, dan tingkat kerawanan gangguan kawasan di Seksi Konservasi tentang Wilayah (SKW) II Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan desa sekitarnya. Data yang diambil adalah data sekunder yang meliputi sosial ekonomi, demografi, fisik desa sekitar kawasan, dan data gangguan kawasan per resort dalam laporan bulanan. Analisis data untuk mengetahui tingkat kerawanan dibagi menjadi dua, yaitu kerawanan potensial dan kerawanan nyata. Data yang didapatkan dianalisis dan dikonversikan dengan standar skoring. Berdasar identifikasi kerawanan potensial diketahui ada 17 desa sekitar kawasan SKW II yang termasuk desa riskan (risiko tinggi untuk menimbulkan gangguan kawasan) dan tiga desa termasuk desa rawan, yaitu Desa Sidomulyo (Kecamatan Pronojiwo), Desa Kandangan (Kecamatan Senduro), dan Desa Kandang Tepus (Kecamatan Senduro). Berdasar identifikasi kerawanan nyata, tingkat kerawanan kawasan termasuk riskan-rawan. Jenis gangguan antara lain meliputi: pencurian kayu, perambahan, dan kebakaran hutan. Penyebaran gangguan tersebar di seluruh resort, untuk Resort Ranu Pani perlu penanganan yang serius. Kegiatan penyuluhan, pembinaan masyarakat perlu diintensifkan secara berkala serta pelaksanaan operasi pengamanan dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh petugas taman nasional. 
PERILAKU TRENGGILING (Manis javanica Desmarest, 1822) DI PENANGKARAN PURWODADI, DELI SERDANG, SUMATERA UTARA Sawitri, Reny; Bismark, M.; Takandjandji, Mariana
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 3 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.362 KB)

Abstract

ABSTRAK Populasi trenggiling (Manis javanica Desmarest, 1822) di alam cenderung menurun akibat perburuan ilegal, sehingga perlu diantisipasi dengan penangkaran.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang terkait dengan perilaku trenggiling dalam upaya peningkatan keberhasilan penangkaran.  Metode yang digunakan adalah  wawancara dan  pengamatan langsung terhadap  perilaku  trenggiling.    Kandang  yang digunakan berukuran 2 m x 5 m x 2 m.   Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku yang dilakukan trenggiling dalam kandang adalah bergerak, tidur, makan, di mana perilaku bergerak yang dilakukan adalah aktivitas berjalan (3,51%), mendatangi pakan (2,72%), memanjat (2,23%), dan berdiri (0,64%).   Posisi perilaku tidur yang paling banyak dilakukan adalah melingkar (5,82%), terlentang (2,45%), dan memanjangkan tubuh (0,82%).   Perilaku   makan yang lebih banyak dilakukan adalah minum (3,44%), makan (2,79%), urinasi (1,53%), dan defekasi (1,4%).
PENILAIAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA AIR SUB DAS LUBUK PARAKU KOTA PADANG, SUMATERA BARAT Prananta, Rebecha; Dahlan, Endes N.; Rusdiana, Omo
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.305 KB)

Abstract

Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Lubuk Paraku ada di daerah hulu DAS Batang Arau dengan Sungai Lubuk Paraku sebagai sungai utama. Kawasan  ini terdiri dari dua tipe hutan : Taman Hutan Raya Dr. Mohammad Hatta dan Hutan Lindung Bukit Barisan I. Fungsi hidrologis yang baik adalah kemampuan suatu DAS dalam menjaga keseimbangan tata air untuk mencegah banjir pada musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau. Aktivitas manusia dapat mempengaruhi sifat fisik suatu DAS, diantaranya yaitu pengelolaan lahan yang muncul karena pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan teknologi. Hal tersebut terjadi karena kebutuhan manusia akan lahan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Hal yang sama terjadi juga pada Sub DAS Lubuk Paraku. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang bentuk pemanfaatan dan juga nilai ekonomi dari sumberdaya air Sub DAS Lubuk Paraku. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan analisis kuantitatif dan kualitatif. Jumlah debit air Sub DAS Lubuk Paraku yaitu 2,8 m³/detik yang dimanfaatkan untuk kebutuhan air rumah tangga, pertanian, pembangkit listrik dan industri. Nilai ekonomi sumberdaya air yang berasal dari Sungai Lubuk Paraku dengan pendekatan pasar adalah sebesar Rp 54.488.861.890/tahun dan dengan pendekatan Willingness to Pay (WTP) sebesar Rp 363.273.000/tahun
MODEL PERTUMBUHAN MATRIK TRANSISI UNTUK HUTAN ALAM BEKAS TEBANGAN DI KALIMANTAN TENGAH Krisnawati, Haruni; Suhendang, Endang; Parthama, I.B. Putera
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.323 KB)

Abstract

ABSTRAK Model-model pertumbuhan matriks transisi telah  disusun dari  data  hasil  pengukuran ulang petak ukur permanen yang dikumpulkan dari empat blok kawasan hutan bekas tebangan di Kalimantan Tengah. Pohon- pohon dalam setiap petak dikelompokkan ke dalam 13 kelas diameter dengan lebar kelas lima cm dari 10 sampai 72,5+ cm dan tiga kelompok jenis: komersial Dipterocarpaceae, komersial Non-Dipterocarpaceae, dan non-komersial. Di dalam model pertumbuhan matriks ini, jumlah pohon dalam tegakan dan jumlah pohon pada setiap kelas diameter dari suatu kelompok jenis dimodelkan sebagai fungsi dari waktu. Model- model yang tersusun terdiri atas tiga komponen, yaitu model alih tumbuh, tambah tumbuh, dan kematian. Hasil pendugaan model menunjukkan bahwa alih tumbuh suatu jenis dipengaruhi secara positif oleh jumlah pohon jenis yang bersangkutan dan secara negatif oleh luas bidang dasar tegakannya. Peluang transisi (tambah tumbuh) dan kematian pohon suatu jenis dipengaruhi oleh luas bidang dasar tegakan dan diameter pohon. Dugaan jumlah pohon pada setiap kelas diameter kemudian diuji dengan data aktual. Hasil pengujian dengan data aktual menunjukkan bahwa dugaan struktur tegakan (distribusi diameter) dalam enam tahun tidak berbias.
UJI COBA PERTUMBUHAN TIGA KELAS MUTU BIBIT MERANTI MERAH DI TIGA HAK PENGUSAHAAN HUTAN MODEL DI KALIMANTAN Suyana, Ayi
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.32 KB)

Abstract

Penelitian pertumbuhan tiga kelas mutu bibit dari tiga jenis meranti merah telah dilakukan di kawasan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) model, yaitu PT Sari Bumi Kusuma (SBK), PT IKANI, dan PT Erna Djuliawati di Kalimantan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang pertumbuhan dan persen hidup tiga kelas mutu bibit jenis meranti merah setelah satu tahun ditanam di lapangan dengan program silin(silvikukultur intensif).  Perlakuan terdiri atas tiga jenis meranti merah dan tiga kelas mutu bibit.  Rancangan percobaan yang digunakan adalah faktorial dalam pola acak lengkap berblok yang diulang sebanyak empatkali. Pada setiap perlakuan ditanam sebanyak 100 tanaman dengan jarak tanam 20 m x 2,5 m.  Jumlah tanaman yang diamati sebanyak 3.600 tanaman di PT SBK dan masing-masing 2.400 tanaman di PT IKANIdan PT Erna Djuliawati.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jenis, mutu bibit, interaksi antara jenis dan mutu bibit dan blok tidak berpengaruh nyata terhadap persentase hidup di kedua HPH (PT SBK danPT IKANI).  Di kedua HPH jenis dan mutu bibit memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter.  Jenis S. leprosula memiliki pertumbuhan tinggi dan diameter yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya masing-masing sebesar 146,6 cm dan 1,6 cm di PT SBK dan sebesar 87,48 cm dan 1,56 cm di PT IKANI. Mutu bibit satu memiliki pertumbuhan tinggi dan diameter lebih tinggi dibandingkan mutu bibit lainnya, masing-masing sebesar 142,6 cm dan 1,6 cm di PT SBK, sebesar 86,5 cm dan 0,8 cm di PT IKANI dan masing-masing sebesar 164,2 cm dan 1,6 cm di PT Erna Djuliawati.  Dengan demikian kelas mutu bibit satu dan dua untuk jenis S. leprosula dapat direkomendasikan menjadi standarisasi mutu bibit untuk ditanam dalam program silin (sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia  Intensif)
DAYA DUKUNG KAWASAN HUTAN BATURRADEN SEBAGAI HABITAT PENANGKARAN RUSA Garsetiasih, R
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 5 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.602 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian terhadap kawasan hutan Baturraden Petak 6d telah dilakukan dari bulan Juli 2005 sampai November 2006 untuk memperoleh informasi besarnya daya dukung  habitat penangkaran rusa. Pengamatan dilakukan pada aspek-aspek habitat seperti ketersediaan pakan (kualitas dan kuantitas), naungan, ruang, dan ketersediaan air.  Ketersediaan pakan ditentukan oleh  potensi tumbuhan bawahnya, sedangkan naungan ditentukan oleh potensi pohonnya. Potensi tumbuhan bawah diketahui melalui analisis vegetasi dengan menggunakan plot ukuran 1 m x 1 m, sedangkan potensi pohon yang berfungsi sebagai naungan  melalui pengukuran tinggi, diameter, dan jumlah pohon. Penentuan plot pertama dilakukan secara acak, plot selanjutnya secara sistematik, jumlah yang diamati sebanyak 20 plot, jarak antar plot 10 m. Dari hasil pengamatan  ditemukan  12  spesies  tumbuhan  bawah  sebagai  pakan  rusa  di  antaranya  pacing  (Costus speciasus Smith), kaliandra (Calliandra callothyrsus Benth.), dan rumput pait (Axonopus compressus L.) dengan masing-masing produktivitas secara berurutan yaitu 30,50 kg/ha/hari; 20,90kg/ha/hari; dan 13,50 kg/ha/hari. Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas tumbuhan pakan, diketahui bahwa Petak 6d kawasan hutan Baturraden dapat menyediakan pakan sebesar   95,50 kg/ha/hari dalam berat segar, atau dapat mendukung  rusa sebanyak 11,14 individu/ha atau untuk keseluruhan Petak 6d (6 ha) dapat menampung 56 individu jenis rusa timor (Cervus timorensis russa Mul. & Schl 1844) atau 111 individu rusa totol (Axis axis Erxleben 1777). 

Page 2 of 72 | Total Record : 716


Filter by Year

2004 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 17, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 15, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 14, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 10, No 3 (2013): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 10, No 3 (2013): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 10, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 4 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 4 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 3 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 3 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 4 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 4 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 3 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 3 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 4 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 4 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 3 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 3 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 5 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 5 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 4 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 4 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 3 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 3 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 6 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 6 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 5 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 5 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 4 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 4 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 3 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 3 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 5 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 4 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 3 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 2 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 1 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 6 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 5 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 4 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 3 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 1 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 1, No 1 (2004): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam More Issue