cover
Contact Name
Khairiah
Contact Email
khairiah@iainbengkulu.ac.id
Phone
+6285342358888
Journal Mail Official
nazarhusain80@gmail.com
Editorial Address
LP2M IAIN Sultan Amai Gorontalo jl. Gelatik no1 Kota Utara, kota Gorontalo Provinsi Gorontalo, Indonesia.
Location
Kota gorontalo,
Gorontalo
INDONESIA
Al-Ulum
ISSN : 14120534     EISSN : 24428213     DOI : https://doi.org/10.30603/au.v19i2.1051
Core Subject : Religion, Economy,
Al-Ulum adalah jurnal yang terbit berkala pada bulan Juni dan Desember, ditelaah dan direview oleh para ahli dalam bidangnya, diterbitkan oleh lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, Indonesia ISSN 1412-0534 E-ISSN 2442-8213 Al-Ulum telah diakreditasi dengan peringkat B oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Keputusan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 53/DIKTI/Kep/2013 untuk periode 2013-2018. Sekarang, AL-Ulum telah terakreditasi sistem online dengan peringkat “Sinta 2” untuk periode 2018-2022 oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi SK No. 21/E/KPT/2018.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 472 Documents
PERANG SALIB DALAM BINGKAI SEJARAH Syukur, Syamzan
Al-Ulum Vol 11, No 1 (2011): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1189.483 KB)

Abstract

Crusade represents the war that happened between Muslims and Cristians in the past. This fight  is called Crusade, which is by Cristian people  referred as holy  war,  because the expedition of Christian military hence the Cross sign as unifier attribute and  as holy war symbol in attacking to Islamic world. According to writer analysis, the magnifier of Cristian people is understood thouroghly as religious emotion of the Cristian people. With the the Cross sign symbol, they would easily inspired the religious emotion of Cristian people. Provenly, in three period of attacks, some Cristians took a great participation in the the war. In a period of that war, winning and fail was coming exchangeably between the legion of Islam and Cristian people. -----------------------Perang Salib merupakan peperangan yang pernah terjadi antara orang-orang Muslim dan Kristen pada masa lalu. Perang tersebut disebut “Perang Salib”, yang diklaim orang Kristen sebagai perang suci karena ekspedisi militer Kristen maka tanda Salib sebagi atribut pemersatu dan sebagai symbol perang suci dalam menyerang dunia Islam. Menurut analisa penulis, penanda besar yang dipakai orang Kristen sepenuhnya dipahami sebagai emosi keagamaan masyarakat Kristen. Dengan simbol Salib, orang Kristen akan memahami sesama orang Kristen. Terbukti selama tiga periode peperangan itu, orang-orang Kristen dan orang-orang Islam menagn dan kalah silih berganti di antara dua kelompok tersebut.
KESETARAAN GENDER DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HUKUM ISLAM Suhra, Sarifa
Al-Ulum Vol 13, No 2 (2013): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.068 KB)

Abstract

Tulisan ini menegaskan keadilan dan kesetaraan dalam perspektif Al-Qur’an dan Hadis. Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi nilai keadilan dan persamaan mengandung prinsip-prinsip kesetaraan. Laki-laki dan Perempuan sama-sama sebagai hamba, khalifah di bumi, dan menerima perjanjian primordial. Adam dan Hawa sama-sama aktif dalam drama kosmis. Laki-laki dan perempuan berpotensi untuk meraih prestasi optimal. Implementasi kesetaraan gender perspektif al-Qur’an melahirkan adanya transformasi hukum Islam yang bertalian dengan isu kesetaraan. Relasi di bidang profesi, seperti adanya hakim perempuan serta memicu lahirnya produk hukum yang berpespektif kesetaraan dan keadilan gender.  -------------------------In this paper, the writer emphasises justice and equality in the perspective of the Quran and the Hadith. Islam as a religion holds the values of justice and equality contains the principles of equality. Both men and women are equally as worshippers of Allah; men and women alike as the leaders on this earth; they alike receive primordial covenant. It is believed that Adam and Eve were both active in the cosmic drama, men and women have the potential to achieve optimal performance. The implementation of the gender equality based on the perspective of the Quran in Islamic law leads to the transformation of Islamic law relating to the issues of the relation of equality between men and women. It is also within professional fields such as the female judge whose produce the legal products based on gender equality .
PENDIDIKAN KARAKTER BERWAWASAN LINGKUNGAN DI GORONTALO Tohopi, Ridwan
Al-Ulum Vol 14, No 1 (2014): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1261.366 KB)

Abstract

Tulisan ini membahas pendidikan karakter berwawasan lingkungan di taman laut Nasional Olele Gorontalo. Realitas sosial di taman laut tersebut menunjukkan adanya pencemaran limbah tinja. Penanganan secara intelektual sudah diupayakan, namun secara moral-spiritual belum diperhatikan dan dikembangkan. Oleh sebab itu, penanggulangannya  perlu dilakukan  melalui pendidikan karakter, dengan cara menghimpun dan merangkai sejumlah  prinsip, nilai, norma, ketentuan hukum dan ajaran agama. Kondisi ini mendorong penulis menggunakan metode survei snowbowling sample, yaitu mempelajari fenomena tentang  upaya penanggulangan pencemaran limbah tinja di kawasan itu  melalui pendidikan karakter berwawasan lingkungan. Terdapat tiga pilar utama pendidikan karakter yaitu; amar ma’ruf, nahi munkar dan tu’minuna bilah. Nilai-nilai inilah yang harus menjadi landasan rasionalitas moral untuk membangun kesadaran masyarakat. Manusia sebagai makhluk  yang paling tinggi derajatnya, memiliki akal pikiran seharusnya menjaga laut dan tetap melestarikannya, bukan merusak atau hanya mengambil keuntungan tanpa memikirkan akibatnya di masa datang.      ----------------This paper discusses about environementally-base on educational character in the National Olele Gorontalo, a national sea-park. Social reality in the seapark environment indicate that there is  excrement pollution. Actually, the problem has been handling intelectually, but it was failure because not resemble with moral-spiritual care.  Therefore, solution of the problem should be done through educational character by gathering and combining some principles, values, norms, law regulations and  religeous  teachings. This condition encourages the writer to use the method of snowbowling sample survey. That is to study the phenomena on the effort to overcome the excrement pollution in the sea park, through educational character based on environmental perspective. There are three main pillar of educational character; namely, amar ma’ruf, nahi munkar and tu’minuna bil-Allah. These three main values should become fundamental moral rationality to build society’s awareness to their environment. Human, as a the highest quality creature; who have logic and thought, should keep and preserve the sea, not to destroy it or just take advantages from it without taking potential risks into account in the future.
PENGUATAN IDENTITAS DAYAK MUSLIM KATAB KEBAHAN Prasojo, Zaenuddin Hudi
Al-Ulum Vol 12, No 2 (2012): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.109 KB)

Abstract

Masyarakat etnis Dayak Katab Kebahan telah terbukti merespon masuknya Globalisasi dengan tidak hanya menjadi obyek yang pasif tetapi juga berperan aktif memanfaatkan pengaruh globalisasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka dalam kehidupan modern yang semakin besar tantangannya. Pemekaran wilayah menjadi kunci dinamika baru munculnya fenomena ini. Tulisan ini menyajikan beberapa kesimpulan dari hasil analisis data yang cermat. Menguatnya identitas Dayak Katab Kebahan didorong oleh perubahan sosial yang meliputi aspek politik, ekonomi, pendidikan, dan budaya lokal. Munculnya fenomena otonomi daerah dan pemekaran wilayah sehingga terbentuknya Kabupaten Melawi pada tahun 1994 menjadi salah satu faktor yang paling penting dalam penguatan identitas lokal.--------------------The globalization has been influential to not only those living in urban area but also those living in hinterland such as the Katab Kebahan Dayak of Melawi District in West Kalimantan. The community members, in fact, have actively engaged with the modernization to support their needs in daily life. Moreover, the Pemekaran Wilayah (the making of a new territory for a District) of Kabupaten Melawi has prompted social changes in the region and promoted social interactions among ethnic groups in the society. Politics of identity has shown to grow. In addition, many aspects of social changes including politics, education, economics and local culture have become influential to the growing of ethic awareness. The Katab Kebahan Dayak identity is a confirmation of the growing of ethnic awareness in the region.
ISLAMIC FUNDAMENTALISM AS A SIGNIFIER OF THE SIXTH PHASE OF GLOBALIZATION Basri, Mohammad Hasan
Al-Ulum Vol 11, No 2 (2011): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini mengkaji fundamentalisme Islam melalui perspektif historis pada globalisasi yang ditawarkan oleh Roland Robertson, teori tentang fundamentalisme Islam dan hubungannya dengan keterlibatan pemuda di Indonesia. Secara teori fundamentalisme Islam dibagi menajdi dua: Pertama adalah “kesinambungan dan perubahan”, perkembangan fundamentalisme dalam Islam adalah baik kontinuitas dan juga perubahan dalam sejarah Islam. Teori kedua adalah “tantangan dan kesempatan”. Asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa krisis di negara muslim modern sosial, politik, dan budaya memperkuat gerakan fundamentalisme Islam. Maju teknologi dalam komunikasi, informasi, dan jaringan transportasi negara di seluruh dunia; berbagai acara, kejadian, dan fenomena akan menyebar dengan cepat dari satu negara ke negara lain. ---------------------This article examines Islamic fundamentalism through a historical perspective on globalization offered by Roland Robertson, the theory of Islamic fundamentalism and its relation to the involvement of youth in Indonesia. In theory, Islamic fundamentalism is divided into two classifications. First is the "continuity and change", the development of fundamentalism in Islam is both continuity and change in Islamic history. The second theory is the "challenges and opportunities". The basic assumption of this theory is that the crisis in the modern Muslim world, accumulation social, political, and cultural are consider the main factors influence Islamic fundamentalism. Advanced technology in communications, information, and the countrys transportation networks around the world; variety of shows, events, and the phenomenon will spread rapidly from one country to another. 
PEMIKIRAN DAN PERJUANGAN ALI SYARI’ATI Mashadi, Mashadi
Al-Ulum Vol 11, No 1 (2011): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.068 KB)

Abstract

Ali Syari’ati adalah  seorang ilmuan kaliber dunia dan berpikiran cemerlang. Ia berpendirian bahwa Islam mempunyai sifat yang sangat prinsipil dan rasional. Oleh karena itu, Islam mesti dipandang sebagai suatu mazhab ideologi, bukan sebagai suatu kebudayaan atau kumpulan ilmu. Ia menampilkan dan memperkenalkan ajarannya dengan apa yang diistilahkan sebagai teologi pembebasan yang menggabungkan antara penafsiran-penafsiran kembali atas keyakinan Islam dan pemikiran sosio-politik modern. Disamping itu, ia juga menaruh minat pada masalah humanisme. la menjelaskan secara detail dan panjang lebar tentang masalah ini, baik menurut pandangan tokoh barat maupun intelektual dari timur. la mengatakan bahwa dewasa ini kita menghadapi empat macam aliran intelektual yang menyatakan dirinya mewakili humanisme, yaitu liberalisme barat, marxisme, eksistensialisme, dan agama.  -----------------------Ali Syariati is a world-class and brilliant scientist. He argued that Islam has a very principled nature and rational. Therefore, Islam must be considered as a school of ideology, not as a culture or collection of science. He displayed and introduced his teachings with what is termed as a liberation theology that combines re-interpretations of Islamic beliefs and socio-modern political thought. In addition, he also took an interest in the issue of humanism. He explained in detail and at length about this issue, both in the view of western leaders and intellectuals from the east. He said that today we face four different intellectual streams that states he represents humanism, namely western liberalism, Marxism, existentialism, and religion.
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT TOWANI TOLOTANG DI KABUPATEN SIDENREN RAPPANG Rusli, Muh.
Al-Ulum Vol 12, No 2 (2012): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aspek-aspek kearifan lokal masyarakat Towani Tolotang dapat diklasifikasi dalam tiga hal namun dapat termanifestasikan dalam suatu konsep “Perrinyameng”. Hubungan kepada Tuhan mengandung nilai ketaatan kepada Dewata Seuwae sekaligus penghormatan kepada Wa’ sebagai pemimpin. Kemudian hubungan kepada sesama manusia mengandung nilai kebersamaan, kedamaian, kepekaan sosial, keadilan dan lain sebagainya. Adapun nilai hubungan kepada alam ialah melestarikan alam untuk kepentingan manusia Kearifan tersebut sangat besar implikasinya bagi kehidupan masyarakat Towani Tolotang, meskipun tidak seluruhnya mampu menerapkan nilai-nilai kearifan tersebut. Belajar dari kearifan lokal masyarakat Towani Tolotang, terdapat gagasan alternatif solusi konflik di Indonesia, yakni Perrinyameng yang dapat dimaknai sebagai kemauan untuk bekerja keras, penghargaan yang tinggi terhadap sesama manusia, serta kepekaan sosial yang tinggi terhadap nasib sesama manusia. Konsep tersebut memiliki relevansi bila diitegrasikan dengan nilai keislaman.  --------------------------The aspects of local wisdom of Towani Tolotang society can be classified by three aspects, but it could be manifested in concept “Perrinyameng”. Relation to the God, it includes the value of loyalty to Dewata Seuwae and respect to Wa’ as the leader at once. Relation to humanity includes the value of togetherness, peace, social sensitivity, justice and others. Where as, the value of relation to nature is saving nature for human intention. The three given relations of local wisdom implicate greater for lives of Towani Tolotang society, although not all of them is able to apply that value. Studying from local wisdom of Towani Tolotang society, found alternative ideas for conflict solution in Indonesia, “Perrinyameng” to be meant is the will for serious working, highly respected to the human beings, and widely social sensitivity for human’s destiny. This given concept has relevance if it is integrated with values of Islam. “Perrinyameng” is one of the most idealistic concepts to be applicable in handling Indonesia conflicts.  
RELASI ISLAM DAN HINDU PERSPEKTIF MASYARAKAT BALI Suwindia, I Gede; Machasin, Machasin; Parimartha, I Gede
Al-Ulum Vol 12, No 1 (2012): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.2 KB)

Abstract

Tulisan ini mengangkat masalah relasi antara komunitas Islam dan Hindu yang secara umum ada di Bali. Hanya saja dalam rangka kepentingan metodologis dibatasi pada komunitas Islam dan Hindu di tiga daerah yaitu: Denpasar, Karangasem dan Singaraja. Relasi Islam dan Hindu di Bali pada dasarnya diperkuat pada tatanan budaya Bali yang berkembang dan terus lestari hingga saat ini. Peranan geneologis yang terjadi akibat perkawinan antar keluarga di masa lalu menjadi tali penguat relasi dimaksud. Peranan raja-raja di masa lalu dan generasinya hingga saat ini juga memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap kehidupan harmonis Islam dan Hindu yang ada di Bali. Pemerintah daerah lewat Forum Kerukunan Antar Umat Beragama dan Kementerian Agama memberikan media yang lebih besar setelah masa reformasi, sehingga relasi semakin baik dan menempatkan kearifan local sebagai salah satu fondasinya.----------------------- This article explores the problem of relations between Mulsim and Hindu community in Bali. Methodologically, it consisted of three regions: Denpasar, Karangasem and Singaraja. Basically, the relation between Islam and Hindu in Bali has been strengthened by the Bali’s local culture which still continues to develop and exist until today. Genealogical relations due to marriage among families in the past and their generation’s nowadays also contribute significantly to the living harmony among Hindus and Muslims in Bali. Too, local governments trough Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (Religion Followers Forum) and the Ministry of Religious Affairs facilitate wider medium of dialogues after the Reformasi era; therefore, relation among them remains constructive and puts forward local wisdom as the basis.
TAFSIR KONTEKSTUAL BERWAWASAN GENDER (Eksplorasi, Kritik dan Rekonstruksi) Faisal, Ahmad
Al-Ulum Vol 13, No 2 (2013): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.424 KB)

Abstract

Tafsir tentang relasi gender dalam Islam berkembang menjadi varian-varian yang beragam, meskipun bersumber dari referensi yang sama, yakni al-Qur’an dan Hadis. Salah satu faktor penting yang mendorong keragaman tersebut adalah perbedaan perspektif tentang disertakannya pertimbangan kontekstual dalam melakukan penafsiran. Bagi mufassir yang menyetujuinya memandang bahwa elemen-elemen historis dan sosiologis harus dijadikan pertimbangan dalam menafsirkan ayat. Jika elemen itu diabaikan, maka tafsir yang muncul akan mengandung bias. Namun demikian, masih diperlukan kerja keras untuk mensosialisasikannya secara komperehensif, sekaligus merespon setiap keberatan dan kritik tajam yang dilontarkan berbagai kalangan. Upaya tersebut mencakup pengembangan konsep metodologi yang lebih komprehensif sekaligus mengintegrasikan pendekatan-pendekatan studi Islam ke dalam bangunan pemikiran metodologisnya. ---------------------Although it is from the same reference of sources, the Qur’an and the Haditz, tafsir of gender relation in Islam constanly growing into various kinds. Among many important factors that forces the diversity is the different perspectives about involved contextual consideration in the tafsir processes. For many exegesists (mufassir) to approve it, the elements of historical and sosiological must be considerated in analyzed. If the elements are neglected then it may lead to bias and its result will be fragmented. Nonetheles, it still needs many efforts to sosializating it in more comprehensive and also to respond to any objections and outspoken critics from the society. The efforts also include to improve the methodological concept which are considered more comprehensive which integrate many approaches in Islamic Studies into main frame of methodological thought.
PENDIDIKAN KARAKTER DAN BAHASA Pantu, Ayuba; Luneto, Buhari
Al-Ulum Vol 14, No 1 (2014): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.293 KB)

Abstract

Tulisan ini menggambarkan bagaimana kaitan antara pendidikan karakter dan pendidikan bahasa. Pendidikan karakter merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kemerosotan moral khususnya di kalangan remaja (siswa). Pendidikan karakter berkaitan erat dengan pendidikan bahasa, sebab sebagian nilai-nilai karakter terdapat dalam pendidikan bahasa. Sekolah berperan penting sebagai wahana memperteguh karakter dan nilai budaya bangsa. Pendidikan bahasa termasuk sastra merupakan salah satu wahana untuk membentuk karakter siswa, dengan kata lain, memiliki peran dalam pembentukan karakter. Dalam pembelajaran bahasa dan sastra perlu dioptimalkan baik strategi, metode, media, serta bahan ajar yang bermuatan nilai pendidikan dan kebajikan sehingga membentuk karakter peserta didik. Pendidikan bahasa bukan hanya tugas dan tanggung jawab guru bahasa, melainkan tanggung jawab semua guru bidang studi karena semua guru pasti menggunakan bahasa. Satu hal yang paling penting adalah meningkatkan kegemaran  membaca bagi siswa yang merupakan kunci keberhasilan pendidikan. ------------------------This paper describes the link between educational character and language education. Educational character is an important solution to overcome the moral decline, among young people (especially students). Educational character is closely related to language education, because some of the values of the character contained in the language education. Schools play an important role as a vehicle for character building and reinforce the cultural values of the nation. Language education, including literary, is one vehicle for shaping the character of students. In other words, it has a role in the formation of character. In learning the language and literature,  strategies, methods, media, and teaching materials need to be optimized to form the character of students. Yet, language education is not only the duty and responsibility of the language teacher, but the responsibility of all teachers because all the teachers definitely use language. Thus, the most important thing to do is to increase students reading ability which is a key to success.

Page 3 of 48 | Total Record : 472