cover
Contact Name
Dr. Achmad Amzeri, SP. MP.
Contact Email
-
Phone
+6285231168649
Journal Mail Official
agrovigor@trunojoyo.ac.id
Editorial Address
Department of Agroecotechnology, Faculty of Agriculture University of Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang PO BOX 2, Kamal - Bangkalan 69162
Location
Kab. pamekasan,
Jawa timur
INDONESIA
Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi
ISSN : 1979577     EISSN : 24770353     DOI : https://doi.org/10.21107/agrovigor
Core Subject : Agriculture,
Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi is a scientific paper in the field of science Agroecotechnology which include: plant science, soil science, plant breeding, pest and plant diseases.
Articles 291 Documents
Efek Perlakuan Pembungkusan Terhadap Kualitas Buah Juwet Eko Setiawan
Agrovigor Vol 11, No 2 (2018): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.246 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v11i2.4926

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas buah juwet (Syzygium cumini) akibat pembungkusan. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, pada September-November 2016, dengan menggunakan pohon juwet umur 30 tahun. Penelitian disusun menggunakan rancangan acak lengkap dengan faktor tunggal yaitu pemberian sungkup dan diulang sebanyak dua puluh kali. Hasil penelitian menunjukkan kandungan gula pada buah juwet yang tidak dibungkus berkisar antara 12.5-14.5 °Brix lebih rendah dari pada buah yang dibungkus yang berkisar antara 15.5-16.5 °Brix. Kandungan anthocyanin buah pada minggu menjelang panen mengalami penurunan. Kandungan daging buah tertinggi dihasilkan oleh perlakuan diberi sungkup daripada buah tanpa sungkup dengan nilai masing-masing 6.58 g dan 6.30 g. Rasio daging buah dan biji tertinggi dihasilkan oleh buah disungkup dengan nilai 5.10.
Pengaruh ZPT terhadap Kualitas Buah Manggis Juanasri Juanasri; Roedhy Poerwanto
Agrovigor Vol 1, No 1 (2008): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.277 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v1i1.229

Abstract

The objectives of this experiment was to examine the influence of polyamine, gibberellin and harvesting times to inhibit ripening process and to maintain the postharvest quality on mangosteen. The method applied was a randomized block design with two factors and three replications. First factor was harvesting time consisting of 14, 15 and 15 weeks after anthesis. Second factor is chemical concentration consisting of control (aquadest), GA3 (150, 200, 250 mg/l), polyamine (0,3; 1 and 3 mM). The result showed that spermidine application at 1 mM was more effective to maintain the postharvest quality of mangosteen, the fruit remained soft and the climacteric peak was longer than that of control. Gibberellin application showed unsightly result compared to control. Mangosteen fruits with harvesting time of 15 and 16 weeks after anthesis had better performance than those of harvesting at 14 weeks after anthesis, the fruit has remained soft and the weight loss was less.
Pembibitan Kentang Hitam (Solanum rotundifolius) dengan Pemberian PGPR Indigen Ernata Dian Pratika; Alfariza Alfariza; Fathul Abib; Sriwulan Sriwulan
Agrovigor Vol 13, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.624 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i1.5841

Abstract

Kentang hitam (Solanum rotundifolius) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang berpotensi sebagai sumber pangan alternatif. Hal ini dikarenakan tanaman ini memiliki kandungan karbohidrat tinggi dan berbagai kandungan gizi penting lainnya. Upaya perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan melalui umbi, stek pucuk, maupun teknologi kultur jaringan. Namun yang umum dilakukan oleh petani adalah dengan menggunakan stek pucuk. Stek pucuk tanaman kentang hitam yang ditanam diperoleh dari hasil pembibitan umbi kentang itu sendiri. Umumnya pembibitan umbi kentang membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Waktu ini relatif cukup lama, sehingga dilakukan upaya untuk mempercepat proses pembibitan ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan PGPR. PGPR merupakan kelompok bakteri rhizosfer yang memiliki potensi sebagai biofertilizer, biostimulan, dan biopretektan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembibitan umbi kentang hitam yang diperlakukan dengan PGPR. Sedangkan prosedur dalam penelitian ini meliputi pembuatan bibit PGPR dan pengenceran PGPR dengan dosis 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%, dan penanaman umbi kentang hitam yang telah direndam dengan PGPR sesuai perlakuan, dan dilakukan penyiraman PGPR sesuai doses pada umbi yang ditanam. Parameter yang diamati adalah tinggi tunas, jumlah daun, dan jumlah mata tunas. Pengamatan dilakukan selama 30 hari. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian PGPR berpengaruh terhadap pembibitan umbi kentang hitam berdasarkan parameter tinggi tunas dan jumlah daun. Dimana, dosis 25% memberikan rerata pertumbuhan bibit kentang hitam yang paling baik.
Produktivitas Tanaman Rambutan (Nephelium lappaceum L.) Lahan Pekarangan Kabupaten Bangkalan Ahmad Arsyadmunir; Abdul Ghofur
Agrovigor Vol 12, No 1 (2019): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.065 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v12i1.5209

Abstract

Pekarangan  merupakan tanah yang terletak di sekitar rumah. dengan batas pemilikan yang jelas potensial untuk produksi pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan dan pola tanam lahan pekarangan serta  mengetahui hasil produksi tanaman rambutan (Nephelium lappaceum L.) di Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Juli 2018. Penelitian ini dilakukan pada 3 (tiga) desa di kecamatan Socah kabupaten Bangkalan. Lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling yaitu berdasarkan lahan pekarangan yang ditanami tanaman rambutan. Penentuan informan atau narasumber menggunakan  teknik snowball sampling. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Masyarakat di Kecamatan Socah  memanfaatkan lahan pekarangannya dengan ditanami beberapa tanaman buah tahunan. Sistem pola tanam yang dilakukan adalah secara tumpang sari antara tanaman rambutan, mangga, salak, sawo, dengan jarak tanam  rata-rata 6 m antar tanaman. Rata-rata produktivitas tanaman rambutan pada lahan pekarangan di Kecamatan Socah tertinggi secara berurutan yaitu desa Jaddih 29.97 (kw/ph), desa Keleyan 26.45 (kw/ph), dan desa Bilaporah 22.86 (kw/ph).
Sifat Kegenjahan dan Toleran Kekeringan Beberapa Galur Padi sebagai Calon tetua Yuniati P. Munarso
Agrovigor Vol 3, No 2 (2010): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.005 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v3i2.265

Abstract

An experiment to evaluate the dwarfness and the drought tolerance of 97 rice varieties/lines, collected from various source institutes surround West Java has been executed at Muara Research Station, Bogor in 2009. Any varieties/lines could be stated as drwarf when it has harvest time of 90 – 104 days. Meanwhile, it could be stated as drought tolerance when the line was scored 1 (tip of the leaves dryied) and has growth recovery respons of more than 90%. The dwarfness test showed that the tested varieties/lines had a varied 50% flowering time, ranging from 58-104 days after seeding (DAS). Amount of 29 out of 97 lines/varieties could be classified as very dwarf lines/varieties, with 50% flowering time of 67-79 DAS. This means that those lines/varieties could be harvested at the age of 92-104 DAS. However, those lines/varieties were also identified to have various performance score, i.e. ranging from 1-7. Several lines/varieties with good dwarf ness characteristic are OM AS996 (76 DAS; PAcp 1), OM CS2000 (73 DAS, PAcp 3), MUDGO (67 DAS;PAcp 7), dan OM 1490 (76 DAS, PAcp 3). Two lines/varieties (OM 1490 and B11742-RS*2-3-MR-34-1-1-3) was identified to be the most drought tolerance lines. Meanwhile, 11 lines/varieties were graded as tolerance to drought  lines, with ability of growth recovery 90%. They were Sensari, Goarsail, OM 4498, OM 2395, B11742-RS*2-3-MR-34-1-1-4, S4616, OM 2514, Meraoke, Mira-1, Bestari, and B11742-RS*2-3-MR-34-1-4-3. Based on those tests, it was found that rice lines of OM 1490, OM 4498, OM 2395, B11742-RS*2-3-MR-34-1-1-3, B11742-RS*2-3-MR-34-1-1-4, and B11742-RS*2-3-MR-34-1-4-3 were the most suitable parental lines in the development of such rice varieties.
Nematoda Parasit pada Seledri (Apium Graveolens L.) dan Pengendaliannya Menggunakan Bakteri Endofit Secara In Vitro Fitrianingrum Kurniawati; Neng Tipa Nursipa; Abdul Munif
Agrovigor Vol 13, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.242 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i1.6304

Abstract

Nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) merupakan salah satu patogen penyebab penyakit pada seledri. Pengendalian nematoda puru akar menggunakan bakteri endofit merupakan salah satu alternatif pengendalian yang dapat dipertimbangkan. Tujuan dari penelitian ini mengidentifikasi nematoda puru akar yang berasosiasi dengan tanaman seledri di Desa Cikole, Cihideung, dan Ciputri serta pengendaliannya menggunakan bakteri endofit. Ekstraksi nematoda menggunakan metode flotasi-sentrifugasi dan pengabutan. Identifikasi nematoda berdasarkan karakteristik morfologi, dan karakter pola perineal nematoda betina. Bakteri endofit diisolasi dari tanaman kenikir. Bakteri endofit yang didapatkan selanjutnya di uji hipersensitif, uji aktivitas hemolisis dan uji in vitro. Empat spesies nematoda puru akar, yaitu M. incognita, M. arenaria, M. javanica dan M. hapla teridentifikasi berdasarkan karakter pola perineal. Sebanyak 11 isolat menunjukkan reaksi negatif uji hipersensitif dan uji aktivitas hemolisis. Isolat dengan kode EB45, EB48, EB28, EB13, EB49 merupakan isolat dengan jumlah mortalitas nematoda terbanyak dengan persentase berturut-turut 53,74%, 51,41%, 49,45%, 47,71%, dan 47,69% pada 12 jam setelah perlakuan pada uji in vitro.
Evaluasi Status Degradasi Lahan Dataran Tinggi Akibat Produksi Biomasa Di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur Purwadi Purwadi; Siswanto Siswanto
Agrovigor Vol 13, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.305 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i1.5837

Abstract

Berdasarkan informasi awal dari Balai Lingkungan Hidup (BLH) kabupaten Probolinggo, di wilayah tersebut telah mengalami degradasi lahan karena  alih fungsi dari lahan, penggunaan lahan yang curam dan tata guna lahan yang kurang tepat, menyebabkan erosi, sedimentasi dan pendangkalan sungai.  Hal tersebut menyebabkan banjir serta degradasi kesuburan tanah, lahan menjadi kritis, akhirnya produksi pertanian menurun dan mengurangi pendapatan petani. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi status degradasi lahan akibat produksi biomasa sebagai akibat alih fungsi lahan dari penggunaan lahan berupa hutan menjadi budidaya tanaman secara intensif. Lokasi penelitian di wilayah dataran tinggi   meliputi kecamatan : Gading, Tiris, Kuripan, Krucil, Sukapura, Lumbang dan Sumber.  Metode penelitian menggunakan studi kasus, sebagai obyek lahan berdasarkan survey skala semi detail dengan perbandingan 1:50.000. Lokasi pengambilan sampel tanah dipilih berdasarkan overlay beberapa peta tematik guna memperoleh gambaran tentang areal yang berpotensi mengalami kerusakan lahan. Pengambilan data  meliputi (1) Identifikasi kondisi awal tanah dilakukan melalui inventarisasi data sekunder dan/atau data primer (2) Analisa sifat-sifat dasar tanah, di laboratorium meliputi sifat fisik, kimia dan biologi tanah, (3) Penggunaan lahan terkait dengan penutupan lahan, (4) Evaluasi  status kerusakan tanah. Kesimpulan dari penelitian, status kerusan tanah tergolong rusak ringan meliputi kecamatan Tiris dan Kuripan dengan faktor pembatas: komposisi fraksi pasir dan koloid (f), permeabilitas, dan redoks (r). Sedangkan yang tergolong rusak sedang meliputi kecamatan: Sumber, Sukapura, Lumbang, Krucil, dan Gading.  Faktor pembatas: komposisi fraksi pasir dan koloid (f), (b), Berat Isi (b), Porositas Total (v).
Kelimpahan, Biologi, dan Kemampuan Pemangsaan Oligota sp. (Coleoptera: Staphylinidae), Kumbang Predator Tungau pada Tanaman Ubikayu Widyantoro Cahyo Setiawan; Sugeng Santoso
Agrovigor Vol 12, No 1 (2019): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.502 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v12i1.5090

Abstract

Pengendalian hayati dilakukan untuk mengendalikan tungau salah satunya dengan agen hayati seperti serangga predator. Penelitian ini bertujuan memberikan informasi tentang kelimpahan, biologi, dan potensi pemangsaan kumbang predator tungau Oligota sp. pada tanaman ubi kayu. Tungau dan kumbang Oligota sp. yang diperoleh dilapang dipelihara sampai menghasilkan telur dan diamati setiap perkembangan stadianya. Pengujian predasi kumbang predator dilakukan menggunakan larva instar 3 kumbang Oligota sp. dengan cara dimasukkan kedalam cawan dan diberi tungau dengan perlakuan sebanyak 5, 10, 15, 20, dan 25 imago tungau. Pengamatan dilakukan selama 3 jam, 6 jam, dan 24 jam dilakukan dengan 10 kali ulangan. Kumbang ini memiliki siklus hidup dari telur sampai mati pada imago jantan rata-rata selama 36.021 hari, sedangkan betina 37.774 hari. Rata-rata dari telur yang dihasilkan semua pasangan sebanyak 22.923 telur. Kumbang Oligota sp. memiliki kemampuan predasi memangsa tungau dalam sehari rata-rata sebanyak 18 ekor. Predator tungau yang paling banyak ditemukan dilapang yaitu tungau predator. Kata kunci: biologi, kelimpahan, kumbang predator, tungau.
Habitus dan Pencirian Tanaman Cabe Jamu (Piper retrofractum Vahl.) Spesifik Madura Amin Zuchri
Agrovigor Vol 1, No 1 (2008): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.177 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v1i1.230

Abstract

Setiap tumbuhan/tanaman memiliki habitus dan karakter tersendiri dalam lingkungan tumbuh di mana tumbuhan/tanaman tersebut berada. Sehingga perbedaan kondisi lingkungan tersebut dimungkinkan timbulnya suatu penciria tertentu.  Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahu habitus dan pencirian tanaman cabe jamu madura.  Penelitian bersifat diskriptif, yang mengamati sifat tanaman dalam pertumbuhan dalam lingkungannya dan ciri-ciri yang terdapat pada tanaman tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ternyata pertumbuhan (habitus) cabe jamu spesifik madura memanjat pepohonan, dan merambat dibebatuan/hamparan tanah.  Pencirian lain tanaman ini, ialah: akar dibedakan akar dalam tanah dan akar rekat (pada permukaan tanah/batu/pohon.  Daun dibedakan, daun pada  sulur cacing/awal pertumbuhan dari biji, berhelai daun kecil dengan lekukan pangkal daun menjorok ke dalam, sedang helai daun pada cabang produktif (sulur plagiotrop) lebih lebar dengan lekukan pangkal daun agak tumpul dan tidak semetri, permukaan daun halus/licin, ujung runcing, tepi lurus melengkung tidak bergerigi.  Bentuk bunga dalam bulir dan buah bundar lonjong mengecil ke atas, di dalamnya terdapat sejumlah biji dan terasa pedas (senyawa piperin).
Pengaruh Pupuk Lengkap Berpelepasan Hara Lambat (Slow Release Fertilizer) terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis var. microcarpa Lour) Dwi Kurnila Sari; Sutopo Sutopo; Slamet Supriyadi
Agrovigor Vol 13, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.93 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i1.5884

Abstract

Jeruk siam (Citrus nobilis var. microcarpa Lour) merupakan salah satu komoditas buah yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Produksi jeruk siam dapat ditingkatkan, salah satu caranya dengan memenuhi kebutuhan nutrisi,baik makro maupun mikro.bedari pupukberpelepasan hara lambat. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan respon pertumbuhan tanaman serta kadar NPK daun jeruk siam akibat perlakuan pupuk konvensional dan PUKAP JESTRO SR 1, 2, dan 3. Penelitian dilakukan pada Oktober 2017 hingga Maret 2018 di Kebun Percobaan Punten, Balijestro, Malang. Perlakuan disusun dalam RAK dengan 12 taraf meliputi campuran pupuk tunggal, dosis 100% N dari rekomendasi (81,81 g Urea; 58,78 g SP36; 36,36 g KCl); NPK 15-15-15, NPK 16-16-16 masing-masing dengan dosis 100 % N dari rekomendasi; PUKAP JESTRO SR 1, 2, 3 masing-masing dengan dosis 33%, 66% dan 100% N dari rekomendasi. Setiap perlakuan diulang tiga kali. Analisis data menggunakan ANOVA aplikasi SPSS, dan apabila terdapat pengaruh perlakuan yang nyata, maka dilanjutkan dengan Metode Ortogonal Kontras (MOK) taraf α 5%. Data hasil analisis kandungan hara dalam jaringan daun diinterpretasikan menggunakan perbandingan Indeks Kecukupan Hara Daun. Hasil analisis respon pertumbuhan tanaman, perlakuan PUKAP JESTRO SR memberikan pengaruh lebih baik daripada pupuk konvensional. Kadar N daun jeruk siam  yang dipupuk PUKAP JESTRO SR lebih tinggi daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk konvensional. PUKAP JESTRO SR dosis N 33% sudah mencukupi kebutuhan tanaman jeruk siam fase vegetatif umur 6 - 9 bula,  dengan jenis 1 (granul dengan coating) dan 3 (± 5.0 cm, non coating) dapat menjadi pilihan.

Page 1 of 30 | Total Record : 291