cover
Contact Name
Dr. Achmad Amzeri, SP. MP.
Contact Email
-
Phone
+6285231168649
Journal Mail Official
agrovigor@trunojoyo.ac.id
Editorial Address
Department of Agroecotechnology, Faculty of Agriculture University of Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang PO BOX 2, Kamal - Bangkalan 69162
Location
Kab. pamekasan,
Jawa timur
INDONESIA
Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi
ISSN : 1979577     EISSN : 24770353     DOI : https://doi.org/10.21107/agrovigor
Core Subject : Agriculture,
Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi is a scientific paper in the field of science Agroecotechnology which include: plant science, soil science, plant breeding, pest and plant diseases.
Articles 291 Documents
Populasi Thrips parvispinus Karny (Thysanoptera: Thripidae) pada bunga tanaman cabai besar di Bali Ketut Ayu Yuliadhi; Ni Putu Eka Pratiwi
Agrovigor Vol 15, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v15i1.9237

Abstract

Serangga hama Thrips parvispinus Karny (Thysanoptera: Thripidae) ditemukan paling dominan menyerang tanaman cabai besar. Serangga ini dapat ditemukan pada semua bagian tanaman cabai, terutama pada bunga dan daun. Serangan berat T. parvispinus pada tanaman cabai besar dapat menyebabkan daun mengalami bercak keperakan hingga kecoklatan dan mengeriting ke arah atas sedangkan bunga yang terserang akan layu dan akhirnya gugur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui populasi nimfa dan imago yang menyerang bunga tanaman cabai besar di Desa Sedang Banjar Belang Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Bali. Analisis dilakukan di Laboratorium Pengelolaan hama dan Penyakit Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Metode yang digunakan adalah survei lapangan dan mengambil sampel tanaman secara diagonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata jumlah populasi imago T. parvispinus selalu paling tinggi pada setiap hari pengamatan dibandingkan dengan populasi nimfa pada bunga tanaman cabai besar. Rerata penurunan populasi imago T. parvispinus mulai terjadi pada pengamatan hari ke-5 hingga hari ke-7. Puncak populasi imago tertinggi terjadi pada hari ke-1 (112,5 ekor) dan populasi terendah terjadi pada pengamatan hari ke-7 (60,75 ekor).
Biologi Spodoptera frugiperda JE Smith pada beberapa jenis pakan di laboratorium Dita Megasari; Ichsan Luqmana Indra Putra; Nanda Dwi Martina; Aulia Wulanda; Khusnul Khotimah
Agrovigor Vol 15, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v15i1.11978

Abstract

Spodoptera frugiperda merupakan hama baru pada tanaman jagung di Indonesia dan dilaporkan menyerang tanaman jagung di berbagai wilayah di Indonesia. Informasi tentang biologi hama S. frugiperda pada berbagai pakan perlu diketahui untuk menentukan stadia pengendalian paling efektif dan kesesuaian pakan bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama siklus hidup dan periode perkembangan S. frugiperda yang diberi pakan berbeda. Penelitian ini menggunakan tujuh pakan daun yang berbeda, yaitu: kontrol (jagung), selada, pakcoy, kangkung, bawang daun, bayam cabut hijau, dan bayam duri hijau. Penelitian dilakukan dengan memelihara 10 ekor tiap unit percobaan. Perkembangan stadia perkembangan hama dicatat, dan pupa diukur panjang serta bobotnya. Hasil penelitian menunjukkan, inang yang berbeda dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan S. frugiperda. Perlakuan yang menunjukkan siklus hidup paling pendek adalah pakcoy. 
Galur-galur harapan padi potensial sebagai varietas unggul baru padi gogo Angelita Puji Lestari; Rini Hermanasari; Yullianida Yullianida; Aris Hairmansis
Agrovigor Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v15i2.12666

Abstract

Lahan kering berpotensi sebagai lahan pertanaman padi. Perakitan Varietas Unggul Baru yang tahan terhadap cekaman kekeringan merupakan solusi untuk mengoptimalkan produksi padi di lahan kering.  Penelitian bertujuan untuk menguji daya hasil dan menentukan galur-galur harapan padi yang berpotensi sebagai calon varietas baru padi gogo. Penelitianini dilaksanakan  di dua lokasi yakni di Propinsi Lampung dan Jawa Barat pada musim tanam (MT). 1 2021 Penelitian menggunakan rancangan lingkungan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 40 genotip padi yang terdiri dari 36 calon VUB dan 4 varietas pembanding .  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lokasi Indramayu diperoleh 13 galur yang hasilnya lebih tinggi dari ketiga varietas ceknya dengan kisaran hasil 4.3 – 5.0 t/ha, namun lebih rendah hasilnya dari Inpago 12. Galur-galur tersebut adalah B15322E-MR-43, B15150E-MR-11, B15151E-MR-23, B13498D-9, B15150E-MR-50, B15760F-TB-4, B15783F-TB-18, B15783F-TB-21, B15877F-TB-4, B15897F-TB-3, B15897F-TB-7, B15897F-TB-8 dan B15897F-TB-9, sedangkan UDHP di lokasi KP Tamanbogo diperoleh tujuh galur hasilnya lebih tinggi dari varietas cek Inpago 12 yaitu galur BP30475C-SKI-11-1-1-5-2, B15150E-MR-11, B15837E-TB-46, B15760F-TB-4, B15780F-TB-13, B15897F-TB-7, dan B15897F-TB-8.
Evaluasi ketahanan galur melon madura (Cucumis melo L.) terhadap cucumber mosaic virus Eva Monica; Syaiful Khoiri; Achmad Amzeri
Agrovigor Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v15i2.14886

Abstract

Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu tanaman buah-buahan yang penting dan tanaman melon ini banyak ditanam di berbagai negara. Permintaan dan produksi buah melon yang meningkat harus seimbang dengan ketersediaan benih melon. Dalam budidaya terdapat beberapa kendala salah satunya ketersediaan benih pada waktu yang dibutuhkan. Budidaya tanaman melon tidak terlepas dari hambatan pertumbuhan salah satunya karena gangguan hama dan penyakit. Mengatasi permasalahan produksi diperlukan perakitan varietas unggul yang tahan. Varietas unggul diperoleh dari tetua yang tahan. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi galur-galur melon lokal Madura yang memiliki ketahanan terhadap Cucumber mosaic virus (CMV). Penelitian dilakukan di greenhouse untuk penanaman melon, Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura. Sampel daun yang bergejala penyakit dibawa ke laboratorium untuk dilakukan ekstrak genom. Amplifikasi DNA dilakukan dengan RT-PCR menggunakan sepasang primer CMV-1F CMV-1R. Hasil konfirmasi menunjukkan sampel positif terinfeksi CMV. Berdasarkan hasil percobaan secara umum galur G16 memiliki tingkat ketahanan terbaik dibandingkan galur lain dan galur pembanding. Selain itu, galur G8 juga cukup tahan dibandingkan galur pembanding. galur G16 dan galur G8 berpotensi digunakan sebagai tetua yang tahan CMV.
Induksi umbi mikro dengan paclobutrazol untuk meningkatkan produksi ubi jalar (Ipomoea batatas L.) Lilis Udkhulul Jannah; Eko Setiawan
Agrovigor Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v15i2.12766

Abstract

Paclobutrazol merupakan retardant yang memiliki sifat menurunkan metabolismee jaringan dan menghambat pertumbuhan vegetatif. Tujuan penelitian untuk mendapatkan umbi mikro yang akan dijadikan sebagai bibit ubi jalar. Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura, dari bulan November 2020 sampai Mei 2021. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap non-faktorial dengan variabel bebas yang diberikan berupa konsentrasi paclobutrazol (0 ppm, 1 ppm, 5 ppm dan 10 ppm) serta konsentrasi sukrosa (30 g L-1, 60 g L-1, 90 g L-1, 120 g L-1), dan dianalisis menggunakan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh pemberian paclobutrazol dan sukrosa pada parameter tinggi planlet, jumlah helai daun, panjang akar dan jumlah tunas. Namun, hingga planlet umur 8 MSP (minggu setelah perlakuan) pada berbagai konsentrasi paclobutrazol dan sukrosa umbi mikro belum mampu terbentuk.
Pengaruh bokashi ampas kelapa terhadap hasil panen tanaman pakcoy Nur Hikmah; Tuti Heiriyani; Antar Sofyan
Agrovigor Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v15i2.14925

Abstract

Ampas kelapa merupakan sisa dari buah kelapa yang sudah diambil santannya. Selama ini ampas kelapa hanya dibuang begitu saja, padahal ampas kelapa berpotensi untuk dijadikan bokashi karena mengandung unsur hara yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Maka ampas kelapa perlu dijadikan bokashi untuk diaplikasikan pada tanaman salah satunya yaitu Pakcoy. Pakcoy merupakan tanaman sayuran yang banyak disukai masyarakat, tetapi di Kalimantan produktivitasnya masih rendah karena kesuburan tanah yang rendah, sehingga perlu dilakukan pemupukan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan hasil panen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dosis terbaik dari pemberian bokashi ampas kelapa terhadap hasil panen tanaman pakcoy. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2022 bertempat di Kebun Percobaan Samping Rumah Kaca Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu bokashi ampas kelapa yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu p0 = Kontrol (Tanpa pemberian bokashi ampas kelapa) p1 = 25 gram polybag-1, p2 =, p3 = 75 gram polybag-1. Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 ulangan sehingga terdapat 20 satuan percobaan. Pemberian bokashi ampas kelapa berpengaruh sangat nyata pada tinggi tanaman umur 21 hst dan 28 hst, serta pada jumlah daun berpengaruh nyata pada umur 21 hst dan 28 hst. Pada parameter bobot segar menunjukkan berpengaruh nyata. Dosis terbaik dari perlakuan pemberian bokashi ampas kelapa yaitu p3 = 75 gram polybag-1.
Pengaruh kombinasi perlakuan teknik budidaya dengan metode benih dari tiga varietas dan pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah di daerah Pantura Amran Jaenudin; Iman Sungkawa; Anang Rusmana; Maryuliyanna Maryuliyanna
Agrovigor Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v15i2.7426

Abstract

Benih merupakan komponen teknologi yang signifikan untuk meningkatkan produktivitas bawang. Saat ini kondisi bibit bawang merah di Indonesia perlu mendapat perhatian lebih serius. Selain penggunaan benih yang berkualitas, teknik budidaya tanaman juga penting untuk dikembangkan. Saat ini peningkatan produksi bawang merah umumnya sangat tergantung pada pupuk anorganik yang memberikan hasil tinggi tetapi pada kenyataannya banyak menyebabkan masalah kerusakan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kombinasi teknik Perawatan Budidaya Bawang Merah dengan biji yang terdiri dari varietas Tuk-Tuk, Sanren dan Lonakata dengan berbagai tingkat perlakuan pupuk organik (guano). Metode penelitian yang digunakan adalah metode Kombinasi RAK dengan dua faktor, yaitu varietas dan jumlah pupuk organik. Hasil penelitian bobot umbi kering per petak varietas Sanren dan Guano Pupuk 750 kg / ha menghasilkan hasil terbaik, yaitu 5,133 kg / petak atau setara dengan 21,3875 ton / ha.
Study on the feeding behaviour of house shrew (Suncus murinus L.) in Bogor to feed and rodenticide Swastiko Priyambodo; Rianita Septiana
Agrovigor Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v15i2.12918

Abstract

Shrew is an animal belong to small mammals that the existence must be noticed because it has defecation behavior and their droplets often pollutes the house. Shrew can be vectors in the spread of infectious diseases to human. Shrew management has not been conducted well. Information about the most preferred bait and the effective rodenticide as a reference in controlling is not widely known.  Chemical control using rodenticides is effective enough and does not take a long time. The objective of this research was to obtain shrew preference to the types of feed that commonly consumed by human and rodenticide to control it. It can be used as bait in trapping and poisoned bait which are effective in shrew management. Baits that used were cooked rice, rice, white bread, Tenebrio larvae, cricket, chicken nugget, fish meatball, and salted fish. Choice tests were used by serving eight feeds in one cage for seven consecutive days in the first test. Then, choose four prefered feeds and tested for seven consecutive days in the second test. Acute poison (zinc phosphide) and chronic poison (coumatetralyl) mixed with the most preferred feed, then served with control feed as comparison for the third test. Result of this research showed that cricket was the most preferred feed therefore it can be used as trap bait or poisoned bait. Moreover, the other most preferred feed is Tenebrio larvae, fish meatball, and cooked rice that can be used as substitution feed if crickets are difficult to find. Zinc phosphide rodenticide is more effective than coumatetralyl to kill shrew with relatively fast on the time of death.    
Identifikasi karakteristik morfologi tiga jenis salak lokal (Salacca zalacca) salak manis, salak asam, salak asam manis di Desa Keras, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang Mazidatul Faizah; Vina Mufarrokhah; Umi Kulsum Nur Qomariah
Agrovigor Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v15i2.15058

Abstract

Keanekaragaman salak (Salacca zalacca) di daerah Jombang sangat bervariasi rasanya. Diantaranya adalah tanaman salak lokal khas desa keras kabupaten Jombang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi dan kekerabatan antara tanaman salak manis, salak asam dan salak asam manis di desa keras kecamatan Diwek kabupaten Jombang. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Mei 2022 dengan memilih 7 sampel untuk setiap jenis tanaman salak dengan parameter penelitian meliputi tinggi tanaman, panjang daun, panjang daun, panjang pelepah daun, kerapatan duri, tekstur duri, warna permukaan daun, warna permukaan. bagian bawah daun, bentuk ujung daun dan bentuk duri. Penelitian dilakukan secara langsung (visual) dan disusun dengan menggunakan metode data deskriptif dan dianalisis menggunakan analisis klaster berupa dendogram pohon kemiripan pada setiap tanaman salak. Berdasarkan pengamatan morfologi vegetatif, ciri morfologi antara 3 jenis salak memiliki beberapa ciri morfologi yang mirip, diantaranya 3 jenis tanaman salak mengelompok secara luas dan memiliki kekerabatan jauh dengan menunjukkan nilai kemiripan 62% - 75%.
Nisbah kelamin tikus sawah (Rattus argentiventer) pada beberapa fase pertumbuhan tanaman padi di lahan sawah irigasi Hamdan Maruli Siregar; Swastiko Priyambodo; Dadan Hindayana
Agrovigor Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v15i2.11199

Abstract

Tikus sawah merupakan hama utama tanaman padi yang masa perkembangbiakannya berkaitan dengan fase pertumbuhan tanaman padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nisbah kelamin tikus sawah pada beberapa fase pertumbuhan tanaman padi berdasarkan hasil tangkapan linear trap barrier system (LTBS). Lokasi penelitian merupakan satu hamparan sawah irigasi yang berada di Kebun Percobaan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pemasangan 3 (tiga) unit LTBS pada habitat tanggul irigasi. Pemasangan LTBS dilakukan selama satu musim tanam yang terbagi atas 3 periode pemasangan, yiatu pada fase vegetatif, awal generatif, dan akhir generatif. LTBS dipasang selama 25 hari pada setiap periode pemasangan, kemudian dipindahkan sejauh ± 200 m. Pengamatan hasil tangkapan LTBS dilakukan setiap hari pada setiap periode pemerangkapan, yaitu pada pagi hari mulai jam 07:00 - 10:00 WIB. Tikus yang tertangkap kemudian diidentifikasi jenis kelaminnya dengan cara mengukur jarak anogenital, yaitu jarak antara area kelamin dengan anus. Tikus jantan umumnya memiliki jarak anogenital yang lebih panjang dibandingkan tikus betina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah tangkapan tikus jantan dan tikus betina pada fase vegetatif relatif sama. Adapun pada fase awal generatif jumlah tangkapan tikus betina relatif tinggi, dan sebaliknya pada fase akhir generatif. Meskipun demikian, fase pertumbuhan tanaman padi tidak berpengaruh terhadap nisbah kelamin tikus sawah karena jumlah tangkapan tikus jantan (136 ekor) dan tikus betina (147 ekor) tidak berbeda signifikan.