cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
KERN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 52 Documents
ANALISA FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS PADA SEGMEN JALAN BY-PASS KRIAN – BALONGBENDO (KM. 26+000 – KM. 44+520) Utomo, Nugroho
Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2012): Jurnal Ilmiah Teknik Sipil KERN
Publisher : Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suatu peristiwa kecelakaan lalu lintas sangat beragam baik dari proses kejadiannya maupun faktor penyebabnya. Untuk kepentingan penanggulangannya diperlukan suatu adanya suatu pola yang dapat menggambarkan karakteristik proses kejadian suatu kecelakaan lalu lintas, agar dapat disimpulkan faktor penyebabnya supaya dapat dirumuskan pula upaya penanggulangannya.Banyaknya kejadian kecelakaan yang terjadi pada ruas jalanBy-Pass Krian – Balongbendo mengakibatkan banyaknya kerugian, baik kerugian materil dan non materiil pada para pengendara tersebut. Dengan dasar ini perlu dilakukan analisa kecelakaan terhadap tingginya tingkat kecelakaan sehingga dapat diketahui faktor–faktor penyebabnya, daerah rawan kecelakaan (blackspot), dan mencari solusi penyelesaian yang tepat untuk meminimalisasi kecelakaan yang sering terjadi pada ruas jalan tersebut.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian  deskriptif–analitis. Deskriptif berarti memaparkan suatu kejadian sesuai dengan kondisi yang ada, sedangkan Analitis berarti data–data yang terkumpul disusun, dianalisa dan dijelaskan sesuai dengan parameter yang ada. Model analisa dengan menggunakan Anova untuk uji pengaruh ruas jalan terhadap jumlah kecelakaan, uji validitas dan reliabilitas dari pendapat responden tentang faktor kecelakaan pada ruas jalan tersebut. Sehingga diperoleh gambaran kecelakaan yang jelas dan dapat dicari  solusi penyelesaiannya.Dari hasil analisa didapatkan faktor–faktor kecelakaan pada ruas jalan By-Pass Krian – Balongbendo adalah faktor manusia (79,91 %), faktor kendaraan (12,66 %), faktor jalan (4,37 %) dan faktor lingkungan (3,06 %). Daerah rawan kecelakaan terdapat pada Km 37+300 – Km 40+400 dan didominasi sepeda motor (41,23 %). Salah satu alternatif penyelesaian adalah dengan diberi kanalisasi atau jalur khusus berupa marka jalan untuk kendaraan sepeda motor.Kata kunci : kecelakaan lalu lintas,by-pass Krian – Balongbendo
PENGOPERASIAN POMPA AIR PRAPEN TERHADAP JARINGAN SALURAN DRAINASE JEMURSARI-PRAPEN KOTA SURABAYA Handajani, Novie; Handika, Sadmay Gigid
Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2012): Jurnal Ilmiah Teknik Sipil KERN
Publisher : Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saluran drainase Jemursari-Prapen adalah salah satu saluran drainase yang berada di Kota Surabaya yang mana alirannya mengarah ke Kali Surabaya. Keberadaan saluran drainase Jemursari-Prapen sangat vital terhadap pengaturan debit banjir di daerah Jemursari, Kendangsari dan Prapen. Saluran drainase Jemursari-Prapen mempunyai morfologi saluran yang cukup lurus dan relatif datar. Akan tetapi, kecilnya kapasitas penampang exsisting saluran dan tingginya curah hujan di sepanjang saluran drainase Jemursari-Prapen menyebabkan terjadinya banjir.Akibatnya meluapnya air pada saat musim hujan menjadi sebuah permasalahan.Hal ini melatar belakangi perlunya dilakukan perencanaan pengendalian banjir pada saluran tersebut, dengan tujuan untuk meminimalisasi kerugian akibat banjir.Metode analisis yang di pakai adalah metode analisis perhitungan hidrologi. Dengan bantuan program HEC-RAS 4.1.0, besar kemampuan penampang saluran drainase pada kondisi eksisting dapat diketahui. Direncanakan debit banjir rencan lima tahun (Q5 tahun). Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan program HEC-RAS 4.1.0 pada kondisi eksisting Saluran Drainase Jemursari Prapen, beberapa penampang pada nomor patok cross section 0,8; 0,9; 1; 2; 2,1;  4; 7 tidak mampu menampung debit aliran. Dari hasil analisa didesain dengan menggunakan banjir Q5 tahun didapat bahwa cara normalisasi dimensi saluran drainase Jemursari, direncanakan b = 6 m, z = 0, I = 0,0004. Jumlah tiga pompa air yang terpasang dengan kondisi normalisasi mampu mengatasi luapan air pada Saluran Drainase Jemursar-Prapen pada Q5 tahun. Pengoperasian satu pompa air dinilai paling efektif karena sudah cukup mampu menampung Q5 tahun pada kondisi normalisasi.Kata kunci : banjir, drainase, pump station, HEC-RAS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN NILAI TANAH DAN BANGUNAN PADA SUATU PROPERTI Putra, I Nyoman Dita Pahang
Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2011): Jurnal Ilmiah Teknik Sipil KERN
Publisher : Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak hal yang terus berkembang dalam suatu properti, salah satunya adalah tanah dan bangunan. Semakin berkembangnya tingkat kehidupan masyarakat dan juga karena didukung oleh semakin berkembangnya pembangunan serta kebutuhan masyarakat akan lahan baru mengakibatkan  adanya perubahan nilai tanah dan bangunan pada suatu properti. Untuk itu perlu diidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan-perubahan tersebut. Pada studi ini dilakukan wawancara kepada para ahli dibidangnya, seperti konsultan penilai, pihak perbankan, dinas perpajakan, dan lembaga lain yang memiliki kompetensi tentang penilaian, kemudian dibuat kuisioner yang nantinya diajukan kepada para responden sehingga dapat dianalisa dengan menggunakan skala pengukuran untuk didapatkan tingkat korelasi dan signifikansinya dimana sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil dari penelitian ini adalah dapat ditetapkan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tanah dan bangunan pada suatu properti, yang nantinya dapat memberikan manfaat kepada seluruh kalangan masyarakat baik itu masyarakat umum, pemerintah, pendidikan, dan dunia usaha dalam mengambil kebijakan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan segala kegiatan tentang properti tanah dan bangunan, baik itu investasi, jual beli, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil uji signifikansi dan korelasi, dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan nilai tanah dan bangunan pada suatu properti yaitu ekonomi, lokasi, kondisi alam, kebijakan/regulasi, topografi, demografi, fasilitas, aksesibilitas, lingkungan sosial dan real properti.Kata kunci: faktor, perubahan nilai tanah, bangunan
ROTATING BIOLOGICAL CONTRACTOR DENGAN BENTUK CAKRAM BERGERIGI UNTUK PENYISIHAN KANDUNGAN ORGANIK COD PADA LIMBAH TAHU Hendrasarie, Novirina
Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2013): Jurnal Ilmiah Teknik Sipil KERN
Publisher : Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan utama dari penelitian ini, adalah mengembangkan RBC (Rotating Biological Contactor) yang efisien, dengan bentuk cakram bergerigi.  Bentuk media yang akan dikembangkan, berbentuk tiga dimensi bergerigi,dan dibeberapa bagian berbelah, sehingga kestabilan struktur tetap terjaga dan diharapkan mampu meningkatkan aerasi dan menambah luas permukaan pada cakram RBC. Dalam penelitian ini, putaran rotor ditetapkan 7 rpm, 40% cakram tercelup limbah, dan yang divariasi adalah konsentrasi COD (So)  dari 810 mg/l - 6420  mg/l,  dengan waktu sampling yaitu 0.7 jam, 1 jam, 1.3 jam, 1.5 jam, dan 2 jam.  Didapatkan bahwa RBC dengan bentuk cakram bergerigi, telah berhasil dioperasikan dan diaplikasikan pada limbah tahu dengan variasi konsentrasi kandungan organik COD, 6420 mg/l, 5136 mg/l, 4860 mg/l, 3240 mg/l, 1620 mg/l, dan 810 mg/l. Mampu secara maksimal meremoval COD 94.67% pada HRT 2 jam di stage 3 dengan COD inlet 810 mg/l.  RBC ini yang beroperasi dengan menggunakan 3 stage, didapatkan juga pada stage 2 optimal menurunkan kandungan organik dengan COD inlet 1620 mg/l (% Removal= 81.33) dan 810 mg/l (% Removal = 85.4) di HRT 2 jam, ini membuktikan bahwa efisiensi kinerja reaktor RBC media tiga dimensi bergerigi lebih besar daripada RBC dengan media dua dimensi.  Kata kunci : cakram, limbah, biofilm
ANALISA BANGKITAN PERJALANAN DAN TRIP DISTRIBUTION DI SURABAYA UTARA Sholichin, Ibnu
Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2011): Jurnal Ilmiah Teknik Sipil KERN
Publisher : Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan semakin berkembangnya Surabaya sebagai ibu kota Propinsi Jawa Timur dan kota terbesar kedua di Indonesia dibutuhkan suatu perencanaan transportasi yang baik. Wilayah Surabaya Utara pada saat ini sangat berkembang pesat, terlebih dengan selesainya Jembatan Suramadu. Hal ini menyebabkan bangkitan perjalanan dan trip distribution di wilayah ini berkembang semakin pesat. Dari hasil penelitian didapatkan jumlah bangkitan perjalanan di wilayah Surabaya Utara untuk mobil 180.497 kendaraan, sepeda motor 195.568 kendaraan dan angkutan umum 265.276 kendaraan. Besarnya trip distribution matrik asal tujuan tahun 2015 di wilayah Surabaya Utara adalah untuk moda mobil pribadi 246.334 kendaraan, moda sepeda motor 267.511 kendaraan, dan moda angkutan umum 364.646 kendaraan.Kata kunci: bangkitan perjalanan, trip distribution, transportasi umum.
PENGGUNAAN BAJA RINGAN (COLD-FORMED) TYPE HOLLOW SEBAGAI TULANGAN PADA BALOK BETON BERTULANG DALAM MEMIKUL BEBAN LENTUR Hastono, K. Budi
Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Ilmiah Teknik Sipil KERN
Publisher : Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai salah satu komponen dalam struktur bangunan, balok merupakan komponen yang memikul beban luar dan itu akan menimbulkan momen lentur dan gaya geser disepanjang bentangnya. Pada pembebanan yang kecil, selama tegangan tarik maksimum beton lebih kecil dari modulus kehancuran, maka seluruh beton dapat dikatakan efektif dalam memikul tegangan tekan dan tegangan tarik. Apabila beban ditambah terus, maka kekuatan tarik beton akan segera tercapai, dan pada tingkatan ini mulai terjadi retak–retak akibat tarik. Retak–retak ini menjalar dengan cepat keatas sampai mendekati garis netral, garis netral tersebut kemudian akan bergeser keatas diikuti dengan menjalarnya retak–retak. Dengan adanya retak–retak ini cukup banyak mempengaruhi perilaku balok yang mengalami pembebanan. Penelitian ini dengan dilakukan pengujian lentur yang dibebani pada 2 titik pembebanan sampai terjadi retak lentur pada balok beton bertulang dengan perencanaan tulangan tunggal, ukuran 15 x 20 x 60 cm dengan variabel dependen tulangan baja diameter 12 mm dan tulangan baja ringan tipe hollow pada dua variasi selimut beton 4 dan 7 cm. Dari hasil penelitian menunjukkan penggunaan tulangan baja ringan khususnya tipe hollow memberikan nilai kuat lentur lebih besar 23,2 % dibandingkan penggunaan tulangan baja ulir pada balok beton bertulang dengan selimut beton 40 mm, dan pada penggunaan selimut beton 70 mm, kekuatan lentur tulangan baja ringan juga menunjukkan lebih besar 262,65 % dibandingkan penggunaan tulangan baja ulir. Sementara itu untuk selimut beton 70 mm pada penggunaan baja ulir mengalami penurunan kuat lentur sebesar 52,3 % dibanding jika menggunakan deking/selimut beton 40 mm. Sedangkan pada penggunaan tulangan baja ringan dengan selimut beton 70 mm pengalami kenaikan kekuatan lentur sebesar 40 % dibandingkan dengan selimut beton 40 mm.Kata Kunci : Balok, Lentur, Baja Ringan
STUDI EXPERIMENTAL PERILAKU INELASTIK ELEMEN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN BAJA LUNAK DAN BAJA MUTU TINGGI AKIBAT BEBAN SIKLIKK. Hastono, Budi
Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2012): Jurnal Ilmiah Teknik Sipil KERN
Publisher : Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mutu baja tulangan yang tersedia dapat dikategorikan menjadi 2 yakni baja lunak (mild steel) dan baja mutu tinggi (high strength steel). Baja lunak mempunyai tegangan leleh antara 210 sampai 280 Mpa, sedangkan baja mutu tinggi mempunyai tegangan leleh antara 280 sampai 500 Mpa. Menurut SNI-03-2847-2002 serta ASTM A 706M, penggunaan baja sebagai tulangan beton dengan kuat leleh fy lebih dari 400 Mpa boleh digunakan dalam struktur beton bertulang tahan gempa selama masih mempunyai nilai tegangan pada regangan 0,35 % . Dijelaskan pula dalam pasal 23, tulangan yang memenuhi ASTM A 615M, yaitu tulangan mutu 300 Mpa dan 400 Mpa boleh digunakan dalam komponen struktur gedung tahan gempa apabila : Kuat leleh aktual berdasarkan pengujian dipabrik tidak melampaui kuat leleh yang ditentukan sebesar lebih dari 120 Mpa atau 30 % dari 400 Mpa (uji ulang tidak boleh memberikan hasil yang melampaui harga ini sebesar lebih dari 20 Mpa) dan Rasio kuat tarik aktual terhadap kuat leleh aktual tidak kurang dari 1,25. (fs/fy > 1,25). Pada perkembangan dunia konstruksi saat ini, Produsen memproduksi mutu tulangan yang banyak tersedia dilapangan yakni 300 Mpa, 400 Mpa, 500 Mpa, hingga 600 Mpa. Mengacu pada persyaratan SNI-03-2847-2002 tersebut, bahwa pengujian dengan beban statis siklik antara penggunaan baja lunak mutu 240 Mpa dan baja mutu tinggi mutu 400 Mpa dan 500 Mpa pada elemen beton bertulang, baja tulangan mutu 400 Mpa lebih efektif berdasarkan perilaku inelastik , yaitu kuat leleh, kuat tarik, daktilitas, faktor kuat lebih (overstrength), dan rasio kuat tarik terhadap kuat leleh, yang terlihat pada kurva hubungan tegangan – regangan dan kurva hubungan beban dan defleksinya.Kata kunci:  baja lunak, baja mutu tinggi, kuat leleh, kuat tarik, daktilitas, kuat lebih, rasio kuat tarik kuat leleh.
SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS ( SRPMK ) STRUKTUR BETON BERTULANG PADA GEDUNG GRAHA SIANTAR TOP SURABAYA Mahendrayu, Betania; Kartini, Wahyu
Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2012): Jurnal Ilmiah Teknik Sipil KERN
Publisher : Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Struktur gedung Graha Siantar Top yang letaknya pada daerah gempa menengah (zona gempa 3) dimodifikasi menjadi daerah dengan resiko gempa kuat  (zona gempa 5) maka perhitungan yang digunakan adalah Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Sedangkan modifikasi terhadap gedung, antara lain atap struktur baja dimodifikasi menggunakan pelat atap beton, sehingga semua struktur gedung beton bertulang. SRPMK adalah suatu sistem rangka ruang dimana komponen–komponen struktur dan join–joinnya dapat menahan gaya – gaya yang bekerja melalui aksi lentur, geser dan aksial untuk daerah resiko gempa tinggi (wilayah gempa 5 dan 6). Pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK), beban lateral dan beban gravitasi dipencarkan terhadap setiap tingkat lantai yang didistribusikan kepada semua balok dan kolom dengan pendetailan yang khusus di wilayah gempa tinggi. Analisis untuk struktur gedung simetris adalah analisis gempa statik equivalen. Metode perencanaan meliputi struktur utama yaitu pendimensian dan penulangan balok induk, kolom, dan hubungan balok kolom. Dalam perencanaan struktur gedung Graha Siantar Top ini telah memenuhi konsep kolom kuat balok lemah sesuai SNI 2847 pasal 23.4.2.2. Pendimensian dan penulangan balok antara lain : lantai atap dimensi 35/70 dengan jarak 10 m digunakan tulangan longitudinal D22 dan sengkang Ø10, pada dimensi 30/40 dengan jarak 4 m dan 30/50 dengan jarak 6 m digunakan tulangan longitudinal D16 dan sengkang Ø10, sedangkan pada lantai 2-7 dimensi 35/70 dengan jarak 10 m digunakan tulangan longitudinal D25 dan sengkang Ø10, pada dimensi 30/40 dengan jarak 4 m dan 30/50 dengan jarak 6 m digunakan tulangan longitudinal D22 dan sengkang Ø10. Perencanaan kolom dengan dimensi 70/70 digunakan tulangan longitudinal 16D25 dan sengkang Ø12. Pada hubungan balok kolom tepi dan tengah, tulangan transversal 4Ø12 setinggi 400 mm.Kata kunci :  gempa statik equivalen, hubungan balok kolom, SRPMK
DIMENSI ULANG BETON PRATEKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BEBAN IMBANG (BALANCE ) PADA HOTEL L. J. MERITUS SURABAYA Astawa, Made Dharma; Kartini, Wahyu Kartini
Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2011): Jurnal Ilmiah Teknik Sipil KERN
Publisher : Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gedung L. J. Meritus Hotel Surabaya merupakan salah satu gedung baru pada lantai 4 terdapat ruangan Convention Hall, dimana terdapat balok pratekan dengan dimensi 100 x 350 dengan bentang 24 meter yang terdiri 24 lantai. Dibutuhkan ruangan yang luas tanpa halangan dan berfungsi untuk menahan 20 lantai diatasnya akan mengakibatkan besarnya dimensi dan lendutan yang besar. Maka balok beton pratekan dengan metode Post-tensioning dengan menggunakan metode keseimbangan beban yang dipakai. Didimensi ulang yaitu 100 x 340 dan 100 x 330. Kedua dimensi menggunakan kabel dengan tipe 7K7 yang berukuran 12,70 mm dan terdapat 14 tendon pada tiap dimensi. Kehilangan pratekan total yang dihasilkan 100 x 340 adalah 11,54% dan 100 x 330 adalah 11,46%, dimana syarat menurut SNI 03 2847 2002 ≤ 20%. Lendutan maksimal yang terjadi pada dimensi 100 x 340 = - 11,99 mm (arah keatas), 100 x 330 = - 8,484 mm (arah keatas). Dari analisa yang didapatkan balok pratekan dengan dimensi 100 x 340 dan 100 x 330 sudah mampu untuk menahan beban layan yang ada dan sudah memenuhi persyaratan SNI 03 2847 2002. Sehingga didapatkan balok pratekan dengan metode posttensioning yang efisien adalah balok dengan dimensi 100 x 330.Kata kunci: balok pratekan, metode kesetimbangan beban, post-tensioning
PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO BETON PASCA BAKAR DENGAN PERBEDAAN PROSES PENDINGINAN Anggraini,, Retno; S, Edhi Wahyuni
Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2011): Jurnal Ilmiah Teknik Sipil KERN
Publisher : Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada studi kasus gedung pasca kebakaran, perlu diketahui tentang kekuatan struktur beton khususnya perbandingan kuat tekan sisa beton akibat temperatur tinggi suhu pembakaran pada saat kondisi pendinginan tanpa penyiraman dan kondisi pendinginan disertai penyiraman serta keadaan beton (perubahan warna, kerusakan, perubahan struktur mikro) yang terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan temperatur pada benda uji yaitu 200°C, 400°C, 600°C, dan 800°C dengan faktor air semen tetap pada umur setelah 28 hari akan dilakukan penyiraman setelah beton dibakar pada suhu yang telah ditetapkan. Proses pembakaran dilakukan menggunakan burner dengan kapasitas suhu maksimum 1000oC dan dimensi 2x1,5x1,5 m. Dari analisa regresi diperoleh persamaan regresi kuadratik ganda yang menunjukkan bahwa kuat tekan menurun seiring dengan adanya peningkatan suhu (suhu pembakaran). Terjadi perubahan warna pada beton setelah mengalami pembakaran di setiap suhu yaitu pada suhu 200oC warna beton berubah menjadi abu–abu keputihan, suhu 400oC warna beton menjadi coklat, suhu 600oC warna beton menjadi coklat susu dengan bintik-bintik merah tua dan suhu 800oC warna beton menjadi putih. Dari hasil pengujian X-Ray Fluorescence terlihat bahwa setelah beton mengalami perubahan temperatur maka akan terjadi perubahan susunan unsur kimia dalam beton, hal ini dimungkinkan pada suhu tinggi unsur tersebut bereaksi atau mengalami pengikatan dengan unsur lainnya.Kata kunci: temperatur tinggi, cara pendinginan, X–Ray Fluorescence (XRF)