cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Lentera Pendidikan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 414 Documents
MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 1 BELAWA KAB. WAJO (Perspektif Teori ARCS) Nurhayati, Nurhayati
Lentera Pendidikan Vol 17, No 2 (2014): Jurnal Lentera Pendidikan
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gambaran motivasi belajar peserta didik dan mendeskripsikan upaya guru PAI dalam memotivasi peserta didik. Pe­nelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Be­la­wa Kabupaten Wajo, dengan pendekatan fenomenologis, pedagogis, dan psi­ko­lo­gis. Data bersumber dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswa­an, guru Pendidikan Agama Islam dan beberapa peserta didik. Hasil penelitian me­nunjukkan bahwa gambaran motivasi belajar peserta didik adalah terdapat ada peserta didik yang memiliki kebutuhan, dorongan dan tujuan untuk tetap an­tusias dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, namun ada ju­ga peserta didik kurang berminat dan terdorong. Upaya yang dilakukan oleh gu­ru PAI menggunakan pendekatan teori motivasi ARCS; Attention; dengan cara me­ngadakan ulangan, menumbuhkan minat, menggunakan metode bervariasi, dan media pembelajaran. Relevance; Guru menunjukkan relevansi materi yang di­pe­lajari dengan kebutuhan peserta didik. Confidence; Guru meningkatkan keeper­ca­yaan diri peserta didik Satisfaction; guru menciptakan kepuasan kepada peserta di­dik dengan pujian verbal maupun non verbal, serta pemberian reward.Abstrct: There are two objectives of this study is to reveal the picture of learners learning motivation and describes the efforts of teachers PAI in motivating learners. This study is a descriptive qualitative implemented in SMA 1 Belawa Wajo, with a phe­nomenological approach, pedagogical, and psychological. Data sourced from the Principal, Vice Principal of Student Affairs, Islamic Education teachers and some students. The results showed a picture of learners learning motivation basical­ly there are learners who have a need, drive and purpose to remain enthu­siastic and excited in participating in the learning process, but there are also less in­terested learners and encouraged. Efforts are being made using the PAI teacher ARCS motivation theory approach; Attention; by conducting replications, foster in­terest in learning, using various teaching methods, and instructional media. Re­levance; Teachers demonstrate the relevance of the material being studied to re­veal the needs of learners. Confidence; Teacher seeks to improve the confidence of students. Satisfaction; teachers create satisfaction to students with verbal and non-verbal praise, as well as the reward system.  
KONSEP PENDIDIKAN DALAM ALQURAN (Sebuah Kajian Tematik) Djunaid, Hamzah
Lentera Pendidikan Vol 17, No 1 (2014): Jurnal Lentera Pendidikan
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Istilah pendidikan dalam bahasa Arab, biasa diterjemahkan dengan isitilah, seperti; tarbiyah dan ta’lim dengan berbagai derivasinya. Kedua istilah tersebut terdapat di beberapa tempat dalam al-Quran dengan berbagai konteks yang berbeda-beda. Untuk mengkaji masalah ini, digunakan pendekatan tematik (maudhu’i) dengan meneliti ayat-ayat yang berhubungan dengan pendidikan. Dari hasil kajian ini dapat disimpulkan bahwa konsep tarbiyah dan ta’lim adalah proses pembinaan, pengembangan, dan pemeliharaan serta pemberian bekal berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik agar mereka memiliki kepribadian dan sikap mental yang luhur, sehingga mampu melak­sanakan tugasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi ini sesuai dengan daya nalar masing-masing.Abstract: The term education in Arabic is usually translated into the terms tarbiyah and ta’lim with their various derivations. Both of the terms can be found in many places in Al-Quran and with many different context. To study this problem, thematic approach (maudhu’i) was used. Based on this study, it can be concluded that the concept of tarbiyah and ta’lim are the process of educating, developing, maintaining, and also teaching knowledge and skills to students in order that they can have a good personality and good mental attitude to perform their duty as the khalifah of Allah in the earth. 
PENGEMBANGAN MODEL MATERI AJAR SEMANTIK: Penelitian dan Pengembangan Model Materi Ajar Semantik di Program Studi Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah FKIP Universitas Jambi Kusmana, Ade
Lentera Pendidikan Vol 17, No 1 (2014): Jurnal Lentera Pendidikan
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak:Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk mo­del materi ajar semantik sebagai mata kuliah di Program Studi Pendidikan Ba­hasa, Sastra Indo­nesia, dan FKIP Universitas Jambi. Pendekatan penelitian ini ada­lah pengem­bangan R and D (Research and Development). Urgensi penelitian ini, pem­belajar kurang menguasai materi ajar semantik yang telah di ajarkan ditandai dengan rendah nilai yang diperoleh. Kekurangmampuan ini, meng­aki­batkan ti­dak terca­painya visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan, tidak terpenuhi. De­ngan demikian sangat perlu dilakukan penelitian dan perlu pengembangan ma­teri ajar semantik. Hasil penelitian diperoleh gambaran berupa (1) model teoretik, (2) gam­baran tentang kebutuhan mahasiswa dan dosen pengfajar terhadap mate­ri ajar diperoleh melalui (a) hasil analisis kurikulum, (b) hasil analisis silabus, dan (c)  hasil analisis materi ajar semantik bahasa Indonesia, (3) gambaran silabus dan ma­teri ajar semantik bahasa Indonesia yang telah dikembangkan layak digu­na­kan di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, sastra Indonesia, dan Fakul­tas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.Abstract:The purpose of this research was to create a semantik teaching material product as the a course for the Program of Language Education,  Indonesian literure, and FKIP Jambi University. The research approach used was research and deve­lop­ment. The urgency of this research was the fact that students did not master the se­mantic teaching material that had been thought and the low mark obtained by the them. This low ability resulted in not achieving the vision, mission, and the goal that have been stated. Therefore, it is very important to conduct a research and develop semantic teaching material. The result of the research show the des­crip­tion of (1) theoretical mode;(2) the need of the students and lecturer to the tea­ching material obtained from the result of (a) cirriculum anlysis, (b)syllabus ana­lysis,and (c) Indonesian semantic teaching material; (3) the description of syllabus and Indonesia semantic teaching material that has been developed and proved to be appropriate to be used in the Program of Language Education, Sastra Indone­sia, and FKIP Jambi University. Pengembangan,  model materi ajar, semantik bahasa Indonesia
FAKTOR-FAKTOR PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PEMUKIMAN KUMUH KOTA MAKASSAR Mustamin, St. Hasmiah
Lentera Pendidikan Vol 16, No 2 (2013): Jurnal Lentera Pendidikan
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendidikan anak dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pendidikan anak pada pemukiman kumuh Kota Makassar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai anak berpendidikan SD sampai Perguruan Tinggi di Kelurahan Lette Kecamatan Mariso. Pengambilan sampel dilakukan dengan random sampling. Hasil penelitian mene-mukan bahwa tingkat pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, dan jumlah anak termasuk dalam kategori rendah. Ketiga hal tersebut merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pendidikan anak.Abstract: This study aims at determining the level of education of children and the factors affecting the level of education of children in the slums area of Makassar. The method used is the survey method. The population of the research is families with children’s education from elementary to university in Kelurahan Lette, Kecamatan Mariso. The sample was taken by using random sampling technique. The study found that the level of parental education, family income and number of children were included in the low category. The three of them were the factors that affect the level of children education.
FAKTOR SITUASIONAL, ORIENTASI TUJUAN, DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI PREDIKTOR PRAKTEK MENYONTEK: PENYUSUNAN DAN PENGUJIAN MODEL Mujahidah, Mujahidah
Lentera Pendidikan Vol 16, No 1 (2013): Jurnal Lentera Pendidikan
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Masalah  menyontek  telah  menjadi  persoalan  krusial  dalam  dunia  pendidikan, khususnya  di  perguruan  tinggi.  Faktor  situasional,  tujuan,  dan  locus  of  control adalah  sebagian  faktor  yang  dianggap  mempengaruhi  maraknya  praktek  me- nyontek.  Berdasarkan  analisis  model  persamaan  struktural  dapat  disimpulkan model E lebih kuat daripada model A, Model B, Model C, dan model D. Hal ter- sebut  diketahui  berdasarkan  kriteria  nilai  chi-square,  nilai  CFI,  dan  nilai  p  sehingga terdapat kesesuaian antara model dan data. Ketiga hipotesis minor  yang diajukan diterima secara signifikan. Abstract:The  problem  of  cheating  has  become  a  crucial  issue  in  education,  especially  in universities.  Situational  factors,  objectives,  and  locus  of  control  are  some  of  the factors considered affect a lot of cheating practice. Based on the analysis of struc- tural equation models, it can be inferred that E model is more powerful than the model A, Model B, Model C and Model D. It is known by the criteria of the chi- square value, the value of the CFI, and the value of p, therefore there is a corres- pondence between the model and the data. Three minor hypotheses proposed are received significantly.    
REBUILDING THE PROFESSIONAL TEACHING CAPACITY OF UNDERGRADUATE ENGLISH EDUCATION STUDENTS OF UIN ALAUDDIN MAKASSAR (A Case Study on Student-Teachers of PBI Students of Tarbiyah Faculty) Nurdin, Mardiana
Lentera Pendidikan Vol 17, No 2 (2014): Jurnal Lentera Pendidikan
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kapasitas pengajaran yang profe­sional mahasiswa PPL PBI UIN Alauddin Makassar yang melibatkan 4 guru pamong dan 30 mahasiswa PPL. Data dikumpulkan melalui survei online, lembar pengamatan dan dokumentasi yang dianalisis dengan menggunakan metode campuran qualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) mahasiswa PPL berpendapat bahwa seorang guru bahasa Inggris seharusnya mampu melakukan tanggung jawabnya sebagai seorang guru yang memiliki kompetensi paedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian, 2) mahasiswa PPL cenderung menerima pebelajar mandiri, kerja berpasangan dan kerja kelompok, mengadaptasi pengajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa sebelum praktik pembelajaran, tetapi cenderung menguranginya selama proses pembelajaran; mahasiswa PPL juga cenderung menerima pengajaran grammar secara eksplisit, koreksi kesalahan, dan pengucapan seperti penutur asli, pengetahuan teknikal, dan keterampilan interpersonal sebelum praktik mengajar dan meningkatkan proporsinya selama proses mengajar, 3) Guru pamong berpendapat bahwa maha­siswa PPL PBI UIN alauddin harus meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, penggunaan metode pengajaran yang inovatif, penilaian autentik, dan penggu­naan media yang bervariasi.Abstract: This research aims to explore the professional teaching capacity of undergraduate English education students of UIN Alauddin Makassar. It involves 4 supervising-teachers and 30 student-teachers. The data were collected through online survey questionnaires, feedback observation sheets and documentation; analyzed quanti­tatively and qualitatively. The research finds that: 1) the student-teachers perceive an EFL teacher should be able to do their responsibilities which involves peda­gogic, professional, social, and personal competences; 2) the student-teachers have a tendency to accept learner autonomy, pair/group work, adapting teaching to cater for learner needs before the teaching-practice but tend to decrease some parts of it during the teaching-practice; the student-teachers are likely to accept explicit grammar instruction, error correction and native like pronunciation, tech­nical knowledge and interper­sonal skills before the teaching-practice and increase the proportion of them during the teaching-practice; 3) The supervising-teachers considered that the student-teachers of PBI UIN Alauddin Makassar still need to improve their English speaking ability, the use of innovative EFL teaching me­thods and authentic assessment and the use of different kind of teaching media. 
TELAAH KRITIS TERHADAP PERENCANAAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN Seknun, M. Yusuf
Lentera Pendidikan Vol 17, No 1 (2014): Jurnal Lentera Pendidikan
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Tulisan ini mengkaji secara kritis mengenai perencanaan dalam proses pembela­jaran. Tujuan dari tulisan ini adalah membangun pemahaman yang jelas dan utuh tentang mengapa dan bagaimana merancang suatu bentuk pembelajaran yang sistematis, terencana, terarah, dan efektif. Keberhasilan pendidikan banyak ditentukan bagaimana optimalisasi upaya pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan serta mengevaluasi sistem pembelajarannya. Perencanaan dalam proses pembela­jaran merupakan skenario pembelajaran yang menjadi acuan pelaksanaan program pembelajaran bagi pihak pendidik, dan pengalaman belajar yang sistematis dan efektif bagi pihak peserta didik. Penyusunan perencanaan program pembelajaran sebagai suatu proses melibatkan berbagai aspek seperti kedisiplinan, ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran sehingga pelaksanaan pembelajaran berjalan lebih lancar dan hasilnya lebih baik.Abstract: This article discusses about planning in an instructional process. The purpose of the writing is to deepen a clear and whole understanding of how and why the instruction should be designed in the systematic, planned, oriented, and effective forms.  The successfulness of education is mostly influenced by how the teachers’ role optimalized in designing, implementing, and evaluating the instructional system. Instructional design is an instructional scenario that becomes a reference for implementing of the instructional program done by educators and a syste­matic and effective learning experience for learners. The arrangement of ins­tructional program as a process involves many aspects such as discipline, know­ledge, reality, system, and technology of instruction so that the implementation of instruction can run well and get a very good result.    
PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM AZYUMARDI AZRA: Melacak Latar Belakang Argumentasinya Baharuddin, Hastuti
Lentera Pendidikan Vol 16, No 2 (2013): Jurnal Lentera Pendidikan
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Pembaruan adalah proses atau cara membarui yang menghasilkan perubahan da-lam penyesuaian situasi dan kondisi. Pendidikan Islam adalah proses mempersi-apkan generasi muda (pembentukan individu) untuk menjalankan kehidupan (sebagai khalifah) dan untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien berdasarkan sumber-sumber Islam berupa al-Qura’n, sunnah, dan ijtihad. Pemba-ruan pendidikan Islam merupakan tuntutan kebutuhan dunia pendidikan Islam saat ini. Melihat ketertinggalan dan keterbelakangan umat Islam dewasa ini, maka inti dari pembaruan pendidikan Islam adalah berupaya meninggalkan pola pikir lama yang tidak sesuai dengan kemajuan zaman (future oriented) dan berupa meraih aspek-aspek yang menopang untuk menyesuaikan diri dengan kema-juan zaman. Pendidikan Islam yang sebenarnya adalah balanced between worldly life and hereafter (keseimbangan antara dunia dan akhirat), balanced between revealed knowledge and acquired knowledge (keseimbangan antara pengetahuan wahyu dan pengetahuan usaha manusia), balanced between iman-taqwa and science and technology (keseimbangan antara imtak dan iptek) sehingga menghasilkan kesejahteraan spiritual dan material.Abstract: Renewal is a process or a way of renewing the adjustment results in a change in circumstances. Islamic education is the process of preparing the younger genera-tion (generation people) to run life (as Caliph) and to meet life goals effectively and efficiently based on the Islamic sources, the Quran, the sunnah, and ijtihad. Renewal of Islamic education is a demand to the needs of Islamic education in this time. Seeing underdevelopment and backwardness of Muslims today is that the core of the reform of Islamic education is attempting to leave the old mindset that is not in accordance with the progress of time (future oriented) and strive for sustaining aspects to conform with the progress of time. Islamic education is actually is balanced between worldly life and hereafter, balanced between revea-led knowledge and acquired knowledge, balanced between iman-taqwa and science and technology so that resulting spiritual well-being and material well-being.
SPIRITUAL QUOTIENT (SQ): THE ULTIMATE INTELLIGENCE
Lentera Pendidikan Vol 16, No 1 (2013): Jurnal Lentera Pendidikan
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Tulisan ini membahas tentang kecerdasan spiritual sebagai puncak kecerdasan jauh melejit melebihi IQ dan EQ. IQ atau disebut Intelligence quotient adalah suatu bentuk kecerdasan yang bersandarkan nalar, rasio intelektual, yaitu cara berpikir secara linier yang meliputi kemampuan berhitung, menganalisa sampai mengevaluasi. Sementara EQ atau emotional Quotient bersandarkan emosional, yaitu kecerdasan yang mampu mengendalikan emosi dan memberi empati sehingga seseorang mampu bersikap wajar. Maka hakikat sejati SQ atau spiritual quotient disandarkan pada kecerdasan jiwa. Kecerdasan ini melahirkan kemampuan un-tuk menemukan makna hidup, serta memperhalus budi pekerti, SQ sebagai pun-cak kecerdasan menurut Danah Zohar, ini berarti bahwa makna kehidupan me-rupakan tujuan hidup yang pertama dan utama bagi manusia. Hanya orang-orang cerdas secara spiritual mampu memberi makna dalam hidupnya.Abstract: This paper discusses the spiritual intelligence as the ultimate intelligence which exceeds the IQ and EQ. IQ or intelligence quotient is a form of intelligence that based on reasoning, intellectual ratio, which is a linear way of thinking that in-cludes the ability to count, analyze to evaluate. While EQ or Emotional Quotient based on emotional, namely the intelligence which is capable to control emotions and give empathy so a person is able to act natural. Therefore the true nature of the SQ or spiritual intelligence quotient was based on the soul. This intelligence makes people to have the ability to find meaning in life, as well as refine the manners. According to Danah Zohar SQ as the ultimate intelligence means that the meaning of life is the first and foremost goal of life for humans. Only intelligent people spiritually who can give meaning in his life.
EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN GURU SD DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Widyasari, Widyasari; Yaumi, Muhammad
Lentera Pendidikan Vol 17, No 2 (2014): Jurnal Lentera Pendidikan
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengevaluasi program pendampingan kuri­ku­lum 2013 pada tahap perencanaan dan pelaksanaan pendampingan. Penelitian di­lakukan di Gugus III Kecamatan Jatiasih Bekasi. Jenis penelitian adalah pe­ne­li­tian evaluasi dengan menggunakan metode penggabungan (mixed method) untuk menganalisis data. Sumber data terdiri atas Ketua Gugus, Instruktur Nasional Ku­rikulum 2013, dan guru model. Instrumen penelitian adalah pedoman wa­wan­cara, lembar observasi, angket, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data kua­li­tatif mencakup reduksi data; penyajian data; dan verifikasi data. Data ku­antitatif dianalisis dengan menghitung persentase berdasarkan kriteria tidak baik, kurang baik, cukup baik, baik, dan sangat baik. Hasil penelitian menunjukkan bah­wa pe­ren­canaan program pendampingan dilakukan melalui enam langkah mendesain tujuan, mengidentifikasi potensi, menfasilitasi orientasi bersama, mencocokkan, mem­persiapkan peralatan, implementasi pendampingan, dan mengevaluasi dan revisi. Terdapat kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan ku­rikulum 2013, yaitu pendekatan saintifik, membuat soal ulangan harian, reka­pi­tulasi nilai ke dalam rapot. Implementasi pendampingan dalam pelaksanakan K 2013 mengarah pada pembiasaan untuk mengembangkan aspek kognisi, afeksi, dan psikomotor. Pandangan guru tentang pelaksanaan pendampingan K 13 ber­ada pada kategori baik.Abstract: The purpose of this study was to evaluate mentoring program of 2013 curriculum that focused on planning and implementation phases. The study was conducted in Cluster III Jatiasih District of Bekasi. The type of research was evaluation study by mixed method to analyze the data. The data source consisted of the chairman of the cluster, national instructor of 2013 curriculum, and the model teachers. The research instruments were interview guide, observation sheets, questionnaires, and documentation tools. The techniques of qualitative data analysis include data reduction displays, conclusion drawing and verification. Quantitative data were analyzed by calculating the percentage based on the criteria “not good, poorly good, fairly good, good, and excellent. The results showed that the mentoring program planning is done through a six steps; designing objectives, identifying potential, facilitating orientation, matching, preparing equipment, implemen­ta­tion, evaluation and revision. There were constraints faced by teachers in imple­menting the 2013 curriculum, namely scientific approach, making daily quiz, score recapitulation and report card. Implementation of 2013 curriculum men­to­ring leads to cognitive, affective, and psychomotor aspects. The teachers’ opinion on the mentoring program of 2013 curriculum was in the good category. 

Page 4 of 42 | Total Record : 414