cover
Contact Name
Nur Arifin
Contact Email
diskursus@uin-alauddin.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
diskursus@uin-alauddin.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Diskursus Islam
ISSN : 23385537     EISSN : 26227223     DOI : -
Jurnal Diskursus Islam adalah jurnal yang diterbitkan oleh Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar yang merefleksikan diri sebagai wadah akademik untuk publikasi artikel ilmiah. Jurnal ini menfokuskan pada kajian/studi islam dalam berbagai aspeknya yang diharapkan dapat memberi referensi bagi pembaca dalam pengembangan wawasan akademik dan keilmuan.
Arjuna Subject : -
Articles 296 Documents
KITTA TULKIYAMAT SEBAGAI MEDIA DAKWAH DALAM TRADISI MASYARAKAT MAKASSAR DI TAKALAR Nur Setiawati
Jurnal Diskursus Islam Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v2i1.6512

Abstract

Artikel ini membahas tentang Kitta Tulkiyamat sebagai media dakwah dalam tradisi masyarakat di Takalar tepatnya di Sanrobone, suatu studi tentang pesan yang terdapat dalam Kitta Tulkiyamat, unsur serta implementasi yang terkandung dalam Kitta Tulkiyamat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis isi dan pesan dakwah yang terdapat pada Kitta Tulkiyamat sebagai media dakwah, mengkaji unsur-unsur ajaran Islam yang terkandung dalam Kitta Tulkiyamat, serta mengetahui implementasi proses pelaksanaan pembacaan Kitta Tulkiyamat sebagai tradisi atau kebiasaan masyarakat Makassar di Kabupaten Takalar. Penulis melakukan penelitian di Kabupaten Takalar yang mayoritas adalah suku Makassar, menggunakan analisis isi, metode deskriptif kualitatif melalui pendekatan sejarah dan dakwah. Informan ditentukan berdasarkan purposive sampling yakni tokoh agama, tokohmasyarakat, pembaca Kitta Tulkiyamat, keluarga yang berduka, serta pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur yang terkandung dalam Kitta Tulkiyamat yang terdiri aqidah, syariah, dan akhlak. Adapun pesan-pesan yang terdapat dalam Kitta Tulkiyamat sebagai media dakwah meliputi, Nur Muhammad, kematian, godaan syetan, kiamat, surga dan neraka. Kitta Tulkiyamat harus tetap dilestarikan, karena nilai-nilai ajaran Islam yang terkandung di dalamnya dapat dijadikan sebagai media dakwah dan sosialisasi ajaran agama dalam masyarakat, dan disampaikan dalam bahasa lokal yang mudah dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat. Tradisi ini dianggap sangat relevan karena dapat meningkatkan kesadaran beragama.ABSTRACTThis paper highlights Kitta Tulkiyamat as a dakwah medium in tradition of Takalar community, precisely in Sanrobone. This is a study about meaning, elements, as well as implementation within Kitta Tulkiyamat. This research aims to analyze the contents and dakwah messages contained in Kitta Tulkiyamat as dakwah medium, examining the elements of Islamic teachings on it, and also knowing the process of reciting kitta Tulkiyamat as a tradition of Takalar community. The writer conducts research in Takalar regency, whose majority population is Makassar ethnic, employing content analysis, qualitative description method through historical and dakwah approaches. The respondents are determined by means of purposive sampling, namely the religious leaders, community figures, readers Kitta Tulkiyamat, bereaved families, as well as the collection of data through observation and interviews. Research findings show that the Kitta Tulkiyamat mostly talks about aqidah, syariah, and akhlak. The dakwah messages contained in the book encompass Nur Muhammad, death, satan temptation, here after, heaven and hill. The book should be preserved because the Islamic values contained in can be as means of dakwah and promulgating religious teaching to society and is delivered in local language that is very easy to be understood by all exponents of society. This tradition (reciting the Kitta Tulkiyamat) is still more relevant now due to be able to enhance religious awareness.
HADIS-HADIS TENTANG PUASA ‘ASYURA (Suatu Kajian Living Sunnah di Kecamatan Bola Kabupaten Wajo) Darmiati Darmiati; Muhammad Yahya; Andi Darussalam
Jurnal Diskursus Islam Vol 6 No 2 (2018): August
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v6i2.6555

Abstract

Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana hadis-hadis tentang hari ‘asyura (studi kajian living sunnah di Kecamatan Bola Kabupaten Wajo)? Adapun masalah yang dipecahkan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana gambaran hadis-hadis hari ‘asyura; 2) Bagaimana bentuk-bentuk tradisi di Kecamatan Bola Kabupaten Wajo pada hari ‘asyura; dan 3) Bagaimana pengamalan hadis hari‘asyura di Kecamatan Bola Kabupaten Wajo. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan yang bersifat kualitatif dengan menggunakan tiga  pendekatan yaitu: 1) Pendekatan historis; 2) Pendekatan sosiologis; dan 3) Pendekatan Fenomenalogis. Sumber data terdiri atas dua sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh dari observasi dan wawancara, sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari dokumen. Kemudian metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik pengolahan dan analisis data melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa  pertama, gambaran hadis-hadis hari ‘asyura, banyak hadis yang menunjukkan kepada kita sebagai umat Nabi Muhammad saw. perintah untuk melaksanakan ibadah puasa pada hari ‘asyura; kedua, bentuk-bentuk tradisi di Kecamatan Bola Kabupaten Wajo yang terkait dengan hari ‘asyura ada dua yaitu bubur tujuh macam dan pembelian perabot rumah tangga. Bubur tujuh macam tesebut terbuat dari tujuh macam bahan makanan adalah beras ketan, kacang ijo, labu, kacang tanah, pisang, nangka dan ubi jalar. Sedangkan pembelian perabot rumah tangga dengan awalan huruf  “p” (dalam bahasa bugis). Seperti, pattapi, passero, dan passering; ketiga, pengamalan hadis ‘asyura di Kecamatan Bola Kabupaten Wajo bukan dengan cara berpuasa saja, akan tetapi juga melalui berbagai macam cara, seperti zikir  mengaji, bersedekah bersedekah.
KEGIATAN KEAGAMAAN SEBAGAI PILAR PERBAIKAN PERILAKU NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KELAS IIA SUNGGUMINASA GOWA Herman Pelani; Bahaking Rama; Wahyuddin Naro
Jurnal Diskursus Islam Vol 6 No 3 (2018): December
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v6i3.6545

Abstract

Penelitian ini membahas tentang kegiatan keagamaan sebagai pilar perbaikan perilaku narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Sungguminasa Gowa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) mengetahui kegiatan keagamaan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Sungguminasa Gowa; 2) mengetahui faktor pendukung dan penghambat kegiatan keagamaan serta bagaimana hasil kegiatan keagamaan terhadap perilaku narapidana, wawasan pengetahuannya tentang ilmu agama dan perilaku kesehariannya baik sikapnya kepada sesama manusia dan ibadahnya selama di Lapas. Jenis penelitian ini tergolong kualitatif dengan pendekatan penelitian adalah pendekatan ilmiah dan pendekatan studi keilmuan. Pendekatan ilmiah meliputi pendekatan sosiologis dan pendekatan studi keilmuan meliputi interdisipliner, yaitu pendekatan pedagogis dan pendekatan psikologis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan keagamaan sebagai pilar perbaikan perilaku narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Sungguminasa Gowa, berjalan dengan cukup baik dengan tenaga pembimbing uztadz dan uztadzah dari luar Lapas, yang memang dari latar belakang pendidikan Agama dari mulai jenjang S1 sampai S3. Ditunjang dengan fasilitas kegiatan keagamaan yang ada di Lapas, seperti Pesantren, Masjid dan perpustakaan, namun penulis melihat kegiatan keagamaan belum sepenuhnya berjalan dengan sangat baik karena penulis melihat ada beberapa faktor yang bisa menjadi faktor penghambat kegiatan keagamaan, misalnya masih ada beberapa narapidana yang  tidak pernah dibesuk oleh pihak keluargnya sehingga narapidana tersebut tidak mempunyai biaya untuk membeli perlengkapan dalam melaksanakan kegiatan keagamaan, seperti mukena atau alat tulis untuk belajar. Masih minimnya suntikan dana kegiatan keagamaan dari pemerintah pusat, sehingga pihak Lapas selama ini masih banyak mengandalkan sumbangan sumbangan dari pihak dermawan yang menyumbang beberapa perlengkapan kepada para narapidana untuk beribadah, seperti Al-Qur’an, mukena.
HAK-HAK ANAK JALANAN DI KOTA MAKASSAR : Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif Ipandang Ipandang
Jurnal Diskursus Islam Vol 2 No 2 (2014)
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v2i2.6521

Abstract

Artikel ini mengkaji tentang hak-hak anak jalanan perspektif hukum Islam dan hukum positif di kota Makassar. Metodologi penelitian yang digunakan adalah menggunakan pendekatan ilmu  hukum  dan bidang ilmu lain yang mendukung seperti pendekatan rasionalistik, fenomenologis, teologis normatif, dan sosiologis sehingga tercakup di dalamnya pendekatan multidisipliner, yang datanya merujuk pada field research. Faktor munculnya anak jalanan di kota Makassar disebabkan oleh faktor ekonomi atau kemiskinan, faktor broken-home, faktor relasi gender yang pincang, tidak adanya ruang bermain, juga karena peluang mendapatkan uang dengan mudah, urbanisasi, dan karena musiman.   Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pembinaan keluarga belum maksimal, ini dapat dilihat pada tiga aspek. Pertama, pembinaan anak jalanan dihadapkan pada lingkungan kehidupan yang tidak sesuai dengan proses pembentukan pribadi mereka. Kedua, Negara memandang semua anak sama kedudukannya dalam undang-undang, namun kelihatan bahwa anak jalanan tidak mendapatkan perhatian dan pembinaan serius.Ketiga, pembinaan anak jalanan di kota makassar menjadi tanggung jawab pemerintah, namun karena belum maksimal, maka pembinaan tersebut dilaksanakaan secara bersama dengan lembaga lain seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Efektivitas pemenuhan hak-hak anak jalanan perspektif hukum Islam maupun hukum positif di kota Makassar pada prinsipnya telah memenuhi aspek kemanusiaan, perlindungan HAM, dan pembinaan secara seimbang sebagaimana yang dituangkan dalam undang-undang, dan peraturan pemerintah, khususnya dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Makassar Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis dan Pengamen, namun pelaksanaannya belum efektif, dan pasal demi pasal perlu ditinjau ulang terutama pasal 47 ayat 1 dan 2, karena pasal tersebut tidak mendidik  berdasarkan asas hukum keadilan, karena jumlah anak jalanan tidak  dapat diminimalisir.ABSTRACTThis dissertation examines the central issue of how street children's rights perspective of Islamic law and positive law in Makassar City. As a sub-problem is how the coaching philosophy of families of street children in Makassar City, how the philosophy and principles of coaching families of children on the basis of a review of Islamic law and positive law in Makassar City, what is the factor of the emergence of street children in Makassar City and development efforts undertaken Makassar City government, how the effectiveness of the fulfillment of the rights of street children and the Islamic legal perspective positive law in Makassar City. The research methodology used in this dissertation are originated from the determination of the location and type of research, the approach based on scientific theories approach preaching and other disciplines that support such a rationalistic approach, phenomenology, normative theological, and sociological approaches to this include multidisciplinary , which refers to the field research data. Thus the data obtained mainly sourced directly from study sites and populations by taking samples. The data collection procedures through observation, interviews, questionnaires, and documentation. Processing and analysis of qualitative data and analyzed in the form of a table with the results of the data by dividing the frequency distribution. This dissertation formulates the conclusions that the problem of street children in Makassar City family coaching philosophy is based on a review do not meet the principles of the caliphate, and this can be seen in three aspects. First, the development of street children are exposed to the environment are not living according to their personal forming process. Second, the state looked at all children are equal in law, but it appears that street children are not getting the attention and coaching seriously. This is proven by the number of street children in Makassar City, which amounted to 2229. Third, development of street children is the responsibility of the government but because it is not maximized, the building in Makassar dilaksanakaan also by the Child Protection agency (LPA), Non Governmental Organizations (LSM), and the Legal Aid Institute (LBH) is jointly Makassar City Government seek guidance in terms of emphasis on maintenance and protection of street children. Factors emergence of street children in Makassar City caused economic factors or because of poverty, brokenhome factors, factors that lame gender relations, the lack of play space, as well as opportunities to earn money easily, because the suffering/ descendants of lepers, urbanization, and due to seasonal. In order to address the street children, it was a strategic move. First, an integrated coaching system ranging from household environment, society and the government of Makassar. Second, build konprehensif understanding of the position of the child in life coaching through religious, economic empowerment and skills enhancement through alternative education, cultural arts activities and others have been made by the government of Makassar. Third, the government of Makassar coordinated approach with all the elements, especially LSM, Ornop, and other observers of street children with a variety of activities that promote the development and empowerment of street children. In the meantime, the effectiveness of the fulfillment of the rights of street children as well as the perspective of Islamic law positive law in Makassar City in principle meets the humanitarian aspects, protection of human rights and development in a balanced manner as stated in the law, and government regulations, particularly Regulation (Perda) Makassar City No. 2 of 2008 on Development Street children, homeless, beggars and musician, but not yet effective implementation based on the legal principle of justice because the number of street children can not be minimized. Conclusions based on the description above, implies an understanding that the presence of street children in Makassar City is an undeniable social fact. Therefore suggested the need for a special development in an integrated and continuous. For this purpose, the government should Makassar held posts at each point as a control point ditengarahi gathering place for street children in order to develop more intensively.
IJTIHAD DALAM PEMIKIRAN ISLAM : Perspektif Kaum Sufi Tomo Paranrangi
Jurnal Diskursus Islam Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v2i1.6508

Abstract

Penelitian ini membahas ajaran-ajaran sufi yang secara ijtihadiyat, tidak menyimpang dari ajaran Islam. Pada hakekatnya ijtihad kaum sufi, adalah upaya memahami dan menemukan jalan yang harus ditempuh untuk menyucikan diri agar dapat memakrifati Allah. Pendapat-pendapat itu terdiri dari amalan lahir (eksoterik) dan amalan batin (esoterik). Penelitian ini dilakukan melalui kajian pustaka guna mengetahui landasan ideologi atau landasan teologis dan normatif ijtihad kaum sufi dari al-Qur‟an dan sunah melalui literatur yang ditulis oleh ulama muktabar, khususnya yang mengekspresikan masalah sufisme, demikian pula sumber lain yang terkait atau membahas tema yang sama. Secara ideologi, ijtihad kaum sufi mempunyai landasan yang kuat dalam alQur‟an dan hadis serta amalan sahabat dan pengikut-pengikutnya yang taat. Namun dalam gerakannya pasca al-Gazali dan Ibnu Arabi, terjadi perkembangan yang distorsif dengan munculnya gerakan tarekat yang memicu kesalahpahaman seperti fanatisme, tawassul, politisasi dan komersialisasi tasawuf.ABSTRACTThis research discusses about sufi teachings are ijtihadiyah, do not deviate from the teachings of Islam. In essentially ijtihad sufis, trying to understand and find a way to go to purify themselves in order to get to know Allah. The research was conducted through a literature review to determine the ideological basis or foundation of theological and normative ijtihad sufis through literature written by venerated scholars, in particular expressing a sufism problem, as well as other related sources or discuss the same theme. In ideology, ijtihad sufis have a solid foundation in the Qur'an and hadith and practice companions and his followers are obedient. But the movement of post-Gazali and Ibn al Arabi, development occurred with the advent of motion distorcif congregation that cause misunderstandings such as fanaticism, tawassul, politicization and commercialization of Sufism.
PENDIDIKAN ISLAM DI ZAWIYAH PADA MASA KESULTANAN BUTON ABAD KE-19 Syarifuddin Nanti; Ahmad M Sewang; Muzakkir Muzakkir
Jurnal Diskursus Islam Vol 6 No 3 (2018): December
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v6i3.6550

Abstract

Zawiyah sebagai institusi pendidikan Islam pada masa kesultanan Buton merupakan hasil adaptasi antara ajaran Islam dan tradisi masyarakat lokal, dicirikan dengan bangunan sebagai tempat pembelajaran agama Islam dalam bidang tasawuf dan fikih. Didirikan pada awal abad ke-19 (kesembilan belas) di masa pemerintahan Sultan Muhammad Idrus Kaimuddin sampai masa Sultan Muhammad Umar (1824/1851-1885/1906 M). Terdapat empat Zawiyah pada masa kesultanan Buton, dibangun sesuai dengan nama pendirinya, yaitu Zawiyah Sultan Muhammad Idrus Kaimuddin, Zawiyah H. Abdul Ganiu (Kenepulu Bula), Zawiyah Muhammad Nuh (Kanepulu Bente) dan Zawiyah Sultan Muhammad Umar (1885-1906 M). Pelaksanaan pendidikan Islam di Zawiyah bersifat tradisional dan sentralistik atau cenderung bersifat struktural. Materi pembelajarannya memuat dua unsur yaitu ilmu tasawuf, dan ilmu fikih. Ilmu tasawuf yang meliputi tasawuf tarekat dan tasawuf teosofi atau falsafi. Sedangkan ilmu fikih mencakup kaidah uṣūl dan fikih, atau meliputi ibadah mahḍah dan muamalah. Metode pembelajaran yang paling menonjol di Zawiyah adalah metode suluk dalam tasawuf. Hubungan antara mursyid dan murid di Zawiyah dilandasi semangat kepercayaan yang diimplementasikan melalui tingkah laku dan perbuatan sehari-hari. Adapun peran Zawiyah terhadap perkembangan pendidikan Islam di Buton sebagai wadah dalam menanamkan kesadaran berfikir tentang hakekat keislaman bagi masyarakat Buton yang ada di wilayah keraton, sekaligus sebagai bentuk syiar ajaran Islam yang mesti melekat dalam kehidupan masyarakat Buton secara keseluruhan.
TERAPAN GAGASAN GARDNER BAGI PENGEMBANGAN TEORI BELAJAR Muh. Sain Hanafy
Jurnal Diskursus Islam Vol 2 No 2 (2014)
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v2i2.6526

Abstract

Perkembangan teknologi komunikasi membuktikan asumsi globalisme tersebut dengan temuan aneka alat yang memperpendek jarak komunikasi personal. Berbagai media muncul yang memudahkan umat manusia untuk mencapai keinginannya. Dunia memasuki fase baru yang persoalannya jauh lebih kompleks dari dunia yang dikenali sebelumnya. Problemnya adalah bahasa sains rupanya tidak cukup memadai menyadarkan orang atas gejala alam hingga tuntutannya para saintis sebaiknya mulai belajar linguistik. Linguistik penting karena fenomena alam tidak berbicara bahkan atas dirinya namun berekspresi dan menstimulasi manusia untuk memahaminya. Metode penelitian dalam artikel ini menggunakan deskriptif yakni untuk menjelaskan gagasan Gardner yang memperkelankan Multiple intelegence. Multiple intelegence adalah salah satu teori yang mentransendensikan berbagai disiplin pengetahuan untuk kepentingan pembelajaran yang di dalam prakteknya mengklasifikasi kecenderungan belajar setelah menyelami karakter dasar kecerdasan personal. Teori ini sedemikian rupa bermanfaat untuk mendekatkan pembelajar dengan persoalan-persoalan nyata kehidupannya.ABSTRACTThe development of communication technology proves the assumption about globalism with the invention of various tools that can shorten the distance of personal communication. The diverse media appears that allows man to achieve their will. The world enters a new phase which its problems are more complicated than the known world before.The problem is that the scientific languages seem not to be enough to disenchant man on natural phenomenon so that scientists need to learn about linguistics. The linguistics are important thing since the natural phenomena are silent but attracting man's attention to understand it. The research method in this article uses description, that is, exploring Gardner's paradigm that introduces multiple-intelligence. The multiple-intelligence is one of theories that transcend any knowledge disciplinary in the sake of learning which its implementations classify learning tendencies after recognizing the basic character of individual intelligence. The theory is more beneficial to familiarize students with their own real-lifel problems.
GIBAH DALAM PERSPEKTIF HADIS Muhammad Ali
Jurnal Diskursus Islam Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v2i1.6513

Abstract

Salah satu peyakit masyarakat yang dianggap sepeleh tapi sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan ketegangan dalam suatu masyarakat, adalah kecenrungan menyebarkan isu atau dalam istilah masyarakat adalah gosip, yaitu obrolan tentang orang lain atau cerita negatif tentang seseorang dan dalam bahasa agama (Islam) disebut gibah. Dalam artikel ini, metode yang digunakan adalah metode maudu‘iy. Sementara untuk mengetahui asalusul hadis, maka penulis menggunakan metode takhrij hadis. Larangan gibah dalam hadishadis di atas bertujuan untuk menjaga keharmonisan dalam hidup bermasyarakat. Ancaman-ancaman pelaku gibah bersifat tarhib, dan dapat menjadi dosa besar bila telah menjadi profesi.ABSTRACTOne of social ills that are considered trivial but very dangerous and can lead to tensions in a society is a tendency to spread rumors or gossip, that is, a negative story about another person and in Islamic terms called it as ghibah. In this paper, method used is maudu'iywhilst to know origin of a hadith the writer advocates takhirj hadith method. The prohibition of backbiting (ghibah) in the hadiths above aims to keep harmony in social life. Threats of backbiting actors are tagrib and can be a great sin if it has become a profession.
METODOLOGI PENAFSIRAN SAID NURSI DALAM KITAB ISYARAT AL-I’JAZ FI MAZANN AL-IJAZ M Iqbal Nasir; Muhammad Galib; Firdaus Firdaus
Jurnal Diskursus Islam Vol 6 No 2 (2018): August
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v6i2.6556

Abstract

Subject matter in this research is how the methodology of interpretation of Said Nursi in Scripture Isyarat al-I’jaz fi Mazann al-Ijaz The purpose of this research is to 1) to know the method of interpretation of Said Nursi in Scripture Isyarat al-I’jaz fi Mazann al-Ijaz, 2) to know the approach to and interpretation of Said Nursi in Isyarat al-I’jaz fi Mazann al-Ijaz, 3) to know the techniques of interpretation of Said Nursi in Scripture Isyarat al-I’jaz fi Mazann al-Ijaz, 4) to know the advantages and limitations of the interpretation of Said Nursi in Scripture Isyarat al-I’jaz fi Mazann al-Ijaz. This type of research is the research library research. Research approach in this research is the approach of science of tafseer. As for the data sources used are primary and secondary sources. The next method of data collection was done by affirming the theme data is searchable, affirmed the source data, do data coding or classification to facilitate the researchers in this study. And techniques of processing and data analysis is performed using data reduction system, data and cereal drawdown conclusion. The results showed that: 1) method of interpretation used Said Nursi in Scripture Isyarat al-I’jaz fi Mazann al-Ijaz is a method of tahlili or analysis, 2) approach is Said Nursi use in Scripture Isyarat al-I’jaz fi Mazann al-Ijaz is the theological approach. And the pattern is the pattern of Isyari,  3) Said Nursi interpretation techniques apply in the book Isyarat al-I’jaz fi Mazann al-Ijaz textual interpretation and technique is contextual, 4) the advantages of book Isyarat al-I’jaz fi Mazann al-Ijaz are: a) the sentence that concisely, b) use three stages in interpreting the Qur'an, verse by verse previous relationships, relationship verse in the form of phrases, the texts in each relationship, c) reveal the secrets and wisdom which contained in every verse of the Qur'an, d) forms of questioning in its interpretation, e) proposes nazm al-Qur'an, f) independently thinking israiliyyat, g) combines several disciplines in interpreting the Qur'an. As for the limitations that are owned are: a) interpreted the surah al-Fatihah and surah al-Baqarah, b) the language used is very elusive, c) understanding book of Isyarat al-I’jaz fi Mazann al-Ijaz limited to people who had the insight a vast, d) does not mention the asbab al-nuzul ayah, e) are not listed the sources reference. The implications of research in this research study is expected to contribute to the academic community in reviewing the methodology of interpretation of which has a significant role in helping understand the Systematics of the scholars in the interpret the verses of the Qur'an.
KORELASI ANTARA KEMAMPUAN BAHASA ARAB DENGAN PEMAHAMAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN TERHADAP SISWA KELAS XII MADRSAHALIYAH AL-AMANAH KOTA BAUBAU Ahmad Karim; Achmad Abubakar; Amrah Kasim
Jurnal Diskursus Islam Vol 6 No 3 (2018): December
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v6i3.6546

Abstract

Penelitian ini membahas tentang tingkat kemampuan bahasa Arab dan tingkat pemahaman ayat-ayat al-Qur’an serta korelasi antara keduanya terhadap siswa kelas XII Madrasah Aliyah (MA) Al-Amanah Baubau. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach) bersifat kuantitatif dalam bentuk ex-post facto atau kasual komparatif karena penelitian ini berusaha mencari informasi tentang hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa. Data dikumpulkan melalui tes (soal) dari hasil jawaban Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN). Hasil penelitian dan pembahasan: (1) Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menjawab tes soal bahasa Arab dan al-Qur’an pada Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional. Tingkat pemahaman siswa kelas XII MA Al-Amanah Baubau dapat menerima/menyerap pelajaran al-Qur’an dengan sangat positif dan signifikan; (2) Korelasi antara tingkat kemampuan bahasa Arab dengan tingkat pemahaman ayat-ayat al-Qur’an dipengaruhi oleh kemampuan bahasa Arab siswa kelas XII MA Al-Amanah Baubau. Penelitian ini dapat memberi sumbangsih pemikiran dan pengetahuan bagi siswa dan guru agar lebih giat menguasai dan memahami pembelajaran bahasa Arab dan al-Qur’an, menjadi referensi atau rujukan yang relevan bagi kaum akademisi, lembaga pendidikan atau institusi penelitian lainnya dalam melakukan kajian dan penelitian yang terkait dengan tingkat kemampuan bahasa Arab dan tingkat pemahaman ayat-ayat al-Qur’an di MA Al-Amanah Baubau.

Page 3 of 30 | Total Record : 296