cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jpptp06@yahoo.com
Editorial Address
Jalan Tentara Pelajar No. 10 Bogor, Indonesia
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 1410959x     EISSN : 25280791     DOI : -
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (JPPTP) adalah media ilmiah penyebaran hasil penelitian/pengkajian inovasi pertanian untuk menunjang pembangunan pertanian wilayah.Jurnal ini memuat hasil penelitian/pengkajian primer inovasi pertanian, khususnya yang bernuansa spesifik lokasi. Jurnal diterbitkan secara periodik tiga kali dalam satu tahun.
Arjuna Subject : -
Articles 634 Documents
PENGKAJIAN RAKITAN TEKNOLOGI BUDIDAYA KENTANG DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA : Studi Kasus di Wilayah Prima Tani Lahan Kering Dataran Tinggi Kabupaten Magetan Santoso, Pudji; ., Yuniarti; Purnomo, Sudarmadi; ., Subandi
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengkajian Rakitan Teknologi Budidaya Kentang dan Strategi Pengembangannya : Studi Kasus di Wilayah Prima Tani Lahan Kering Dataran Tinggi Kabupaten Magetan. The assessment on improving the cultivation technology of potato as demonstration plot in farmer’s land was done in Prima Tani area of Magetan regency in Genilangit village, during dry season on June – September 2007. Collecting data was done using farm record keeping method on the application of improving cultivation technology of potato which was done by cooperator farmers, while non-cooperator farmers done their potato farming using their own cultivation technology as the comparison. Improving cultivation technologies which were applied by the farmers including 1) Seed quality and seed treatment before planting, 2) The use of rational fertilization, 3) Enlargement of planting space and planting-row space, and 4) Improving pests and diseases control method. The aim of the assessment were 1) To increase productivity, yield quality and farmer’s income of potato farming using the improved cultivation technology, and 2) To find development strategy of potato farming in the assessment area. The result showed, that application of the improved cultivation technology of potato farming can increased productivity, yield quality and farmer’s income. Development strategy for potato farming in this area should be based on the principle of maximize their potency and use their opportunity in facing threats and minimize their weaknesses. Increasing the farming efficiency, productivity and yield quality should be done by application of potato farming using cooperated farming model. The use of qualified seed such as certified potato seed needed to be socialized.
POTENSI PENINGKATAN PRODUKSI PADI MELALUI PENGEMBANGAN PADI GOGO DI JAWA BARAT SELATAN : Studi Kasus di Lokasi Prima Tani Kabupaten Garut Ruswandi, Agus Ruswandi; Susanto, Bambang; ., Yayat
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Potensi Peningkatan Produksi Padi Melalui Pengembangan Padi Gogo Di Jawa Barat Selatan : Studi Kasus Di Lokasi Prima Tani  Kabupaten Garut. West Java rice production has been decreasing, 10.820.862 t in 1993 and 9,602,302 t in 2004/2005, decrease 11,26%. One of potentions to increase rice production is trough gogo rice development. West Java have wide dry land mainly in South West Java that potential to development gogo rice. The research aimed to describe of potention to increase rice production trough development gogo rice. Research was conducted in 2006 at Jatiwangi Village, Garut District. The research conducted at farmer land by participative approach. Technology was introduced consist off  new advantage variety and improvement fertilization. The data was analized descriptively. Amount of land potential for gogo rice development, account from land evaluation for gogo rice data. The result off this research, gogo rice productivity with introduction technology higher depend on farmer technology, that are 1.44 t/ha with farmer technology and 3,59 t/ha with introduction technology. In three districts area (Pakenjeng, Bungbulang, dan Cikelet) there were 15,205 hectares dry land potential that suitable for gogo rice, consist off suitability class S1, S2, S3. Area S1 and S2 class amount 2,841 ha . If land potential  2,841 ha used gogo rice plantation with introduction technology, will be increasing gogo rice production from 4,091.04 t/season to 10,199.19 t/season (increasing 6,108.15 ts/season). That increasing, will be increase income from Rp.459,466,407/season to Rp.8,108,978,229/season. VUB introduction has been triggering to gogo rice extensification, and will be influence to West Java rice production Produksi padi Jawa Barat cenderung terjadi penurunan. Pada tahun 1993  produksi 10.820.862 t dan tahun 2004/2005 menjadi 9.602.302 t. Terjadi penurunan  11,26%.  Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh konversi lahan sawah. Salah  satu potensi untuk meningkatkan produksi padi Jawa Barat antara lain melalui pengembangan padi gogo. Lahan kering Jawa Barat cukup luas terutama di bagian Selatan dan potensial untuk pengembangan padi gogo. Tujuan penelitian memberikan gambaran peluang peningkatan produksi padi Jawa Barat melalui pengembangan padi gogo. Penelitian dilakukan di Desa Jatiwangi, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut tahun 2006. Introduksi teknologi dilaksanakan secara partisipatif di lahan petani meliputi penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) dan perbaikan pemupukan. Data diolah secara deskriptif. Luas potensi lahan pengembangan, dihitung dari data hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk padi gogo. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa produktivitas padi gogo dengan teknologi introduksi lebih tinggi dibanding teknologi petani yaitu 1,44 t/ha dengan teknologi petani, dan 3,59 t/ha dengan teknologi introduksi. Di tiga kecamatan (Pakenjeng, Bungbulang, dan Cikelet) terdapat potensi lahan kering yang cocok untuk padi gogo seluas 15.205 ha meliputi kelas kesesuaian S1, S2, S3. Kelas kesesuaian S1 dan S2 seluas 2.841 ha. Jika lahan 2.841 ha di tanami padi gogo dengan teknologi introduksi, maka akan meningkatkan produksi padi gogo dari 4.091,04 t/musim menjadi 10.199,19 t/musim (tambahan produksi 6.108,15 t/musim). Peningkatan produksi tersebut akan meningkatkan pendapatan wilayah dari Rp.459.466.407/musim menjadi Rp.8.108.978.229/ musim. Dengan demikian, Introduksi VUB padi gogo dapat menambah perluasan areal tanam padi yang sangat berarti terhadap pertambahan produksi padi di Jawa Barat.
PENGKAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN MANISAN MANGGA KERING DI KABUPATEN INDRAMAYU D, Histifarina; Agriawati, Deliana P.
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Assessment of Technonological Application of Dried Sweet Mango in Indramayu Regency. Mango is one of the horticulture commodities that are seasonal and perishable. To increase the added value and lengthen the storage period as well as to be consumed out of season, mango can be preserved by the use of drying and sugar addition technology. The objective of the assessment is to increase the value of mango fruit by dried mango processing. This assessment was conducted from May 2006 until December 2006 in Kasmaran Village, Widasari District Indramayu Regency by using four mango varieties i.e. Golek, Harumanis, Cengkir and Beruk with raping rate > 80% in collaboration with farmer’s group of Bunga Mawar. The study was carried out by using descriptive method where the four mango varieties were weighed, skimmed, sliced then mixed with sugar and dried. Three major parameters used included physical properties (size, color, others materials and texture), chemical properties (water content, ash content, vitamin C content, sugar content and sulphite residues) and organoleptic properties (color, taste, aromatic, texture and appearance) were measured and the feasibility study was completed. The results showed that dried mango process gave the R/C value 1.65 and B/C value 0.65 and the quality of dried mango resulted from this assessment met the requirement of LITC (Landcaster International Trade Company) USA standard. This means that the fruit has the same physical-chemical characteristics as standard such as color, texture, water content, ash content and sulphite residue, while Beruk mango provided the highest preferences with score > 4 for all parameters.Buah mangga merupakan salah satu jenis komoditas hortikultura yang bersifat musiman dan tergolong perishable (mudah rusak). Untuk meningkatkan nilai tambah buah mangga dan memperpanjang daya simpannya serta dapat dikonsumsi di luar musim, buah mangga dapat diawetkan dengan menggunakan teknologi pengeringan dan penambahan gula. Tujuan pengkajian adalah untuk meningkatkan nilai tambah buah mangga melalui penerapan teknologi pengolahan manisan mangga kering. Pengkajian dimulai dari Mei 2006 hinggga Desember 2006 di Desa Kasmaran, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu dengan menggunakan empat jenis mangga yang dipanen pada tingkat kematangan > 80% dengan melibatkan kelompok tani Usaha Bersama Bunga Mawar. Metode pendekatan yang dilakukan yaitu dengan metode deskriptif. Empat jenis mangga yaitu golek, harumanis, cengkir dan beruk ditimbang, dikupas, diiris, ditambah gula dan dikeringkan. Parameter yang diamati meliputi sifat fisik (ukuran, warna, benda asing dan tekstur), sifat kimia (kadar air, kadar abu, kadar vitamin C, kadar gula total dan residu sulfit), sifat organoleptik (warna, rasa, aroma, tekstur dan penampilan) dan analisis kelayakan usaha. Hasil pengkajian, diperoleh nilai R/C sebesar 1,65 atau B/C sebesar 0,65 dengan kualitas manisan buah sesuai standar produk manisan mangga yang dikeluarkan oleh LITCO (Landcaster International Trade Company) USA yaitu dari segi warna, tekstur, kadar air, kadar abu dan residu sulfit, sedangkan dari segi organoleptik mangga jenis beruk memberikan penilaian tingkat kesukaan tertinggi dengan skor > 4 untuk semua parameter.
PENGARUH JENIS ALAT GILING DAN VARIETAS TERHADAP KUALITAS BERAS DI SULAWESI SELATAN Dewayani, Wanti; Darmawidah, A; Razak, Nasruddin; Baco, Djafar
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Effect Of Mill Types And Variety On Rice Quality In South Sulawesi. The aim of  this research was find out the effect of mill types and variety on rice quality in South Sulawesi. This assessment was conducted on the farmer’s land in Pinrang Regency on August to December 2005. Cultivation Technologies applied were recommended by  Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura South Sulawesi. Experiment was arranged in randomized complete block design with two factors. The first factor was three varieties such as Pepe, Cimelati and Cigeulis. The second factor was three types of mills such as portable, RMU (compact rice mill) and complete big rice mill. The result showed that percentage of total rice, head rice, brokens, and moisture content of head rice was influenced significantly by interaction between type of mill and variety. The highest of head rice rendemen was Cigeulis with portable mill (74,6%) and followed by Cimelati with portable mill (73,17%). Palatability characteristics after cooking was influenced significantly by type of mill only. The best rice eaten was complete big rice mill with rice cooked had characteristics as delicious, softly, white color, bright and aromatic of variety Pepe, Cigeulis and Cimelati.   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis alat giling terhadap kualitas beras beberapa varietas padi di Sulawesi Selatan. Pengkajian dilaksanakan di lahan petani Kabupaten Pinrang pada musim tanam Agustus hingga Desember 2005. Teknologi budidaya yang digunakan adalah yang direkomendasikan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan Rancangan acak kelompok pola faktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu varietas sebanyak 3 faktor adalah Pepe, Cimelati dan Cigeulis. Sedangkan faktor kedua adalah alat giling sebanyak 3 faktor yaitu portable dengan kapasitas giling 50 g, RMU (Rice milling Unit) kapasitas 100 kg dan gilingan besar milik PT Pertani (sistem kontinyu dengan paddy polisher) kapasitas minimal 250 kg. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa rendemen beras total, beras kepala, beras pecah, dan kadar air beras kepala dipengaruhi secara nyata oleh interaksi antara tipe alat giling dan varietas. Rendemen beras kepala tertinggi adalah varietas Cigeulis dengan gilingan kecil (74,6%)  diikuti varietas Cimelati dengan gilingan kecil (73,17%) dan varietas Cigeulis  dengan gilingan RMU (72,24%). Mutu  citarasa nasi dari semua varietas yang diuji hanya dipengaruhi secara nyata oleh alat giling. Cita rasa nasi yang disukai adalah yang digiling dengan penggilingan besar. Beberapa karakteristiknya adalah agak lembek, rasa enak, warna putih mengkilat, pulen, beraroma dan kelekatan sedang baik varietas Pepe, Cigeulis maupun Cimelati.  
KAJIAN PEMUPUKAN N, P, DAN K TERHADAP JAGUNG (Zea mays Linn) PADA LAHAN KERING TANAH TYPIC USTROPEPTS Tandisau, Peter; Thamrin, Muhammad
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian Pemupukan  N, P, Dan K  Terhadap Jagung (Zea mays Linn) Pada Lahan Kering Tanah Typic Ustropepts. Assessment of N, P, and K fertilizer to upland maize on Typic Ustropepts.   Assessment was conducted in Jeneponto South Sulawesi, started on October 2004 until March 2005. The objective was to know respon of maize (hybrid and non hybrid variety) to N, P, K fertilizer on upland and to compare farmer’s practice and complete NPK application. A split plot design with five replications was used. Maize variety was used as main plot, and omission plot (fertilizer application) as sub plot. Result showed as follows : 1) Maize respond to N, P, K fertilizer: 2) Un complete fertilizers application caused growth and field quality of maize become lower (10-30%). Complete fertilizers application (N,P,K:200:35:100) indicated much more higher yield (5,5 t/ha) than farmer’s practice (<150 N) with yield of 3,8 t/ha. Hybrid variety of BISI-2 give higher yield (5,67 t/ha) than non hybrid variety of Lamuru (3,3 t/ha). On dry land of typic Ustropepts, under dry climate, nutrient deficiency of N, P, K (low nutrient status), in Jeneponto, N, P, K fertilizer application suggested were 200:35:100 kg/ha or equally to 440 kg Urea, 223 kg SP-36, 191 kg KCl/ha, plus 500 kg organic metter/ha, with dibbling application, plant spacing of 75 x 20 cm2, one plant/hill.  Kajian dilaksanakan di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan pada bulan Oktober 2004 sampai Maret 2005. Tujuan kajian mengetahui tanggap tanaman jagung hibrida dan non hibrida terhadap pupuk N, P, dan K pada tanah Typic Ustropepts di lahan kering dan membandingkan aplikasi pemupukan cara petani dan lengkap NPK. Kajian dilakukan melalui pendekatan petak omisi dengan Rancangan Percobaan Petak Terpisah dengan lima ulangan, dimana varietas merupakan petak utama, sementara petak omisi (pemupukan) sebagai anak petak. Hasil kajian menunjukkan sebagai berikut: 1) Tanaman jagung tanggap terhadap pupuk N, P, dan K: 2) Pemberian pupuk yang tidak lengkap menyebabkan pertumbuhan dan hasil berkurang  (10-30%). Aplikasi pupuk lengkap N, P, dan K (200:35:100) menunjukkan hasil lebih tinggi (5,5 t/ha) dibanding cara petani (<150 N) yang hanya mencapai 3,8 t/ha. Jagung hibrida BISI-2 hasilnya lebih tinggi dari pada jagung non hibrida varietas Lamuru  (3,34 t/ha). Pada lahan kering Typic Ustropepts, iklim kering, kekurangan hara N, P, dan K (status hara rendah) di Jeneponto, anjuran aplikasi pupuk untuk jagung adalah 200:35:100 kg/ha atau setara dengan 440 kg Urea, 223 kg SP-36, 191 kg KCl/ha, disertai dengan 500 kg pupuk organik/ha. Aplikasi pupuk disarankan secara tugal, jarak tanam 75x20 cm2, satu tanaman/lubang.  
PROSPEK USAHATANI TANAMAN SAYURAN DI KABUPATEN BREBES Choliq, Abdul; Ambarsari, Indrie
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prospek Usahatani Tanaman Sayuran di Kabupaten Brebes. District of Brebes is more known as the centre of onion productions.  Beside that this area is also potential to vegetables farming development, whereas the vegetables farming already bunch with local society especially high land farmers.  Although it just resemble at small scale, but this farming activity attach a significant contribution in farmer income.  Vegetables that common are potato, carrot, cabbage.  The aim of this study is to see how much the contribution of vegetables cultivation to the farmer incomes.  This study was doing on early 2005 in sub district of Sirampog, district of Brebes.  Collection data do by RRA (Rapid Rural Appraisal) method through field observation and interview with key informant.  Observation of primary data including cost production, price product, and market system.  Secondary data was obtained from related institution.  Data analyzed by financial and descriptive methods.  The result shows that if cost pay cash, benefit of farming reach from Rp.8.610,- to Rp.1.747.517,- per season.  With vary asset and comprehensive land scale, the high benefit of farming was scallion, follows with potato, carrot, cabbage, and mustard green with each R/C were 1,70; 1,54; 1,25; 1,19; and 1,01. Kabupaten Brebes selama ini lebih dikenal sebagai sentra bawang merah.  Namun sebenarnya di daerah tersebut juga memiliki potensi untuk pengembangan berbagai jenis usahatani tanaman sayuran lainnya, mengingat usahatani tanaman sayuran telah menyatu dengan masyarakat setempat khususnya petani dataran tinggi.  Meski diusahakan dalam skala yang relatif kecil, namun kegiatan usahatani tersebut memberikan andil yang cukup berarti bagi pendapatan rumah tangga tani.  Tanaman sayuran yang umum diusahakan adalah kentang, wortel, kubis, bawang daun, dan sawi.  Untuk melihat seberapa besar kontribusi usahatani tanaman sayuran tersebut terhadap pendapatan petani, maka dilakukan kegiatan kajian di Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes pada tahun 2005.  Pengumpulan data dilakukan dengan metode RRA (Rapid Rural Appraisal) melalui observasi lapang dan wawancara dengan informan kunci.  Data primer yang diamati antara lain meliputi biaya input produksi, harga output, dan sistem pemasaran.  Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi terkait.  Data dianalisis secara finansial dan deskriptif.  Hasil kajian menunjukkan bahwa dengan asumsi semua biaya dikeluarkan secara tunai, keuntungan usaha yang diperoleh berkisar antara Rp.8.610 sampai dengan Rp.2.783.400,- per musim.  Dengan jumlah modal dan luas lahan garapan yang berbeda, keuntungan per musim tertinggi diperoleh dari usahatani bawang daun, kemudian diikuti oleh kentang, wortel, kubis, dan sawi dengan perbandingan output input masing-masing sebesar 1,70 ; 1,54 ; 1,25; 1,19 ; dan 1,01.
KAJIAN WAKTU STRANGULASI TERHADAP PEMBUNGAAN JERUK PAMELO ‘CIKONENG’ (Citrus grandis (L.) Osbeck) Thamrin, Muhammad
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

An Assessment Time of Strangulation on Flowering Induction of Pummelo ‘Cikoneng’ (Citrus grandis (L.) Osbeck). Field assessment was conducted at Farmer’s Field Bantarmara Village, Cisarua, Sumedang region, West Java from August 2007 to May 2008, to determine the effect of different strangulation times on flowering induction of Pummelo during flowering-off season. Three strangulation times (1,2 and 3 months after harvest, MAH) were arranged in randomized complete block design with 6 (six) replications. An assessment results showed that strangulation at 3 MAH effectively induced flowering appearance (83%) and increased numbers of generative shoots, flowering cluster, bud, blooming, fruit formation and fruit setting. On the other hand, all treated plants had higher C/N ration than control. Kajian lapang dilaksanakan di Tanah Petani (TP) Bantarmara, kecamatan Cisarua, kabupaten Sumedang, Jawa Barat dari bulan Agustus 2007 sampai Mei 2008, untuk melihat waktu strangulasi yang tepat untuk menginduksi bunga diluar musim. Tiga waktu strangulasi (1, 2 dan 3 bulan setelah panen, BSP) disusun menurut rancangan acak kelompok dan 6 (enam) ulangan. Hasil kajian menunjukkan bahwa waktu strangulasi 3 BSP cukup efektif menginduksi jumlah muncul bunga (83%), tetapi mempengaruhi jumlah tunas generative, kluster bunga, kuncup bunga, bunga mekar, buah terbentuk dan fruit set masing-masing 32,67; 28,17; 220,00; 143.33; 61,17 dan 39,02%. Di samping itu, rasio C/N daun pada semua perlakuan lebih tinggi dari control.
KAJIAN KETAHANAN VARIETAS KENTANG TERHADAP SERANGAN PENYAKIT Phytophthora infestans DI KABUPATEN KARO, SUMATERA UTARA Winarto, Loso; Haloho, Lermansius
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Study of Potato Variety Assessment Resistence for Phytophthora infestans Disease in District Karo, North Sumatra. Potate is a main potential commodity in  North Sumatra where the poduction was marketed to fulfill local and regional needs. This research was done in Cinta Rakyat Village, Simpang Empat Subdistrict, Karo Regency, North Sumatra which was located at 1,250 m above the sea level.  In this research four vatrieties were used; Granola, Atlantik, Kikondo, Margahayu and 0981-1085 Strains which were arranged by random Block Design and each treatment repeated 5 times. The distance between these plants was 30 cm x 80 cm, the plot measurement was 3m x 4 m (50 plants). The distance between each treatment was 50 cm, the distance between each repetition was 100 cm. To protect this plant from diseases several materials were used; 20 t/ha manure, 200 kg/ha urea, 400 kg/ha SP- 36, 200 kg/ha ZA, 150 kg/ha KCl.  Where as pest control was adjusted with the local condition. The research results after 70 days of plantation showed that the lowest intensity of Phytophthora  infestans disease was found  in Strains 0981-1085 (64.45%) treatment, where as the highest intensity was found in Granola variety (79.75%). The highest production was found in Strains 0981-1085 (31.89 t/ha) treatment, whereas Granola variety only reach 12,95 t/ha.  The R/C value was Granola (1), Margahayu (1.6), Atlantik (1.8), Kikondo (2.2) and 0981-1085 (2.5).Tanaman kentang merupakan salah satu komoditas unggulan dan menjadi sentra di Sumatera Utara, produknya dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal dan regional.  Kajian ini dilaksanakan di Desa Cinta Rakyat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, ketinggian 1250 m dpl.  Varietas kentang yang digunakan, yaitu: varietas Granola, Atlantik, Kikondo Margahayu dan Galur 0981-1085.  Menggunakan Rancangan Acak Kelompok, setiap perlakuan diulang 5 kali.  Jarak tanam kentang 30 cm x 80 cm, jarak antar perlakuan 50 cm.  Pupuk yang digunakan: pupuk kandang ayam 20 t/ha, Urea 200 kg/ha, SP-36 400 kg /ha, ZA 200 kg/ha, KCl 150 kg /ha.  Pengendalian hama disesuaikan dengan kebutuhan.  Hasil kajian menunjukkan bahwa tanaman pada umur 70 hari setelah tanam (hst), intensitas serangan Phytophthora infestans terendah terdapat pada perlakuan 0981-1085 (64,45%) sedangkan intensitas serangan tertinggi terdapat pada perlakuan Varietas Granola (79,53%).  Produksi tertinggi terdapat pada perlakuan Galur 0981-1085 (31,89 t/ha), sedang Varietas Granola hanya mencapai 12,95 t/ha.  Hasil perhitungan antara penerimaan dan pengeluaran (R/C) memberikan nilai secara berturut-turut Granola (1), Margahayu (1,6), Atlantik (1,8), Kikondo (2,2) dan Galur 0981-1085 (2,5).  Dengan demikian, tanaman kentang Galur 0981-1085 dan Kikondo layak untuk ditanam.
ANALISIS RESPON PENAWARAN PETANI KENTANG DI KECAMATAN KAYU ARO KABUPATEN KERINCI ., Edison; ., Mukhlis
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Supply Response Analysis of Potato Farmers in the Kayu Aro Subdistrict, Kerinci Regency. In Otonomi Daerah (OTDA) era, Regional government efforts to look for regional potency in order to increaseRegional Income. Potato in Kerinci Regency has given a significant contribution in Kerinci’s PDRB. Supply response and input demand by potatoes’farmers in Kayu Aro District Kerinci Regency was estimated by using profit function. The objective of this study is to analyze supply response on potatoes’farmers. Research was conducted in Kayu Aro District Kerinci Regency from August to December 2007. About 65 potato farmers were collected by simple random sampling in three villages Kayu Aro District. The result showed that farmers do maximize their profit in short term and response to price changing efficiently. Potato’s supply elasticity with considering its price was closed to one (Sbi = 0,983)Pada masa Otonomi Daerah (OTDA), Pemerintah Daerah berupaya untuk mencari potensi daerah dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kentang di Kabupaten Kerinci telah memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan PDRB daerah Kerinci. Respon penawaran dan permintaan input oleh petani yang mengusahakan kentang di Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci diestimasi menggunakan analisis fungsi keuntungan. Tujuan studi ini untuk menganalisis respon penawaran petani kentang. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci dari bulan Agustus sampai dengan Desember 2007. Sebanyak 65 petani kentang diambil secara acak di tiga desa Kecamatan Kayu Aro. Hasil memperlihatkan bahwa petani benar-benar memaksimumkan keuntungannya dalam jangka pendek dan respon terhadap perubahan harga secara efisien. Elastisitas penawaran kentang dengan mempertimbangkan harganya sendiri mendekati satu (Sbi = 0,983).
ANALISIS DAYASAING USAHATANI JAGUNG DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW PROPINSI SULAWESI UTARA Mantau, Zulkifli; ., Bahtiar; ., Aryanto
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Competitiveness Analysis of Maize Farming in Kabupaten Bolaang Mongondow, North Sulawesi Province. The aims of this research are: 1) to analyze the profitability of maize farming in Kabupaten Bolaang Mongondow, 2) to analyze the comparative and competitive advantages of maize farming in Kabupaten Bolaang Mongondow, 3) to analyze the impact of government policy on competitiveness of maize farming in Kabupaten Bolaang Mongondow, 4) to analyze the price changed sensitivity of input, output and wage of labor on comparative and competitive advantages of maize farming. The analysis method uses a Policy Analysis Matrix (PAM). The PAM results showed that private and social profitability of maize farming are Rp. 218 926 and Rp. 3 045 938. Private Cost Ratio of maize farming was 0.97. Domestic Resources Cost Ratio of maize farming was 0.65.  The results of Output Transfer and Nominal Protection Coefficient on Output can be indicated that output price in domestic market was lower than output price in international market. The results of Input Transfer and Nominal Coefficient on Input can be indicated that there’s subsidy policy impact in input price of maize farming. In additional, factor transfer result indicated that there’s tax policy impact in domestic factors. The result of Effective Protection Coefficient of maize (0.80) indicates that there’s low protection of maize product in Bolmong. Net Transfer result was negative. The profitability rates of maize farming just only 7 % in private price. Subsidy Ratio to Producers was negative. It means that there’s a high budget of production budget of maize farming in private factor. Finally, based on sensitivity analysis can be shown that the ninth scenario (fertilizer price decreased 10 % and output price increased 30 %) was the best scenario.  Informasi tentang dayasaing usahatani jagung di Sulawesi Utara diperlukan sebagai acuan dalam menentukan arah kebijakan dalam pengembangan komoditas jagung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) Menganalisis aspek profitabilitas usahatani jagung di Kabupaten Bolaang Mongondow, 2) Menganalisis keunggulan komparatif dan kompetitif usahatani jagung di Kabupaten Bolaang Mongondow, 3) Menganalisis dampak kebijakan pemerintah terhadap dayasaing usahatani jagung di Bolaang Mongondow, 4) Menganalisis sensitivitas perubahan harga input, output dan upah tenaga kerja terhadap keunggulan komparatif dan kompetitif usahatani jagung di Bolaang Mongondow. Metode analisis menggunakan Policy Analysis Matrix (PAM). Hasil PAM menunjukkan profitabilitas privat dan sosial usahatani jagung berturut-turut Rp. 218 926 dan  Rp. 3 045 938. Private Cost Ratio usahatani jagung sebesar 0.97. Domestic Resources Cost Ratio usahatani jagung sebesar 0.65.  Berdasarkan hasil Output Transfer dan Nominal Protection Coefficient on Output menunjukkan harga output di pasar domestik lebih rendah dibanding dengan pasar internasional. Berdasarkan hasil Input Transfer dan Nominal Coefficient on Input menunjukkan bahwa terdapat dampak kebijakan subsidi terhadap harga-harga input pada usahatani jagung. Hasil analisis factor transfer menunjukkan bahwa terdapat dampak kebijakan pajak (retribusi) terhadap faktor-faktor domestik.  Hasil Effective Protection Coefficient usahatani (0.80) menunjukkan rendahnya proteksi terhadap produk/ output jagung di Bolmong, sementara hasil Net Transfer menunjukkan hasil yang negatif. Profitability rates usahatani jagung hanya sebesar 7%  pada tingkat harga privat, sementara Subsidy Ratio to Producers hasilnya negatif. Hal ini menunjukkan terdapat tingkat anggaran operasional yang besar dalam produksi usahatani jagung, khususnya pada faktor privat. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa skenario ke-9 (harga pupuk turun 10% dan harga output naik 30%) merupakan skenario terbaik.

Page 1 of 64 | Total Record : 634


Filter by Year

2003 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 3 (2021): Desember 2021 Vol 24, No 2 (2021): Juli 2021 Vol 24, No 1 (2021): Maret 2021 Vol 23, No 3 (2020): November 2020 Vol 23, No 2 (2020): Juli 2020 Vol 23, No 1 (2020): Maret 2020 Vol 22, No 3 (2019): November 2019 Vol 22, No 2 (2019): Juli 2019 Vol 22, No 1 (2019): Maret 2019 Vol 21, No 3 (2018): November 2018 Vol 21, No 2 (2018): Juli 2018 Vol 21, No 1 (2018): Maret 2018 Vol 20, No 3 (2017): November 2017 Vol 20, No 2 (2017): Juli 2017 Vol 20, No 1 (2017): Maret 2017 Vol 19, No 3 (2016): November 2016 Vol 19, No 2 (2016): Juli 2016 Vol 19, No 1 (2016): Maret 2016 Vol 18, No 3 (2015): November 2015 Vol 18, No 2 (2015): Juli 2015 Vol 18, No 1 (2015): Maret 2015 Vol 17, No 3 (2014): November 2014 Vol 17, No 2 (2014): Juli 2014 Vol 17, No 2 (2014): Juli 2014 Vol 17, No 1 (2014): Maret 2014 Vol 17, No 1 (2014): Maret 2014 Vol 16, No 3 (2013): November 2013 Vol 16, No 2 (2013): Juli 2013 Vol 16, No.1 (2013): Maret 2013 Vol 15, No 2 (2012): Juli 2012 Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012 Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012 Vol 14, No 3 (2011): November 2011 Vol 14, No 3 (2011): November 2011 Vol 14, No 2 (2011): Juli 2011 Vol 14, No 2 (2011): Juli 2011 Vol 14, No 1 (2011): Maret 2011 Vol 14, No 1 (2011): Maret 2011 Vol 13, No 3 (2010): November 2010 Vol 13, No 3 (2010): November 2010 Vol 13, No 2 (2010): Juli 2010 Vol 13, No 2 (2010): Juli 2010 Vol 13, No 1 (2010): Maret 2010 Vol 13, No 1 (2010): Maret 2010 Vol 12, No 3 (2009): November 2009 Vol 12, No 3 (2009): November 2009 Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009 Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009 Vol 12, No 1 (2009): Maret 2009 Vol 12, No 1 (2009): Maret 2009 Vol 11, No 3 (2008): November 2008 Vol 11, No 3 (2008): November 2008 Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008 Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008 Vol 11, No 1 (2008): Maret 2008 Vol 11, No 1 (2008): Maret 2008 Vol 10, No 3 (2007): November 2007 Vol 10, No 3 (2007): November 2007 Vol 10, No 2 (2007): Juli 2007 Vol 10, No 2 (2007): Juli 2007 Vol 10, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 10, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 8, No 3 (2005): November 2005 Vol 8, No 3 (2005): November 2005 Vol 8, No 2 (2005): Juli 2005 Vol 8, No 2 (2005): Juli 2005 Vol 8, No 1 (2005): Maret 2005 Vol 8, No 1 (2005): Maret 2005 Vol 7, No 2 (2004): Juli 2004 Vol 7, No 2 (2004): Juli 2004 Vol 7, No 1 (2004): Januari 2004 Vol 7, No 1 (2004): Januari 2004 Vol 6, No 2 (2003): Juli 2003 Vol 6, No 2 (2003): Juli 2003 Vol 6, No 1 (2003): Januari 2003 Vol 6, No 1 (2003): Januari 2003 More Issue