cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT adalah publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Buletin ini memuat hasil penelitian terkait komoditas rempah dan obat yang belum diterbitkan pada media lain.
Arjuna Subject : -
Articles 544 Documents
PENAMPILAN BEBERAPA KLON UNGGUL SERAI WANGI PADA DUA AGROEKOLOGI BERBEDA DI SUMATERA BARAT Suryani, Erma; ., Nurmansyah
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Balittro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKIndonesia merupakan penghasil utama minyak serai wangi dunia. Penelitian untuk mengetahui tampilan empat klon serai wangi (Andropogon nardus) telah dilakukan di Sumatera Barat pada dua agroekologi sejak April 2010 sampai Januari 2011. Penelitian disusun dalam bentuk Rancangan Acak Terpisah. Sebagai Petak Utama adalah agroekologi, KP. Laing Solok, 460 m dpl dan Alahan Panjang, 1.200 m dpl dan sebagai anak petak klon serai wangi (G113, G115, G127 dan G132), masing-masing terdiri dari enam ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata pada karakter tinggi, lebar tajuk, jumlah anakan, jumlah daun, lebar daun dan panjang daun, demikian juga dengan produksi terna dimana di Solok produksinya lebih tinggi dibanding di Alahan Panjang, masing-masing 1.338,31 g rumpun-1 dan 340,70 g rumpun-1. Hasil penyulingan bahan serai wangi di dataran tinggi didapat rendemen minyak atsiri lebih tinggi di Alahan Panjang dibanding Solok masing-masing 1,093 dan 0,915%, demikian juga dengan kandungan sitronellal masing-masing 48,25 dan 45,20%. Tidak ada perbedaan yang nyata pada karakter morfologis maupun produksi dari masing-masing klon terutama yang ditanam di Alahan Panjang. Intensitas penyakit bercak daun di Alahan Panjang sangat rendah (13,55%) dibanding dengan yang terdapat di Solok (26,36 %).Kata kunci: Andropogon nardus, klon, tinggi tempat, pertumbuhan, produksi minyak
IDENTIFIKASI MARKA RGA (RESISTANCE GENE ANALOG) UNTUK SIFAT KETAHANAN BUSUK PANGKAL BATANG PADA PLASMA NUTFAH LADA (Piper nigrum) Koerniati, Sri; Utami, Dwinita W.
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Balittro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKMetoda seleksi bahan tanaman lada (Piper nigrum) tahan penyakit busuk pangkal batang (BPB) secara cepat sangat diperlukan oleh pemulia tanaman lada. Motif Nucleotide Binding Site (NBS) P-loop, kinase2, GLPL, MDHV, dan Leucine-rich repeat (LRR) dari gen ketahanan pada Arabidopsis bersifat conserved dan telah digunakan untuk mengidentifikasi Resistance Gene Analog (RGA) pada spesies lain. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi marka RGA untuk membedakan tanaman tahan dan tidak tahan terhadap penyakit BPB. Penelitian dilakukan di laboratorium biologi molekuler, BB BIOGEN, Bogor, menggunakan tanaman F1 dan varietas lada (induk) dan 12 primer RGA yang didisain untuk mengamplifikasi motif NBS dan LRR. Hasil penelitian menunjukkan RGA lada dikelompokkan ke dalam grup Toll/Interleukin-1 Receptor homology (TNL). Diindikasikan sifat tahan terhadap BPB timbul ketika fragmen RGA NBS-MDHV diamplifikasi dengan primer RGA8 atau fragmen LRR yang diamplifikasi dengan primer RGA7 berasal dari kedua tetua, berada pada tanaman F1. Fenomena ini ditunjukkan oleh F1 24-2, F1 13-6 dan F1 N2BK-1. F1 24-2, F1 13-6 dan tetua betina varietas LDL memiliki dua fragmen LRR, sedangkan tetua jantan P. hirsutum memiliki pola fragmen LRR dan NBS-MDHV yang berbeda, baik jumlah dan atau posisinya, dibandingkan dengan tiga tersebut. Fenomena ini lebih jelas pada F1 N2BK-1 yang memiliki dua fragmen LRR, tebal dan tidak tebal, indikasi berasal dari kedua tetuanya, Natar2 (memiliki dua fragmen LRR yang tebal) dan Besar Kota Bumi (memiliki dua fragmen LRR yang kurang tebal). Primer RGA7 dan RGA8 bisa dijadikan kandidat marka genetik RGA untuk membedakan lada tahan dan tidak tahan terhadap penyakit BPB, dan hasil ini perlu dikonfirmasi pada tanaman F2.Kata kunci: Piper nigrum, gen ketahanan, busuk pangkal batang, marka molekuler, RGA
PENGARUH PEMUPUKAN KOMPOS LIMBAH NILAM DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI NILAM Djazuli, Muhammad
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Balittro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPemanfaatan limbah nilam hasil penyulingan masih sangat terbatas dan pada umumnya limbah tersebut digunakan sebagai tambahan bahan bakar penyulingan nilam. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan limbah nilam tersebut sekaligus membantu mengatasi kebutuhan dan mahalnya pupuk buatan saat ini maka dilakukan sebuah percobaan pot di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Bogor pada tahun 2008. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah tiga dosis pemupukan kompos limbah nilam masing-masing 0, 1,5 dan 3,0 kg pot-1 dan faktor kedua adalah tiga dosis pemupukan NPK masing-masing 0, 8, dan 16 g pot-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kompos maupun pupuk NPK mampu meningkatkan jumlah cabang primer. Aplikasi tiga kilogram kompos limbah nilam pot-1 meningkatkan bobot terna nilam secara nyata pada ketiga dosis NPK yang diberikan. Tingginya kadar N pada kompos limbah nilam (3,59%) menyebabkan kompos limbah nilam sangat efektif meningkatkan kesuburan pada tanah percobaan dan memperbaiki pertumbuhan tanaman nilam. Aplikasi pupuk kompos pada perlakuan tanpa pupuk NPK (K2P0) lebih baik dibanding perlakuan pupuk NPK tanpa kompos (K0P2). Kombinasi perlakuan pemupukan kompos dan NPK tertinggi (K2P2) mampu menghasilkan terna nilam segar tertinggi sebesar 335 g tanaman-1. Proses penyulingan dan pengomposan mampu menurunkan senyawa fenolik yang bersifat alelopatik dan toksik seperti asam koumarat, asam adipat, asam sinapat, dan asam hidroksi benzoat pada daun nilam. Kadar minyak nilam varietas Sidikalang beragam dengan kisaran antara 2,39 sampai dengan 4,34% bahan kering.Kata kunci: Pogostemon cablin, kompos limbah nilam, pupuk NPK, pertumbuhan, produksi
SHOOT, TOTAL PHENOLIC, AND ANTHOCYANIN PRODUCTION OF Plectranthus amboinicus WITH ORGANIC FERTILIZING Ekawati, Rina; Aziz, Sandra Arifin; Andarwulan, Nuri
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Balittro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTBangun-bangun [Plectranthus amboinicus] is a functional vegetable that is used as lactagogue. This research was aimed to provide information of the effect of organic fertilizer on shoot, total phenolic, and anthocyanin production of bangun-bangun. This experiment was conducted at Bogor Agricultural University, Leuwikopo experimental station (Indonesia), from December 2012 to February 2013. The experiment was laid out in randomized block design with single factor with five combination of organic fertilizer treatments (combination of cow manure 12.3 t ha-1, rock phosphate 1.5 t ha-1, rice-hull ash 5.5 t ha-1) with three replications. The result showed that application of organic fertilizer increased of shoot production. Application of 12.3 t ha-1 cow manure + 1.5 t ha-1 rock phosphate + 5.5 t ha-1 rice-hull ash produced shoot dry weight ha-1 (57.33%) and metabolite production ha-1 (total phenolic 12.06%, anthocyanin 41.73%) higher than no fertilizing (P > 0.05). Application of cow manure + rock phosphate produced the lowest shoot dry weight ha-1 and metabolite production ha-1. The result of this research suggested that nitrogen, phosphorus, and potassium were needed on shoot production of bangun-bangun.Key words: Plectranthus amboinicus, phenylalanine ammonia lyase, secondary metabolite
FORMULASI LARVASIDA NABATI BERBASIS MINYAK BIJI KAMANDRAH (Croton tiglium L.) TERSTANDAR SEBAGAI PENCEGAH PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE Winoto, Evul; Iswantini, Dyah; Batubara, Irmanida; Hadi, Upik Kesumawati
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Balittro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKamandrah (Croton tiglium L.) merupakan tanaman obat yang banyak terdapat di Kalimantan. Biji kamandrah banyak dimanfaatkan sebagai obat pencahar, racun ikan, dan pembunuh jentik nyamuk. Penelitian ini bertujuan mendapatkan formula minyak biji kamandrah untuk larvasida nabati yang efektif, aman dan mendapatkan minyak kamandrah terstandar sebagai bahan baku larvasida nabati. Analisis fisiko kimia minyak biji kamandrah hasil budidaya di Sukabumi memberikan hasil kadar air 0,33%, keasaman 0,09%, viskositas 4,1 cP, berat jenis 0,9425 g ml-1, indeks bias 1,4788 serta kadar asam lemak bebas 1,65%. Hasil uji ini lebih baik dibanding dengan tanpa budidaya dari Kalimantan dan Sukabumi. Uji menggunakan spektrofotometri menunjukkan kandungan piperine minyak biji kamandrah hasil budidaya Sukabumi sebesar 0,046%; tanpa budidaya dari Sukabumi dan Kalimantan masing-masing 0,043% dan 0,037%. Kandungan piperine berpengaruh terhadap hasil uji efikasi larva nyamuk Aedes aegypti instar III, nilai LC50 pengamatan 24 jam minyak kamandrah hasil budidaya Sukabumi sebesar 114,4 ppm, minyak kamandrah tanpa budidaya dari Sukabumi dan Kalimantan masing-masing 125,2 dan 212,9 ppm. Formulasi larvasida metode granulasi basah terhadap minyak biji kamandrah hasil budidaya Sukabumi menunjukkan, kandungan minyak kamandrah 15% dengan emulsifier gom arab memberikan hasil paling efektif dengan nilai LC50 24 jam sebesar 210,01 ppm. Uji stabilitas formula larvasida nabati minyak biji kamandrah yang disimpan pada temperatur 30, 40 dan 50oC selama 28 hari menunjukkan tidak ada perubahan fisik pada granul. Selama penyimpanan terjadi peningkatan kandungan piperine dalam formula larvasida antara 0,6-234%. Uji durabilitas formula larvasida terhadap larva A. aegypti menunjukkan penurunan potensi larvasida sampai di bawah 50% pada hari ke 12 setelah aplikasi.Kata kunci: Croton tiglium, larvasida nabati, standarisasi, formulasi
EFEKTIVITAS MULSA LIMBAH TANAMAN ATSIRI DAN PESTISIDA NABATI MENGENDALIKAN SERANGAN Crocidolomia binotalis ., Wiratno; Wahyuno, Dono; Willis, Mahrita
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Balittro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLimbah hasil penyulingan tanaman atsiri berpotensi sebagai mulsa dan repelen (penolak) hama serangga, sehingga perlu dilakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan mulsa dari limbah tanaman atsiri yang dikombinasikan dengan aplikasi pestisida nabati untuk mengendalikan Crocidolomia binotalis pada tanaman brokoli. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Manoko, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) sejak Maret sampai Agustus 2011. Penelitian dirancang dalam acak kelompok, dengan sembilan perlakuan dan diulang tiga kali. Perlakuan terdiri dari limbah nilam dan serai wangi yang dikombinasikan dengan aplikasi insektisida nabati BP1 (formula minyak cengkeh, serai wangi dan temulawak) dan BP2 (formula minyak cengkeh, serai wangi dan jarak pagar) serta insektisida kimia sebagai pembanding, dan tanpa aplikasi (kontrol). Pengamatan dilakukan terhadap tingkat kerusakan tanaman akibat serangan hama C. binotalis, produksi tanaman, kadar N tanah dan populasi mikroba di dalam tanah sebelum tanam dan sesudah panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi aplikasi limbah tanaman atsiri dengan insektisida nabati berbahan aktif eugenol, sitronellal dan xanthorizol (BP1) berbeda nyata positif dengan perlakuan kontrol tetapi berbeda nyata negatif dibandingkan dengan kombinasi aplikasi insektisida sintetis terhadap kerusakan akibat serangan C. binotalis. Perlakuan insektisida mampu memberikan kenaikan hasil 14% lebih tinggi dibanding kontrol. Kenaikan produksi yang tertinggi dihasilkan oleh perlakuan kombinasi aplikasi limbah nilam dengan insektisida sintetis yaitu sebesar 40%. Aplikasi limbah tanaman atsiri tidak menaikkan secara nyata unsur N, tetapi memberikan kontribusi yang nyata unsur K terutama aplikasi limbah nilam. Aplikasi limbah nilam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi brokoli.Kata kunci: Crocidolomia binotalis, limbah atsiri, brokoli, pestisida nabati
PENGARUH AUKSIN IAA, IBA, DAN NAA TERHADAP INDUKSI PERAKARAN TANAMAN STEVIA (Stevia rebaudiana) SECARA IN VITRO Arlianti, Tias; Syahid, Sitti Fatimah; Kristina, Natalini Nova; Rostiana, Otih
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Balittro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKInduksi perakaran merupakan tahapan yang sangat penting dalam pembentukan benih secara in vitro. Perbanyakan stevia (Stevia rebaudina) secara konvensional melalui setek atau biji terkendala pada tingkat keberhasilan, keseragaman, dan produksi rendah. Perbanyakan inkonvensional melalui kultur jaringan telah berhasil dilakukan sampai dengan tahap multiplikasi tunas. Keberhasilan tersebut perlu didukung dengan inisiasi akar melalui induksi dengan penambahan zat pengatur tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur respon stevia terhadap zat pengatur tumbuh induksi perakaran in vitro. Penelitian dilakukan sejak Maret sampai Agustus 2012 di laboratorium kultur jaringan Balittro dan Kebun Percobaan Manoko. Bahan tanaman yang digunakan adalah tunas aseptik stevia dari kultur yang berumur tiga bulan pada media penyimpanan MS + B 0,1 mgl-1. Tunas stevia dikulturkan pada media MS dengan penambahan IAA (0,1; 0,2; dan 0,3) mg l-1, IBA (0,1; 0,2; dan 0,3) mg l-1, dan NAA (0,1; 0,2; dan 0,3) mg l-1. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Acak lengkap dengan sepuluh ulangan. Parameter yang diamati adalah jumlah dan tinggi tunas, jumlah dan panjang akar, dan tingkat keberhasilan aklimatisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan NAA 0,2 dan 0,3 mg l-1 memacu pertumbuhan jumlah akar terbaik. Pada tahap aklimatisasi, persentase keberhasilan masih rendah dan perlu didukung dengan kondisi lingkungan yang optimum.Kata kunci: Stevia rebaudina, induksi perakaran, in vitro, auksin
SHOOT, TOTAL PHENOLIC, AND ANTHOCYANIN PRODUCTION OF Plectranthus amboinicus WITH ORGANIC FERTILIZING Ekawati, Rina; Aziz, Sandra Arifin; Andarwulan, Nuri
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Balittro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTBangun-bangun [Plectranthus amboinicus] is a functional vegetable that is used as lactagogue. This research was aimed to provide information of the effect of organic fertilizer on shoot, total phenolic, and anthocyanin production of bangun-bangun. This experiment was conducted at Bogor Agricultural University, Leuwikopo experimental station (Indonesia), from December 2012 to February 2013. The experiment was laid out in randomized block design with single factor with five combination of organic fertilizer treatments (combination of cow manure 12.3 t ha-1, rock phosphate 1.5 t ha-1, rice-hull ash 5.5 t ha-1) with three replications. The result showed that application of organic fertilizer increased of shoot production. Application of 12.3 t ha-1 cow manure + 1.5 t ha-1 rock phosphate + 5.5 t ha-1 rice-hull ash produced shoot dry weight ha-1 (57.33%) and metabolite production ha-1 (total phenolic 12.06%, anthocyanin 41.73%) higher than no fertilizing (P > 0.05). Application of cow manure + rock phosphate produced the lowest shoot dry weight ha-1 and metabolite production ha-1. The result of this research suggested that nitrogen, phosphorus, and potassium were needed on shoot production of bangun-bangun.Key words: Plectranthus amboinicus, phenylalanine ammonia lyase, secondary metabolite
IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA MINYAK DAUN SALAM (Eugenia polyantha) DARI SUKABUMI DAN BOGOR Sembiring, B. Sofianna; Winarti, Christina; Baringbing, Bariyah
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 14, No 2 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Balittro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun salam mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan dalam industri obat-obatan, makanan dan parfum. Lingkungan yang berbeda berpengaruh terhadap rendemen minyak yang dihasilkan. Penelitian untuk mengidentifikasi senyawa yang terdapat pada minyak daun salam telah dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hasil Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat dari bulan Maret sampai Agustus 2001. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui komponen minyak daun salam dari Sukabumi dan Bogor. Bahan diperoleh dari kebun petani di daerah Bogor pada ketinggian tempat 225 m dpl, curah hujan 3000 - 4000 mm/th, jenis tanah latosol kemerahan dan dari Sukabumi, pada ketinggian tempat 450 m dpl, curah hujan 3000 - 4000 mm/th, jenis tanah latosol kehitaman. Jenis atau tipe tanaman salam dari kedua daerah tersebut secara morfologi kelihatan sama. Penyulingan dilakukan selama 10 jam setelah daun dikeringangin-kan pada suhu ruangan selama 3 hari. Kadar air daun salam saat disuling adalah 16,21%. Minyak atsiri yang dihasilkan dianalisis dengan GC-Mass Spectrometer (Shimadzu). Hasil analisis menunjukkan, bahwa rendemen minyak daun salam dari Sukabumi lebih besar daripada Bogor, masing-masing 0,023% dan 0,018%. Komponen kimia yang terdapat pada kedua minyak tersebut menunjukkan pola yang sama, hanya berbeda dalam limpahannya. Beberapa komponen kimia minyak yang berasal dari Sukabumi menghasilkan limpahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak yang berasal dari Bogor.
OBSERVASI HASIL DAN MUTU LADA LOKAL DI DUA AGROEKOLOGI Bermawie, Nurliani; Wahyuni, Sri; Heryanto, Ruby; Setiyono, Rudi T; Udarno, Laba
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Balittro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKUpaya peningkatan produktivitas lada dapat dilakukan dengan penggunaan bahan tanaman unggul lokal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi hasil, komponen hasil dan mutu lada lokal asal Sukabumi dan varietas pembanding Petaling-1, di dua agroekologi berbeda, di kabupaten Sukabumi dan kabupaten Purwakarta. Pengamatan dilakukan pada 10% tanaman contoh dari tiap populasi, pada sifat hasil per pohon, komponen hasil dan mutu. Data dianalisis dengan uji t. Pertumbuhan, hasil, komponen hasil dan mutu lada kedua varietas secara umum lebih baik di Purwakarta dari pada di Sukabumi. Hasil uji t memperlihatkan bahwa hasil per pohon, karakter jumlah malai per tanaman, panjang malai, jumlah biji per malai, bobot malai dan panjang tangkai malai berbeda antara varietas lokal dengan varietas Petaling-1, dan lada lokal lebih baik dari Petaling-1. Hasil lada lokal per pohon di Purwakarta 2,79 kg, dan varietas Petaling-1, yaitu1,67 kg per pohon. Di Sukabumi hasil buah segar lada lokal juga lebih tinggi dari varietas Petaling-1 berturut-turut 2,13 kg dan 1,30 kg per pohon. Malai lada lokal 9-13,5 cm, dengan jumlah buah per malai 70-140 butir, lebih panjang dan lebih banyak dari malai Petaling-1 berturut-turut 5-9 cm, dan 20-60 butir. Mutu lada putih maupun lada hitam berbeda antar lokasi, dan mutu di Purwakarta lebih baik dari pada di Sukabumi. Di kedua lokasi, mutu lada lokal baik kadar minyak atsiri, oleoresin maupun piperin lebih baik dari Petaling-1. Bobot buah segar lada lokal sama dengan Petaling-1 sehingga cocok untuk diproses menjadi lada putih.Kata kunci: Piper nigrum, hasil, kadar minyak atsiri, piperin, oleoresin

Page 2 of 55 | Total Record : 544


Filter by Year

1986 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 32, No 2 (2021): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 32, No 1 (2021): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 2 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 1 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 30, No 2 (2019): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 30, No 1 (2019): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 2 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 1 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 28, No 2 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 28, No 1 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 27, No 2 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 27, No 1 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 26, No 2 (2015): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 26, No 1 (2015): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 2 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 1 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 1 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 1 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 23, No 2 (2012): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 23, No 1 (2012): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 22, No 2 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 21, No 2 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 20, No 2 (2009): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 20, No 1 (2009): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 19, No 2 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 19, No 1 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 18, No 2 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 18, No 1 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 17, No 2 (2006): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 17, No 1 (2006): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 16, No 2 (2005): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 16, No 1 (2005): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 15, No 2 (2004): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 15, No 1 (2004): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 14, No 2 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 14, No 2 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 14, No 1 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 13, No 2 (2002): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 13, No 1 (2002): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 12, No 1 (2001): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 11, No 2 (2000): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 10, No 1 (1999): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 9, No 2 (1994): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 9, No 1 (1994): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 8, No 2 (1993): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 8, No 1 (1993): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 7, No 2 (1992): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 7, No 1 (1992): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 6, No 2 (1991): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 6, No 1 (1991): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 5, No 2 (1990): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 5, No 1 (1990): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 4, No 2 (1989): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 4, No 1 (1989): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 3, No 2 (1988): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 3, No 1 (1988): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 2, No 2 (1987): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 2, No 1 (1987): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 1, No 2 (1986): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 1, No 1 (1986): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat More Issue