cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT adalah publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Buletin ini memuat hasil penelitian terkait komoditas rempah dan obat yang belum diterbitkan pada media lain.
Arjuna Subject : -
Articles 544 Documents
DETEKSI CENDAWAN KONTAMINAN PADA SISA BENIH JAHE MERAH DAN JAHE PUTIH KECIL Miftakhurohmah Miftakhurohmah; Rita Noveriza
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 20, No 2 (2009): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v20n2.2009.%p

Abstract

Penelitian pada rimpang jahe  (Zingi-ber officinale), yang tidak memenuhi kualifi-kasi sebagai benih, telah dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik sejak Desember 2007 sampai Juli 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi cendawan kontaminan pada rimpang jahe merah dan putih kecil. Penelitian dilakukan dengan dua metode, yaitu (1) Metode pengenceran, (2) Metode tanam lang-sung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode pengenceran, pada rimpang jahe merah dan jahe putih kecil didapatkan jumlah kontaminan sebesar 6,3 x 105 cfu/g sampel dan 0,93 x 105 cfu/g sampel. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa pada jahe merah didapatkan 4 genus cendawan, yaitu : Fusarium spp. (24,40%), Aspergillus spp. (4,39%), Penicillium spp. (2,19%), dan Absidia sp. (1,46%). Sedangkan pada jahe putih kecil ditemukan Penicillium sp. (48,39%), Fusarium sp. (26,87%). Hasil penelitian dengan metode tanam langsung menunjukkan bahwa pada jahe merah ditemukan Rhizopus sp., sedangkan pada jahe putih kecil ditemukan 5 isolat Fusarium sp. 
PERBANYAKAN TANAMAN ANIS (Pimpinella anisum L.) SECARA IN VITRO Otih Rostiana
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 18, No 2 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v18n2.2007.%p

Abstract

Anis merupakan tanaman introduksi dari negara sub tropis yang menghasilkan mi-nyak atsiri, dengan komponen utama anetol. Untuk memperoleh bahan tanaman yang ba-nyak dalam waktu singkat, dilakukan perba-nyakan in vitro melalui kultur tunas di dalam media MS yang diperkaya dengan sitokinin yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis dan konsentrasi sitokinin yang tepat untuk menginduksi tunas anis secara in vitro. Penelitian dilakukan dalam Rancangan Acak Lengkap pola faktorial dengan 2 faktor, diulang 5 kali. Faktor pertama adalah jenis sito-kinin yaitu Kinetin, BAP dan TDZ. Faktor ke-dua adalah taraf konsentrasi yaitu 1; 1,5; 2; 2,5 dan 3 mg/l. Hasil penelitian menunjukkan in-teraksi yang nyata antara jenis sitokinin dan konsentrasinya terhadap kecepatan tumbuh eksplan. Tunas paling cepat berinisiasi di da-lam media yang diperkaya kinetin ≤ 1,5 mg/l (5 hari). Jumlah tunas terbanyak dihasilkan dari media yang diperkaya TDZ dengan konsentrasi optimum 3 mg/l (13,5). Rata-rata jumlah daun terbanyak dihasilkan dari perlakuan TDZ de-ngan konsentrasi 3 mg/l (19,2 daun). TDZ de-ngan konsentrasi 3 mg/l merupakan perlakuan paling efektif untuk inisiasi tunas anis in vitro.
PENGARUH AUKSIN IAA, IBA, DAN NAA TERHADAP INDUKSI PERAKARAN TANAMAN STEVIA (Stevia rebaudiana) SECARA IN VITRO Tias Arlianti; Sitti Fatimah Syahid; Natalini Nova Kristina; Otih Rostiana
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v24n2.2013.%p

Abstract

Induksi perakaran merupakan tahapan yang sangat penting dalam pembentukan benih secara in vitro. Perbanyakan stevia (Stevia rebaudina) secara konvensional melalui setek atau biji terkendala pada tingkat keberhasilan, keseragaman, dan produksi rendah. Perbanyakan inkonvensional melalui kultur jaringan telah berhasil dilakukan sampai dengan tahap multiplikasi tunas. Keberhasilan tersebut perlu didukung dengan inisiasi akar melalui induksi dengan penambahan zat pengatur tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur respon stevia terhadap zat pengatur tumbuh induksi perakaran in vitro. Penelitian dilakukan sejak Maret sampai Agustus 2012 di laboratorium kultur jaringan Balittro dan Kebun Percobaan Manoko. Bahan tanaman yang digunakan adalah tunas aseptik stevia dari kultur yang berumur tiga bulan pada media penyimpanan MS + B 0,1 mgl-1. Tunas stevia dikulturkan pada media MS dengan penambahan IAA (0,1; 0,2; dan 0,3) mg l-1, IBA (0,1; 0,2; dan 0,3) mg l-1, dan NAA (0,1; 0,2; dan 0,3) mg l-1. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Acak lengkap dengan sepuluh ulangan. Parameter yang diamati adalah jumlah dan tinggi tunas, jumlah dan panjang akar, dan tingkat keberhasilan aklimatisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan NAA 0,2 dan 0,3 mg l-1 memacu pertumbuhan jumlah akar terbaik. Pada tahap aklimatisasi, persentase keberhasilan masih rendah dan perlu didukung dengan kondisi lingkungan yang optimum. 
STRATEGY FOR DEVELOPING INDONESIAN PEPPER EXPORT BASED ON TRADE PERFORMANCE INDEX AND ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Bedy Sudjarmoko; Agus Wahyudi; Ermiati Ermiati; Abdul Muis Hasibuan
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 26, No 1 (2015): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v26n1.2015.63-76

Abstract

Production and export of Indonesian pepper in the world market has declined because of low in productivity, quality and product diversification, inefficient marketing chain and lack of technology transfer to farmers level. The study was conducted to identify and analyze export problems in pepper, and to formulate strategies and policies for pepper export development. This study used primary and secondary data. Data were analyzed with Trade Performance Index and Analytic Hierarchy Process. The results showed that the problems in Indonesian pepper export were low competitiveness and productivity, poor infrastructure, inappropriate institutional farmers and traders, high interest rates and improper policy implementation. The recommended grand strategies for pepper export development were resources optimization, infrastructure and institutional development, financing schemes, and strengthening policy implementation.
IDENTIFIKASI MUTU TANAMAN ASHITABA Bagem Br. Sembiring; Feri Manoi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 2 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n2.2011.%p

Abstract

Ashitaba (Angelica keiskei) merupakan   salah satu tanaman introduksi sehingga belum banyak dikenal di Indonesia. Di Jepang tanaman ashitaba dikonsumsi se-bagai sayuran. Tanaman ashitaba berpo-tensi meningkatkan produksi sel darah me-rah, produksi hormon pertumbuhan serta meningkatkan pertahanan tubuh untuk melawan infeksi, kanker dan juga sebagai sumber antioksidan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui mutu tanaman ashitaba dari Kebun Percobaan Manoko di Lembang (1.200 m dpl). Penelitian dilak-sanakan di Laboratorium Pengujian, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor sejak Februari sampai Mei 2010. Bagian tanaman yang diidentifikasi mutu-nya adalah daun, batang dan umbi. Para-meter pengamatan yaitu karakteristik mutu, skrining fitokimia, bahan aktif, unsur mineral, rendemen ekstrak serta aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan, ashitaba dapat diekstrak menggunakan pelarut air, kadar sari larut air lebih besar dari pada kadar sari alkohol. Hasil skrining fitokimia, ashitaba mengandung senyawa alkaloid, saponin dan glikosida dengan ka-tegori kuat pada semua bagian tanaman. Kandungan flavonoid, triterfenoid dan tanin tertinggi terdapat pada daun. Ta-naman ashitaba mengandung unsur hara P, K, Na, Ca, dan Fe dan jumlah tertinggi terdapat pada daun. Rendemen ekstrak daun diperoleh 5,75 %, batang 3,99% dan umbi 3,12%. Hasil identifikasi senyawa aktif dari ekstrak campuran antara daun dengan batang diperoleh 13 komponen dan ekstrak umbi 8 komponen. Hasil peng-ujian aktivitas antioksidan, ekstrak daun menghasilkan efektivitas yang lebih baik dibandingkan dengan batang maupun umbi. Selanjutnya untuk menangkap ra-dikal bebas sebesar 50% (Ec50) dibutuh-kan ekstrak daun sebesar 38 ppm, batang 390,98 ppm dan umbi 780,65 ppm.
ANALISIS KELAYAKAN DAN KENDALA PENGEMBANGAN USAHATANI JAHE PUTIH KECIL DI KABUPATEN SUMEDANG (Studi Kasus Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang) Ermiati Ermiati
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v21n1.2010.%p

Abstract

Jahe merupakan tanaman obat po-tensial dengan klaim khasiat paling banyak dan dibutuhkan dalam jumlah besar. Namun, prospek yang baik terhadap per-mintaan jahe belum diikuti oleh peningkat- an produktivitas dan pendapatan petani. Penelitian bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan, tingkat kelayakan, dan kendala pengembangan usahatani jahe putih kecil (JPK). Penelitian dilakukan dengan cara survei di Desa Nyalindung, Kec. Cimalaka, Kab. Sumedang pada bulan November 2007. Sebanyak 20 petani responden dari 25 KK, yang tergabung dalam kelompok tani, ditentukan secara acak sederhana. Besarnya pendapatan usahatani JPK dihitung dengan analisis pendapatan, sedangkan kelayakan usaha-taninya dianalisis melalui pendekatan analisis Benefit Cost (B/C) ratio, Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR). Pada saat penelitian, harga jual JPK di tingkat petani adalah Rp 1.000/ kg rimpang basah dan produksi sebanyak 1.570 kg/1.000 m²/panen (1 tahun). Hasil analisis pendapatan menunjukkan bahwa total biaya sebesar Rp 929.981,- membe-rikan pendapatan kepada petani sebesar Rp 640.019,-/panen. Berdasarkan hasil analisis kelayakan dengan tingkat bunga 1%/bulan atau 12%/th, nilai B/C Ratio sebesar 1,70 (> 1), NPV Rp 497.769,- (>0),  dan IRR 6%/bulan atau 72%/th (>IRR estimate 12%/th). Hal ini menun-jukkan bahwa usahatani JPK di lokasi penelitian layak dilakukan secara teknis dan menguntungkan secara ekonomis. Hasil analisis sensitifitas harga (jika pro-duktivitas tetap 1.570 kg/1.000 m²) menunjukkan bahwa kondisi break event point akan terjadi pada harga Rp 643,-/kg (turun 35,7%). Hasil analisis sensitifitas produksi, (jika harga rimpang tetap       Rp 1.000,-/kg), maka kondisi break event point usahatani JPK akan terjadi jika produktivitas turun sebanyak 35,7% atau menjadi 1.010 kg/1.000 m². Sedangkan kendala pengembangan utama yang dite-mukan, diantaranya adalah : teknik budi-daya yang diterapkan belum sesuai dengan teknologi yang dianjurkan, belum mengunakan varietas unggul yang dile-pas, harga benih varietas unggul yang mahal, keterbatasan modal, fluktuasi harga, dan tingkat pendidikan. 
PENGGALIAN IPTEK ETNOMEDISIN DI GUNUNG GEDE PANGRANGO Rosita SMD; Otih Rostiana; E. R. Pribadi; Hernani Hernani
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 18, No 1 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v18n1.2007.%p

Abstract

Hutan tropika Indonesia kaya keane-karagaman species tumbuhan, sedikitnya ter-dapat 40.000 jenis termasuk yang berkhasiat obat. Disamping itu, keberadaan 370 suku asli dengan keanekaragaman adat dan budayanya, turut memberikan keuntungan sendiri bagi kha-sanah etnomedisin dan budaya bangsa. Proses pewarisan IPTEK etnomedisin umumnya dila-kukan secara oral. Kondisi yang demikian akan mendorong terjadinya erosi IPTEK tersebut, disamping karena masuknya budaya modern. Oleh karena itu perlu dilakukan penggalian dan pengembangan IPTEK etnomedisin. Kegiatan pengkajian ini telah dilaksanakan di kawasan Taman Nasional gunung Gede Pangrango pada bulan Januari sampai dengan Desember 2001. Survey dilakukan di 6 lokasi (gunung Gede Pangrango), mencakup 2 kabupaten (Sukabumi dan Cianjur). Penentuan lokasi dilakukan se-cara sengaja, dengan memperhitungkan kemu-dahan untuk mencapai lokasi. Narasumber yang diwawancarai juga ditetapkan secara se-ngaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan etnomedisin di kawasan gunung Gede Pangrango, terbatas pada dukun beranak. Kawasan gunung Gede Pang-rango, telah diin-ventarisasi sebanyak 23 jenis penyakit dengan 72 resep yang menggunakan 80 jenis tumbuhan obat. Hasil analisis mutu beberapa jenis sim-plisia dari lokasi survey memenuhi standar mutu yang ditetapkan MMI (Materia Medika Indonesia), sehingga memiliki prospek untuk produksi bahan baku industri obat tradisional, kosmetika dan lainnya. 
Pengaruh Pupuk Organik Curah dan Pelet terhadap Pertumbuhan, Produksi, Efisiensi Pemupukan dan Kesehatan Tanaman Jahe Agus Runhayat
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 2 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v25n2.2014.91-100

Abstract

The need for inorganic fertilizer and organic ginger cultivation is quite high and become an obstacle when the price off fertilizer is expensive. Another constraint is the attack of bacterial wilt disease. Organic fertilizers on the market have not be enable to overcome these problems. While, organic fertilizer for the cultivation of ginger must have a minimum of three main components, namely as a source of nutrients, C-organic and controlling the disease. Bulk-concentrate organic fertilizer formulation (COFF) and pellets (POF) has been made in Bogor from April to July 2010. Testing of those fertilizer formulation on ginger were conducted in Cicurug Experimental Station, Sukabumi, West Java from August 2010 to June 2012. The purpose of the research was to determine the influence of COFF and POF to the growth, production, inorganic fertilizer efficiency and plant health on big-white ginger. Big-white ginger were planted in polybags. The research was arranged in factorially-randomized block design, repeated three times. The first factor wasapplication of concentrate-organic fertilizer (0; 1,500 g plant-1 COFF and 150 g plant-1 POF), and the second factor was the application of an-organic fertilizer (0; 70; and 80% of the recommended dosage of urea, SP-36 and KCl). Results of the study showed that application of COFF and pellets POF each of as many as 1,500 and 150 g plant-1 can increase growth, yields and quality of ginger rhizome as well as reducing the use of inorganic fertilizers by 30%. Application of COFF in combination with 70% dose of inorganic fertilizer could produce fresh rhizome weight of 1447,40 g plant-1, and 10% of death plant caused by bacterial wilt infestation. Giving of POF as much as 150 g plant-1 plus a 70% dose of inorganic fertilizer could produce fresh rhizome weight of 951.16 g plant-1, and 10.67% of death plant caused by bacterial wilt infestation. Granting COFF or POF without inorganic fertilizer produce fresh rhizome weights about 1115.94 and 591.73 g plant-1 (in-organic fertilizer savings of 100%). Key
EFEKTIVITAS INSEKTISIDA NABATI BERBAHAN AKTIF AZADIRACHTIN DAN SAPONIN TERHADAP MORTALITAS DAN INTENSITAS SERANGAN Aphis gossypii Glover Tri Lestari Mardiningsih; C. Sukmana; N. Tarigan; S. Suriati
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 21, No 2 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v21n2.2010.%p

Abstract

Aphis gossypii merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman nilam, baik di pembibitan maupun di lapang. Akibat serangannya pucuk daun menjadi keriting. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh mimba dan rerak dilakukan di KP Cicurug, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO), Sukabumi sejak Juli sampai Nopember 2009. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan. Sebagai perlakuan ialah for-mulasi biji mimba dan Tween 5% konsen-trasi 0,25; 0,5; 1; dan 2% atau konsen-trasi bahan aktif azadirachtin 0,0015; 0,003; 0,006; dan 0,012%, formula rerak murni konsentrasi 0,25; 0,5; 1; dan 2% atau konsentrasi bahan aktif saponin 0,075; 0,15; 0,3; dan 0,6%, insektisida sintetis (deltametrin 0,5 ml/l) dan kontrol. Tanaman nilam ditanam dengan jarak tanam 30 x 50 cm. Jumlah populasi 50 tanaman per plot dan jumlah sampel 5 tanaman per plot. Metode pengambilan sampel dilakukan secara sistematik dengan sistem diagonal. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung populasi A. gossypii pada satu pucuk yang terserang. Aplikasi dilakukan satu hari setelah pengamatan pertama yaitu apabila di-temukan populasi serangga hama sasaran dan kerusakan tanaman. Interval aplikasi satu minggu. Aplikasi dilakukan sebanyak dua belas kali. Pengamatan sebelum dan sesudah aplikasi insektisida dilakukan sebanyak delapan kali. Pengamatan se-belum aplikasi insektisida saja dilakukan pada minggu ke sembilan sampai ke dua belas dan pengamatan terakhir pada minggu ke tiga belas. Parameter lain yang diamati ialah intensitas serangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan insektisida nabati mimba (bahan aktif azadirachtin) pada konsentrasi 0,25; 0,5; 1; dan 2% dan rerak (bahan aktif sapo-nin) pada konsentrasi 0,5; 1; dan 2% efektif mengendalikan populasi A. Gossypii di lapang. Perlakuan insektisida nabati tidak berpengaruh terhadap intensitas serangan A. gossypii. 
PENGARUH SALINITAS TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN MUTU SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) M. Syakir Nur Maslahah; M. Januwati Januwati
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 19, No 2 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v19n2.2008.%p

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap per-tumbuhan, produksi dan mutu sambiloto. Pene-litian pottelahdilaksanakan di rumah kaca Cimanggu, Balittro Bogor mulai Juli sampai dengan Nopember 2007. Penelitian mengguna-kan Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri atas 13 perlakuan dosis larutan NaCl dengan ulangan 3 kali. Setiap satuan percobaan terdiri atas 6 tanaman. Masing-masing perla-kuan adalah; N0 = Disiram air (tanpa NaCl) 2 hari sekali, N1= Disiram larutan NaCl 1 g/l (86 mM) 2 hari sekali , N2 = Disiram larutan NaCl 1 g/l 3 hari sekali, N3 = Disiram larutan NaCl 1 g/l/tan 4 hari sekali; N4 = Disiram larutan NaCl 2 g/l (172 mM) 2 hari sekali; N5 = Disiram larutan NaCl 2 g/l 3 hari sekali; N6 = Disiram larutan NaCl 2 g/l 4 hari sekali; N7 = Disiram larutan NaCl 3 g/l/tan (258 mM) 2 hari sekali; N8 = Disiram larutan NaCl 3 g/l 3 hari sekali, N9 = Disiram larutan NaCl 3 g/l 4 hari sekali;  N10 = Disiram larutan NaCl 4 g/l (344 mM) 2 hari sekali; N11 = Disiram larutan NaCl 4 g/l 3 hari sekali; N12 = Disiram larutan NaCl 4 g/l (344 mM) 4 hari. Tingkat pemberian air atau larutan 4 mm/hari. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, jumlah cabang, luas daun), produksi (bobot segar dan kering pangkasan), dan mutu simpli-sia.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ting-kat salinitas tidak berpengaruh terhadap per-tumbuhan tanaman (tinggi tanaman dan jumlah cabang), namun berpengaruh terhadap indeks luas daun, bobot segar terna, bobot segar batang dan bobot kering batang. Produksi segar pada perlakuan penyiraman NaCl 2 g/liter air interval 2 hari sekali diperoleh 69,14 g/tanam-an, dengan peningkatan 3,87% dibanding pada pemberian air optimun (52,33 g/tanaman). Penyiraman NaCl 1 g/l dengan interval penyi-raman 2 hari sekali menghasilkan kadar andro-grapolida simplisia tertinggi (1,18%) pening-katannya sebesar 1,06% dibandingkan dengan penyiraman air optimum 4 ml/hari (0,70%). 

Page 4 of 55 | Total Record : 544


Filter by Year

1986 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 32, No 2 (2021): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 32, No 1 (2021): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 2 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 1 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 30, No 2 (2019): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 30, No 1 (2019): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 2 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 1 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 28, No 2 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 28, No 1 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 27, No 2 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 27, No 1 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 26, No 2 (2015): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 26, No 1 (2015): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 2 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 1 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 1 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 1 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 23, No 2 (2012): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 23, No 1 (2012): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 22, No 2 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 21, No 2 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 20, No 2 (2009): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 20, No 1 (2009): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 19, No 2 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 19, No 1 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 18, No 2 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 18, No 1 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 17, No 2 (2006): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 17, No 1 (2006): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 16, No 2 (2005): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 16, No 1 (2005): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 15, No 2 (2004): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 15, No 1 (2004): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 14, No 2 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 14, No 2 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 14, No 1 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 13, No 2 (2002): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 13, No 1 (2002): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 12, No 1 (2001): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 11, No 2 (2000): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 10, No 1 (1999): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 9, No 2 (1994): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 9, No 1 (1994): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 8, No 2 (1993): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 8, No 1 (1993): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 7, No 2 (1992): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 7, No 1 (1992): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 6, No 2 (1991): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 6, No 1 (1991): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 5, No 2 (1990): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 5, No 1 (1990): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 4, No 2 (1989): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 4, No 1 (1989): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 3, No 2 (1988): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 3, No 1 (1988): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 2, No 2 (1987): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 2, No 1 (1987): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 1, No 2 (1986): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 1, No 1 (1986): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat More Issue