cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 322 Documents
Pemodelan Hidrolik Sistem Kanal Larona Akibat Perbaikan Dasar Saluran Menggunakan Aplikasi HEC-RAS Khoiruddin, Muhammad Fahmi; Dermawan, Very; Wicaksono, Prima Hadi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelapisan dasar kanal pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Larona menggunakan material geomembran menyebabkan perubahan kinerja akibat peningkatan kapasitas pengaliran air menuju kolam penenang. Studi ini akan memodelkan dan mengkaji kinerja hidrolik sistem kanal air kondisi eksisting sehingga dapat memberikan usulan bukaan pintu pada bagian pengambilan agar debit yang dialirkan melalui kanal menjadi optimal. Pemodelan hidrolik sistem kanal air Larona menggunakan aplikasi HEC-RAS versi 5.0.7 dengan 2 alternatif pendekatan. Panel kanal air dimodelkan cross section berjumlah 469 buah. Kalibrasi menggunakan estimasi nilai Manning dengan pencocokan data pengukuran kecepatan dan kedalaman aliran. Evaluasi kinerja menggunakan hasil pemodelan dengan melihat elevasi air kolam penenang kemudian memberikan usulan bukaan pintu pengambilan. Model hidrolik menunjukkan hasil kalibrasi cukup baik menggunakan pendekatan alternatif 1. Diperoleh nilai Manning 0.016 untuk kondisi kanal sebelum lining dan 0.013 kondisi setelah lining, dengan kesalahan relatif rerata terkecil yaitu 4,39 %. Usulan bukaan pintu pengambilan mengacu pada pengaliran debit dengan waktu tempuh yang sama sebelum dan sesudah lining sehingga memberikan waktu pengisian yang sama saat aliran menuju headpond. Untuk operasional maksimum maka perlu pengusulan debit masuk dari intake 131.98 m3/detik, sedangkan untuk operasional normal perlu pengusulan debit masuk intake 103.80 m3/detik. Usulan debit yang masuk intake menghasilkan bukaan pintu yang lebih rendah daripada bukaan pintu eksisting. Hasil evaluasi kinerja peluap samping menunjukkan hasil operasional debit maksimum yang tidak optimal menggunakan bukaan pintu eksisting. Hasil komputasi hidrolik menunjukkan debit melimpas di atas peluap samping sebesar 5.15 m3/detik. Usulan bukaan pintu menunjukkan pengoperasian optimal, diketahui dari elevasi muka air hasil running program tidak ada yang lebih tinggi dari elevasi puncak peluap samping. Lining of the bottom canal on Larona Hydropower Plant using geomembrane material caused a change of performance due to increased water flow capacity to the headpond. This study will be modeling and examine the hydraulic performance of the existing water canal system so that it can present the proposed opening gates at the canal intake to pass the operating discharge optimally. The hydraulic modeling of the Larona water canal system uses HEC-RAS software version 5.0.7 with 2 alternative approaches. The canal panels are modeled as a cross-section as many as 469 pieces. The calibration uses the estimated Manning value with matching measurement data of velocity and flow depth. Performance evaluation uses modeling results by checking at the elevation of the headpond and then giving the proposed opening gates at intake. The hydraulic model shows calibration results using alternative approach 1 were quite good. Acquired the value of Manning 0.016 for canal conditions before lining and 0.013 conditions after lining, with the smallest average error of 4.39%. The proposed opening gates at intake refers to the same stream time as the flow of the discharge before and after the lining, thus giving the same charging time as the stream to the headpond. For maximum operation, it is necessary to propose incoming discharge from intake 131.98 m3/sec, while for normal operation need to be the discharge of incoming intake of 103.80 m3/sec. The proposed discharge that enters the intake results in lower opening gates than the existing opening gates. The results of the side weir performance evaluation showed optimal on maximum discharge operational results using existing opening gates. Hydraulic computing results show a spill discharge over a side weir of 5.15 m3/sec. Proposed opening gates indicate optimal operation, known from the elevation of water in the results running program does not exist higher than the crest elevation of the side weir.
PENILAIAN KINERJA JARINGAN IRIGASI AIR TANAH DI DAERAH ONCORAN SDMJ 571 KECAMATAN KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO Rahayu, Kurnia Yuliyanti; Prayogo, Tri Budi; Siswoyo, Hari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jaringan irigasi air tanah di daerah oncoran SDMJ 571 Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto telah berjalan lebih dari 5 tahun. Untuk itu dibutuhkan penilaian kinerja sistem irigasi dalam rangka menggambarkan pengelolaan sistem irigasi. Penilaian kinerja sistem irigasi mengacu kepada Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Irigasi dilakukan terhadap 6 (enam) parameter yaitu; Prasarana Fisik, Produktivitas Tanam, Sarana Penunjang, Organisasi Personalia, Dokumentasi dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Penilaian indeks kinerja jaringan irigasi air tanah di daerah SDMJ 571 pada aspek teknis dilakukan menggunakan metode observasi lapangan dan pengukuran efisiensi saluran irigasi untuk menilai kinerja parameter prasarana fisik dan sarana penunjang. Selanjutnya dari aspek ekonomi dilakukan penilaian terhadap produktivitas tanaman berupa penilaian faktor K, realisasi luas tanam, pemenuhan kebutuhan air, produktivitas padi dan palawija dan juga nilai panen. Berikutnya dari aspek sosial dilakukan wawancara kepada 34 responden petani mengenai Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Hasil penilaian indeks kinerja jaringan irigasi air tanah di daerah oncoran SDMJ 571 dari aspek teknis mendapatkan nilai sebesar 77,3% pada parameter prasarana fisik dan sarana penunjang termasuk pada kategori rusak ringan dan dibutuhkan pemeliharaan berkala bersifat perawatan yang dilakukan berdasarkan skala prioritas dari aset yang mendapatkan nilai terendah. Kemudian dari segi ekonomi mendapatkan nilai sebesar 74,93% termasuk pada kategori baik dan dibutuhkan upaya peningkatan sistem pemberian air secara rotasi yang tepat. Dari segi sosial mendapatkan nilai sebesar 72,4% termasuk pada kategori baik namun dibutuhkan strategi peningkatan peran P3A dalam pengelolaan jaringan utama yang didukung dengan pelatihan teknis dan pengembangan SDM. Groundwater irrigation system of SDMJ 571 in Kutorejo District Mojokerto Regency has been running for more than 5 years. For this reason, a performance assessment of irrigation system is needed in order to describe the management of irrigation system. Performance assessment of irrigation system refers to the Minister of Public Works and Public Housing No. 12 / PRT / M / 2015 was conducted on 6 (six) parameters, i.e; Physical Infrastructure, Plant Productivity, Supporting Facilities, Personnel Organization, Documentation, and Water User Farmer Association. The performance assessment index of groundwater irrigation system in the SDMJ 571”s area on a technical aspect was conducted directly in the field by observation methods and measurement of the efficiency of irrigation channels to be able to assess the performance of physical infrastructure and supporting facilities assisted by pump operation officers. Furthermore, based on the economic aspect, the calculation of crop productivity, including; K factors, a realization of planting area, a fulfillment of water needs, productivity of paddy and secondary crops and harvest value. Moreover, based on social aspect interviews were conducted with 34 farmer respondents regarding the Water Users Farmers' Association. The result of the performance assessment index of SDMJ 571 groundwater irrigation systems based on technical aspect gave a value of 77.3% in the physical infrastructure and supporting facilities was included in the category of minor damage and required periodic maintance based on priority scale, from the assets that received the lowest value. Subsequently, based on economic aspect, gave a value of 74.93% was included in the good category and need effort to improve the water rotation system. Based on social aspect, a final score of 72.4% was included in the good category and required a strategy to increase the role of Water User Farmer Association in managing the main network supported by technical training and human resources development.
Studi Perencanaan Terminal Structure Saluran Induk Awen di Daerah Irigasi Singomerto Kabupaten Banjarnegara Muhammad, Saifuddin; Priyantoro, Dwi; Hendrawan, Andre Primantyo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kali Awen merupakan saluran alam yg seluruh bagiannya dari tanah berfungsi sebagai saluran pembuang dari kelebihan air DI. Blimbing dan air hujan. Pada masa intensitas hujan tinggi, Saluran Induk Awen pada ruas saluran bendung – B.Aw.2a terjadi limpasan (overtopping) pada ruas tersebut hingga menyebabkan banjir pada daerah sekitar. Fungsi dari bangunan B.Aw.2a ini sebagai bangunan pengatur debit kebutuhan irigasi untuk DI. Awen sebesar 402 ha (0,738 m3/dt) dan DI. Kertayasa 725 ha (1,320 m3/dt) serta sebagai penggelontoran sedimen di Saluran Induk Awen. Oleh karena pengoperasian pintu air (Bendung Awen dan Bangunan B.Aw.2a) dilakukan secara manual dan faktor keterbatasan jumlah tenaga UPT maka sering terjadinya keterlambatan di waktu proses pembukaan pintu air yang mengakibatkan banjir pada bagian hulu bangunan bagi (B.Aw.2a). Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya inovasi (pengembangan) terhadap bangunan B.Aw.2a saat ini, yaitu merencanakan bangunan terminal structure dengan berbagai pertimbangan pola operasi pintu di Bendung Awen. Apabila bangunan terminal structure ini terwujud, maka Sal Induk Awen mampu mengalirkan debit rencana sebesar 2,602 m3/dt dengam kedalaman air 1,23 m (tidak terjadi peluapan karena masih tersedia tinggi jagaan 0,97 m) dengan bukaan pintu tersier Awen 0,40 m dan tinggi air di atas ambang setinggi 0,625 m. Estimasi biaya yang diperlukan untuk membangun bangunan terminal structure dengan peredam energi USBR tipe III Modifikasi sebesar RP. 817.597.600,00.Awen River is an earth-natural canal that has a function to drain excess of water from DI. Blimbing and rain water. During periods of high rainfall, the overtopping had been occured at Awen Main Canal in the weir - B.Aw.2a segment; it can cause flooding in the surrounding area. The function of this B.Aw.2a structure is to regulate the water irrigation need for DI. Awen of 402 ha (0,738 m3/s) and DI. Kertayasa 725 ha (1,320 m3/s) and to flush sediment in the Awen Main Canal. Under the fact that the operation of the floodgates (Awen Weir and Building B.Aw.2a) is done manually and the limitation of UPT personnel, there is often a delay in the process of opening the floodgates which causes flooding in the upper part of the building for (B.Aw.2a). To solve these problems, it is necessary to have an innovation (development) on the existing B.Aw.2a structure, which is to plan the terminal structure building with various operating considerations of the floodgates in the Awen Dam. If the terminal structure can be built, then the Awen Main Canal is able to flow a planned discharge of 2,602 m3/s with a depth of 1,23 m of water (no overflow occurs because there is still a 0,97 m of free-board) with a 0,40 m Awen tertiary gate opening and water levels above a threshold as high as 0,625 m. Estimated cost needed to build a terminal structure building with a USBR type III Modified energy damper is Rp. 817,597,600.00.
STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI SALURAN PRIMER SINDUPRAJA KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT Rusdiono, M. Arief; Marsudi, Suwanto; Wicaksono, Prima Hadi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.709 KB)

Abstract

ABSTRAK: Jawa barat merupakan salah satu wilayah dengan kebutuhan listrik yang terusmeningkat dan memerlukan tambahan energi listrik untuk memenuhi energi listrik yangterus meningkat. Dengan melihat potensi yang ada di Jawa Barat, di Saluran PrimerSindupraja yang terletak di Kabupaten Majalengka dapat menjadikan pilihan untukmemperbesar nilai produksi energi listrik dari sektor terbarukan. Agar dapat dimanfaatkanperlu adanya kajian perencanaan terhadap kelayakan dari sisi teknis dan ekonomi untukPLTMH Sindupraja. Berdasarkan hasil perhitungan, debit pembangkit sebesar Q45% =17,813 m3/detik. Adapun komponen lain meliputi bangunan pengambilan, saluran pembawa,bak penenang dan pipa pesat. Pipa pesat yang digunakan dengan diameter 2,25 meter danketebalan 11 mm dengan bermaterial baja (welded steel). Setelah itu, terdapat saluranpembuang (tailrace) yang fungsinya untuk menyalurkan air dari turbin kembali ke saluran.Turbin yang digunakan berjenis Kaplan dengan 2 unit yang menghasilkan daya sebesar220,664 kW dan memproduksi energi dalam 1 tahun sebesar 1.928.145,78 kWh. Hasil darianalisa ekonomi menunjukkan proyek PLTMH Sindupraja layak dibangun denganparameter BCR sebesar 1.53, NPV sebesar 7,6 Milyar rupiah, IRR sebesar 10,94% danPayback period selama 7,45 atau 7 tahun 4,5 bulan.Kata kunci: PLTMH, debit, pipa pesat, listrik, analisa ekonomiABSTRACT: West Java is one of the area with increasing of electricity demand and requireadditional electrical energy to fullfil the growing electrical energy. By looking at thepotential that existed in West Java, the Sindupraja channel located in the district Majalengkacan be an option to increase the value of electricity production from renewable sectors.In order to be utilized, there needs of designing from technical and economic feasibility ofPLTMH Sindupraja. From the calculation, plant discharge (Q45) to be 17,813 m3/s. Thereare the components such as intake, headrace, forebay and penstock. Penstock used 2,25 mof diameter and 11 mm of thickness with the welded steel material. Then, there is a tailracethat will transmit the water from turbine back to channel. The selected turbines are 2 unitsof Kaplan type, with the 220,664 kW power produced and 1.928.145,78 kWh energyproduces in a year. The result of economic analysis, the project is feasible with BCR = 1,53,NPV = 7,6 Billion rupiahs, IRR = 10,94%, and payback period within 7,45 or 7 years and4,5 month.Keyword: Hydropower, flow, penstock, electric, economic analysis
ANALISA KERAPATAN JARINGAN STASIUN HUJAN DI SUB DAS KADALPANG KABUPATEN PASURUAN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN DAN HUBUNGANNYA TERHADAP ASPEK TOPOGRAFI Aji, Yahya Muchaimin; Dermawan, Very; Harisuseno, Donny
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.087 KB)

Abstract

ABSTRAK   Pengukuran data curah hujan harus selalu dievaluasi untuk menjaga kualitasnya. Jaringan stasiun hujan harus bersifat ideal dan representatif untuk menghasilkan data yang berkualitas. Fasilitas dan anggaran yang terbatas untuk kegiatan Operasi dan Pemeliharaan seringkali mengakibatkan penurunan kualitas data. Terlalu sedikit stasiun menghasilkan kualitas data yang buruk, sementara terlalu banyak stasiun merupakan bentuk pemborosan dana. Dengan demikian, diperlukan studi untuk menentukan jumlah ideal serta penyebaran stasiun yang efektif. Studi ini bertujuan untuk menganalisis alternatif jaringan stasiun hujan dengan menggunakan metode Jaringan Saraf Tiruan. Parameter yang perlu disesuaikan adalah bobot data, epoch, dan jenis data. Masing-masing mempengaruhi hasil, sehingga harus dilakukan penyesuaian terbaik. Bobot data terbaik yang dipilih adalah 60-25-15, yang berarti 60% pelatihan, 25% validasi silang, dan 15% pengujian. Epoch  terbaik ditetapkan 1000, karena lebih atau kurang dari 1000 mengakibatkan penurunan kualitas hasil. Kemudian, jenis data terbaik adalah curah hujan bulanan, tanpa nilai nol. Hasilnya menunjukkan bahwa di antara 381 kemungkinan kombinasi jaringan, berkisar antara 4 sampai 8 stasiun (saat ini ada 9), jaringan terbaik terdiri dari 6 stasiun, yaitu Winong, Randupitu, Jawi, Wilo, Prigen, dan Bekacak. Kombinasi ini memberikan hasil yang menjanjikan dengan Nash-Sutcliffe Efficiency ‘Baik’ (0,801), Kesalahan Relatif yang kecil (12,2%), MSE Training dan Cross Validation kecil (masing-masing 0,054 dan 0,060), serta NMAE kecil (0,196). Selain itu, hubungan dengan aspek topografi menunjukkan bahwa curah hujan sangat terkait dengan perbedaan ketinggian stasiun terhadap AWLR dengan R (Koefisien Korelasi) = 0,915. Artinya semakin tinggi stasiun, semakin tinggi curah hujan yang terukur.   Kata Kunci: Stasiun Hujan, Jaringan Saraf Tiruan, Neurosolution 7.1, Aspek Topografi   ABSTRACT Measurement of rainfall data must always be assessed to maintain its quality. The network of precipitation station must be ideal and representative to produce good quality data. The limited facilities and budget for Operation and Maintenance activities often resulted in decreased data quality. Too few stations result in poor data quality, while too many stations are clearly a waste of funds. Thus, a study is needed to determine the ideal number and the effective spreading of stations. This study aims to analyze the new alternative precipitation station network using Artificial Neural Network method. The adjusted parameters used are data weight, epoch, and data type. Each of those affect the result, so the best selection must be made. Best data weight chosen is 60-25-15, means 60% of training, 25% of cross validation, and 15% of testing. Best epoch had been set to 1000, since less or more than 1000 decreases the result quality. Then, best data is monthly rainfall, without zero value. The result shows that among 381 possible network combinations, ranging from 4 to 8 stations (currently 9), the best network is consisting 6 stations, which are Winong, Randupitu, Jawi, Wilo, Prigen, and Bekacak. This combination gives a promising result with ‘Good’ Nash-Sutcliffe Efficiency (0,801), considerably small Relative Error (12,2 %), small MSE of Training and Cross Validation (each 0,054 and 0,060), and small NMAE (0,196). Beside, the relation with topographical aspect showed that rainfall is highly related to height difference of station to AWLR with R (Correlation Coefficient) = 0,915. It means the higher the station is, the higher rainfall is measured. Keywords: Precipitation Station, Artificial Neural Network, NeuroSolution 7.1, Topography Aspect
RASIONALISASI JARINGAN STASIUN HUJAN MENGGUNAKAN METODE KAGAN – RODDA DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR TOPOGRAFI PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) SAMPEAN, KABUPATEN BONDOWOSO, JAWA TIMUR Adihaningrum, Anita Andriyani; Dermawan, Very; Chandrasasi, Dian
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1251.26 KB)

Abstract

DAS Sampean saat ini mempunyai 34 stasiun dengan sebaran yang tidak merata dan kurang efektif dalam pemeliharaan. Oleh karena itu diperlukan kajian rasionalisasi stasiun hujan di DAS Sampean dengan luas 1.244,18 km2. Hasil analisa rasionalisasi stasiun hujan metode Kagan-Rodda berdasarkan data curah hujan rata-rata harian maksimum daerah dari metode Poligon Thiessen, didapatkan jumlah ideal stasiun hujan sesuai standar WMO (World Meteorological Organization) adalah 12 buah stasiun hujan dengan nilai kesalahan perataan (Z1) sebesar 9,1 % dan nilai kesalahan interpolasi (Z3) sebesar 19,4%. Faktor topografi (elevasi, jarak, kemiringan) yang mempunyai hubungan yang paling kuat adalah elevasi dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,517 atau mempunyai pengaruh sebesar 51,7%, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti seperti garis lintang, arah angin, suhu, hubungan dengan deretan gunung, dan relief. Sedangkan hubungan antara parameter topografi yang mempunyai hubungan paling kuat adalah elevasi terhadap jarak dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,493 atau mempunyai pengaruh 49,3%. Kata Kunci: rasionalisasi, standar WMO, Kagan-Rodda, faktor topografi Sampean Watershed currently has 34 rain gauges with uneven distribution and less effective in maintenance. Therefore, it is necessary to study rationalization of rain gauges in Sampean Watershed with an area of 1,244.18 km2. Result of rationalization analysis of rain gauges by Kagan - Rodda method based on precipitation data daily average maximum area from Thiessen Polygon method, got the ideal number of rain gauges according to WMO standard is 12 pieces of  rain gauges with the value of relative root mean error (Z1) is  9.1% and the value of interpolation error (Z3) is 19.4%. Topographic factors (elevation, distance, slope) that have the strongest relationship is elevation with the coefficient of determination (R2) of 0.517 or has the effect is 51.7%, the rest is influenced by other factors not examined such like latitude, wind direction, temperature, relationship with rows of mountains, and reliefs. While the relationship between topographic parameters that have the strongest relationship is elevation to the distance with the coefficient of determination (R2) of 0.493 or has the effect is 49.3%. Keywords: rationalization, WMO standard, Kagan-Rodda, topography factors
STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) PADA BENDUNGAN LUBUK AMBACANG KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU Azmi, Muhammad Nur; Juwono, Pitojo Tri; Wicaksono, Prima Hadi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.049 KB)

Abstract

ABSTRAK: Memanfaatkan bangunan air menjadi multifungsi merupakan sebuah bentuk pengemangan sumber daya air yang bisa dilakukan. Adanya unit pembangkit listrik (PLTA) pada sebuah Bendungan akan menambah manfaat dari bendungan sendiri. Studi ini diperlukan untuk menganalisa potensi pembangkitan listrik yang dapat mengatasi kekurangan energi listrik di Riau dan Sumatra Barat. Studi ini berlokasi di Bendungan Lubuk Ambacang Kabupaten Kuantan Singingi dengan memanfaatkan tinggi jatuh dan debit pada waduk. Debit yang digunakan dalam studi ini mempertimbangkan 4 kondisi keandalan debit untuk mendapatkan keefisienan desain bangunan PLTA. Hasil studi ini menunjukkan bahwa debit yang layak digunakan yaitu sebesar 200 m3/dt yang dapat membangkitkan energi rerata tahunan sebesar 824.979,71 MWh. PLTA ini dibangun dengan komponen bangunan sipil yang meliputi bangunan pengambilan, pipa pesat, rumah pembangkit, dan tailrace, serta komponen peralatan elektrik seperti turbin francis, dan generator sebesar 50Hz.Kata kunci: PLTA, Energi, Debit, Turbin, ListrikABSTRACT: Utilizing water building become multifunction is a form of water resources development. An electric generating unit (Hydropower) in a dam will give more benefit from a dam own. This study required to analyze the potential of the electric generator that can solve the lack of electrical power in Riau and West Sumatra.The study is located at Lubuk Ambacang Dam in Kuantan Singingi District by using head and discharge of it reservoir. The discharge used in this study was considered with 4 dependeble flow conditions to get effective design of Hydropower. This study indicates that the usable discharge is 200 m3/s which is able to generate the annual energy in the amount of 824.979,71 MWh. This hydropower was built using the components of the civil structure, including intake, penstock, power house, and tailrace, along with the components of electrical tools such as France Turbine and Generator with 50Hz power.Keyword : Hydropower, Energy, Discharg, Turbine, Electric
Studi Perencanaan Sistem Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih dengan Software WaterCAD di Perumahan Green Orchid Residence Kota Malang Rusardi, Olda Fadhilah Aprilia; Prayogo, Tri Budi; Dermawan, Very
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.429 KB)

Abstract

Green Orchid Residence planned 968 houses with considering the futureidevelopment. This studyiaimed to determineithe existing conditions and development conditions at the study site based on the existing hydrauliciconditions. Simulation of water distributioniinetwork are usingiWaterCAD V8iisoftware application. Totalidischarge on the distribution pipe is 527,5 l/s and the available discharge is 72,5 l/s. According to the calculation of total dischargeirequired at the planning and development phase, the average dischargeirequired is 27,1 l/s. The calculation is based on the water needs fluctuation with the discharge changing according to the load factor of each hours. There are two alternative plans, first is according to existing conditions (all pumps are on) and second with changing of working hours of the pump and addition a new pump with centrifugal type. Also there are two alternative for future development, alternative 3 with addition 532 houses and alternative 4 with addition 500 houses. The simulation result showing the hydraulic condition, which 0,1 – 2,5 m/s of velocity, 0,5 – 15,0 m/km of headloss gradient and 0,5 – 8,0 atm of pressure. The cost estimation for the first alternative is Rp 688.494.800,00, the second alternative is Rp 729.885.600,00, the third alternative is Rp 823.588.200,00 and the fourth alternative is Rp 974.403.900,00. Keywords: WaterCAD, water, pipe network, planning, cost estimation
ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI UNTUK PENENTUAN HARGA AIR PADA JARINGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA KERTOSARI KECAMATAN PURWOSARI KABUPATEN PASURUAN Setyono, Hadi Satria; Prayogo, Tri Budi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.209 KB)

Abstract

ABSTRAK  :  Seiring  dengan  semakin  meningkatnya  aktivitas  pembangunan  dan  jumlah penduduk,  mengakibatkan  suplai  air  mengalami  peningkatan  dan  sejalan  dengan  kebutuhan akan  air  bersih  yang  juga  mengalami  peningkatan.  Salah  satu  upaya  untuk  meningkatkan sumber  air  baku  yakni  dibutuhkan  suatu  jaringan  distribusi  air  baku  yang  baik  dan  mampu untuk  melayani  kebutuhan  air  baku  bagi  penduduk  yang  tinggal  di  daerah  yang  rawan  akan kekurangan  air  bersih.  Untuk  membantu  proses  distribusi  air  baku  tersebut  dibutuhkan perhitungan  analisis  ekonomi   air  bersih  yang  tepat  guna  mengetahui  harga  air  yang  sesuai. Analisis  yang  digunakan  yaitu  perhitungan  Net  Benefit,  BCR  (Benefit  Cost  Ratio),  IRR(Internal  Rate  of  Return),  Analisa  Sensitivitas  dan  PBP  (Payback  Periode).  Analisis  ini bertujuan  untuk  mengetahui  nilai  biaya  konstruksi,  biaya  operasional,  manfaat  dan  harga  air minimum  yang layak secara ekonomi.  Adapun analisis ini menunjukan  bahwa hasil nilai harga air  minimum  Desa  Kertosari  sebesar  Rp  1987/m³  sampai  Rp  3263/m³.  Dengan  biaya  total sebesar  Rp  1.502.551.662  dan manfaat yang didapat yaitu sebesar Rp  584.518.635 per tahun. Nilai  harga  air  tersebut  termasuk  dalam  klasifikasi  harga  air  yang  masih  sanggup  dibelimasyarakat setempat.  Dari hasil  analisis  tersebut dapat  dilakukan usaha-usaha pengembanganyang berguna untuk menambah dan memperbaiki fungsi dari jaringan distribusi air bersih  Desa Kertosari.Kata Kunci : Desa Kertosari, Manfaat, Harga Air, Biaya Total KonstruksiABSTRACT :  Water supply has increasing in line with the needing for clean water  along with the increasing activity of development and population . One of the  methods  to  improving  the water source is good management in water distribution which able to  serve the needs of water for the people living in areas prone to lack of clean  water. In proccess to do good management water distribution needed proper calculation of economic analysis to determine price of water.Parameter for calculation of economic analysis  using  BCR  (Benefit Cost Ratio),  Net Benefit,IRR  (Internal Rate of Return),  Sensitivity Analysis, and  PBP  Payback Periode.  This analysis aims to determine the value of construction costs, operating costs, benefits and minimum water prices. The analysis shows  that the results of    water prices  is  Rp  1987/m³  until Rp 3263/m3. With  a  total  cost  of  Rp  1.502.551.662  and  total  benefits  which  amounted  to  Rp 584.518.635/year.  The  water  pricing  value  are  still  buyable  within  local  people.  From  the results  of  the  analysis  can  be  carried  out  to  further  developing  the  function  of  the  water distribution network in Kertosari  village.Keywords : Kertosari Village, Benefits, Water Price , Total Construction Costs
ANALISIS PENGARUH TATA GUNA LAHAN TERHADAP EROSI, LIMPASAN DAN SEDIMENTASI DI DAS COMAL KABUPATEN PEMALANG MENGGUNAKAN ARCSWAT Pramesi, Gading Komala; Andawayanti, Ussy; Putra, Sebrian Mirdeklis Beselly
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1120.957 KB)

Abstract

ABSTRAKBencana yang sering terjadi di DAS Comal adalah banjir dan tanah longsor, untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi pada DAS Comal diperlukan perencanaan pengelolaan dan usaha konservasi DAS yang sesuai untuk DAS Comal. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung besarnya lompasan, erosi, dan sedimentasi dengan melakukan simulasi model ArcSWAT akibat pengaruh tata guna lahan dan menentukan skenario tata guna lahan yang optimal untuk DAS Comal. Untuk mengetahui besarnya limpasan, erosi dan sedimentasi yang diakibatkan oleh perubahan tata guna lahan adalah dengan menggunakan program ArcSWAT melalui 4 proses yaitu delineasi DAS, pembentukan Hydrological Response Unit (HRU), pembuatan database dan simulasi model, serta proses visualisasi model. Hasil penelitian menunjukan besarnya limpasan rata-rata 147,173 mm/tahun, erosi rata-rata 88,617 ton/ha/tahun dan sedimentasi rata-rata 9,380 ton/ha/th. Hasil ini menunjukan DAS Comal termasuk dalam DAS yang tingkat kekritisan lahannya kritis dengan kriteria 1,255 % sangat kritis, 46,591 % kritis, 16,140 semi kritis dan 36,014 potensial kritis. Dari peta tataguna lahan rekomendasi yang sudah dibuat, dengan mengubah tataguna lahan pertanian menjadi hutan (sesuai dengan fungsi kawasan DAS Comal). Hasil dari skenario pembuatan tataguna lahan rekomendasi menunjukan penurunan terhadap laju limpasan sebesar 11,847 %, erosi sebesar 31,570 % dan sedimentasi sebesar 29,394 %.Kata kunci : Perubahan tata guna lahan, ArcSWAT, Daerah Aliran Sungai, Limpasan, Erosi, SedimentasiABSTRACT The commo nt disasters in Comal Watershed are floods and landslides, to solve the problems it is to look appropriate watershed management and conservation management plant. This study aims to calculate the magnitude of run-off, erosion, and sedimentation by utilizing ArcSWAT model. ArcSWAT program through 4 processes: watershed delineation, Hydrological Response Unit (HRU), database and model simulation, and model visualization process. The results showed an average runoff rate of 147.173 mm / year, average erosion of 88.617 ton / ha / year and sedimentation averaged 9.380 ton / ha / year. This result shows that this watershed is in criticial land, with parameter very critical 1.255% , 46.591% critical, 16,140 semi critical and 36.014 critical potentials. That have been made by switch landuse of agricultural into forest (suitable with the function of the Comal Watershed area). The results show a decrease in runoff 11.847%, erosion 31.570% and sedimentation 29.394%. Keywords: Land use changes, ArcSWAT, Watershed, Run off, Erosion, Sediment,and Runoff

Page 1 of 33 | Total Record : 322