cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
PAWIYATAN
Published by IKIP Veteran Semarang
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 242 Documents
Pengelolaan Sumber Daya Air Samidjo, Jacobus
PAWIYATAN Vol 21, No 1 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manusia dan semua makhluk membutuhkan air sebagai salah satu sumber kehidupan. Dengan kata lain air merupakan material yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan dibumi. Bentuk kepentingan manusia dan kepentingan komersial lainnya ketersediaan air dari segi kualitas dan kuantitas mutlak diperlukan. untuk mencapai terbentuknya kelestarian sumberdaya air diperlukan pengelolahan sumberdaya air yang baik guna mewujudkan pendayagunaan sumberdaya air yang optimal dengan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat secara adil, merata dan berkelanjutan. Pertanyaannya adalah bagaimana sistem pengelolaan sumberdaya air. Karena itu pengelolaan sumberdaya air memerlukan pendekatan yang integrative, komprehensif dan holistik yakni hubungan timbal balik antara teknik, sosial dan ekonomi serta harus berwawasan lingkungan agar terjaga kelestariannya.Kata Kunci : Bagaimana sistem pengelolaan sumberdaya air
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Sebuah Keefektifan Pelatihan Dan Pengembangan Tenaga Kependidikan Suparto, Suparto
PAWIYATAN Vol 20, No 4 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diakui bahwa  dalam lingkup pendidikan, tenaga kependidikan  memegang peran yang amat penting dan strategis. Kelancaran proses seluruh kegiatan pendidikan sepenuhnya berada dalam tanggung jawab tenaga kependidikan (guru dan dosen), karena mereka adalah seorang pemimpin yang harus mengatur, mengawasi dan mengelola seluruh kegiatan proses pembelajaran di lembaga pendidikan yang menjadi lingkup tanggungjawabnya. Dalam menghadapi tuntunan situasi perkembangan jaman dan pembangunan nasional, sistem pendidikan nasional harus dapat dilaksanakan secara tepat guna dan hasil guna dalam berbagai aspek dimensi, jenjang dan tingkat pendidikan. Keadaan semacam itu pada gilirannya akan menuntut para pelaksana dalam bidang pendidikan di berbagai jenjang untuk mampu menjawab tuntutan tersebut melalui fungsi-fungsinya. Tenaga kependidikan  memegang peran yang sangat penting dalam upaya membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa dalam kerangka pembangunan pendidikan di Indonesia. Tampaknya kehadiran guru hingga saat ini bahkan sampai akhir hayat nanti tidak akan pernah dapat digantikan oleh yang lain, terlebih pada masyarakat Indonesia yang multikultural dan multibudaya. Kehadiran teknologi tidak dapat menggantikan tugas-tugas guru yang cukup kompleks dan unik. Oleh sebab itu, diperlukan tenaga kependidikan  yang memiliki kemampuan maksimal untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan diharapkan secara berkesinambungan dapat meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional. Di sisi lain, pendidikan dan pengembangan mutlak diperlukan, hal ini selain memberikan bekal kepada para tenaga kependidikan juga bisa meng-up-date ilmu yang selalu berkembang sesuai dengan tuntutan jaman. Diharapkan dengan pendidikan dan pengembangan para tenaga kependidikan SDM-nya dapat meningkat, sehingga profesionalitas guru sebagai tenaga kependidikan dapat sejajar dengan profesi-profesi yang lain. Kata Kunci :  Kualitas SDM, Pelatihan dan Pengembangan
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) DI SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK FULLDAY Ulfah, Maulidya
PAWIYATAN Vol 20, No 2 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran PAIKEM dirancang agar mengaktifkan anak dan mengembangkan kreativitas sehingga efektif dengan inovatif namun tetap menyenangkan. Siswa melakukan kegiatan beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap dan pemahaman dengan mengutamakan belajar sambil bermain dan bekerja, guru menggunakan berbagai sumber belajar dan alat bantu. Sekolah fullday adalah model sekolah umum sehari penuh yang memadukan sistem pengajaran secara intensif. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan secara kualitatif, dengan mengambil latar penelitian di Sekolah TK Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Fullday Yogyakarta. Pengumpulan datanya dengan observasi, wawancara bebas terpimpin dan dokumentasi. Data yang sudah didapatkan, selanjutnya dianalisis dengan konsep analisa data mengalir. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber ganda dan metode ganda. Hasil penelitian menunjukkan pengembangan PAIKEM dilaksanakan melalui pola kehidupan yang Islami dan dituangkan dalam kegiatan bermain dan belajar di lingkungan sekolah. Pelaksanaan PAIKEM bertujuan untuk mewujudkan visi sekolah yang tertuang dalam semboyan unggul dalam kecerdasan spiritual, emosional dan intelektual. Pendekatan yang dominan adalah keteladanan dan pembiasaan. Prinsip pengembangan PAIKEM antara lain: keterampilan bertanya dan pengelolaan kelas. Metode yang dikembangkan meliputi: bercerita, bermain, bernyanyi, tanya jawab, karyawisata, proyek,  sosiodarama, demonstrasi. Hasil pelaksanaannya di lingkungan sekolah baik, hal ini dapat dilihat dari pengabdian tinggi para guru, keaktivan siswa, penilaian pihak atasan, reputasi sekolah yang baik, pelaksanaan tiga ranah psikologis pembelajaran yang sudah di terapkan, prestasi siswa dan guru serta dukungan sarana dan lingkungan. Kata Kunci : Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,  efektif dan menyenangkan
REVITALISASI BENDA CAGAR BUDAYA DI KOTA SEMARANG Widiastuti, Eko Heri
PAWIYATAN Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semarang merupakan salah satu kota yang memiliki kawasan cagar budaya yang cukup banyak, sehingga Kota Semarang termasuk salah satu kota pusaka. Cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang sangat penting, merupaka warisan nenek moyang bangsa Indonesia mempunyai nilai-nilai yang cukup tinggi, baik di tinjau dari latar belakang sejarah maupun dari sudut kajian arsitektur dan ragam seninya. Kota Semarang memiliki keunik sering disebut dengan “Little Netherland”, sebab kawasan kota lama pada jaman Beland merupakan pusat pemukiman, pusat bisnis, sehingga tatakotanya mengadopsi tata kota di Belanda. Saat ini kawasan kota lama kondisinya sangat memprihatinkan, tidak terawat, bahkan terkesan kumuh, pada hal kota lama menyimpan potensi yang sangat besar baik sebagai wisata, sumber belajar dan pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya. Dengan melihat permasalahan tersebut maka pokok masalah dalam penelitian ini adalah tentang revitalisasi benda cagar budaya di Kota Semarang khususnya kawasan kota lama. Pengumpulan datanya menggunakan survey intensif, wawancara mendalam dan observasi sebagai data pendukung, analisis datanya menggunakan analisis deskriptif interaktif. Hasil penelitian yang di dapat 70 % bangunan di Kawasan Kota Lama kondisinya tidak terawat dengan baik, sebab bangunan-bangunan yang ada 75 % dimiliki oleh perorangan. Untuk merawatnya dibutuhkan dana yang besar, sehingga pemerintah perlu member subsidi dana bagi pemiliknya. Upaya lain untuk melestarikan kawasan kota lama adalah dengan mengimplementasikan Undang-Undang Cagar yaitu UU no.5 tahun 1990 yang diperbaiki dengan UU No. 11 Tahun 2010. Upaya lain untuk mengidupkan kawasan kota lama adalah dengan mengadakan berbagai kegiatan yang lokasinya di kawasan kota lama, kegiatan ini antara lain adalah Car free night setiap malam minggu, konser musik, pameran-pameran, bahkan setiap minggu pagi menjadi pusat pasar benda antik. Berbagai upaya yang dilakukan oleh memerintah serta berbagai organisasi sosial merupakan upaya untuk mendorong agar kawasan kota lama dapat dijadikan sebagai tujuan wisata di Kota Semarang. Kata Kunci : cagar budaya, revitalisasi
Membangun Konsep Diri Positif Pada Anak Redjeki, Sri
PAWIYATAN Vol 20, No 4 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap manusia sebagai organisme memiliki dorongan untuk berkembang sampai mencapai tujuan yang diinginkan. Proses perkembangan tersebut dapat membantu terbentuknya konsep diri pada individu yang bersangkutan. Sering individu mempunyai perasaan bahwa ia tidak memiliki kemampuan, padahal segala keberhasilan dapat bergantung kepada cara pandang individu terhadap kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan. Sebaliknya pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang untuk diselesaikan. Oleh karena itu sangat penting pembentukan dan pengembangan konsep diri positif pada anak.Kata kunci : konsep diri positif
Pelestarian Budaya Nasional Melalui Kegiatan Tradisional Sri Muryati, Srihadi,
PAWIYATAN Vol 20, No 3 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah berdasarkan rumusan yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 32 ayat 1 dan 2, maka dapat disimpulkan bahwa pemerintah berkewajiban memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia. Hal ini tentunya dimaksudkan agar kebudayaan nasional Indonesia bisa berada ditengah-tengah peradaban dunia. Kebudayaan nasional Indonesia ikut mewarnai peradaban dunia. Sedangkan disisi lain masyarakat tentunya juga dituntut untuk memelihara budaya daerah. Hal ini disebabkan budaya daerah merupakan kekayaan budaya nasional. Pemerintah menghormati dan memelihara sebagai kekayaan budaya nasional. Pembangunan yang hanya berorientasi pada upaya peningkatan pendapatan perkapita ternyata tidak menjamin adanya pemerataan hasil pembangunan. Seiring dengan kemajuan zaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku dan daerah, kini terasa sudah hampir punah. Pada umumnya masyarakat sekarang dengan issu globalisasi merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan dan menggunakan budaya lokal atau budaya daerah. Kebanyakan masyarakat sekarang lebih memilih untuk menampilkan dan menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya lokallah yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya. Tanpa mereka sadari bahwa budaya daerah merupakan faktor utama terbentuknya kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah yang mereka miliki merupakan sebuah kekayaan bangsa yang sangat bernilai tinggi dan perlu dijaga kelestarian dan keberadaanya oleh setiap individu di masyarakat. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan mengambil lokasi masyarakat di sekitar kota Semarang yang masih menyelenggarakan kegiatan tradisional. Adapun fokus penelitiannya adalah tentang kegiatan tradisional yang masih dilaksanakan masyarakat sekitar kota Semarang termasuk pelestariaannya. Data, sumber data dan nara sumber yang ditentukan dalam penelitian ini meliputi, data primer, data sekunder, orang, kejadian dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang dipakai meliputi studi litelatur, observasi dan wawancara dengan teknik analisis data menggunakan Analysis Interactive model dari Miles dan Huberman. Keabsahan data menggunakan teknik ketekunan pengamatan dan triangulasi data. Hasil penelitian adalah: ( a ). Kegiatan tradisional masih tetap dilaksanakan oleh masyarakat pendukung tradisi yang bersangkutan. Kegiatan tradisional tetap berakar pada budaya nasional, yang berarti bahwa budaya tradisional merupakan sumber kekayaan dari budaya nasional. ( b ). Tradisi suroan, nyadran maupun tradisi kungkum yang dilaksanakan di daerah - daerah tertentu masih tetap bertahan sampai saat ini, karena masyarakat pendukung budaya itu masih tetap menyelenggarakan tradisi itu setiap tahunnya. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut senantiasa melibatkan unsur golongan tua dan golongan muda, sehingga ada tali kesinambungan antara generasi terdahulu dengan generasi berikutnya. ( c ). Upaya pelestarian budaya tradisional dilakukan dengan cara melibatkan generasi muda dalam hal kepanitian, maupun pelaksanaan, sehingga generasi muda tidak sekedar menjadi panitia tetapi juga menjadi pelaku. ( d ) Pelaksanaan kegiatan tradisional memuat nilai-nilai: nilai ketuhanan, nilai sosial, nilai kerukunan, nilai budaya, nilai sejarah, nilai hiburan, nilai pendidikan, dan nilai ilmu pengetahuan. ( e ). Kegiatan tradisional tetap dilaksanakan, dengan tujuan agar masyarakat Indonesia yang majemuk dari sisi budaya tidak kehilangan budaya daerahnya. Sedangkan saran yang direkomendasikan kegiatan tradisional tetap harus mendapat pengarahan dan pengawasan, agar budaya daerah tidak menimbulkan pertentangan antara dua kelompok atau lebih yang berbeda pandangan, agar kegiatan tradisional tidak mengarah pada kegiatan yang bertentangan dengan nilai ketuhanan. Kata Kunci : Tradisional, Pelestarian, Budaya
STUDI KOMPARASI HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS MATERIAL RING PISTON BARU DAN BEKAS Abdillah, Fuad
PAWIYATAN Vol 20, No 1 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akhir-akhir ini  banyak beredar berbagai macam produk pin piston mulai dari produk orisinil (buatan jepang)  yang biasanya berharga mahal, hingga produk – produk non orisinil yang harganya relatif lebih murah. Harga produk orisinil saat ini sekitar sepuluh kali lipat dari harga produk tiruan. Kualitas produk non orisinil memang perlu dipertanyakan, melihat perbedaan harga yang cukup besar ini. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas dari sifat-sifat mekanis antara material ring piston baru yang berkualitas  original  dengan ring piston bekas pada sepeda motor Honda  supra X yang telah mengalami perlakuan panas dengan proses holding time 1,2, dan 3 jam. Proses heat treatmen dilakukan pada material ring piston sepeda motor honda supra X pada suhu dibawah titik lebur yaitu 900oC kemudian di quenching dengan air garam atau biasa disebut proses austenisasi, yang dilanjutkan dengan proses tempering pada suhu 400oC dengan variasi holding time tersebut diatas.  Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah angka kekerasan ring piston baru 39,94 HRC sementara harga kekerasan yang paling tinggi terjadi pada ring piston bekas  pada holding time 3 jam yaitu 38, 66 HRC sementara dari komposisi kimia terjadi perubahan yang tinggi pada unsur Fe yaitu 92,45 pada ring piston supra X baru dan 93,02 pada ring piston bekas. Kata Kunci : Ring piston, Heat treatment, sifat mekanis
PENINGKATAN KEMAMPUAN PERUMUSAN MASALAH DALAM MATA KULIAH PENELITIAN PENDIDIKAN MAHASISWA PTM SEMESTER V IKIP VETERAN MELALUI PROBLEM BASE INSTRUCTION Hawik Henry Pratikto, Aunu Rofiq Djaelani,
PAWIYATAN Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mata kuliah metodologi penelitian dianggap sebagai mata kuliah yang sulit dipahami, khususnya untuk mengidentifikasi masalah dan merumuskannya. Dari refleksi awal menunjukan bahwa 50% siswa mengalami kesulitan dalam hal mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah serta menentukan judul penelitian, 30% cukup baik dan hanya 20% yang mampu mengidentifikasi dan merumuskan masalah penelitian dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan perumusan masalah dalam mata kuliah penelitian pendidikan melalui problem base Instruction. Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang secara siklis dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: Metode Problem Base Instruction dapat meningkatkan; (1) kemampuan perumusan masalah, terbukti terdapat peningkatan secara klasikal dari 50% pada pra siklus meningkat menjadi 72,22 %  pada siklus I dan 88,89% pada siklus II > indikator keberhasilan kelas 85%; (2) keaktifan mahasiswa, terbukti ada peningkatan keaktifan mahasiswa dari 50% pada pra siklus meningkat menjadi 66,67% pada siklus I, meningkat menjadi 83,33% pada siklus II > indikator keaktifan 80%;(3) Metode Problem Base Instruction dapat dilaksanakan dengan baik oleh dosen pengampu. Terbukti dari 9 (sembilan) kegiatan yang diamati semua dinilai baik (100%) = dengan Indikator 100% Saran. Perlu adanya: (1) contoh proposal selingkung sebagai acuan, mereka memerlukan ATM (Amati acuan, Tiru, Modifikasi); (2) media yang menarik secara tampilan maupun substantif yang berbasis internet untuk menunjukan dan menjelaskan terutama saat konfirmasi; (3) pengaturan waktu tertulis dalam perencanaan dan alarm dalam pelaksanaan; (4) motivasi yang intens dengan menunjukan pentingnya mata kuliah metodologi penelitian. Kata Kunci : Peningkatan, Perumusan Masalah, Problem Base Instruction.
Strategi Intervensi Konseling Untuk Mengatasi Kecemasan Siswa Rahayu, YM. Indarwati
PAWIYATAN Vol 21, No 1 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecemasan merupakan reaksi emosional yang ditimbulkan oleh penyebab yang tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan khawatir, tidak nyaman dan merasa terancam. Timbulnya kecemasan biasanya didahului oleh faktor-faktor tertentu. Demikian pula kecemasan yang di alami oleh para siswa SMP di Kabupaten Magelang yang berakibat pada pesimistik setiap kegiatan yang dilakukan. Sebab-sebab kecemasan ini bisa berupa kurangnya kepercayaan diri, adanya putus asa, frustasi, tidak dapat bertindak secara efektif, dan bahkan hingga sampai pada kegagalan dalam berprestasi. Oleh sebab itu tindakan intervensi konseling model ini dirasa mampu mengurangi dan bahkan menghilangkan rasa kecemasan yang ada pada diri siswa tersebut. Tujuan penelitian ini adalah: (1) membandingkan tingkat kecemasan siswa sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dan strategi konseling berupa Cognitif Restructing (CR) dan Systematic Desensitisasi (SD) dan (2) membandingkan keefektifan intervensi dan strategi konseling berupa Cognitif Restructing (CR) dan Systematic Desensitisasi (SD) yang dikombinasikan dengan tanpa dikombinasikan keduanya untuk menangani kecemasan siswa. Jenis penelitian ini adalah eksperiman dengan menggunakan model pretest-postest control group yaitu untuk membandingkan antara kedua konseling tersebut. Sedangkan sampel penelitian dipilih secara purposive random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan Strategi Intervensi Konseling (SIK), dan (2) SIK mampu mengatasi kecemasan pada siswa.Kata Kunci : Intervensi Konseling, Kecemasan
Pengembangan Karakter Melalui Pelayanan Bimbingan dan Konseling Redjeki, Sri
PAWIYATAN Vol 20, No 3 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan diyakini merupakan upaya utama untuk mengembangkan kehidupan manusia sesuai harkat dan martabat manusia. Pengembangan kondisi berkarakter merupakan hal penting dalam upaya pendidikan yang hendak menjadikan kehidupan manusia berada di  jalan lurus dan maju. Pendidikan yang berorientasi karakter inilah yang akan mengatasi rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, dan sekaligus akan mengatasi berbagai kerancuan, dan penyimpangan dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan berbangsa. Untuk itu upaya pendidikan perlu diwujudkan dalam proses pembelajaran yang materi pembelajarannyasecara dominan berorientasi pada pengembangan karakter individu.  Implikasi pengembangan karakter diintegrasikan dalam substansi pembelajaran secara  menyeluruh dan konsisten. Pelajaran budi pekerti secara tersendiri terpisah dari mata pelajaran lainnya, tidak menjamin integrasi pengembangan karakter individu. Materi pendidikan karakter dimuatkan ke dalam setiap mata pelajaran, muatan lokal dan pelayanan Bimbingan dan Konseling. Guru BK / Konselor bertanggung jawab atas kegiatan pembelajaran yang terkait dengan pelayanan BK untuk sejumlah peserta didik. Pengembangan karakter individu dapat dilakukan oleh petugas bimbingan dan konseling/konselor yang professional dalam kegiatan bimbingan  dan konseling. Kata kunci: pengembangan karakter, layanan bimbingan dan konseling

Page 1 of 25 | Total Record : 242